Suasana di dalam ruangan kerja denis tampak begitu menegangkan. Ammar yang tadinya biasa saja kini pun tampak ikut menjadi kesal setelah melihat video akan kelakuan putrinya terhadap lelaki itu. Merasa malu dan juga kesal disaat yang bersamaan.
Mail sudah kembali bekerja, namun ponselnya masih berada di dalam sana sebagai bukti kelakuan kedua remaja tersebut.
Mereka semua masih menunggu kedatangan dari kedua orang tua Ino sejak beberapa menit yang lalu. Sedangkan Denis masih memberikan meeting dadakan mengenai kejadian yang baru saja terjadi yang telah menggemparkan keadaan di dalam restoran.
Zeline masih terus terisak dalam diamnya. Kini dia dan juga Ino telah duduk di depan Ammar dan Nia. Berulang kali gadis itu mengusap lelehan air matanya yang membasahi pipi.
Ino pun merasa tak tega. Namun dia juga tidak bisa berbuat apa-apa. Menatap kearah Ammar dan Nia yang juga sedang menatapnya dengan tatapan garang membuat nyalinya menciut.
" Mas, aku sungguh tidak tahu harus bagaimana ? Apa mungkin menikahkan mereka adalah jalan yang terbaik ? " tanya nia
" Hemmm... Kurasa begitu, sayang. Bisa saja salah satu dari mereka yang merekam kejadian tadi menyebarkan videonya ke media sosial. Itu akan sangat berbahaya untuk mereka " jelas ammar
Keduanya saling berbicara namun dengan suara yang sangat pelan dan mungkin hanya mereka berdua saja yang dapat mendengarnya.
" Sebenarnya, aku tidak ingin menikahkan zeline diusianya yang masih muda. Tapi melihat tingkahnya yang seperti itu, aku tidak ingin mengambil resiko. Sudah banyak anak gadis hamil diluar nikah. Dan aku tidak ingin itu terjadi pada putriku " lanjut Ammar.
" Tapi, bagaimana dengan keluarga pemuda itu, mas. ? Apa mereka setuju ? Bagaimana jika mereka menolak, atau pemuda itu sudah dijodohkan ? " tanya Nia
" Entahlah.. Semoga saja kedua orangtuanya bisa membuat keputusan yang sama dengan kita " ucap ammar.
Sekali lagi ammar mengusap lembut pipi istrinya yang tampak basah.
" Sudahlah, jangan menangis terus. ! Aku sungguh tidak ingin melihatmu seperti ini, sayang " ucap ammar yang kemudian diikuti dengan wajahnya yang mulai mendekat dan sebuah ciuman berhasil mendarat dikening istrinya.
Ceklek.
Setelah beberapa menit berlalu, akhirnya pintu ruangan kerja denis telah terbuka. Denis masuk dengan disusul oleh dua pasangan paruh baya setelahnya.
Ammar dan Nia mengalihkan pandangannya kearah pintu. Manik mereka saling bertemu. Seketika itu raut wajah mereka semua berubah menjadi tegang. Bahkan sosok tamu yang baru saja masuk kedalam itu, sejenak menghentikan langkahnya.
Deg
Deg
Deg
Deg
Hanya beberapa detik saja keheningan diantara mereka mengambil alih. Karena Ammar dengan segala kesadarannya dia segera mengambil tindakan.
Lelaki itu mulai beranjak dari duduknya. Melangkah perlahan menghampiri pasangan suami-istri yang menjadi tamunya itu.
" Selamat datang pak, Adri " ucap Ammar sembari menyodorkan tangannya
Adri yang mendengar namanya mengudara seketika itu mengangguk kecil sembari tersenyum tipis. Tidak lama dia meraih tangan ammar untuk berjabat tangan.
" Sebenarnya ada apa ini ? " tanya Adri yang merasa kebingungan.
" Mari kita duduk dulu ! " ajak Ammar
" Mari nyonya, silahkan ! " ajak Ammar pada wanita yang tadi datang bersama dengan Adri. Mungkin juga wanita itu adalah istrinya.
Mereka berdua telah digiring Ammar menuju sofa. Tampak Nia sudah berdiri sembari tersenyum menyambut kedatangan mereka.
Ino kini mengalihkan pandangannya kearah pasangan paruh baya tersebut dengan perasaan khawatir. Adri pun juga tampak menatap kearah putranya tersebut dengan menatapnya tajam.
Astaga, apa yang akan terjadi setelah ini ?
Gumam ino dalam hati. Ino pun kembali menundukkan kepalanya.
Tanpa ragu Adri segera menyodorkan tangannya.
" Lama tidak berjumpa. Bagaimana kabarmu, Nia ? " ucap Adri
Nia mengangguk kecil.
" Seperti yang kamu lihat, mas. Aku sangat sehat. Bagaimana denganmu ? " balasnya sembari menyambut tangan mantan suaminya tersebut.
Ceeeeeeeeesssssssss
Seakan ada sesuatu yang membuat hati Adrian kembali dingin setelah sekian lama mengering. Panggilan dan tutur kata yang terucap masih sama seperti dulu. Semuanya terlihat masih sama seperti dulu saat mereka masih bersama. Begitu lembut dan menyejukkan hatinya.
" Baguslah, aku pun juga sangat sehat. "
Kemudian Nia dengan sedikit ragu menarik tangannya dari genggaman tangan Adrian. Kemudian beralih pada sosok wanita yang ada disamping Adrian.
" Selamat datang, nyonya. Mari duduk ! " ucap Nia pada wanita tersebut.
Wanita itu tampak mengerutkan keningnya ketika melihat sosok nia. Merasa ada sesuatu keganjalan dihatinya yang berhubungan dengan suaminya. Namun, dia sebisa mungkin untuk tidak terhanyut dalam perasaanya.
Kini semuanya telah duduk saling berhadapan. Nia meremas kedua tangannya yang merasa gugup. Namun Ammar segera menarik salah satu tangannya dan segera menggenggamnya.
" Ehmmm.. Jadi.. Pemuda ini adalah putramu pak Adrian " tanya ammar yang memecahkan keheningan.
Sekilas Adri memutar lehernya untuk melihat kearah putranya, Kemudian kembali menatap kearah Ammar diikuti oleh gerakan kepalanya yang mengayun kebawah.
" Betul, pak Ammar. Apa dia membuat ulah ? " ucap Adri yang mulai merasakan adanya sesuatu hal yang terjadi.
" Ini, lihatlah video ini.! Kurasa putriku dan putramu memiliki hubungan khusus " cetus Ammar
Seketika itu zeline mengadakan kepalanya. Menatap kearah papanya, dia sungguh tidak menyangka jika papanya akan berbicara seperti itu.
" Pa, kami sungguh tidak memiliki hubungan apapun. Zeline sudah bilang, jika kami tidak sengaja terpeleset hingga terjatuh dengan posisi seperti itu " sahut zeline yang mencoba membela dirinya.
Namun, Ammar tampak tidak menghiraukan perkataan putrinya. Dia sungguh masih merasa kesal mendapati kelakuan putrinya.
Zeline menoleh kearah Ino yang masih duduk santai disampingnya. Dia pun tampak tidak memusingkan apa yang sedang terjadi.
Dengan kesal zeline mengguncang lengan Ino dengan sedikit keras.
" Bicaralah ! Jika kejadian tadi hanya karena kita terpeleset. Tolong, bantu aku menjelaskannya pada mereka ! " ucap zeline pada Ino..
Ino yang tersentak kecil mendapati tubuhnya yang terguncang, seketika itu mengalihkan pandangannya kearah zeline dengan tatapan bingung.
" Bicaralah pada mereka jika kita tidak sengaja terpeleset " ucap zeline pada Ino dengan matanya yang sedikit berair
Namun Ino masih terdiam ditempatnya. Dia sungguh bingung dengan keadaannya.
" Diamlah, zeline ! " bentak ammar yang seketika itu membuat zeline kembali melelehkan air matanya.
Adri dan istrinya kini mulai melihat video yang ada ponsel milik mail. Seketika itu raut wajahnya tampak mengeras. Sekilas dia menoleh kearah putranya dengan tajam.
Sesekali Nia menatap ke arah Adri dengan perasaan kacau. Namun dia berusaha keras untuk tidak menunjukkannya pada orang lain.
Bagaimana bisa zeline menjalin hubungan dengan putra mas Adri. Sungguh tidak bisa dipercaya. Kenapa dunia bisa menjadi sangat sempit seperti ini..
" Ino, bagaimana bisa kamu melakukan hal seperti ini di tempat umum. Bahkan papa tidak tahu jika kamu bekerja disini. " bentak Adri pada putranya. Tampak sang istri mengelus pundak Adrian dengan lembut.
" Astaga.. Ino.. Papa sungguh malu sekali menghadapi kelakuanmu " lanjutnya dengan lemas
" Pa.. Kami hanya terjatuh. Semuanya itu tidak seperti yang ada di dalam video. Kami tidak sengaja terjatuh " jelas Ino dengan masih menundukkan kepalanya
" Jika kalian tidak memiliki hubungan, lalu bagaimana bisa tidak sengaja terjatuh hingga posisi Kalian yang seperti ini " ucap Adrian lagi dengan kesal
" Tenanglah pak Adri. Kita bisa membicarakan hal ini baik-baik. Bahkan putriku pun juga bersalah atas kejadian memalukan itu " tutur Ammar.
" Papa, percayalah. ! Zeline bahkan belum mengenal pemuda ini dengan baik. Kami baru saja kenal. Kami sungguh tidak sengaja terjatuh bersama " jelas zeline yang kini telah kembali melelehkan air matanya.
Seketika itu terjadi adu argumen antara orangtua dan anaknya. Saling mengeluarkan suara dan pembelaan. Ino dan zeline saling bergantian untuk membela diri. Namun, tetap saja kedua orangtua mereka tampak masih tidak mempercayai perkataan anaknya.
Denis berulangkali menghela nafasnya. Merasa lucu dan juga kesal sendiri melihat kedua keluarga tersebut yang saling bersahutan mengeluarkan suara.
" Permisi.. Mbak.. Mas... " ucap Denis setelah sekian menit hanya menjadi pendengar setia
" Sebaiknya, nikahkan saja mereka. Sama halnya dengan mempererat tali silaturahmi dan persaudaraan antara kak Nia dan mas Adri. " tutur Denis
Seketika itu semua orang yang tadinya sedang saling melemparkan pandangan tajam, kini pandangan mereka beralih menatap kearah Denis.
Tampak Ino dan zeline melototkan matanya menanggapi ucapan dari Denis.
" Iyah, mas setuju dengan pendapatmu. Memang sejak tadi, mas juga berfikir seperti itu. Bagaimana pak Adri ? " ucap Ammar yang saat ini sudah merasa begitu kesal karena menghadapi sikap putrinya
" Papa.. Zeline tidak ingin menikah muda. Apalagi menikah dengannya " sahut zeline.
" Diam zeline ! " bentak Nia
Adri sejenak menarik nafasnya kemudian menghembuskannya kasar.
" Sebenarnya, saya sungguh keberatan pak ammar. Putraku masih kuliah. Dia belum bekerja. Lalu bagaimana kelangsungan rumah tangga mereka nanti ? saya tidak ingin membuat kalian kecewa dengan keadaan putraku " tutur Adri
Ammar tersenyum tipis.
" Kurasa putramu tidak seburuk kelihatannya. Bahkan dia saja tidak merasa malu untuk bekerja disini sebagai pelayan. Saya pun juga tidak melepaskan zeline begitu saja. " jelas ammar
" Untuk sementara, saya bisa memberikan pekerjaan padanya. Mulai sekarang biarkan mereka memulai hidup barunya untuk lebih mandiri. " lanjutnya
" Melihat video mereka tadi, saya sungguh merasa malu, pak adri. Jika keduanya sudah saling terikat oleh hubungan yang sah. Hal semacam tadi tidak akan membuatku merasa khawatir akan masa depan putriku " lanjutnya
" Baiklah, kurasa hanya itu jalan satu-satunya. " balas Adrian.
Tampak Ino dan zeline kini saling menatap satu sama lain dengan pandangan yang berbeda. Hanya mereka sendiri yang tahu apa yang saat ini sedang dirasakan.
Tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Elly Setia Ningsih
ammar sosok lelaki yang tenang tidak emosi dan terbawa perasaan ketika liat mantan suami istrinya masih bisa berpikir jernih dan bijak, lelaki idaman ammar itu
2021-12-22
0
Yen Margaret Purba
ya ud ino setidaknya ga ditampari papa adri yg kejam lg kamu kan, ada papa ammar yg baik
2021-04-22
0
💥ChaRak4💥😉
besanan ma mantan suami...oohhhh noooo..pa lg mantan suami yg gagal move on...gimana ntar kehidupan zeline ino kelak nihh tau papa mama mreka dlu pnya msa lalu yg buruk..tp stidakny ino anak baik GK kyak adri
2021-03-08
0