brak brak brak
" Astaga.. Dia benar-benar marah padaku. " gumam Ino sembari menggedor pintu kamarnya.
Zeline masih tidak mau juga membukakan pintunya. Sejak kepulangannya dari taman tadi hingga kedua teman Ino sudah kembali pulang setelah makan malam, gadis itu masih betah berada didalam sana.
Entah apa yang sedang dia lakukan dan hal itu sukses membuat ino menjadi khawatir. Bahkan gadis cantik itu melewatkan makan malamnya.
" Zeline, buka pintunya. ! Atau ku dobrak paksa " teriak Ino dari luar.
Zeline kembali menghela nafasnya. Sebenarnya, dia malas sekali menghadapi pemuda kasar itu. Ingin mencoba untuk tak menghiraukan teriakkannya, Namun, perutnya pun melilit semakin terasa nyeri.
Tak bisa dipungkiri lagi jika saat ini zeline begitu merasa kelaparan. Sejak siang tadi hingga saat ini pukul 8 malam, dia belum juga mengisi perutnya. Tapi disisi lain dia pun juga merasa kesal akan sosok suaminya itu.
" Aku sangat malas sekali berurusan dengannya. Dia benar-benar menyebalkan. Sejak tadi dia terus saja mengaturku. Hhhhuuuufftt. " gumam zeline sembari melangkah menuju pintu
Tanpa menunggu lagi zeline membuka kuncinya. Kemudian meraih knop pintu dan membukanya. Tanpa menghiraukan keadaan diluar, gadis itu membuka pintunya dengan lebar.
Namun, apa yang terjadi setelah itu ?
Bbbbbbbrruuuuugggkkk
Ino yang memang telah bersiap ingin mendobrak pintu kamarnya. Mengumpulkan tenaganya untuk segera menabrakkan tubuhnya disisi pintu.
Seketika itu, tubuhnya terhempas kuat kearah pintu yang terbuka secara tiba-tiba. Bukan pintunya yang ditabrak, melainkan istrinya sendiri.
Kini dengan posisi Ino yang berada diatas tubuh zeline, apalagi kepalanya yang sempat terbentur cukup keras membuat gadis itu mengadu sakit.
" Uuuuhhh.. Kepalaku.. " ucap zeline pelan
Dengan cepat Ino bangkit dari atas tubuh zeline. Hampir saja pemuda itu lupa diri jika saja tidak mendengar keluhan istrinya.
" Maaf, maaf.. Tolong, maafkan aku ! " ucap Ino sembari membantu istrinya untuk bangun.
Dengan menahan kepala dan tulang belakangnya yang terasa sakit. Zeline mencoba untuk segera bangkit.
" Kamu, apaan sih. Gak bisa apa, sabar dikit ? " omel zeline
" Hhhhuuuufftt.. punggungku.. " keluhnya lagi
" Maaf.. Kamu sih, kelamaan bukain pintu. Ku kira kamu gak bakal bukain pintunya " ucap Ino dengan lirih
Perlahan keduanya melangkah menuju tempat tidurnya. Zeline berjalan sembari mengusap lembut tulang belakangnya. Ino menatapnya Iba. Dia pun juga merasa bersalah.
Dengan cepat Ino melangkah mendahului zeline. Langkahnya terhenti disamping tempat tidurnya. Membuka laci yang ada didepannya itu kemudian dengan cepat mengambil sesuatu dari dalam sana.
" Sini ku bantu urutin. " ucap Ino
Zeline mengerutkan keningnya.
" Gak perlu. "
" Keras kepala banget, sih. " ucap ino
" Ino, kamu kasar banget sih. " zeline semakin dibuat kesal karena ino dengan paksa menarik tangannya. Bahkan lelaki itu tak segan memaksa zeline agar tidur tengkurap.
" Ino.. Gak usah.. "
" Udah, diem aja. Biar aku urutin bentar. "
Posisi tubuh zeline sudah tengkurap dan ino hendak menyingkap sedikit piyama tidur zeline. Namun dengan cepat zeline menghempaskan tangan ino.
" Gak usah. " ucap zeline sembari tubuhnya yang sudah berbalik dan dengan cepat beranjak dari posisinya.
" Jangan modus ! " ucap zeline sengit
Kini tubuh wanita itu sudah beranjak dari atas tempat tidurnya. Dan ino masih terduduk ditepi ranjang dengan masih menatap kearah gadis itu.
" Siapa juga yang modus ? " ucap ino lirih. Namun sejurus kemudian ada perasaan bersalah, karena dia baru tersadar dengan apa yang naru saja akan dia lakukan.
Keduanya saling menatap dengan adanya kasur sebagai penghalang diantaranya dan zeline lebih dulu mengalihkan pandangannya. Rasanya begitu canggung saat saling memandang seperti itu.
Tak lama kemudian zeline mulai melangkah pergi. Ino menautkan kedua alisnya.
" Mau kemana ? "
" Makan "
Ino masih mematung ditempatnya sembari kedua matanya masih menatap kearah pintu yang masih terbuka. Bahkan sosok gadis cantik itu sudah keluar, tapi ino tetap saja tak ingin memalingkan tatapan matanya dari sana.
**
Keesokan harinya.
Zeline tampak menggeliat sembari mengerjapkan matanya beberapa kali. Gadis itu mengalihkan pandangannya kearah samping. Dia bisa melihat ino yang saat ini masih terlelap.
Langit tampak masih gelap, namun sayup-sayup terdengar suara adzan berkumandang. Zeline memang telah terbiasa bangun dipagi buta, hingga tak heran jika dia telah terbangun pagi itu.
" Ino.. Ino.. " panggil zeline sembari mengguncang tubuh ino pelan
" Astaga, ni anak tidur kayak kebo. Susah banget dibangunin. "
" Yasudah, biarin aja. "
Zeline mulai beranjak dari tempatnya. Segera melangkah menuju kamar mandi. Cepat-cepat menyelesaikan aktivitasnya didalam sana Kemudian segera melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim.
Tepat pukul 7 pagi. Zeline telah selesai bersiap. Kini dia hendak melangkah pergi dari kamarnya, namun gadis itu melirik sekilas kearah tempat tidurnya. Sosok tampan suaminya nampak masih tidur dengan pulas.
" Biarkan saja, lah ! Paling semalam dia habis begadang. " gumamnya sendiri
Setelahnya zeline pun pergi meninggalkan ino yang masih terlelap. Siapa yang tahu jika pemuda itu hingga tengah malam, matanya masih terjaga. Miliknya terus berdenyut nikmat meminta kepuasan.
Hingga membuat lelaki itu harus berulang kali mengguyur tubuhnya menggunakan air dingin. Bahkan dia sendiripun sangat heran. Entah mengapa, hasratnya mudah sekali naik hanya dengan melihat sosok gadis cantik itu dari dekat.
***
Ino sedang melangkah menuju gedung dimana tempat zeline berada. Karena memang mereka mengambil jurusan yang sama, hingga ino dengan mudah untuk menemui zeline.
Lelaki itu tampak sedang menahan kekesalannya. Bagaimana bisa gadis itu membiarkan dirinya tidur sedangkan dia sendiri sudah berangkat ke kampus lebih dulu.
Dia benar-benar harus diberi pelajaran.
Sudah datang terlambat, bahkan dia disuruh keluar di jam pertamanya. Bukan hanya itu saja, dia juga mendapatkan tugas tambahan.
Ino berbelok dan melangkah masuk kedalam kelas. Langkahnya berhenti tepat di depan pintu. Kedua matanya menelisik setiap sudut ruangan kelas tersebut.
" Eh, lihat zeline gak ? " tanya ino pada teman zeline yang hendak keluar dari ruangan tersebut
Gadis itu menggeleng
" Gak tau, kak. "
" Zeline udah keluar duluan tadi. " sahut teman zeline yang juga hendak keluar
" Oh.. " balas ino yang kemudian diikuti dengan dirinya yang berbalik dan melangkah pergi
Kini langkahnya mengarah menuju kantin. Matahari terasa semakin menyiksa kulit bagi siapa saja yang berada dibawahnya. Namun langkah ino tak bisa berhenti hingga dia belum juga menemui gadisnya.
Ketika dia baru sampai di kantin. Kedua matanya melotot melihat sosok gadisnya yang tampak sedang berbincang ria dengan seseorang yang sangat dia kenal
Ino semakin mengeraskan wajahnya sembari kedua tangannya yang sudah terkepal kuat. Hatinya sedang bergemuruh hebat saat ini.
Bahkan, aku belum lama mengenalmu. Tapi, kamu benar-benar sukses membuatku kesal seperti ini, zeline.
Tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Tri
pasti kak rangga yg sm
zeline,,, cemburu sangat ino, sabar babang ganteng
2020-09-12
0
Elisabeth Sumarto
iya zeline terlalu kasar dan sombong thor
2020-09-08
3
Fitri Sasa
lanjut
2020-09-08
1