Bab 8. Pembalasan Untuk Zanetha

Bab 8. Pembalasan Untuk Zanetha

Callista berangkat ke sekolah lebih pagi karena Charlie menghubungi dirinya semalam sebelum tidur. Ternyata dia berhasil menangkap pelaku bertangan kidal dan memiliki bekas luka di siku. Hal ini lumayan mudah karena sangat jarang murid bertangan kidal. Jadi, dengan melakukan beberapa penyelidikan akhirnya ketemu juga si pelaku.

"Siapa dia?" tanya Callista ketika melihat seseorang duduk di kursi dalam keadaan terikat.

"Dia adalah Robert. Si tangan kidal. Dia sudah mengaku kalau dirinya yang menyiksa Lucan," jawab Charlie.

"Wah, dengan begini akan menjadi mudah ketika dihadapkan ke sidang dewan guru nanti. Lalu, siapa seorang lagi?" tanya Callista.

"Tunggulah sebentar lagi. Dia sedang dalam perjalanan kemari," jawab Charlie sambil duduk di kursi kebesarannya sebagai ketua OSIS.

Tidak lama kemudian ada dua orang anggota OSIS membawa seorang murid laki-laki yang diikat tangannya. Dia adalah si pelaku kedua yang memiliki tinggi tubuh hampir sama dengan Charlie.

"Dia adalah Niel. Aku tidak menyangka seorang anak dari keluarga bangsawan kelas atas mau-maunya disuruh menjadi eksekutor," ujar Charlie dengan senyum mengejek.

"Aku rasa dia mau melakukan hal itu karena butuh uang," ucap salah seorang anggota OSIS.

"Wow, kamu butuh uang! Memangnya uang yang diberikan oleh orang tuamu itu sedikit?" tanya Callista tidak percaya.

"Ternyata dia suka mengkonsumsi obat terlarang. Dia membutuhkan banyak uang untuk membeli barang itu," jawab rekan sesama anggota OSIS.

***

Megan mendatangi Zanetha di ruang kesenian. Di sini markas gadis itu. Tempat dia menyusun rencana dan bermain bersama teman-temannya yang satu circle dengannya.

"Tolong aku! Tolong aku, Zanetha!" teriak Megan.

"Ada apa?" tanya Zanetha menghentikan permainan pianonya.

"Robert tertangkap oleh OSIS dan dia diinterogasi. Aku dengar dia mengaku disuruh oleh orang lain untuk mencelakakan Lucan. Aku takut dia menyebut mana aku. Aku harus bagaimana?" tanya Megan dengan berderai air mata.

"Bukannya keluarga kamu merupakan bangsawan kelas atas yang dihormati oleh banyak orang. Manfaat kekuasaan keluarga Louis. Aku yakin kamu tidak akan apa-apa," ucap Zanetha dengan santai, kemudian dia melanjutkan lagi memainkan pianonya.

***

Sesuai dengan yang diduga oleh Megan. Dirinya di panggil oleh dewan sekolah karena terbukti sudah menyuruh Robert dan Niel untuk mencelakai Lucan sampai terbaring di rumah sakit.

"Kejahatan Anda sudah tidak bisa ditolerir lagi, Nona Megan Louis. Anda harus mendapatkan hukuman?" ucap ketua dewan Sekolah Alexandria.

"Aku keberatan putriku di hukum karena Lucan tidak akan melaporkan hal ini ke pihak kepolisian," ucap Tuan Louis yang baru saja tiba di ruangan itu.

Pihak Sekolah Alexandria mempunyai satu ruang sidang. Jika terjadi sesuatu kejahatan di lingkungan sekolah, mereka akan mengadakan sidang di sini demi menjaga nama baik keluarga bangsawan dan sekolah.

"Aku sebagai ketua OSIS menuntut Megan, Robert, dan Niel diberikan hukuman. Jika, tidak maka kejahatan yang serupa akan meraja rela di lingkungan sekolah. Mereka bisa saja melakukan kejahatan lebih parah lagi dari ini. Tentu saja ini sangat berbahaya bagi semua orang," kata Charlie.

Semua orang yang berada di ruang sidang yang luas itu langsung terdiam dan melihat ke arah Charlie. Mereka tahu kalau keluarga pemuda sangat berpengaruh di negeri ini. Jika berani mengusiknya, maka tidak ada kemungkinan orang itu akan berurusan langsung dengan Felix Kinsey.

"Ada benarnya apa yang dikatakan oleh ketua OSIS. Jika kita membiarkan hal ini, kedepannya bisa terjadi kembali," ucap ketua dewan.

Masih terjadi perdebatan sengit antara Charlie dan Tuan Loius. Keduanya bersikukuh dengan pendapat masing-masing. Bagi kaum bangsawan sebisa mungkin mempertahankan harga dirinya, apalagi di depan umum seperti ini. Maka tidak heran jika mereka terlihat egois dan keras kepala.

Tuan Louis tidak bisa menekan Charlie yang bersikukuh untuk memberikan hukuman kepada ketiga orang itu. Maka ketiganya mendapatkan hukuman skorsing dan pelayanan sosial di beberapa panti asuhan selama dua minggu.

Banyak yang hadir kagum ketika melihat Charlie berdebat dengan Tuan Louis. Kemampuan bicara dan bernegosiasi pemuda itu diacungi jempol oleh murid-murid.

"Aku harap kejadian ini tidak terjadi kembali. Jika sampai terjadi, aku akan langsung melaporkan ke polisi agar semua orang di negeri ini tahu," ucap Charlie mengakhiri sidang.

***

Zanetha memasukkan paku payung ke dalam sepatu sekolah milik Callista. Senyum licik terlukis di wajahnya. Wajah cantiknya itu terlihat sangat menyeramkan saat ini sebagaimana buruk hatinya.

"Sudah lama sekali aku tidak bersenang-senang denganmu, kakak," batin Zanetha.

Gadis itu tidak tahu kalau Callista memperhatikan di balik lemari hias yang terbuat dari kaca. Tentu saja perbuatan Zanetha itu tidak akan berhasil mencelakai sasarannya.

Callista pun mengeluarkan paku payung itu dan memindahkan ke sepatu milik Zanetha. Kini giliran dia yang tersenyum puas.

"Rasakan sendiri bagaimana sakitnya ketika kaki mulusmu terkena tusukan paku," batin Callista sambil pergi ke luar rumah.

Callista dan Zanetha pergi dan pulang sekolah selalu dijemput oleh supir. Kedua nona muda itu terlihat akur dan akrab di depan orang lain. Namun, tanpa mereka tahu sebenarnya saling menyerang diam-diam dan bersandiwara jika sedang berhadapan.

Callista sudah duduk manis di dalam mobil. Sementara Zanetha masih di dalam rumah. Tidak berapa lama, terlihat gadis itu berlari menuruni anak tangga di latar rumah.

Zanetha merasa ada yang aneh dengan kakinya. Dia merasa ada rasa sakit dan perih. Namun, gadis itu mengabaikan kejanggalan ini karena harus buru-buru masuk ke dalam mobil.

"Kenapa kaki aku sakit sekali, ya?" batin Zanetha.

Hari ini Callista yang terlihat begitu cantik, dengan rambut tergerai panjang. Lalu, mengambil sedikit di bagian kanan dan kiri kemudian disatukan di tengah kepala diberi hiasan cantik berwarna silver. Rasa iri dan cemburu kembali memancing diri Zanetha.

"Kak, bisa tolong garuk punggung aku!" ucap Zanetha dengan manja.

Mau tidak mau Callista harus menggaruk punggung Zanetha. Ketika itu terjadi, diam-diam Zanetha mengeluarkan gunting dan hendak merobek seragam milik kakaknya. Namun, perbuatan dia ketahuan oleh Callista. Ketika tangannya meraba rok bagian bawah, sang kakak mengganti dengan sapu tangan miliknya, bersamaan dengan itu tubuhnya mundur.

"Aku tidak sabar ingin melihat ekspresi wajah kamu yang menahan malu karena roknya aku sobek," batin Zanetha.

Zanetha tidak sadar kalau yang sudah dia gunting adalah sebuah sapu tangan. Sementara itu, Callista merobek resleting rok milik Zanetha dengan pisau kecil, sehingga terbuka lebar.

"Rasakan! Mau berbuat jahat sama orang lain, kamu sendiri yang kena," batin Callista.

Zanetha merasa sangat senang karena merasa sudah dua kali di pagi ini berbuat sesuatu kepada Callista. Dia sampai mengabaikan rasa sakit di kakinya. Karena baginya kemalangan nasib sang kakak bisa membuatnya bersemangat.

Begitu keluar dari mobil, Callista sengaja lewat jalan samping karena ada beberapa anggota OSIS di sana sedang menertibkan murid yang tidak sempurna dalam memakai seragam.

Senyum lebar Zanetha menghiasi wajahnya yang cantik bak seorang dewi. Dia melihat beberapa orang menatap ke arahnya dan berbisik-bisik. Namun, dia abaikan karena kakinya terasa sangat sakit sekali. 

"Apa ada sesuatu di sepatu aku, ya?" batin Zanetha dengan ekspresi meringis karena merasa kesakitan.

Terpopuler

Comments

Sukhana Ana lestari

Sukhana Ana lestari

Kelicikanmu akan sll terbaca Zanet...
Kau pikir akan s mudah itu kau menjahati Callista.... tdk Ferguso makwn deh tuh kesialan mua...

2024-12-21

2

sryharty

sryharty

mampus,,senjata makan tuan
makanya jangan licik

2024-12-20

2

sryharty

sryharty

Calista memang hebat .main nya cantik

2024-12-20

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Korban Bully
2 Bab 2. Hidup Kembali
3 Bab 3. Teror Untuk si Cantik
4 Bab 4. Mendonorkan Darah
5 Bab 5. Pembalasan
6 Bab 6. Kasus Anak Haram
7 Bab 7. Mencari Barang Bukti
8 Bab 8. Pembalasan Untuk Zanetha
9 Bab 9. Callista Mendapat Hukuman
10 Bab 10. Mulai Mencari Tahu
11 Bab 11. Senjata Makan Tuan
12 Bab 12. Zanetha Yang Malang
13 Bab 13. Kasus Pencurian di Sekolah
14 Bab 14. Mencari Pelaku Sebenarnya
15 Bab 15. Mencegah Bunuh Diri
16 Bab 16. Pesta Sekolah Alexandria
17 Bab 17. Berkunjung Ke Kediaman Kinsey
18 Bab 18. Mencari Keberadaan Callista (1)
19 Bab 19. Mencari Keberadaan Callista (2)
20 Bab 20. Penyakit Zanetha
21 Bab 21. Informasi Penting
22 Bab 22. Mendapatkan Informasi Penting
23 Bab 23. Hukuman Untuk Anak Bangsawan
24 Bab 24. Barang Callista Sewaktu Kecil
25 Bab 25.
26 Bab 26. Rahasia Michael Owen
27 Bab 27. Michael di Penjara
28 Bab 28.
29 Bab 29. Rahasia Yang Terungkap
30 Bab 30. Berita Yang Mengejutkan
31 Bab 31. Kembali Bersama Keluarga
32 Bab 32. Persiapan Pesta
33 Bab 33. Kebahagiaan Zanetha
34 Bab 34. Pesta Kedewasaan
35 Bab 35. Ungkapan Isi Hati
36 Bab 36. Kencan Pertama
37 Bab 37. Bertemu Zanetha Kembali
38 Bab 38. Rencana Zanetha
39 Bab 39
40 Bab 40. Terjadi Perseteruan
41 Bab 41. Memikirkan Rencana
42 Bab 42. Pesta Kedewasaan Vanessa
43 Bab 43. Rencana Busuk Zanetha
44 Bab 44. Karma
45 Bab 45. Dipanggil Ke Istana
46 Bab 46. Suasana Genting
47 Bab 47. Kehancuran Keluarga Lewis
48 Bab 48. Hukuman Keluarga Lewis
49 Bab 49. Kencan
50 Bab 50. Dokter Yang Hebat
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Bab 1. Korban Bully
2
Bab 2. Hidup Kembali
3
Bab 3. Teror Untuk si Cantik
4
Bab 4. Mendonorkan Darah
5
Bab 5. Pembalasan
6
Bab 6. Kasus Anak Haram
7
Bab 7. Mencari Barang Bukti
8
Bab 8. Pembalasan Untuk Zanetha
9
Bab 9. Callista Mendapat Hukuman
10
Bab 10. Mulai Mencari Tahu
11
Bab 11. Senjata Makan Tuan
12
Bab 12. Zanetha Yang Malang
13
Bab 13. Kasus Pencurian di Sekolah
14
Bab 14. Mencari Pelaku Sebenarnya
15
Bab 15. Mencegah Bunuh Diri
16
Bab 16. Pesta Sekolah Alexandria
17
Bab 17. Berkunjung Ke Kediaman Kinsey
18
Bab 18. Mencari Keberadaan Callista (1)
19
Bab 19. Mencari Keberadaan Callista (2)
20
Bab 20. Penyakit Zanetha
21
Bab 21. Informasi Penting
22
Bab 22. Mendapatkan Informasi Penting
23
Bab 23. Hukuman Untuk Anak Bangsawan
24
Bab 24. Barang Callista Sewaktu Kecil
25
Bab 25.
26
Bab 26. Rahasia Michael Owen
27
Bab 27. Michael di Penjara
28
Bab 28.
29
Bab 29. Rahasia Yang Terungkap
30
Bab 30. Berita Yang Mengejutkan
31
Bab 31. Kembali Bersama Keluarga
32
Bab 32. Persiapan Pesta
33
Bab 33. Kebahagiaan Zanetha
34
Bab 34. Pesta Kedewasaan
35
Bab 35. Ungkapan Isi Hati
36
Bab 36. Kencan Pertama
37
Bab 37. Bertemu Zanetha Kembali
38
Bab 38. Rencana Zanetha
39
Bab 39
40
Bab 40. Terjadi Perseteruan
41
Bab 41. Memikirkan Rencana
42
Bab 42. Pesta Kedewasaan Vanessa
43
Bab 43. Rencana Busuk Zanetha
44
Bab 44. Karma
45
Bab 45. Dipanggil Ke Istana
46
Bab 46. Suasana Genting
47
Bab 47. Kehancuran Keluarga Lewis
48
Bab 48. Hukuman Keluarga Lewis
49
Bab 49. Kencan
50
Bab 50. Dokter Yang Hebat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!