Bab 14. Mencari Pelaku Sebenarnya

Keringat dingin membanjiri tubuh Vanessa. Dia takut akan ayahnya yang kejam dan tegas. Sebagai bagian dari keluarga terpandang, dirinya harus menjaga nama baik keluarga.

Melihat Vanessa yang seperti itu membuat Charlie kesal. Murid-murid seenaknya sendiri langsung menuduh.

"Diam!" teriak Charlie dan semua orang yang ada di sana langsung terdiam.

Zanetha dan teman-temannya yang sejak tadi tersenyum mengejek kepada Vanessa pun dibuat terkejut, otomatis ikut diam. Semua murid di sana tahu kalau Charlie paling tidak suka dengan keributan.

"Apa kalian punya bukti kalau Vanessa yang sudah mengambil barang kalian?" tanya sang ketua OSIS.

"Bisa saja ada yang ingin memfitnah dirinya. Aku akan melakukan investigasi untuk masalah ini. Siapa pun pelakunya akan mendapatkan hukuman berat. Jika Vanessa terbukti bersalah, maka dia akan dihukum. Tapi, jika dia tidak bersalah, maka kalian harus meminta maaf kepadanya," lanjut Charlie dengan tegas.

Semua menatap kepada Charlie dan Vanessa secara bergantian. Sebenarnya mereka ingin protes, tetapi tidak berani bersuara karena melihat kemarahan dari ekspresi wajah sang ketua OSIS.

"Bubar!" perintah Charlie dan semua murid pun membubarkan diri.

***

Hari ini Callista sudah masuk ke sekolah. Kemarin dia mendapatkan kabar dari Charlie akan masalah besar yang terjadi di Sekolah Alexandria. Tentu saja gadis itu tahu akan kejadian ini, karena di kehidupan sebelumnya juga terjadi.

Berbeda dengan tahun lalu, Callista tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolong Vanessa, kini dia akan menyelamatkan nyawa perempuan tak berdosa itu. Gadis itu tahu pelaku yang sebenarnya adalah Zanetha. Dengan menyuruh orang bayaran untuk mencuri barang-barang berharga dan penting milik murid-murid, lalu menyimpannya di loker milik Vanessa yang jarang dibuka olehnya.

"Aku sudah melakukan pesan kamu dahulu sebelum kau dihukum ibumu," ucap Charlie begitu mengadakan rapat OSIS yang mendadak.

"Bagus. Dengan begini kita punya waktu untuk membuktikan kalau Vanessa tidak bersalah," balas Callista tersenyum tipis.

***

Anggota OSIS mengadakan investigasi atas kasus pencurian kemarin. Callista pun menginterogasi Vanessa di ruang OSIS.

"Aku tahu bukan kamu pelaku pencurian itu. Aku ingin kamu menceritakan apa pun yang kau alami selama seminggu ini. Apa pun itu? Mau hal seremeh apa pun!" perintah Callista.

Walaupun tidak begitu paham maksud Callista, Vanessa bercerita apa saja selama seminggu ini. Mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali. Kegiatan apa saja yang dia lakukan dan bersama siapa saja.

Callista dan dua orang anggota OSIS lainnya mencatat apa pun yang diceritakan oleh Vanessa. Ini dibuat untuk laporan. Selanjutnya sang wakil ketua OSIS, memanggil orang-orang yang disebabkan oleh Vanessa untuk membuktikan kebenaran ceritanya.

Sementara itu, Charlie juga mencari bukti kalau Vanessa bukan pelaku pencurian itu. Dia juga bersama anggota OSIS lainnya melakukan interogasi kepada murid-murid yang barangnya kemarin hilang.

"Aku ingin bertanya. Sebelum pensil emas kamu hilang, kamu menaruhnya di mana?" tanya Charlie.

"Ya, di dalam tempat pensil," jawab perempuan itu dengan merasa heran karena ditanya seperti ini.

"Apakah ada yang tahu kamu menyimpannya di tempat pensil?" tanya sang ketua OSIS.

"Aku rasa semua orang akan menyimpan pensil di tempat pensil," jawab murid itu.

"Oke. Apakah ada yang melihat Vanessa mengambil pensil itu di dalam kotak pensilmu?" tanya Charlie dan murid itu terdiam.

Tidak ada saksi yang melihat Vanessa mengambil semua barang itu. Tentu saja, jika ada yang berani mengatakan melihatnya, maka Charlie akan terus mencecar dengan banyak pertanyaan.

Setelah selesai kegiatan belajar mengajar, pihak OSIS mengadakan sidang yang dihadiri oleh kebanyakan murid, terutama yang barangnya hilang kemarin. Aula yang merupakan ruangan khusus, di sana mereka berada.

Charlie membacakan tuduhan terhadap Vanessa. Lalu, Callista menghadirkan pelaku dan beberapa saksi. Semua mengaku seharian kemarin mereka bersama Vanessa. Jadi, tidak mungkin Vanessa bisa melakukan pencurian ketika dirinya sedang bersama beberapa orang temannya di tempat lain.

Murid-murid di sana langsung ricuh karena terkejut dengan kebenaran ini. Semua orang menjadi penasaran siapa pelaku sebenarnya.

Zanetha tersenyum miring sambil melihat ke arah Vanessa yang sedang duduk di tengah-tengah aula. Dia sangat benci dan iri kepada gadis itu karena memiliki kecantikan yang lebih dari dirinya. Selain itu Vanessa juga jauh lebih pandai darinya.

Kemarin Zanetha sengaja membayar beberapa orang untuk mengambil barang-barang milik murid di Sekolah Alexandria. Lalu, menyimpannya di loker milik Vanessa yang jarang disentuh oleh pemiliknya. Namun, kesenangan dia hanya berlangsung sehari kemarin, hari ini anggota OSIS menyatakan kalau Vanessa tidak bersalah atas tuduhan pencurian itu.

Anggota OSIS akan mencari pelaku sebenarnya sampai kapan pun. Charlie juga berharap mereka bisa menjaga barang miliknya masing-masing.

"Selamat, ya! Ternyata kamu dianggap tidak bersalah oleh ketua OSIS. Padahal sudah jelas-jelas semua barang yang hilang itu berada di loker milik kamu," ucap Zanetha kepada Vanessa.

"Aku tidak mencuri semua barang itu!" balas Vanessa dengan tegas.

"Aku tidak percaya. Bisa saja kamu sama seperti ibumu. Suka mencuri suami orang lain dan berlagak menjadi seorang Nyonya Anson," tukas Zanetha dengan penuh penekanan.

"Wah, jangan-jangan kamu tidak tahu kalau ibumu adalah penyebab kematian Nyonya Anson sebelumnya. Ibu adalah seorang simpanan!" lanjut Zanetha sambil menunjuk dada Vanessa

Mata Vanessa melebar. Dia baru tahu kabar ini. Selama ini dia memang mendengar selentingan dari orang-orang tentang kematian Nyonya Anson sebelumnya yang mati terlalu cepat. Selama ini yang dia tahu ibunya adalah orang baik dan selalu memperhatikan orang-orang di sekitarnya.

"Seharusnya ibumu yang mati bukan Violetta Anson," lanjut Zanetha.

"Violetta Anson adalah nyonya yang sah!" kata-kata putri pasangan Michael dan Hannah itu terus memberikan tekanan psikis kepada Vanessa yang baru saja selamat dari tuduhan keji, kemarin.

Air mata Vanessa bercucuran. Dia memiliki hati yang tulus dan lembut. Tentu saja perasaannya terluka ketika mengetahui orang yang berarti baginya adalah seorang penjahat.

"Kematian Violetta tidak akan bisa dibayar kecuali dengan nyawa lagi," bisik Zanetha sebelum dia beranjak pergi.

***

Callista merasa tidak enak perasaannya. Dia memandang ke arah kaca jendela dan melihat langit berwarna biru. 

"Charlie, apa kamu bisa melihat ke arah atap gedung di sayap kanan?" Callista melambaikan tangan agar sang ketua mendekat kepadanya.

"Ada apa?" tanya Charlie sambil berjalan ke arah gadis itu.

"Apa di sana ada orang?" tanya Callista sambil menunjuk ke atap gedung yang ada di seberang lapangan.

Charlie mempertajam penglihatannya ke titik yang ditunjuk oleh Callista. Dia bisa melihat ada orang di sana walau tidak jelas siapa dia.

"Ya, aku melihatnya. Dia sedang apa di sana?" 

Callista yang sejak tadi berpikir, teringat akan aksi bunuh diri yang dilakukan oleh Vanessa ketika sekolah sudah sepi. Dia mengira kalau hal ini tidak akan terulang terjadi lagi.

"Dia, Vanessa!"

"Apa? Tunggu ...!"

Terpopuler

Comments

sryharty

sryharty

si zanetta perlu di basmi ini,,
kasih pestisida atau sianida dosa ga seh,,😅

2024-12-23

2

Sukhana Ana lestari

Sukhana Ana lestari

Zanetha bener racun buat semua orang yg lebih cantik dari dia.. sifat irinya udah berlebihan atau jngn² dia emang depresi..

2024-12-23

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Korban Bully
2 Bab 2. Hidup Kembali
3 Bab 3. Teror Untuk si Cantik
4 Bab 4. Mendonorkan Darah
5 Bab 5. Pembalasan
6 Bab 6. Kasus Anak Haram
7 Bab 7. Mencari Barang Bukti
8 Bab 8. Pembalasan Untuk Zanetha
9 Bab 9. Callista Mendapat Hukuman
10 Bab 10. Mulai Mencari Tahu
11 Bab 11. Senjata Makan Tuan
12 Bab 12. Zanetha Yang Malang
13 Bab 13. Kasus Pencurian di Sekolah
14 Bab 14. Mencari Pelaku Sebenarnya
15 Bab 15. Mencegah Bunuh Diri
16 Bab 16. Pesta Sekolah Alexandria
17 Bab 17. Berkunjung Ke Kediaman Kinsey
18 Bab 18. Mencari Keberadaan Callista (1)
19 Bab 19. Mencari Keberadaan Callista (2)
20 Bab 20. Penyakit Zanetha
21 Bab 21. Informasi Penting
22 Bab 22. Mendapatkan Informasi Penting
23 Bab 23. Hukuman Untuk Anak Bangsawan
24 Bab 24. Barang Callista Sewaktu Kecil
25 Bab 25.
26 Bab 26. Rahasia Michael Owen
27 Bab 27. Michael di Penjara
28 Bab 28.
29 Bab 29. Rahasia Yang Terungkap
30 Bab 30. Berita Yang Mengejutkan
31 Bab 31. Kembali Bersama Keluarga
32 Bab 32. Persiapan Pesta
33 Bab 33. Kebahagiaan Zanetha
34 Bab 34. Pesta Kedewasaan
35 Bab 35. Ungkapan Isi Hati
36 Bab 36. Kencan Pertama
37 Bab 37. Bertemu Zanetha Kembali
38 Bab 38. Rencana Zanetha
39 Bab 39
40 Bab 40. Terjadi Perseteruan
41 Bab 41. Memikirkan Rencana
42 Bab 42. Pesta Kedewasaan Vanessa
43 Bab 43. Rencana Busuk Zanetha
44 Bab 44. Karma
45 Bab 45. Dipanggil Ke Istana
46 Bab 46. Suasana Genting
47 Bab 47. Kehancuran Keluarga Lewis
48 Bab 48. Hukuman Keluarga Lewis
49 Bab 49. Kencan
50 Bab 50. Dokter Yang Hebat
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Bab 1. Korban Bully
2
Bab 2. Hidup Kembali
3
Bab 3. Teror Untuk si Cantik
4
Bab 4. Mendonorkan Darah
5
Bab 5. Pembalasan
6
Bab 6. Kasus Anak Haram
7
Bab 7. Mencari Barang Bukti
8
Bab 8. Pembalasan Untuk Zanetha
9
Bab 9. Callista Mendapat Hukuman
10
Bab 10. Mulai Mencari Tahu
11
Bab 11. Senjata Makan Tuan
12
Bab 12. Zanetha Yang Malang
13
Bab 13. Kasus Pencurian di Sekolah
14
Bab 14. Mencari Pelaku Sebenarnya
15
Bab 15. Mencegah Bunuh Diri
16
Bab 16. Pesta Sekolah Alexandria
17
Bab 17. Berkunjung Ke Kediaman Kinsey
18
Bab 18. Mencari Keberadaan Callista (1)
19
Bab 19. Mencari Keberadaan Callista (2)
20
Bab 20. Penyakit Zanetha
21
Bab 21. Informasi Penting
22
Bab 22. Mendapatkan Informasi Penting
23
Bab 23. Hukuman Untuk Anak Bangsawan
24
Bab 24. Barang Callista Sewaktu Kecil
25
Bab 25.
26
Bab 26. Rahasia Michael Owen
27
Bab 27. Michael di Penjara
28
Bab 28.
29
Bab 29. Rahasia Yang Terungkap
30
Bab 30. Berita Yang Mengejutkan
31
Bab 31. Kembali Bersama Keluarga
32
Bab 32. Persiapan Pesta
33
Bab 33. Kebahagiaan Zanetha
34
Bab 34. Pesta Kedewasaan
35
Bab 35. Ungkapan Isi Hati
36
Bab 36. Kencan Pertama
37
Bab 37. Bertemu Zanetha Kembali
38
Bab 38. Rencana Zanetha
39
Bab 39
40
Bab 40. Terjadi Perseteruan
41
Bab 41. Memikirkan Rencana
42
Bab 42. Pesta Kedewasaan Vanessa
43
Bab 43. Rencana Busuk Zanetha
44
Bab 44. Karma
45
Bab 45. Dipanggil Ke Istana
46
Bab 46. Suasana Genting
47
Bab 47. Kehancuran Keluarga Lewis
48
Bab 48. Hukuman Keluarga Lewis
49
Bab 49. Kencan
50
Bab 50. Dokter Yang Hebat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!