Bab 17 Pemilik Phoenix Vanguard

Xander tiba di ruang pribadinya dengan langkah cepat, Ia melirik arlojinya sekilas sebelum menekan tombol di meja.

"Sophia, ke sini sekarang," perintahnya tanpa basa-basi.

Tak butuh waktu lama, pintu terbuka. "Apa kau sudah mempersiapkan semua yang kuminta, Sophia?"

Sophia dengan langkah pasti berjalan menuju Xander. "Aku sudah mempersiapkan semuanya sesuai dengan yang Anda minta, Tuan."

Xander mengangguk kecil. "Rencana ini harus berhasil," gumamnya, setengah kepada Sophia, setengah pada dirinya sendiri. Ia menjatuhkan diri ke sofa, tangan mengepal kuat hingga buku-buku jarinya memutih. Pandangannya menerawang ke jendela besar yang menghamparkan pemandangan gedung-gedung pencakar langit. Bayangan Mason dan Evelyn berdua kembali menghantui pikirannya.

Govin masuk, mengangguk hormat. "Tuan Xander, Mason dan Nona Evelyn baru saja tiba di gedung ini."

"Aku mengerti," jawab Xander singkat. Ia berdiri, lalu tanpa basa-basi melepas jas dan kemejanya. Otot-ototnya yang terpahat sempurna tampak jelas di bawah cahaya ruangan.

Sophia, yang berada di sudut ruangan, hampir kehilangan kendali. Wajahnya memerah, dan meskipun berusaha tetap profesional, matanya mencuri pandang dengan rasa kagum yang sulit disembunyikan.

Dia sungguh luar biasa, pikirnya, jantungnya berdegup kencang.

Xander menyadari Sophia tampak aneh. "Sophia, ada yang terjadi?" tanyanya dingin, sembari mengenakan kemeja baru dengan gerakan cepat dan rapi.

"T-tidak, Tuan," jawab Sophia gugup.

Xander menghela napas, menatap Sophia sejenak. "Baiklah. Aku berharap kau tidak mengecewakanku."

Ia melangkah keluar dengan Govin di belakangnya. Tiga pengawal pribadinya segera mengikuti ke arah lift.

Sophia mengembuskan napas panjang, segera keluar dari ruangan Xander, memasuki ruangannya sendiri. Ia duduk di kursi, menekan sebuah tombol di mana tak lama setelahnya sebuah layar berukuran besar tiba-tiba muncul di dinding.

"Jadi, itukah Evelyn yang merupakan mantan istri Tuan Xander?" tanya Sophia seraya mengepal tangan erat-erat di mana layar menampilkan sosok Evelyn dan Mason yang baru saja memasuki lobi gedung, “dia memang cantik, tapi sayangnya dia bodoh karena bisa-bisanya melepas pria sesempurna Tuan Xander. Jika kau tau siapa Tuan Xander sebenarnya, kau tentu akan sangat menyesali keputusanmu, Evelyn."

Sophia kembali menutup layar, merapikan sedikit penampilan. “Saatnya aku menyambut kedatangan orang bodoh lainnya, Mason."

Sementara itu, Xander dan Govin telah tiba di ruangan lain. "Govin, kau sudah menemukan pekerjaan untuk temanku?" tanya Xander sambil melangkah ke sofa.

"Sudah, Tuan. Ia bisa bekerja di sini sebagai petugas kebersihan," jawab Govin.

Xander tersenyum tipis. "Kerja bagus. Aku akan menemuinya setelah ini."

Govin menekan tombol di meja, dan layar besar di ruangan itu menyala, menampilkan Mason dan Evelyn yang tampak berbincang.

Xander menatap layar itu dengan rahang mengeras. Melihat Mason tersenyum sambil berbicara dengan Evelyn membuat darahnya mendidih. "Kebohongan itu... tidak akan bertahan lama," bisiknya penuh tekad.

Di saat yang sama di ruang tunggu yang megah, Mason duduk dengan gelisah. Sorot mata para pegawai yang sesekali mengarah padanya membuat punggungnya meremang. Ia mencoba meyakinkan dirinya bahwa itu hanyalah perasaan berlebihan, namun ingatan tentang kejadian beberapa waktu lalu kembali menghantam pikirannya.

Kejadian itu, keputusan Phoenix Vanguard untuk memutus kerja sama secara sepihak dengan keluarganya, masih menjadi misteri. Apa benar hanya karena dirinya diduga menyinggung salah satu anggota keluarga Ashcroft? Orang yang bahkan tak pernah ia temui?

Mason menghela napas kasar, meremas pelipisnya. Kepalan tangannya mengencang, memikirkan bagaimana keluarganya bereaksi saat mendengar kabar tersebut. Ayahnya murka. Ancaman didepak dari keluarga dan kehilangan status ahli waris terus menghantuinya.

“Tuan Mason, apa Anda baik-baik saja?” suara lembut Evelyn memecah lamunannya. “Anda terlihat sedang memikirkan sesuatu yang berat.”

Mason tersentak, berusaha tersenyum untuk menutupi kegelisahannya. “Ah, tidak, Nona Evelyn.” Ia membetulkan dasinya dengan tangan sedikit gemetar. “Aku hanya gugup karena akan bertemu seseorang.”

Saat itu, seorang pegawai wanita menghampiri. “Tuan Dagger,” katanya sopan. “Silakan ikuti saya. Saya akan mengantar Anda ke ruangan Nona Sophia.”

Mason dengan cepat berdiri dengan senyuman yang lebar. Wajahnya berbinar seperti baru saja memenangkan undian. Pria itu sama sekali tidak menyangka jika direktur utama Phoenix Vanguard akan berbicara langsung dengannya, padahal ia sudah pasrah menerima nasib jika kedatangannya ke tempat ini kembali ditolak mentah-mentah.

"Nona Evelyn," ujarnya dengan bangga, "mari ikut denganku, aku akan mengenalkanmu dengan direktur utama Phoenix Vanguard. Aku pikir ini waktu yang tepat bagimu untuk bertemu dengannya."

Evelyn tentu saja senang ketika mendengarnya. Ini langkah besar yang baik untuk dirinya maupun keluarganya. Jika berhasil memperkenalkan diri dan menampilkan citra diri yang baik, tidak menutup kemungkinan perkenalan ini akan berlanjut pada kerja yang sama.

Namun, harapan itu sirna sekejap ketika pegawai wanita tadi menambahkan, “Maaf, Tuan. Hanya Anda seorang yang diminta menemui Nona Sophia saat ini.”

Raut kecewa melintas di wajah Mason, meski di dalam hatinya, ia merasa lega karena tidak harus mempertaruhkan harga dirinya di depan Evelyn jika sesuatu tidak berjalan sesuai rencana. “Aku yakin kesempatan akan datang di kemudian hari."

“Tentu saja, Tuan Mason. Aku paham.” Evelyn tersenyum meski sedikit kecewa. Ia sadar bahwa kedatangannya ke tempat ini hanya sekedar menemani Mason. Bisa berkunjung ke tempat megah ini saja sudah membuatnya sangat bersyukur.

Ketika Mason pergi mengikuti pegawai, Evelyn tetap tinggal di ruang tunggu. Ia mengeluarkan ponsel untuk memeriksa pesan. Tidak ada yang menarik perhatian hingga jarinya tak sengaja membuka galeri foto.

Deretan gambar muncul, salah satunya adalah foto keluarga yang diambil beberapa tahun lalu. Di latar belakang, terlihat sosok Xander, hanya sebagian tubuhnya yang tampak. Namun, melihat pria itu membuat Evelyn tercenung.

Tanpa sadar, jemarinya mengusap layar, menyentuh sosok Xander yang tertangkap kamera. Ada sesuatu dalam senyum pria itu—membuat hatinya menghangat tanpa sebab.

"Astaga." Evelyn menggeleng, seolah ingin mengusir pikiran yang mulai menguasai dirinya. “Kenapa aku justru memikirkan Xander?”

Ia memasukkan ponsel kembali ke tasnya, menarik napas panjang, lalu menghembuskannya perlahan. Meski mencoba mengalihkan pikiran, perasaan aneh itu masih menggelayuti hatinya.

“Apa yang sebenarnya terjadi?” Evelyn berbisik pada dirinya sendiri, menatap kosong ke lantai. “Kenapa aku malah memikirkan Xander?”

Evelyn menarik napas panjang, berlari perlahan, buru-buru memasukkan ponsel ke dalam tas. “Apa yang sebenarnya terjadi? Ke-kenapa aku justru mengingat Xander?”

Berbeda dengan Mason yang saat ini merasakan sangat tegang ketika berada di dalam elevator. la tidak henti-hentinya memeriksa apa yang terjadi untuk memastikan pertemuan ini berjalan lancar. Bertemu dengan Sophia adalah kesempatan langka yang tidak bisa didapat secara sembarangan. Jika pertemuan ini berhasil, maka masalahnya akan bisa terselesaikan.

Ketika elevator berbunyi lembut dan pintu terbuka, jantung Mason berdebar semakin kencang. Ia melangkah keluar dengan napas tertahan, menyusuri lorong hingga tiba di depan pintu ruangan besar. Pegawai wanita yang mengantarnya mengetuk pintu dengan sopan sebelum membukanya lebar.

“Nona Sophia, Tuan Mason dari keluarga Dagger sudah tiba,” kata pegawai itu.

"Biarkan kami berdua di ruangan ini selama sepuluh menit," suara Sophia terdengar lembut tetapi penuh otoritas.

Pegawai itu membungkuk ringan, lalu buru-buru keluar. Pintu tertutup, menyisakan Mason dan Sophia dalam keheningan yang tegang.

Sophia perlahan berbalik menghadap Mason, tatapannya tajam. Mata cokelatnya mengamati Mason dari atas hingga bawah, seolah menilai setiap detail penampilannya. Sebuah senyum tipis, hampir seperti ejekan, terukir di wajahnya.

Kau tidak bisa dibandingkan dengan Tuan Xander seujung kuku pun, tapi kenapa kau bisa sesombong itu, Mason? batin Sophia dengan meremehkan.

“Tuan Mason,” kata Sophia akhirnya. “Anda memiliki waktu sepuluh menit untuk menjelaskan semuanya kepada saya. Silakan duduk.”

“Ba-baik, Nona Sophia,” katanya terbata, lalu dengan cepat menjatuhkan dirinya ke sofa di hadapannya.

Sophia duduk dengan tenang di sofa lain, menyilangkan kaki dengan anggun. Tangannya bersandar ringan di sandaran sofa, namun tatapannya menusuk langsung ke arah Mason, membuat pria itu semakin merasa terpojok.

Sementara itu, Evelyn masih berada di ruang tunggu. Wanita itu terkejut ketika tiba-tiba seorang pegawai bertanya untuk mengikutinya.

"Nona Evelyn," panggil pegawai itu sopan, “saya diminta untuk mengantar Anda. Mohon ikuti saya."

Evelyn langsung tersentak. "Apa aku melakukan kesalahan, Nona?" tanyanya gugup. Sorot matanya menampakkan kekhawatiran yang dalam. Ia tahu, kesalahan sekecil apa pun di tempat seperti ini bisa berdampak buruk, tidak hanya untuknya tetapi juga keluarganya.

Pegawai itu tersenyum tipis, berusaha menenangkan Evelyn. “Tidak, Nona. Anda tidak melakukan kesalahan apa pun. Saya ditugaskan untuk menunjukkan beberapa tempat menarik di gedung ini.”

"Ditugaskan?" Evelyn memicingkan mata, penuh selidik.

"Benar, Nona. Saya ditugaskan langsung oleh pemilik Phoenix Vanguard. Mari ikut dengan saya," jawab wanita bernama Grace sambil berjalan lebih dahulu.

Mata Evelyn membelalak. “Pemilik Phoenix Vanguard?” gumamnya, tubuhnya terpaku sesaat. Pemiliknya? Bagaimana mungkin seseorang yang begitu penting itu memerintahkannya untuk berkeliling? Ia bahkan tidak mengenal pria atau wanita itu.

Meski masih diliputi kebingungan, Evelyn akhirnya mengikuti Grace. Mereka memasuki elevator, yang bergerak halus menuju lantai paling atas gedung.

"Nona, aku tidak memiliki kepentingan apa pun di gedung ini," ujar Evelyn mencoba menjelaskan. "Dan aku bahkan tidak mengenal pemilik Phoenix Vanguard. Jadi, bagaimana mungkin—"

Grace memotong dengan sopan, “Saya hanya menjalankan perintah, Nona.” Sesaat kemudian, pintu elevator terbuka. “Dan saya bisa katakan, Anda adalah salah satu orang yang sangat beruntung.”

Evelyn tidak bisa menahan kekagumannya ketika menginjakkan kaki di juga atas. Wanita itu memasuki satu per satu ruangan dengan sorot kekaguman yang tidak luntur. Dekorasi tempat ini benar-benar sangat luar biasa, begitu memanjakan mata dan menenangkan hati. Semua barang tertata dengan apik dan sesuai porsinya. Terdapat banyak ruangan di lantai ini dan semuanya berada di puncak keindahan tertinggi yang pernah Evelyn lihat sebelumnya.

Evelyn menginjakkan kaki di taman yang berada di atas gedung. Terdapat air terjun, taman bunga, pepohonan rindang, kolam renang dan kubah indah menaungi dari atas. Semua yang ada di tempat ini tak lepas dari decak kagum Evelyn.

“Ini benar-benar luar biasa,” gumam Evelyn sambil tersenyum kagum.

Grace menunduk hormat. “Nona Evelyn, izinkan saya meninggalkan Anda sebentar.”

Evelyn mengangguk tanpa melepaskan pandangannya dari taman. Ia berjalan perlahan, menyentuh air mancur dengan ujung jarinya, menghirup aroma bunga-bunga segar, lalu duduk di sebuah bangku yang nyaman.

Saat sedang menikmati keindahan, suara langkah kaki mendekat membuat Evelyn menoleh. Jantungnya berhenti sejenak ketika melihat siapa yang datang.

Sosok Xander muncul, mengenakan jas mewah berwarna gelap yang membingkai tubuhnya dengan sempurna. Penampilannya begitu menawan, bahkan lebih tampan dari yang bisa Evelyn ingat. Setiap langkahnya penuh percaya diri dan wibawa.

“Xa-Xander… apa itu benar-benar kau?”

Terpopuler

Comments

Kusumawardani

Kusumawardani

mcnya tdk mengerti apa"Krn hanya mengikuti peran sebagai tokoh utama dicerita novel ini sodara,,dan itu hak author mau buat MC nya bodoh atau bucin,,wkwkwk,ini kayaknya pengalaman author sdri,yg gak bis muv on,dari mantan entah mantan istri atau pacar Krn diambil pria lain sprti cerita mcnya,hahahawakwkwkwk

2025-03-19

0

OI

OI

yg bodoh xender kalo balik lagi wkwkwkkw

2025-02-22

0

sitanggang

sitanggang

terlalu lemah, harusnya bakas dendam dgn cara yg menawan....bukannya masih cinta saja setelah disepelekan & diceraikan

2025-03-28

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Sampah Keluarga
2 Bab 2 Perceraian
3 Bab 3 Terkejut
4 Bab 4 Pertemuan
5 Bab 5 Pewaris yang dicari
6 Bab 6 Kembali bertemu
7 Bab 7 Tertipu
8 Bab 8 Menyinggung
9 Bab 9 Siapa dia?
10 Bab 10 Pertarungan
11 Bab 11 Menantang
12 Bab 12 Menang
13 Bab 13 Pekerjaan
14 Bab 14 Makam
15 Bab 15 Menghina
16 Bab 16 Pembohong
17 Bab 17 Pemilik Phoenix Vanguard
18 Bab 18 Gugup
19 Bab 19 Pekerjaan
20 Bab 20 Nekad
21 Bab 21 Gagal
22 Bab 22 Takjub
23 Bab 23 Tak percaya
24 Bab 24 Berbohong
25 Bab 25 Menemukan
26 Bab 26 Keluarga Hillborn
27 Bab 27 Misterius
28 Bab 28 Dendam
29 Bab 29 Makan malam
30 Bab 30 Tertegun
31 Bab 31 Tuduhan
32 Bab 32 Santai
33 Bab 33
34 Bab 34 Terbukti
35 Bab 35 50 Juta
36 Bab 36
37 Bab 37 Teguh
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40 Keberangkatan
41 Bab 41 Minta pertolongan
42 Bab 42
43 Bab 43 Miguel Castello
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
Episodes

Updated 144 Episodes

1
Bab 1 Sampah Keluarga
2
Bab 2 Perceraian
3
Bab 3 Terkejut
4
Bab 4 Pertemuan
5
Bab 5 Pewaris yang dicari
6
Bab 6 Kembali bertemu
7
Bab 7 Tertipu
8
Bab 8 Menyinggung
9
Bab 9 Siapa dia?
10
Bab 10 Pertarungan
11
Bab 11 Menantang
12
Bab 12 Menang
13
Bab 13 Pekerjaan
14
Bab 14 Makam
15
Bab 15 Menghina
16
Bab 16 Pembohong
17
Bab 17 Pemilik Phoenix Vanguard
18
Bab 18 Gugup
19
Bab 19 Pekerjaan
20
Bab 20 Nekad
21
Bab 21 Gagal
22
Bab 22 Takjub
23
Bab 23 Tak percaya
24
Bab 24 Berbohong
25
Bab 25 Menemukan
26
Bab 26 Keluarga Hillborn
27
Bab 27 Misterius
28
Bab 28 Dendam
29
Bab 29 Makan malam
30
Bab 30 Tertegun
31
Bab 31 Tuduhan
32
Bab 32 Santai
33
Bab 33
34
Bab 34 Terbukti
35
Bab 35 50 Juta
36
Bab 36
37
Bab 37 Teguh
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40 Keberangkatan
41
Bab 41 Minta pertolongan
42
Bab 42
43
Bab 43 Miguel Castello
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!