Bab 10 Pertarungan

"Apa yang kau inginkan, bodoh!" bentak salah satu pria kearah Xander, "jangan ikut campur jika kau tidak ingin celaka!"

Xander segera turun dari motor, menoleh pada seorang pria berkaus hitam yang sudah terbaring di trotoar dengan beberapa luka lebam.

Empat pria yang memukuli pria itu mendekat ke arahnya dengan wajah dikuasai amarah.

Xander memberi tanda pada tiga pengawalnya untuk berhenti dan tidak ikut campur.

Tidak ada rasa gentar di wajah Xander meski dirinya kalah jumlah. la sudah terbiasa dengan perkelahian jalanan sebelum bergabung dengan keluarga Voss. Tinggal sebatang kara tentu saja menjadikannya pribadi yang kuat dari segi fisik dan mental.

"Hanya pengecut yang menyerang seseorang dengan berkelompok," ujar Xander tenang.

Empat orang pria itu tertawa meledak, beberapa meludah hingga nyaris mendarat di sepatu Xander. Mereka bergerombol mengelilingi Xander dengan tatapan nyalang.

"Siapa kau? Apa kau teman sisampah itu?" tanya salah satu dari mereka.

"Apa kau tahu apa kesalahannya sehingga kami harus memberinya pelajaran?" tanya yang lain dengan wajah kesal, "dia sudah mencuri uang kami."

"Kalianlah yang kalah taruhan dariku," ujar pria yang dikeroyok empat pria itu. Ia buru-buru berdiri, berlindung di balik punggung Xander.

"Jika kalian bermasalah dengannya, maka selesaikan dengan baik." Xander mengawasi gerak-gerik keempat pria itu. Dari tampilan mereka, mereka seperti berandalan jalanan, tipikal pribadi yang memilih kekerasan sebagai jalan keluar.

"Aku sama sekali tidak pernah melihatmu di tempat ini. Sepertinya kau orang baru di kota ini. Berikan kami uangmu atau kau bisa memberikan kami sepeda listrikmu. Kau tentu ingin merasa aman di tempat baru, bukan?"

Salah satu dari empat pria itu tertawa keras, berusaha menyentuh Xander. Namun, Xander dengan cekatan langsung menarik kerah baju pria itu, lantas membantingnya ke bawah dengan kuat hingga pria itu terbaring di tanah dengan suara hantaman yang cukup keras.

"Ah!" Pria itu meringis ketika merasakan sakit di tangan dan punggungnya.

Xander segera melilit satu tangan pria itu ke belakang, menekannya kuat-kuat.

"Wow, pria itu cukup hebat." Pria yang dikeroyok empat pria tadi menatap kagum, tersenyum lebar seraya mundur dan bersembunyi di balik sebuah tembok.

Satu per satu dari ketiga berandal itu datang menyerang Xander dengan tendangan dan pukulan. Xander dapat dengan mudah membaca dan menghindari semua serangan itu.

Ia bahkan menendang satu per satu dari mereka tepat di dada hingga ketiganya jatuh ke trotoar menyusul rekannya yang lebih dahulu bermesraan dengan keramik.

"Menyerahlah," kata Xander.

Keempat berandal itu mulai berdiri, menjauh dari Xander. Kawasan ini terbilang cukup sepi dari kehadiran pejalan kaki dan kendaraan. Kalaupun ada yang melintas, mereka memilih tidak peduli dengan masalah yang terjadi pada orang lain untuk menghindari masalah. Terbukti dengan beberapa pejalan kaki yang lebih memilih memutar jalan ketika perkelahian terjadi.

Tidak jauh dari tempat perkelahian terjadi, terdapat sebuah pos polisi. Akan tetapi, mereka terkesan tidak acuh dengan apa yang terjadi pada Xander dan yang lain.

"Hei, cepat bereskan! Jangan menganggu kerja santai kami." Salah satu polisi berteriak sembari meneguk minuman di pintu masuk pos, lalu kembali memasuki ruangan. Dua rekannya yang lain terbahak-bahak saat menonton tayangan televisi.

"Kau akan kami habisi sekarang juga!"

Keempat berandal itu segera mengeluarkan pisau dari saku jaket, lalu menodongkannya pada Xander. Mereka tersenyum meremehkan dengan pisau yang ditarik mundur dan maju bergantian.

Xander menghembus napas panjang. Pria tinggi itu pernah merasakan pisau mengorek tubuhnya beberapa tahun lalu dan tahu bagaimana rasa sakitnya. Akan tetapi, ia tidak gentar sekalipun melihat kilat cahaya dari benda tajam itu. Xander justru memberi tanda dengan gerakan tangan pada keempat berandalan itu untuk maju.

"Jangan salahkan kami jika kau mati hari ini!" Salah seorang dari berandalan itu tiba-tiba berteriak dan maju dengan tangan yang langsung mengayunkan pisau ke arah Xander.

Xander mundur beberapa langkah, dan dengan gerakan tenang dan pasti menendang pisau di tangan berandalan hingga terjatuh. Xander segera memutar tubuh dengan cepat, kemudian menghantam dada berandalan itu hingga terlempar agak jauh.

Tiga berandalan yang lain melihat ngeri ketika teman mereka terpental dan terbaring dengan ringisan panjang. Ketiganya sempat ragu untuk maju, tetapi pada akhirnya memutuskan melawan. Pisau-pisau mereka berusaha melesak menusuk kulit Xander. Namun, Xander dengan mudah menjauhkan pisau-pisau itu dengan tendangan dan pukulan.

"Wow, aku harus menjadikannya sebagai mesin uangku, " ucap pria yang ditolong Xander dengan wajah kagum.

Xander merenggangkan otot-ototnya sesaat, lalu maju setelah memilih memasang mode bertahan. Pria itu berlari menerobos barisan keempat berandal itu dengan tendangan terayun kencang. Sempat terjadi perlawanan, tetapi Xander dengan mudah mengalahkan mereka setelah menghadiahi mereka dengan satu hantaman keras ke wajah. Satu per satu berandal itu terbaring di tanah seraya menangis perih.

"Kerja bagus, Bung!" teriak seorang polisi satu tangan memberikan jempol ke atas.

Xander menggeleng pelan ketika mendengarnya. "Dasar pemakan gaji buta."

"Tunggu pembalasan kami!" Keempat berandal itu akhirnya memilih lari setelah merasa tidak memiliki kesempatan untuk menang.

Xander merenggangkan kembali otot-ototnya ketika para berandalan itu sudah tidak terlihat lagi. Ia ingin kembali memutari kota Royaltown sebelum sore menjelang. Malam nanti, pria itu ingin mempelajari semua dokumen yang diberikan Govin.

"Wow, kau keren sekali, Bung." Pria yang ditolong Xander tadi tiba-tiba mendekat.

Xander memandangi pria itu dari atas hingga bawah. Penampilannya tidak jauh dari berandalan yang menyerang tadi. “Aku harus pergi."

"Hei, tunggu sebentar, Bung." Pria itu menahan bahu Xander, lalu melepaskan pegangannya ketika ditatap dingin oleh Xander. “Namaku Parker. Izinkan aku berterima kasih padamu, Bung."

Parker menyodorkan tangan pada Xander. “Aku rasa kita bisa menjadi teman baik."

Xander membalas salam dari Parker. “Namaku Xander. Aku harus pergi."

"Hei, apa kau sudah memiliki pekerjaan sekarang? Jika kau belum memilikinya, aku memiliki pekerjaan yang cocok untukmu. Kau tertarik?" tanya Parker beruntun.

Xander menduga jika Parker berpikir bahwa dirinya adalah seorang pengangguran karena penampilannya saat ini. Itu wajar karena hal pertama yang orang-orang lihat adalah penampilan. Dari sanalah mereka akan menentukan bagaimana bersikap dan berprilaku.

"Pekerjaan apa yang kau tawarkan?" Xander sedikit tertarik dengan penawaran Parker. "Dan apa aku bisa mempercayaimu? Kita baru saja bertemu dan belum mengenal secara pribadi."

Parker tertawa, lalu mengernyit ketika luka di bibirnya terasa. "Jika aku bertindak mencurigakan, kau bisa langsung menghajarku saat itu juga. Kau setuju?"

"Kau harus mengatakan apa pekerjaan yang harus kulakukan lebih dulu," ucap Xander.

"Ikuti aku, Bung! Aku akan menunjukkan langsung padamu apa pekerjaanmu." Parker segera berlari ke sebuah gang kecil, memberi tanda pada Xander untuk mendekat.

Xander mengendarai skuternya, mengirim pesan pada ketiga pengawalnya, kemudian mengikuti Ke mana Parker pergi.

"Tempat apa ini?" Xander menepikan skuter listriknya di dekat pintu gedung berlantai dua yang terbilang kumuh. Tempat ini sangat sepi dan jauh dari jalanan.

"Kau akan tahu setelahnya memasukinya, Bung." Parker memasuki pintu gedung tersebut. Xander mengikuti Parker dari belakang seraya mengamati keadaan sekeliling. Tidak banyak benda yang berada di dalam ruangan ini selain drum, ban bekas dan beberapa botol minuman.

Xander menaiki tangga yang cukup panjang sampai akhirnya tiba di lantai dua. Suara tepuk tangan dan teriakan seketika menyambutnya. Kening pria itu mengernyit, menoleh pada Parker yang baru saja membuka pintu yang berada tak jauh darinya. Xander tahu ke mana dan apa yang ditawarkan Parker padanya.

Terpopuler

Comments

Dudun Ferduzi

Dudun Ferduzi

jalan ceritanya terlalu bertele2

2025-01-29

1

Joko Pelawi

Joko Pelawi

MC yg kurang pengalaman, sakit gula

2025-03-07

0

Cahaya Sidrap

Cahaya Sidrap

🤜🤜🤜🤜

2025-02-24

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Sampah Keluarga
2 Bab 2 Perceraian
3 Bab 3 Terkejut
4 Bab 4 Pertemuan
5 Bab 5 Pewaris yang dicari
6 Bab 6 Kembali bertemu
7 Bab 7 Tertipu
8 Bab 8 Menyinggung
9 Bab 9 Siapa dia?
10 Bab 10 Pertarungan
11 Bab 11 Menantang
12 Bab 12 Menang
13 Bab 13 Pekerjaan
14 Bab 14 Makam
15 Bab 15 Menghina
16 Bab 16 Pembohong
17 Bab 17 Pemilik Phoenix Vanguard
18 Bab 18 Gugup
19 Bab 19 Pekerjaan
20 Bab 20 Nekad
21 Bab 21 Gagal
22 Bab 22 Takjub
23 Bab 23 Tak percaya
24 Bab 24 Berbohong
25 Bab 25 Menemukan
26 Bab 26 Keluarga Hillborn
27 Bab 27 Misterius
28 Bab 28 Dendam
29 Bab 29 Makan malam
30 Bab 30 Tertegun
31 Bab 31 Tuduhan
32 Bab 32 Santai
33 Bab 33
34 Bab 34 Terbukti
35 Bab 35 50 Juta
36 Bab 36
37 Bab 37 Teguh
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40 Keberangkatan
41 Bab 41 Minta pertolongan
42 Bab 42
43 Bab 43 Miguel Castello
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
Episodes

Updated 144 Episodes

1
Bab 1 Sampah Keluarga
2
Bab 2 Perceraian
3
Bab 3 Terkejut
4
Bab 4 Pertemuan
5
Bab 5 Pewaris yang dicari
6
Bab 6 Kembali bertemu
7
Bab 7 Tertipu
8
Bab 8 Menyinggung
9
Bab 9 Siapa dia?
10
Bab 10 Pertarungan
11
Bab 11 Menantang
12
Bab 12 Menang
13
Bab 13 Pekerjaan
14
Bab 14 Makam
15
Bab 15 Menghina
16
Bab 16 Pembohong
17
Bab 17 Pemilik Phoenix Vanguard
18
Bab 18 Gugup
19
Bab 19 Pekerjaan
20
Bab 20 Nekad
21
Bab 21 Gagal
22
Bab 22 Takjub
23
Bab 23 Tak percaya
24
Bab 24 Berbohong
25
Bab 25 Menemukan
26
Bab 26 Keluarga Hillborn
27
Bab 27 Misterius
28
Bab 28 Dendam
29
Bab 29 Makan malam
30
Bab 30 Tertegun
31
Bab 31 Tuduhan
32
Bab 32 Santai
33
Bab 33
34
Bab 34 Terbukti
35
Bab 35 50 Juta
36
Bab 36
37
Bab 37 Teguh
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40 Keberangkatan
41
Bab 41 Minta pertolongan
42
Bab 42
43
Bab 43 Miguel Castello
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!