Zeline berjalan cepat melewati koridor kampus. Meletakkan tali tasnya pada salah satu bahunya dengan kedua tangannya yang dimasukkan kedalam saku jaketnya.
Pagi-pagi sekali dia baru sampai di bandara internasional Soekarno Hatta dengan diantar oleh kemal, selaku pilot pribadi keluarganya dengan menggunakan pesawat jetnya.
Setelah empat hari berada di Malaysia. Kembali mengulangi aktivitasnya bersama dengan keluarga besarnya, seakan membuat zeline begitu tidak rela untuk pergi meninggalkan mereka.
Namun, apa mau dikata. Semuanya sudah terlanjur. Dia telah memilih untuk melanjutkan pendidikannya di Indonesia dan dia harus bisa menerima konsekuensinya dari keputusan yang telah diambilnya.
Kini langkahnya telah berhenti didepan ruang dosen. Zeline sejenak menarik nafas dan menghembuskannya kasar.
tok tok tok
Zeline beberapa kali mengetuk pintu ruangan khusus untuk para dosen berada. Setelah mendengar kata masuk , zeline segera meraih knop pintunya dan tak ragu melangkah masuk.
Zeline masuk kedalam. Matanya menelisik setiap sudut ruangan yang begitu luas dengan melihat setiap dosen yang ada ditempat kerjanya. Namun, sosok yang dicari olehnya tidak nampak dikedua matanya.
Perlahan zeline melangkah menghampiri salah satu dosen yang ada di dekatnya.
" Permisi..Meja pak denis sebelah mana yah, Bu. " tanyanya pada salah satu dosen perempuan yang mejanya didekat pintu ruangan tersebut
" Oh.. Pak Denis sedang keluar. Kamu tunggu saja sebentar disitu ! " jawabnya sembari menunjuk kearah sebuah sofa yang ada disudut ruangan tersebut
" Baik, Bu. " balasnya dengan diikuti langkah kakinya yang menuju ke arah sofa tersebut dan segera duduk diatas sana.
Beberapa telah berlalu. Seseorang telah masuk kedalam ruangan. Zeline tersenyum ketika maniknya melihat sosok lelaki yang ditunggunya datang. Namun, zeline bisa melihat jika sosok Lelaki yang ditunggunya tidak sedang sendiri. Melainkan bersama dengan dua mahasiswanya.
" Selamat pagi, pak denis. " sapa zeline yang saat ini telah melangkah mendekati mereka
Merasa namanya mengudara, Denis segera menolehkan kepalanya. Melihat sosok gadis cantik yang sejak tadi diharapkan kedatangannya.
" Oh, kamu sudah datang zeline. Tunggu sebentar. Saya masih ada urusan dengan mereka. Hanya sebentar. Duduklah lagi disana ! " Jelasnya pada zeline dengan profesional sebagai dosen pada mahasiswa
Zeline mengangguk kecil.
" Baik, pak " ucapnya yang diikuti dengan berbalik arah, kembali menuju tempat dimana tadi dia menunggu.
Zeline tampak sedang asyik menelfon seseorang, hingga dia tidak sadar telah berapa lama menunggu. Suara berat menyadarkan dirinya.
" Zeline. Ayo ! " ajak seseorang
" Eh.. Pak Denis. Apa urusan bapak sudah selesai ? " tanyanya setelah dia mengakhiri panggilan teleponnya.
" Hem.. Ayo, saya tunjukkan kelas kamu. " ajaknya
Tak menunggu lama, zeline segera beranjak dari duduknya. Tak ragu dia segera melangkahkan mendekati sosok Lelaki itu.
***
Seseorang telah berlari kencang melewati beberapa mahasiswa lainnya yang saat ini sedang berjalan di depannya.
Maniknya menatap dua orang cowok yang saat ini sedang duduk di bangku panjang dekat dengan taman.
Lelaki yang berlari kencang itu pun segera mengajak langkah kakinya menuju ketempat mereka.
" Eh, gaes. Ada mahasiswa baru cantik banget. Kayaknya bukan asli dari Indonesia deh. " ucap Erick pada kedua temannya dengan cepat
Dia baru saja menghampiri keduanya setelah tadi selesai mengumpulkan tugas di ruang dosen.
Ino hanya mengangguk tanpa berniat menanggapinya. Namun, berbeda dengan Gery yang tampak menatap Erick dengan mata berbinar.
" Eh, Lo jangan bercanda yah. Enak banget dia, ospek uda selesai, dia baru masuk. " balas gery
Erick menggeleng cepat
" Lo, gak percaya ? Noh, lihat aja sendiri ! " ucapnya sembari mengarahkan kepalanya sesuatu tempat
Seketika itu Gery memutar lehernya, sehingga kini dia dapat melihat dengan jelas sosok gadis cantik yang dimaksud oleh temannya itu. Tampak gadis itu sedang berjalan bersisian dengan salah satu dosen di kampus mereka.
Bahkan tampak beberapa mahasiswa lainnya yang sempat berpapasan dengan mereka, terlihat melongo menatap sosok gadis cantik tersebut.
" Busyet.. Cantik banget. Siapa namanya ? " tanya Gery antusias.
" Tadi sih, gue denger pak denis panggil namanya zeline. " jawab erick dengan sedikit ragu
Ino yang tadinya tampak acuh. Kini dia tertegun sesaat. Mencerna setiap kata yang telah di dengarnya. Seakan begitu sangat tertarik setelah mendengar nama zeline mengudara dan menggema didalam Indra pendengarannya.
Kemudian segera memutar sedikit badannya hingga kini dia dapat melihat sosok gadis yang sedang dibicarakan oleh kedua temannya. Matanya melotot sembari mulutnya terbuka sedikit.
Astaga.. Cewek itu..
Erick yang tidak sengaja mengalihkan pandangannya kearah ino seketika itu mengerutkan keningnya.
" Eh, Lo kenapa no ? " tanyanya yang saat ini sedang melihat ekspresi wajah temannya
Ino menggeleng pelan.
" Dia cewek yang gue tabrak kemarin. Sial. Duit jajan gue dipotong sama bokap. Gimana gue ngasih uang ganti rugi ke dia. " jelasnya dengan wajah sendu
Seketika itu Gery tertawa terbahak. Sontak hal itu membuat Ino dan Erick segera menoleh kearahnya dengan menatapnya bingung.
" Kenapa Lo ketawa ? " tanya Ino
Gery masih tertawa sembari menggelengkan kepalanya.
" Sumpah, lucu banget. Baru kali ini gue lihat Lo melas banget gegara gak punya duit. " balasnya
" Sial loh. " umpat Ino dengan kesal
" Lo, beneran ? Uang jajan Lo di potong, no ? Ihhh.. Tambah keren aja bokap Lo. Pake mobil gak boleh, sekarang uang jajan pun dipotong.. " ucap Erick dengan heboh
Ino mengangguk lemas. Dia merasa kesal namun juga tidak bisa berbuat apa-apa. Tidak ada anak yang senang jika melihat orangtuanya bertengkar dan hal itu membuat Ino lebih keras lagi menekan perasaannya untuk tidak melawan ultimatum dari papanya.
" Sebenarnya, Lo tau harus kasih pelajaran sama si farel, no. Sekali-kali Lo kasih tau kesalahannya pada bokap lo. Bukannya mengakui kesalahannya terus. Lama-lama gue gemes deh lihat Lo. " ucap Gery
" Iyah.. no. Gery bener. " imbuh Erick yang membenarkan pendapatnya.
Ino menggeleng.
" Sudahlah.! Ke kantin aja yuk. ! Pusing gue denger kalian ceramah. " Ajak Ino
" Yasudah, ayo ! " sahut Gery
Tak menunggu lama mereka bertiga segera beranjak dari posisinya dan mengajak kedua kakinya untuk segera pergi menuju kantin.
**
" Lo mau makan apaan ? " Tanya Erick pada kedua temennya.
Kini mereka sudah memasuki area kantin yang ada dikampus mereka. Beberapa mahasiswa pun sontak mengalihkan pandangannya kearah ketiga cowok tampan yang menjadi idola kampus mereka.
Siapa yang tidak terpesona oleh ketampanan ketiga cowok tersebut. Sudah tampan mereka pun juga dari keluarga yang kaya.
" Gue mau pesen bakso aja. " Sahut Ino yang kemudian dia telah melangkah pergi menuju stand penjual makanan tersebut
Kedua temannya berpencar untuk mencari stand makanan yang mereka inginkan.
Ino pun tampak berdiri dibelakang beberapa mahasiswa yang lain karena membudayakan untuk antri sebelum memesan makanan.
Namun, seseorang yang yang dibelakangnya tak sengaja menyenggol punggungnya. Hingga dia pun sedikit terhuyung kedepan. Tak bisa dihindari, Ino pun menabrak sosok gadis yang ada di depannya.
" Eeeehhhh " ucap gadis itu yang merasa terkejut mendapati tubuhnya yang terdorong kedepan. Untung saja dia tidak terjatuh.
Seketika itu, dia memutar lehernya hingga kini maniknya dapat melihat sosok cowok yang sengaja atau tidak telah mendorongnya.
Keduanya tampak saling melototkan matanya.
Tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Endah Siau
ino dan zeline wkt kecil udah ketemu malahan zeline melukin ino lg nangis mungkin ktm gd pd lupa ya
2020-10-01
0
Tri
seru.... pasti yg disenggol zeline
2020-09-11
0
Elly
seruuuu thorrrr 🤣 🤣🤣
2020-09-02
1