Bab 11 Menantang

Dugaan Xander nyatanya tepat. Ketika Xander dan Parker melangkah masuk, suasana hiruk-pikuk langsung menyambut mereka. Teriakan riuh terdengar di seluruh ruangan, bercampur dengan deru langkah kaki dan gemuruh suara dari kerumunan. Di tengah ruangan, sebuah ring kecil dikelilingi pagar kawat memusatkan perhatian semua orang. Dua pria tengah bertarung sengit di atasnya, tubuh mereka penuh keringat dan luka.

Salah satu petarung, yang lebih kecil namun gesit, berhasil menjatuhkan lawannya dengan pukulan telak ke dagu. Lawan itu terhuyung, kemudian jatuh dengan suara yang menggema. Penonton bersorak liar—ada yang melonjak penuh kemenangan, ada yang hanya bisa menggeleng kecewa sembari menghitung kerugian dari taruhan mereka.

Parker mengarahkan Xander ke sisi ruangan yang lebih tenang, meskipun sorot mata Xander tetap tertuju pada ring. “Aku tahu apa yang kau pikirkan,” ujar Parker sambil melirik wajah Xander yang penuh keraguan.

“Aku tidak akan memikirkan apa yang kau rencanakan, Parker,” balas Xander dingin. “Jangan bilang kau membawaku ke sini untuk itu.”

Parker tersenyum kecil, lalu menggaruk kepala. “Oke, kau benar. Aku ingin kau mencoba bertarung. Kita berbagi keuntungan dari hasil taruhan. Apa salahnya?”

Tatapan tajam Xander langsung menusuk Parker. “Kau memintaku menyakiti orang lain demi uang? Tidak tertarik.”

“Tunggu dulu!” Parker menahan lengan Xander yang hampir pergi. “Dengar, ini bukan hanya soal taruhan. Kau tahu, orang-orang kaya sering datang ke sini mencari petarung yang tangguh untuk dijadikan pengawal pribadi mereka. Ini kesempatan besar.”

Xander berhenti sejenak di dekat tangga. Ia memutar pikirannya. Tawaran Parker terdengar konyol, tapi masuk akal. Di kota sebesar Royaltown, peluang seperti itu memang mungkin ada, terlebih bagi mereka yang berasal dari kelas bawah. Tapi... apakah ia benar-benar ingin mencobanya? Apa ini sepadan dengan harga dirinya?

"Jadi kau ingin aku bertarung hanya untuk menarik perhatian orang kaya?" Xander mengangkat alis.

"Suruhan-suruhan orang kaya sering mengunjungi tempat ini untuk menyaksikan pertandingan. Jika mereka tertarik dengan seseorang, mereka akan menghubungi tuan-tuan mereka untuk memperkerjakan orang itu. Itu adalah kesempatan bagus bagi orang-orang seperti kita untuk memperbaiki hidup kita."

Parker menambahkan, "Kau tahu, hidup di kota sebesar Royaltown sangat sulit bagi orang-orang bawah dan tidak berpendidikan seperti kita. Jadi kesempatan itu akan sangat bagus, terutama untuk orang baru sepertimu."

Xander mengerti maksud dari ucapan Parker, benar-benar mengerti. Orang bawah dan miskin memiliki pilihan dan kesempatan yang jauh lebih sedikit dibandingkan orang-orang kaya dan berpendidikan. Meski pintar dan memiliki kemampuan, belum tentu bisa mendapatkan pekerjaan dengan mudah jika tidak memiliki hubungan, apalagi jika Anda tidak memiliki kemampuan dan hubungan dengan orang dalam. Kedengarannya menyebalkan dan tidak adil, tapi itulah fakta yang terjadi di lapangan.

Xander tidak hanya sekali melihat pertandingan jalanan. Beberapa kenalannya sebelumnya sempat menawarkan pekerjaan sampingan itu untuk menambah pundi-pundi uang, tetapi dia sama sekali tidak tertarik.

Xander sudah memiliki segalanya saat ini, jadi dia merasa tidak perlu melakukan apa pun yang bisa menyakiti dirinya sendiri hanya untuk beberapa pundi uang.

Namun, sejujurnya ia menjadi tertarik untuk mencobanya saat melihat kegigihan Parker. Tentu bagi Parker beberapa lembar uang adalah penting dan sangat berguna. Xander menoleh pada pintu ruangan. Apa ia harus mencobanya untuk mendapatkan pengalaman baru?

Tiba tiba suasana mulai memanas ketika seorang pria bertubuh besar dan berwajah garang mendekati Xander dengan langkah terburu-buru. Tanpa aba-aba, pria itu langsung mendorong bahunya dengan kasar.

“Menyingkirlah dari jalanku, bodoh! Apa kau ingin aku menghajarmu sampai mati?"” bentaknya dengan suara menggelegar.

Xander menoleh ke pria itu, lalu bergeser ke samping dengan sikap tenang. “Maaf.”

Namun, permintaan maaf itu tidak cukup untuk meredakan emosi pria tersebut. “Idiot! Bodoh!” Pria itu meludah ke lantai, berjalan menaiki tangga tanpa menoleh sedikit pun.

“Kurang ajar,” gumam Parker pelan di belakang Xander, tampak kesal.

Namun, makian belum berhenti di situ. Seorang wanita anggun dengan pakaian mahal dan kipas berhiaskan bulu burung melirik Xander dengan jijik. “Orang-orang miskin dan bodoh selalu saja membuat masalah,” katanya dengan nada mengejek sambil mengibas-ngibaskan kipasnya. “Kenapa mereka tidak enyah saja dari dunia ini sejak dulu? Benar-benar mengotori pemandanganku.”

“Diamlah,” sahut pria tinggi dengan nada tak sabar di sebelah wanita itu. Ia menggeleng dengan ekspresi muak.

Wanita itu mendengus, lalu memandang pria tinggi itu dengan tatapan tajam. “Kau harus bertanggung jawab karena mengajakku ke tempat kumuh seperti ini. Aku benar-benar merasa sesak napas dan ingin pingsan.”

Xander hanya diam, tetapi sorot matanya yang tajam memperhatikan setiap detail dari kedua orang itu. Pria tinggi dan wanita anggun itu berjalan melewati Xander dan Parker dengan langkah tergesa-gesa, lalu memasuki ruangan besar di ujung lorong.

Parker mendengus. “Tidak akan ada orang kaya kalau tidak ada orang miskin,” gumamnya, sambil melipat tangan di dada.

“Siapa mereka?” tanya Xander, matanya mengikuti langkah kedua orang itu hingga menghilang di balik pintu.

“Pria itu, Dalton, adalah salah satu petarung terkuat di tempat ini. Dia belum pernah kalah, sekalipun. Orang-orang menyebutnya legenda hidup. Meski sikapnya kasar, dia menghasilkan banyak uang untuk mereka yang bertaruh untuknya,” jelas Parker dengan nada kagum, meski ada sedikit nada iri di ujungnya.

“Dan wanita itu?” Xander melirik ke arah pintu tempat mereka masuk.

“Aku tidak tahu. Sepertinya dia bukan orang dari sini. Ini pertama kalinya aku melihatnya.”

Xander mengangguk kecil, lalu berjalan mendekati ruangan besar itu. “Aku ingin melihat-lihat sebentar.”

Parker hanya bisa tersenyum lebar sambil mengikuti langkah Xander. Dalam hatinya, ia sudah merencanakan sesuatu. Xander, pria tangguh dan pendiam ini, adalah peluang besar untuk mendapatkan uang dari pertandingan. Kini, tinggal bagaimana caranya membuat Xander tertarik.

Ketika Xander memasuki ruangan, suasana semakin ramai. Sorakan menggema, memenuhi udara dengan riuhnya. Namun, kali ini bukan pertandingan di atas ring yang menarik perhatian. Dalton, pria tinggi yang tadi masuk, kini berdiri di tengah kerumunan. Beberapa wanita berpakaian minim langsung mengelilinginya, menggelayut di lengannya sambil tertawa kecil.

Wanita anggun yang datang bersamanya tadi berdiri agak jauh, tampak cemberut. Ia mengibas-ngibaskan kipasnya dengan gerakan yang lebih keras, jelas memperlihatkan ketidaknyamanan. Beberapa pria yang melihat Dalton hanya bisa menatapnya dengan pandangan iri, sementara sebagian lainnya mendekati ring untuk melanjutkan taruhan mereka.

Seorang pelayan wanita tidak sengaja menjatuhkan minuman pada wanita di samping Dalton dan mengenai celananya sebagian.

“Ma-maafkan aku...”

“Apa yang kau lakukan, wanita rendahan?” Dalton tiba-tiba saja berdiri dan menampar pelayan wanita tadi hingga ambruk di lantai. “Kau mengotori bajuku dan baju sepupuku!"

Tidak ada seorang pun yang berani bergerak, apalagi menolong. Semua tahu siapa Dalton—si petarung tak terkalahkan yang tidak segan menghajar siapa saja yang mengganggu jalannya. Bagi mereka, mencampuri urusan Dalton sama saja dengan menyerahkan nyawa.

Namun, suara tenang tiba-tiba memecah suasana.

“Bersikaplah seperti seorang pria,” ujar Xander sambil melangkah mendekat. Ia membantu pelayan yang jatuh tadi berdiri, lalu menyodorkan sapu tangannya. “Gunakan ini,” katanya kepada wanita itu untuk menyeka darah di sudut bibirnya.

Dalton melirik tajam ke arah Xander, matanya menyipit seolah tak percaya ada yang cukup berani menantangnya secara langsung. Sementara itu, Parker yang berdiri tidak jauh dari mereka langsung panik. “Hei, Bung. Kau benar-benar mencari masalah!” serunya pelan, mencoba menarik Xander pergi.

Namun, perhatian semua orang sudah tertuju pada keduanya. Pertandingan di atas ring bahkan terhenti, dengan semua mata kini terfokus pada Dalton dan pria asing yang berani melawan otoritasnya. Beberapa orang berbisik-bisik, tetapi sebagian besar mulai bersorak, menikmati ketegangan yang terjadi.

Dalton mendekat, mencengkeram kerah baju Xander dengan tangan yang besar. “Perhatikan kata-katamu, sampah tidak berguna!” bentaknya.

Namun Xander tidak menunjukkan ketakutan sedikit pun. Ia menatap Dalton langsung ke matanya, suaranya tenang tapi tegas. “Kaulah yang sampah karena berani menyakiti wanita dengan sangat kasar.”

Kata-katanya membuat sorakan semakin memanas. Orang-orang mulai memprovokasi Dalton, menyemangatinya untuk menghajar Xander.

“Jangan buat masalah, Bung!” Parker mencoba menarik Xander sekali lagi, tapi sia-sia. Xander tetap berdiri di tempatnya, tak bergeming.

Dalton memelotot, menggertakkan giginya. “Kau pikir siapa kau sampai berani menghinaku, hah?” Ia mengencangkan genggamannya di kerah Xander, tetapi Xander dengan cepat menepis tangan Dalton hingga cengkeraman itu terlepas.

Hampir semua orang di ruangan berseru keras, sorakan mereka menggema di seluruh tempat.

“Naiklah ke atas ring!” perintah Dalton, jarinya menunjuk ring di tengah ruangan. “Jangan salahkan aku jika kau mati hari ini.”

Dalton segera melepas jaketnya dan melompat ke atas ring. Sorakan semakin memanas, menambah ketegangan di udara.

Xander melangkah ke arah ring, lalu berhenti sejenak. “Jika aku menang, kau harus meminta maaf pada pelayan tadi,” ujarnya, suaranya terdengar jelas meski ruangan begitu bising. “Jika aku kalah, kau bisa menjadikan aku budakmu selama satu bulan.”

Dalton tertawa keras, mengejek. “Tawaran yang buruk. Aku lebih suka membunuhmu daripada menjadikanmu budak. Tapi baiklah, aku terima. Bersiaplah menjadi anjingku selama satu bulan!”

Di sisi lain ruangan, Parker mengangkat tangannya dengan gemetar, berteriak seolah mencari keberuntungan terakhirnya. “Pa-pasang taruhan kalian! Aku bersama pria yang menantang Dalton!”

Kerumunan langsung menyambutnya dengan sorakan yang semakin memekakkan telinga. Beberapa orang mulai mengeluarkan uang mereka, memasang taruhan untuk Dalton atau, lebih jarang, untuk pria asing bernama Xander.

Dalam hati, Parker bergumam dengan penuh kekhawatiran. "Aku sepertinya akan mati hari ini..."

Terpopuler

Comments

Julis Fikri

Julis Fikri

gimana ini seorang pewaris kekayaan terkaya ikut tanding di arena tinju

2025-01-28

0

Cahaya Sidrap

Cahaya Sidrap

😁😁😁😁

2025-02-24

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Sampah Keluarga
2 Bab 2 Perceraian
3 Bab 3 Terkejut
4 Bab 4 Pertemuan
5 Bab 5 Pewaris yang dicari
6 Bab 6 Kembali bertemu
7 Bab 7 Tertipu
8 Bab 8 Menyinggung
9 Bab 9 Siapa dia?
10 Bab 10 Pertarungan
11 Bab 11 Menantang
12 Bab 12 Menang
13 Bab 13 Pekerjaan
14 Bab 14 Makam
15 Bab 15 Menghina
16 Bab 16 Pembohong
17 Bab 17 Pemilik Phoenix Vanguard
18 Bab 18 Gugup
19 Bab 19 Pekerjaan
20 Bab 20 Nekad
21 Bab 21 Gagal
22 Bab 22 Takjub
23 Bab 23 Tak percaya
24 Bab 24 Berbohong
25 Bab 25 Menemukan
26 Bab 26 Keluarga Hillborn
27 Bab 27 Misterius
28 Bab 28 Dendam
29 Bab 29 Makan malam
30 Bab 30 Tertegun
31 Bab 31 Tuduhan
32 Bab 32 Santai
33 Bab 33
34 Bab 34 Terbukti
35 Bab 35 50 Juta
36 Bab 36
37 Bab 37 Teguh
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40 Keberangkatan
41 Bab 41 Minta pertolongan
42 Bab 42
43 Bab 43 Miguel Castello
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
Episodes

Updated 144 Episodes

1
Bab 1 Sampah Keluarga
2
Bab 2 Perceraian
3
Bab 3 Terkejut
4
Bab 4 Pertemuan
5
Bab 5 Pewaris yang dicari
6
Bab 6 Kembali bertemu
7
Bab 7 Tertipu
8
Bab 8 Menyinggung
9
Bab 9 Siapa dia?
10
Bab 10 Pertarungan
11
Bab 11 Menantang
12
Bab 12 Menang
13
Bab 13 Pekerjaan
14
Bab 14 Makam
15
Bab 15 Menghina
16
Bab 16 Pembohong
17
Bab 17 Pemilik Phoenix Vanguard
18
Bab 18 Gugup
19
Bab 19 Pekerjaan
20
Bab 20 Nekad
21
Bab 21 Gagal
22
Bab 22 Takjub
23
Bab 23 Tak percaya
24
Bab 24 Berbohong
25
Bab 25 Menemukan
26
Bab 26 Keluarga Hillborn
27
Bab 27 Misterius
28
Bab 28 Dendam
29
Bab 29 Makan malam
30
Bab 30 Tertegun
31
Bab 31 Tuduhan
32
Bab 32 Santai
33
Bab 33
34
Bab 34 Terbukti
35
Bab 35 50 Juta
36
Bab 36
37
Bab 37 Teguh
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40 Keberangkatan
41
Bab 41 Minta pertolongan
42
Bab 42
43
Bab 43 Miguel Castello
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!