Bab 7 Tertipu

Mereka kini hendak melanjutkan perjalanan ke tempat lain untuk mempertemukan Xander dengan Sebastian Ashcroft.

Xander tidak sengaja tertidur setelah berganti pakaian. Saat terbangun, ia sudah berada di sebuah tempat di mana beberapa pesawat berada.

Govin membawanya menuju sebuah pesawat. Interior di dalamnya begitu menakjubkan dan memanjakan mata. Bahkan, lebih indah berkali-kali lipat dibanding rumah keluarga Voss.

Xander terus waspada selama dalam perjalanan, tetapi selama itu pula ia tidak merasa Govin akan bertindak macam-macam. Pesawat turun di sebuah halaman luas saat waktu menunjukkan tepat tengah malam.

Xander begitu takjub dengan halaman dan taman rumah yang dikunjunginya saat ini. la tidak bisa berhenti berdecak kagum ketika Govin dan bawahan-bawahannya membawanya untuk memasuki rumah, lebih tepatnya istana yang dikelilingi cahaya menyilaukan.

"Selamat datang di kediaman keluarga Ashcroft, Tuan." ucap Govin sambil membungkuk ketika pintu rumah terbuka dari dalam.

Xander terkejut ketika hampir sekitar lima puluh orang lebih membungkuk hormat padanya.

Sepanjang hidupnya selama tiga puluh tahun, ia tidak pernah mengunjungi rumah semewah ini, termasuk mendapatkan perlakuan seperti ini. Ini seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Saat Xander mencoba mencubit lengannya, ia merasa kesakitan.

Keterkejutan masih tampak di wajah tampan dan menawan Xander ketika memasuki rumah atau istana ini. Kekagumannya seakan sulit dijabarkan oleh kata-kata. Rumah ini jauh lebih indah berkali-kali lipat dari rumah keluarga Voss atau rumah-rumah keluarga lain yang pernah dirinya kunjungi.

Govin mengantar Xander menuju lantai atas menggunakan elevator. Xander tiba-tiba merasa gugup dan takut saat Govin memberitahunya bahwa ia akan segera bertemu dengan ayahnya. Sampai sejauh ini tidak ada tindak-tanduk Govin yang mencurigakan.

Tuan Alexander, mohon tunggu sebentar di sini. Aku akan memberi tahu kedatangan Anda pada Tuan Sebastian," ujar Govin yang kemudian memasuki sebuah ruangan.

Xander menunggu di luar selama beberapa menit. la memilih untuk berjalan-jalan di sekitar ruangan yang baru saja dimasuki Govin.

Terdapat beberapa penjaga di sekitar ruangan. Xander tahu jika mereka mengawasi dan membicarakan nya, tetapi ia lebih memilih mengabaikan mereka.

"Ini...." Xander terkejut saat melihat sebuah foto keluarga yang tergantung di dinding. Gambar itu memperlihatkan dua orang pria cukup berumur yang terlihat sangat mirip dengannya. Hatinya berdegup kencang, dan pikirannya dipenuhi pertanyaan-pertanyaan yang tak terjawab.

“Mungkinkah dia adalah ayahku?” gumamnya, menatap pria di sebelah kiri foto. Wajahnya begitu serupa dengan wajah Xander, membuatnya yakin bahwa ini lebih dari sekadar kebetulan.

Xander menepuk-nepuk pipinya untuk mengembalikan kewarasannya. Sampai saat ini ia masih belum sepenuhnya mempercayai semua ini.

Namun, matanya kemudian beralih ke sosok pria di sebelah kanan. “Tapi siapa orang yang ada di sampingnya?” batinnya

Selama ini Xander dikenal sebagai menantu sampah keluarga Voss di kota Skyline city. Cibiran dan hinaan terus datang padanya di mana secara terang-terangan keluarga Voss ingin mengusirnya dari keluarga. Rasa cintanya pada Evelyn dan janjinya pada Ethan-lah membuatnya bertahan.

Namun, lihatlah kemiripan dirinya dengan sosok di dalam foto besar di dinding itu. Mungkinkah ucapan Govin mengenai dirinya yang merupakan anak dari seorang pemimpin keluarga Ashcroft pewaris utama keluarga terkaya di negara ini adalah benar adanya? Siapa pun termasuk dirinya tentu tidak akan langsung mempercayainya. Masih ada kemungkin jika semua ini adalah rekayasa, pikir Xander.

Di dalam ruangan, Govin tiba-tiba berlutut ketika sudah berada di dekat ranjang yang ditempati oleh Sebastian Ashcroft.

"Berita apa yang kau bawa, Govin?" tanya Sebastian dengan suara lemah, sama sekali tidak ingin berbalik.

Sorot matanya begitu kosong. Ia memiliki segalanya dalam genggaman tangannya saat ini, tetapi ia tidak bisa menemukan orang yang mereka cari hingga saat ini. Itu benar-benar tidak sebanding dan membuatnya tidak bahagia.

"Aku berhasil menemukan Tuan Alexander, Tuan. Saat ini, dia sedang menunggu di luar," ujar Govin sembari mendongak.

"Kau pasti bercanda?" Ucap Sebastian buru-buru turun dari ranjang saking terkejut dengan ucapan tersebut.

"Aku akan langsung membunuhmu jika kau mempermainkanku, Govin." Ancam Sebastian.

"Tuan tentu tahu jika aku tidak mungkin berani melakukan hal itu." balas Govin.

"Bagaimana kau menemukannya, Govin?" tanya Sebastian dengan wajah berseri-seri bercampur terkejut.

"Aku berhasil melacak keberadaan Tuan Alexander melalui sinyal yang dikirimkan cincinnya ke cincin yang tuan temukan. Tuan, sepertinya Tuan Alexander sudah menjalani hari-hari yang berat selama ini. Menurut informasi yang aku dapatkan, dia adalah menantu dari keluarga Voss dan mendapat perlakuan buruk dari mereka."

"Berani sekali keluarga rendahan itu memperlakukan keponakanku seperti sampah." Sebastian menatap geram, tetapi tak lama setelahnya kembali dipenuhi kebahagiaan.

Keponakan?

"Segera bawa dia ke hadapanku sekarang juga. Aku ingin tahu seperti apa dia sekarang."

"Baik, Tuan." Govin langsung meninggalkan ruangan.

Sementara itu, Sebastian Ashcroft segera mengganti pakaiannya dengan busana yang pantas. la seolah lupa dengan keadaan tubuhnya yang sedang dalam kondisi sakit keras. Wajahnya memancarkan kebahagian.

"Samuel! Lydia, akhirnya aku kembali bertemu dengan putra kalian." ucap Sebastian menyeka air mata ketika melihat foto sepasang kekasih digenggamannya.

Di luar ruangan, Govin segera mendekati Xander. "Tuan Xander, mari ikuti aku. Tuan Sebastian sudah menunggu anda di dalam."

Xander membenarkan letak jasnya sesaat. Ia merasa dirinya tampak tampan ketika tidak sengaja melihat pantulan dirinya di guci indah di dekat pintu.

Begitu memasuki ruangan, Xander kembali dibuat takjub dengan semua dekorasi dan barang-barang di dalamnya.

"Tuan Sebastian.Aku datang bersama Tuan Alexander, keponakan Anda," ucap Govin membungkuk ketika melihat Sebastian memunggunginya. Xander yang akan ikut membungkuk segera dihentikan oleh gerakan tangan Govin.

Sebastian segera berbalik, dan dalam sekejap dikuasai perasaan haru dan bahagia. Hanya dengan sekali lihat, ia merasa yakin bahwa pria muda di depannya adalah Alexander—keponakan yang telah lama ia cari. Air matanya menetes, diselimuti kebahagiaan yang tak terkira. Setelah bertahun-tahun lamanya, ia akhirnya bisa bertemu kembali dengan Alexander.

Namun, suasana hangat itu tak berlangsung lama. Di sisi lain, Xander menatap Sebastian dengan tatapan tajamnya beralih dari wajah Sebastian ke foto yang baru saja ia lihat di luar ruangan. Dan ia mengingat kembali saat Govin menunjukkan foto itu saat tadi menemukannya. Ia meyakinkan bahwa Sebastian adalah ayahnya. Tapi ada sesuatu yang janggal. Sosok yang ia lihat di rumah ini berbeda. Wajah Sebastian memang tampak serupa, tapi detailnya tak sepenuhnya sama seperti foto yang diberikan Govin. Yang lebih mengejutkan, Sebastian ternyata adalah orang yang berdiri tepat di samping sosok yang mirip dengannya, yang ia lihat tadi di lorong."

Lalu kemana ayah Xander?

“Alexander, kau sudah kembali.”

Sebastian mendekati Xander dengan cepat, kemudian memeluknya erat, namun pelukan itu tak dibalas.

“Jangan sentuh aku!” Xander mendorong tubuh Sebastian dengan kuat hingga langkah pria tua itu sedikit tergoyah. “Kau pikir aku ini bodoh?!”

“Alexander... apa maksudmu?” Sebastian bertanya, kebingungan.

Xander melangkah mundur, menatap Sebastian dengan pandangan yang penuh amarah dan kekecewaan. “Kau bukan ayahku. Aku tahu kau bukan dia. Govin menunjukkan foto yang berbeda, dengan wajahmu—kau tidak seperti orang yang di foto itu!”

“Alexander, dengarkan aku,” Sebastian mencoba mendekati Xander lagi, tapi pemuda itu mundur lebih jauh, menolak mendengar.

“Dengar apa?!” Xander membentak.

“Sejak aku bertemu dengan Govin, aku hanya dibawa dari satu kebohongan ke kebohongan lainnya. Dia bilang kau ayahku. Tapi sekarang aku tahu, ini semua tipuan!”

“Tidak! Kau salah paham.” Suara Sebastian mulai bergetar, bukan hanya karena kebingungan, tapi juga rasa sakit karena ditolak oleh keponakannya sendiri.

“Aku memang bukan ayahmu, Alexander. Aku adalah pamanmu. Aku tahu Govin mungkin tidak menjelaskan semuanya dengan benar, tapi aku bersumpah, aku adalah keluargamu!”

Xander terdiam sejenak, masih menatap Sebastian dengan penuh kecurigaan. Kata-kata Sebastian mulai membuatnya goyah, tapi emosinya belum surut.

“Keluarga?” Xander mengepalkan tangan.

Sebastian mengangguk dengan tegas. “Aku akan menceritakan semuanya, Alexander. Aku tidak akan mengecewakanmu lagi.”

Pertemuan berlangsung sedikit tegang untuk Sebastian. Sebastian mulai berbincang panjang lebar setelah Govin diminta meninggalkan ruangan. Xander akhirnya percaya dengan apa yang baru saja dijelaskan oleh Sebastian, la adalah putra dari orang terkaya di negeri ini sekaligus pewaris tunggal dari semua kekayaannya.

Sebastian mulai menceritakan pada Xander bagaimana bisa Xander dan kedua orangtuanya sempat terpisah.

Konflik berdarah yang terjadi di keluarga Ashcroft sekitar dua puluh sembilan tahun lalu memaksa Samuel dan Lydia, ayah dan ibu Xander, menitipkan Alexander ke sebuah panti asuhan untuk melindunginya. Setelah situasi mulai reda, keduanya berencana mengambil kembali Xander. Namun, panti asuhan itu mengalami kebakaran besar, dan Xander dinyatakan tewas.

Ternyata, kebakaran itu bukan kecelakaan. Sebastian menjelaskan bahwa salah satu anggota keluarga Ashcroft, yang tidak setuju dengan Samuel sebagai pemimpin keluarga, diduga menjadi dalang dari tragedi tersebut. Namun, Samuel dan Lydia tidak serta-merta percaya bahwa Xander meninggal. Selama bertahun-tahun, keduanya berusaha mencari keberadaan Xander dengan segala cara.

Tapi hal yang paling memberatkan Sebastian adalah saat Samuel dan Lydia meninggalkannya untuk selama-lamanya lima tahun lalu.

Sebastian, yang menjadi satu-satunya keluarga dekat Xander yang tersisa, melanjutkan pencarian tersebut. Hingga akhirnya, kehadiran Xander malam ini menjadi jawaban dari doa dan usahanya selama ini.

Sebastian mengungkapkan bagaimana posisinya di keluarga Ashcroft sering kali terancam setelah ia menggantikan posisi Samuel sebagai kepala keluarga. Sejak Samuel meninggal, beberapa anggota keluarga berusaha merebut kekuasaan, memanfaatkan ketidakhadiran seorang pewaris yang sah. Mereka meragukan kemampuannya untuk memimpin, melihatnya sebagai figur yang tidak layak untuk memimpin keluarga sebesar Ashcroft. Namun, semua tuduhan mereka kini terpatahkan dengan kehadiran Xander.

Xander merasa sedih mengetahui kedua orang tuanya telah tiada. Namun, ia berjanji kepada Sebastian untuk menjaga paman sekaligus keluarganya. Xander pun menceritakan kisah hidupnya, mulai dari masa kecil di panti, perjuangannya saat remaja, kehidupannya sebagai pelayan di sebuah restoran, hingga saat menjadi menantu keluarga Voss yang selalu dihina.

“Kau adalah satu-satunya keluarga yang tersisa, Alexander,” ujar Sebastian dengan bangga saat mereka berbicara di balkon kamar yang menghadap halaman luas.

“Semua yang kumiliki sekarang adalah milikmu. Kau adalah pewaris utama keluarga Ashcroft.”

“Benarkah itu, Paman?” tanya Xander, matanya masih memancarkan ketidakpercayaan.

"Tentu saja. Dengan kekayaan ini, kau bisa memiliki melakukan hal apa pun yang kau mau. Membalaskan rasa sakit hatimu pada keluarga rendahan seperti keluarga Voss dan keluarga Dagger adalah hal mudah bagimu. Kau hanya tinggal menjentikkan jarimu dan keluarga mereka akan hancur dalam hitungan detik."

Xander diselimuti dengan kebahagiaan yang tidak pernah dirinya rasakan sebeumnya. Jika sebelumnya dunia selalu menginjak-injaknya, maka saat ini dunia berada dalam genggaman tangannya.

Xander siap untuk membuktikan pada dunia siapa dirinya sesungguhnya.

Terpopuler

Comments

Cahaya Sidrap

Cahaya Sidrap

👆👆👆👆

2025-02-23

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Sampah Keluarga
2 Bab 2 Perceraian
3 Bab 3 Terkejut
4 Bab 4 Pertemuan
5 Bab 5 Pewaris yang dicari
6 Bab 6 Kembali bertemu
7 Bab 7 Tertipu
8 Bab 8 Menyinggung
9 Bab 9 Siapa dia?
10 Bab 10 Pertarungan
11 Bab 11 Menantang
12 Bab 12 Menang
13 Bab 13 Pekerjaan
14 Bab 14 Makam
15 Bab 15 Menghina
16 Bab 16 Pembohong
17 Bab 17 Pemilik Phoenix Vanguard
18 Bab 18 Gugup
19 Bab 19 Pekerjaan
20 Bab 20 Nekad
21 Bab 21 Gagal
22 Bab 22 Takjub
23 Bab 23 Tak percaya
24 Bab 24 Berbohong
25 Bab 25 Menemukan
26 Bab 26 Keluarga Hillborn
27 Bab 27 Misterius
28 Bab 28 Dendam
29 Bab 29 Makan malam
30 Bab 30 Tertegun
31 Bab 31 Tuduhan
32 Bab 32 Santai
33 Bab 33
34 Bab 34 Terbukti
35 Bab 35 50 Juta
36 Bab 36
37 Bab 37 Teguh
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40 Keberangkatan
41 Bab 41 Minta pertolongan
42 Bab 42
43 Bab 43 Miguel Castello
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
Episodes

Updated 144 Episodes

1
Bab 1 Sampah Keluarga
2
Bab 2 Perceraian
3
Bab 3 Terkejut
4
Bab 4 Pertemuan
5
Bab 5 Pewaris yang dicari
6
Bab 6 Kembali bertemu
7
Bab 7 Tertipu
8
Bab 8 Menyinggung
9
Bab 9 Siapa dia?
10
Bab 10 Pertarungan
11
Bab 11 Menantang
12
Bab 12 Menang
13
Bab 13 Pekerjaan
14
Bab 14 Makam
15
Bab 15 Menghina
16
Bab 16 Pembohong
17
Bab 17 Pemilik Phoenix Vanguard
18
Bab 18 Gugup
19
Bab 19 Pekerjaan
20
Bab 20 Nekad
21
Bab 21 Gagal
22
Bab 22 Takjub
23
Bab 23 Tak percaya
24
Bab 24 Berbohong
25
Bab 25 Menemukan
26
Bab 26 Keluarga Hillborn
27
Bab 27 Misterius
28
Bab 28 Dendam
29
Bab 29 Makan malam
30
Bab 30 Tertegun
31
Bab 31 Tuduhan
32
Bab 32 Santai
33
Bab 33
34
Bab 34 Terbukti
35
Bab 35 50 Juta
36
Bab 36
37
Bab 37 Teguh
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40 Keberangkatan
41
Bab 41 Minta pertolongan
42
Bab 42
43
Bab 43 Miguel Castello
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!