Bab 13 Pekerjaan

“Kau benar-benar hebat, Bung.” Parker mendekat ke arah Xander yang baru saja turun dari ring. Wajahnya tampak cerah, hampir bersinar, sambil memegang lembaran uang tebal di tangannya. “Aku benar-benar tidak salah memilihmu untuk malam ini.”

Xander mendengus kecil sambil melirik pintu ruangan yang sedikit terbuka. Ia tahu Dalton sudah pergi, menghilang begitu saja tanpa sedikit pun menunjukkan niat untuk meminta maaf kepada pelayan wanita yang tadi disakitinya.

“Benar-benar tidak tahu malu,” gumam Xander dengan nada dingin.

Parker, sementara itu, masih mengagumi keuntungan yang baru saja didapatnya. Dengan senyum lebar, ia memasukkan uang ke dalam saku celananya. “Kau adalah investasi terbaik yang pernah kupikirkan. Kau tahu, Bung? Kau bisa menghasilkan lebih banyak lagi di sini.”

Saat mereka ingin melangkah keluar dari arena, para penonton di sekitar langsung membuka jalan untuk mereka. Ada yang menatap Xander dengan kekesalan karena kalah taruhan, sementara yang lain menyapanya dengan penuh pujian.

Beberapa wanita berpakaian minim mendekat, mencoba menggoda Xander dengan senyuman manis dan sentuhan tangan mereka. Salah satu dari mereka bahkan meraih lengannya, tetapi Xander dengan halus menepis tangan itu.

“Maaf, aku tidak tertarik.”

Para wanita mendesah kecewa, sementara Parker tertawa kecil ketika melihat mereka ditolak. “Bung, kau baru saja melewatkan peluang untuk bersenang-senang. Kau tahu? Mereka tidak akan keberatan menemanimu sepanjang malam.”

Xander hanya tersenyum samar. “Aku punya gadisku sendiri.”

Pikiran Xander segera melayang pada Evelyn. Rindu yang menghangatkan hati menyeruak. Meski baru beberapa hari tidak bertemu, bayangannya akan sosok Evelyn terasa begitu dekat, begitu nyata.

Xander merogoh saku celananya, mengambil ponsel, lalu mengetik pesan singkat kepada Govin. “Bagaimana kabar Evelyn? Ada hal yang perlu aku tahu?” Pesan itu ia kirim sebelum menatap Parker yang menyodorkan beberapa lembar uang.

“Ini bagianmu. Lima ratus dolar. Lumayan, bukan?” Parker menyodorkan beberapa lembar uang pada Xander.

Xander menerima uang itu dengan anggukan kecil. “Cukup banyak untuk pertandingan seperti ini.”

“Kau tahu?” Parker mencondongkan tubuh, menatap Xander. “Kau bisa menghasilkan lebih dari ini kalau mau bertarung dua atau tiga kali sehari. Aku bisa mengaturnya, kapan pun kau siap.”

Xander menggeleng pelan. “Tidak. Ada beberapa hal penting yang harus aku urus.”

Mereka berjalan menuruni tangga. Parker, yang tampaknya enggan melepaskan Xander begitu saja, menyejajarkan langkahnya. “Hei, Bung, di mana rumahmu? Aku ingin mampir suatu hari nanti, kalau kau tidak keberatan.”

Xander menatap Parker dengan pandangan penuh pertimbangan. “Kau ingin berkunjung ke rumahku?” tanyanya, memastikan.

Selama ini jarang sekali ada seseorang yang ingin mengunjungi rumahnya, terlebih saat mengetahui kondisinya yang miskin. Akan tetapi, ketika keadaan sudah berbeda, Xander pikir hal itu akan berbeda.

Xander beberapa kali mendengar nasehat dari buku jika harta dan kekayaan sangat dekat dengan kebohongan dan kepalsuan. Apa yang ditampilkan di depan khalayak tidak selamanya sama dengan apa yang terjadi di belakang.

Orang-orang akan ikut merayakan kesuksesan dan keberhasilan meski dalam hati merasa iri dan tidak senang. Dan saat kesialan menimpa, mereka mereka tidak segan menampilkan sifat asli.

Untuk itulah, Xander memilih menyembunyikan identitas aslinya dengan tujuan mendapatkan sosok teman yang tulus dengannya, bukan yang mendekat karena melihat kedudukan dan harta yang dimilikinya saat ini.

“Hei, tunggu!” Sebuah suara wanita memanggil. Xander, yang sudah hampir mencapai lantai bawah, menoleh. Seorang pelayan wanita berlari kecil menuruni tangga, wajahnya sedikit memerah karena napas yang tersengal.

“Aku belum mengucapkan terima kasih padamu,” ujarnya sambil tersenyum canggung.

“Itu bukan apa-apa.” Xander menanggapi singkat, melanjutkan langkahnya.

Namun, tiba-tiba wanita itu meraih lengannya. Xander langsung menarik tangannya dan berbalik, membuat wanita itu salah tingkah.

“Ah, maaf!” Pelayan itu menyelipkan rambut ke belakang telinga, tampak gugup. Ia lalu menyodorkan tangannya. “Namaku Monica.”

“Xander.” Xander menyambut uluran tangan itu dengan cepat, kemudian berkata, “Aku harus segera pergi.”

Monica terlihat kecewa, tetapi ia berusaha menyembunyikannya. “Apa kau akan kembali ke tempat ini lagi, Xander? Aku bisa memberimu segelas minuman gratis sebagai ucapan terima kasihku.”

Xander tersenyum tipis. “Aku akan memikirkannya. Maaf, aku benar-benar harus pergi sekarang.” Xander melangkah menuju pintu keluar dengan langkah cepat.

“Hei, Bung!” Parker segera menyusul, memanggil Xander dengan nada mendesak. “Bukankah kita sudah sepakat untuk bekerja sama? Lagipula, apa yang akan kau lakukan sekarang?”

Xander menaiki sepeda listriknya, mempersiapkan untuk pergi. “Aku tidak pernah membuat kesepakatan apa pun denganmu. Aku hanya mengikutimu ke tempat ini karena insiden tadi. Selain itu, aku bertarung karena kesal melihat tindakan kasar pria bernama Dalton.”

Xander menghidupkan sepeda listriknya, matanya menangkap sebuah mobil di kejauhan. Ia mengenali itu sebagai kendaraan tempat para pengawalnya menunggu.

Parker menahan bahunya dengan sedikit putus asa. “Ayolah, Bung. Kau tahu aku akan kesulitan mencari uang jika kau tidak datang ke sini lagi. Kaulah satu-satunya harapanku saat ini. Kalau uang yang kuberikan kurang, aku bisa memberimu bagian lebih besar.”

Xander diam beberapa saat, menatap Parker yang memasang wajah memelas. Akhirnya, ia berkata, “Bagaimana kalau aku memberikanmu pekerjaan?”

“Pekerjaan? Apa maksudmu, Bung?” Parker mengerutkan kening. “Kau sendiri yang bilang kalau kau tidak punya pekerjaan di kota ini, bukan?”

"Aku berkata sebenarnya. Aku bisa memberikanmu pekerjaan jika kau mau," kata Xander.

"Apa yang kau katakan?" Parker bertambah bingung. "Ayolah, jangan mempermainkanku seperti ini, Bung. Kau tahu aku tidak memiliki pendidikan yang tinggi. Selain itu, aku tidak memiliki kemampuan khusus apa pun."

Xander menyodorkan ponselnya. “Berikan nomor ponselmu padaku.”

Parker menatapnya bingung tetapi akhirnya mengetikkan nomornya di ponsel Xander. “Apa ini? Apa kau serius?”

Xander mengambil kembali ponselnya. “Aku akan memberitahumu tempat pekerjaanmu secepatnya. Pastikan kau datang tepat waktu dan persiapkan dirimu sebaik mungkin.”

Tanpa menunggu jawaban, Xander memacu sepeda listriknya, meninggalkan Parker yang tertegun di depan gedung.

“Hei, Bung!” Parker berteriak, mencoba mengejar. “Setidaknya beri tahu aku nomor ponselmu!”

Sayangnya, Xander sudah menghilang di ujung gang. Parker berhenti, terengah-engah, menatap jalan kosong di depannya dengan ekspresi bingung.

“Siapa sebenarnya dia?” gumam Parker, sebelum melangkah pergi dengan pikiran penuh pertanyaan dan rasa penasaran.

Xander mengelilingi kota Royaltown sesuai dengan rencananya. Saat malam hampir menjelang, ia kembali ke kediamannya bersama tiga pengawalnya.

"Apa yang sudah terjadi dengan Anda, Tuan?" Govin bertanya, matanya tertuju pada luka di sudut bibir Xander. Tanpa menunggu jawaban, ia segera memanggil tiga dokter sekaligus untuk memeriksa kondisi Xander.

Namun, Xander mengangkat tangannya, memberi isyarat pada dokter-dokter tersebut untuk keluar dari kamarnya. “Ini hanya luka kecil, Govin,” katanya sambil duduk di sofa kamarnya. “Aku hanya terlibat perkelahian kecil dengan seseorang.”

Govin jatuh berlutut di depan Xander, wajahnya mencerminkan rasa bersalah yang mendalam. “Ini semua karena kelalaianku, Tuan. Aku sudah mengecewakan Anda dan Tuan Sebastian. Aku benar-benar minta maaf!”

“Kau terlalu berlebihan, Govin. Berdirilah. Luka ini tidak akan membunuhku.” Xander tersenyum ketika melihat bukti keseriusan dan tanggung jawab Govin. Tidak banyak orang jujur dan setia seperti Govin di dunia ini.

Setelah membersihkan diri dan menikmati makan malam, Xander melangkah menuju kamar pamannya, Sebastian. Mereka berbincang santai selama beberapa waktu sebelum Xander kembali ke kamarnya untuk melanjutkan pekerjaannya.

Di kamarnya, Govin sudah menunggunya dengan setumpuk dokumen yang telah dipersiapkan sebelumnya. Xander duduk di kursinya, membuka dokumen itu satu per satu dengan tatapan penuh konsentrasi.

“Govin,” kata Xander tanpa mengalihkan pandangannya dari dokumen yang sedang dibaca. “Apa kau sudah mengirim orang untuk mengawasi Evelyn dan Mason?”

Govin, yang berdiri di sudut ruangan, segera menjawab. “Aku sudah melakukannya, Tuan.” Ia memeriksa ponselnya sebentar, lalu melanjutkan, “Saat ini Mason masih berada di Royaltown. Kabar yang kudengar, dia hampir diusir dari keluarga Dagger karena menyebabkan kerugian besar bagi perusahaan keluarga mereka. Dia tidak diizinkan pulang sebelum berhasil meminta maaf kepada Anda.”

Govin menyerahkan ponselnya kepada Xander, menampilkan sebuah rekaman video. Di layar, Mason terlihat duduk di sebuah restoran, penampilannya kusut dan wajahnya penuh kegelisahan.

Xander tersenyum puas melihat tayangan itu. “Lalu, bagaimana dengan Evelyn?”

“Nona Evelyn sedang bersiap untuk pergi ke Royaltown bersama sepupunya, Selene, untuk urusan pekerjaan. Saat ini, mereka masih berada di kediaman keluarga Voss,” jawab Govin.

Xander segera berdiri dari kursinya. “Pastikan keamanan Evelyn selama perjalanan dan keberadaannya di kota ini, Govin. Jika Evelyn sudah berada di Royaltown, kau harus memberitahuku secepatnya.”

Govin mengangguk dengan sigap. “Saya mengerti, Tuan.”

Xander mengetuk-ngetuk jemari di atas meja selama membaca dokumen. Butuh setengah jam hingga akhirnya ia selesai membaca seluruh informasi yang dibutuhkan. Govin masih setia menunggunya di sudut meja.

Xander mengamati keadaan sekeliling kamar sesaat. la tiba-tiba teringat dengan sesuatu yang seharusnya ia sadari sejak awal.

"Govin, beri aku semua informasi mengenai seluruh anggota keluarga Ashcroft secepatnya."

"Akan aku lakukan secepatnya, Tuan."

Terpopuler

Comments

azizan zizan

azizan zizan

tiada wanita lain lagi kah watak dalam novel ini sampai2 yang itu ituuuu aja di kejar lagi kau sudah di hina di khianati masih aja perempuan tu juga yang ada di otak fikirannya..memang udah sah sampah goblok..

2025-03-21

0

Onc 1578

Onc 1578

kayak gak ada harga diri aja xander, perempuan cantik banyak

2025-03-07

1

Cahaya Sidrap

Cahaya Sidrap

up lanjut thor

2025-02-24

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Sampah Keluarga
2 Bab 2 Perceraian
3 Bab 3 Terkejut
4 Bab 4 Pertemuan
5 Bab 5 Pewaris yang dicari
6 Bab 6 Kembali bertemu
7 Bab 7 Tertipu
8 Bab 8 Menyinggung
9 Bab 9 Siapa dia?
10 Bab 10 Pertarungan
11 Bab 11 Menantang
12 Bab 12 Menang
13 Bab 13 Pekerjaan
14 Bab 14 Makam
15 Bab 15 Menghina
16 Bab 16 Pembohong
17 Bab 17 Pemilik Phoenix Vanguard
18 Bab 18 Gugup
19 Bab 19 Pekerjaan
20 Bab 20 Nekad
21 Bab 21 Gagal
22 Bab 22 Takjub
23 Bab 23 Tak percaya
24 Bab 24 Berbohong
25 Bab 25 Menemukan
26 Bab 26 Keluarga Hillborn
27 Bab 27 Misterius
28 Bab 28 Dendam
29 Bab 29 Makan malam
30 Bab 30 Tertegun
31 Bab 31 Tuduhan
32 Bab 32 Santai
33 Bab 33
34 Bab 34 Terbukti
35 Bab 35 50 Juta
36 Bab 36
37 Bab 37 Teguh
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40 Keberangkatan
41 Bab 41 Minta pertolongan
42 Bab 42
43 Bab 43 Miguel Castello
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
Episodes

Updated 144 Episodes

1
Bab 1 Sampah Keluarga
2
Bab 2 Perceraian
3
Bab 3 Terkejut
4
Bab 4 Pertemuan
5
Bab 5 Pewaris yang dicari
6
Bab 6 Kembali bertemu
7
Bab 7 Tertipu
8
Bab 8 Menyinggung
9
Bab 9 Siapa dia?
10
Bab 10 Pertarungan
11
Bab 11 Menantang
12
Bab 12 Menang
13
Bab 13 Pekerjaan
14
Bab 14 Makam
15
Bab 15 Menghina
16
Bab 16 Pembohong
17
Bab 17 Pemilik Phoenix Vanguard
18
Bab 18 Gugup
19
Bab 19 Pekerjaan
20
Bab 20 Nekad
21
Bab 21 Gagal
22
Bab 22 Takjub
23
Bab 23 Tak percaya
24
Bab 24 Berbohong
25
Bab 25 Menemukan
26
Bab 26 Keluarga Hillborn
27
Bab 27 Misterius
28
Bab 28 Dendam
29
Bab 29 Makan malam
30
Bab 30 Tertegun
31
Bab 31 Tuduhan
32
Bab 32 Santai
33
Bab 33
34
Bab 34 Terbukti
35
Bab 35 50 Juta
36
Bab 36
37
Bab 37 Teguh
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40 Keberangkatan
41
Bab 41 Minta pertolongan
42
Bab 42
43
Bab 43 Miguel Castello
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!