Episode. 2

Plaakkk

Suara telapak tangan yang menyentuh kulit pipi menggema di dalam sebuah ruangan. Sosok pria dewasa menatap lelaki muda dengan sengit dan penuh amarah.

"Sekarang apa lagi yang kamu perbuat, hah?" bentak pria dewasa itu.

Lelaki muda itu hanya menundukkan kepalanya. Tak berniat untuk sekedar menatap wajahnya.

Satu menit.

Dua menit.

lima menit.

"Jawab pertanyaan papa."

"Bagaimana bisa mobil itu penyok seperti itu, ino?" tanyanya lagi.

Pria dewasa itu menghela nafas kasar. Dadanya naik turun dengan cepat. Mengusap wajahnya dengan kasar. Dia seakan sudah kehabisan tenaga jika harus berurusan dengan putranya yang satu ini.

"Mulai sekarang kamu tidak boleh menggunakan mobil lagi! Cukup motor saja," ucapnya sebelum akhirnya dia keluar dari ruangan itu. Lebih tepatnya ruangan kerja miliknya.

Sesaat setelah pria dewasa itu keluar, sosok lelaki muda lain masuk kedalam sana. Menatap sendu kearah lelaki muda yang saat ini terlihat sedih.

"Kak.Maafin aku," ucapnya.

Kini ino memutar lehernya. Melihat sosok adiknya dengan datar tanpa ekspresi apapun. Perlahan dia melangkah melewati sosok lelaki muda yang memanggilnya kakak itu. Namun, sebelum pergi dia salah satu tangannya menepuk bahu adiknya itu sembari berkata.

"Sudahlah! Papa akan selalu seperti itu padaku," ucapnya lemas.

Setelah beberapa langkah, Ino telah dibuat terkejut. Maniknya melotot ketika seseorang telah menghadang jalan didepannya. Berada diambang pintu dengan wajah yang sembab.

"Ma, kenapa Mama menangis?" tanya Ino.

Wanita itu tampak begitu sulit untuk mengeluarkan sepatah kata. Bibirnya bergetar menahan Isak tangis. Tak lama setelahnya, dia telah melangkah maju dan memeluk putranya itu dengan sayang.

"Maafkan, Papamu ya, Ino. Dia sedang banyak masalah akhir-akhir ini," bisiknya.

Ino menggeleng pelan.

"Tidak, Ma. Jangan menangis! Ino sudah biasa mendapatkan pukulan darinya. Papa memang selalu seperti ini jika berurusan denganku," jelasnya.

"Sudahlah! Ino tidak apa-apa, Ma. Jangan menangis lagi,! ucapnya lagi sembari meleraikan pelukannya. Mengulurkan tangannya untuk mengusap wajah mamanya yang tampak basah.

"Baiklah, Ino akan kembali ke kamar," ucapnya lirih yang diikuti oleh kedua kakinya yang sudah melangkah semakin menjauh.

Ino telah melangkah pergi menuju dimana kamarnya berada. Sekali lagi lelaki tampan itu harus menanggung kesalahan yang diperbuat oleh adiknya.

Memang hal semacam ini bukanlah yang pertama kali, namun berkali-kali. Walaupun Farel sang adik telah melarang kakaknya untuk mengakui kesalahannya, Ino tetap saja tidak menghiraukannya.

Hingga tak jarang pria dewasa yang dipanggil dengan sebutan papa itu melayangkan pukulan ataupun tamparan yang mungkin akan membekas setelahnya. Hingga membuat hubungan antara keduanya semakin lama semakin merenggang.

***

Disisi lain ditempat lain pula, namun di kota yang sama. Terlihat beberapa remaja tampak begitu bahagia dengan keadaan mereka. Gelak tawa terdengar nyaring dipenjuru ruangan.

"Kalian benar-benar menyebalkan," ucap zeline dengan kesal.

Terdengar suara tawa kembali menggelegar di telinga.

"Ada apa ini? Kenapa berisik sekali!" bentak Nia dari ambang pintu.

Suara teriakkan Nia berhasil membuat kedua remaja berusia 13 tahun itu menghentikan tawanya. Kamar zeline kini telah berubah menjadi mode senyap.

"Lihatlah, Ma ! Mereka berdua merusak jam tanganku yang baru dibelikan papa kemarin," Zeline mengadu pelan. Wajahnya tampak menatap kesal pada kedua lelaki itu.

Nia kini menoleh kearah dua anak lelakinya. Menghela nafas ketika mereka berdua tersenyum tanpa merasa bersalah.

"Kak khal yang tadi melemparnya, Ma," ucap keen membela diri.

"Heh, kok jadi aku sih. Kan, kamu yang nggak bisa tangkap." Khal pun juga ikut membela dirinya

"Astaga ... kalian berdua ini, selalu saja bikin ulah. Sudah sana, kembali ke kamar kalian!" titahnya pada kedua anak kembarnya

" Iya ... Ma," jawab mereka bersamaan.

Baru saja keduanya melangkah pergi, suara teriakan mamanya membuat mereka harus kembali berbalik.

"Eh ... eh ... Minta maaf dulu," titah Nia lagi.

Keduanya menghela nafas kemudian mengangguk kecil.

"Kak, maafin Khal ya."

"Maafin Keen juga ya, Kak."

Mereka berucap hampir bersamaan. Zeline menatap garang kearah adik kembarnya.

"Kalian itu suka sekali merusak barang-barang milikku. Sudah ... sana balik!" ucapnya dengan sedikit kesal.

Kemudian kedua adiknya itu segera berbalik dan melangkah pergi. Tidak ada lagi yang mencegahnya untuk berlama-lama di dalam kamar kakaknya itu.

Nia melangkah semakin mendekat kearah zeline yang saat ini berada di tepi ranjang. Masih menatap sedih kearah jam tangan mahalnya.

"Coba mama lihat," ucap Nia yang saat ini telah berdiri di depannya.

Zeline mengadakan kepalanya. Menatap wajah cantik mamanya. Kemudian segera menyodorkan jam tangan miliknya yang telah menjadi korban kenakalan adik kembarnya.

"Cuma retak. Ini masih bisa dipake, Zeline," ucapnya santai dengan masih memperhatikan kondisi jam tangan tersebut.

"Hah ... Mama yang bener aja. Masa zeline pake jam tangan retak sih, Ma," keluh Zeline.

"Ya, kalau nggak mau pake, tinggal taruh saja apa susahnya. Masih banyak juga kan, jam tangan kamu yang lain," tutur Nia.

"Mama. Ini kan, jam tangan mahal, limited edition pula. Baru juga ku pakai sekali. Sayang banget kan," rengek Zeline semakin kesal.

"Trus mau gimana lagi, udah retak. Kalau sayang ya ... dipake aja. Kalau gak mau tinggal disimpen," tutur Nia lagi.

"Masih gak rela, deh." ucap Zeline lemas.

"Sudah, sebaiknya kamu lekas istirahat. Besok pagi papa akan mengantarmu ke kampus. Mengurusi masalah kuliahmu," titahnya.

Nia segera mendaratkan ciuman dipipi putrinya itu. Setelahnya wanita cantik itu telah melangkah pergi dari kamar zeline.

Zeline menatap pintu kamarnya yang baru saja tertutup bersamaan dengan bayangan sosok mamanya yang menghilang dibalik pintu.

"Awas saja mereka!"

"Hah .... Benar-benar menyebalkan. Aku baru memakai sekali dan mereka sudah merusaknya," gerutu zeline sembari menatap kearah jam tangan mahalnya yang retak.

***

Di dalam kamar khal dan keen. Kedua anak kembar itu nampak resah. Mereka takut jika papa atau mamanya akan marah padanya jika tahu apa yang telah mereka perbuat.

"Bagaimana ini?" ucap keen.

"Sudahlah ! Papa sama Mama kan, gak dateng kemari. Berarti kita aman," ucap khal dengan santainya.

"Siapa yang bilang kalian aman? Hem."

Suara seseorang yang saat ini berada di ambang pintu telah membuat mereka berdua kaget. Sontak kedua anak kembar itu saling melemparkan pandangan.

Tbc

Terpopuler

Comments

Arya Al-Qomari@AJK

Arya Al-Qomari@AJK

Adrian main pukul aja.

2021-05-03

0

💥ChaRak4💥😉

💥ChaRak4💥😉

ino anak tirinya Adrian bukan yaa...dan Fharel anak adrian Ama Nina

2021-03-08

3

In Uwuww

In Uwuww

jgn anak adri y...masih nyesek sm kisah adri dan nia

2020-10-31

0

lihat semua
Episodes
1 Episode. 1
2 Episode. 2
3 Episode. 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
127 Episode 127
128 Promosi bersar-besaran
129 Cerita si Kembar
Episodes

Updated 129 Episodes

1
Episode. 1
2
Episode. 2
3
Episode. 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126
127
Episode 127
128
Promosi bersar-besaran
129
Cerita si Kembar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!