Bab 19. Mencari Keberadaan Callista (2)

"Ada apa?" tanya Margareth kepada Charlie yang baru pulang ke rumah.

"Ada yang aneh dengan Callista, Ma," jawab Charlie.

"Kenapa Callista?" tanya Margareth penasaran.

Setelah bertemu dan kenal dengan Callista, Margareth merasa ada semangat yang membara di dalam dirinya. Dia juga selalu berusaha untuk lebih dekat lagi dengan gadis itu.

"Semenjak hari Jumat kemarin dia tidak diketahui keberadaannya. Anehnya keluarga Owen tidak panik putrinya hilang tanpa kabar," jawab Charlie.

"Hah. Mana mungkin orang tua akan bersikap biasa saja ketika putrinya hilang!" pekik Margareth.

Sebagai seorang ibu yang pernah kehilangan putri kesayangannya, tentu saja hal ini sangat menyakitkan. Jika dia berada di posisi Hannah, pastinya akan mencari keberadaan putrinya walau harus mengerahkan berapa banyak orang.

"Aku harus segara mencarinya, Ma," ucap Charlie.

"Biar papamu juga ikut mencari keberadaan Callista. Sungguh malang sekali nasib gadis itu. Kenapa keluarga Owen mengabaikannya?" Margareth pergi sambil ngedumel.

Felix Kinsey pun meminta beberapa orangnya untuk mencari keberadaan Callista. Dia mengerahkan mereka ke dalam beberapa kelompok kecil dan berpencar di seluruh ibu kota. Laki-laki itu ingin mengetahui dan mendapatkan kabar apa pun tentangnya malam ini.

***

Pagi menyapa dan Charlie belum juga bisa tidur. Dia pun bersama beberapa anggota OSIS mencari keberadaan Callista di sekolah.

"Kita berpencar mencari Callista di sekolah. Siapa tahu dia masih ada di sekitar sini!" perintah Charlie dan semuanya langsung berpencar.

Mereka pun berpencar dan berteriak memanggil nama Callista. Semua ruangan dan tempat-tempat yang jarang dijamah oleh murid atau guru, mereka periksa juga.

Charlie mendatangi meja milik Callista dan menemukan tas milik gadis itu. Dengan begini dia bisa memastikan kalau Callista memang menghilang di sekolah.

"Aku menemukan tas milik Callista. Berarti dia kemungkinan besar ada di sekolah atau dia menghilang sewaktu pulang sekolah," ucap Charlie kepada beberapa anggota OSIS.

Mereka kembali melanjutkan pencarian di dalam gedung utama sekolah. Namun, tidak seorang pun dari mereka yang menemukan keberadaan Callista.

"Kita berpencar ke bagunan di luar gedung utama. Masih ada beberapa gudang penyimpanan barang bekas, penyimpanan alat olahraga, dan kandang kuda," ucap Charlie.

Anggota OSIS itu kembali berpencar ke tempat yang tadi di sebutkan oleh Charlie. Suara mereka mulai serak karena terus memanggil nama Callista di suhu udara yang terasa dingin.

'Tinggal gudang penyimpanan barang ini yang belum di cek,' batin Charlie sambil memandang bangunan tua yang terlihat gelap dan tak terurus.

Terlihat pintu itu dikunci dari luar. Pastinya tidak akan ada orang di dalam.

"Bagaimana? Apakah kalian berhasil mendapatkan petunjuk di mana Callista?" tanya Charlie ketika melihat beberapa temannya mendengat.

"Belum. Apa dia sebenarnya sudah tidak ada di sekolah, ya?" sahut salah seorang dari mereka.

Tiba-tiba saja terdengar bunyi yang keras dari dalam gudang penyimpanan. Mereka semua langsung terdiam dan saling pandang. Kembali terdengar suara benda jatuh dan itu membuat mereka takut, tetapi penasaran.

"Apa ada orang di dalam?" tanya Charlie.

Terdengar bunyi ketukan yang lemah. Ekspresi muka para anggota OSIS itu langsung berubah.

"Callista, kau kah itu?" tanya Charlie sambil berteriak dan terdengar bunyi dari dalam.

"Cepat buka kunci pintu ini!" perintah Charlie.

"Aku akan cari penjaga sekolah dulu," ujar salah seorang anggota OSIS.

"Callista, bersabarlah! Kami akan mengeluarkan kamu dari dalam."

Setelah beberapa saat datang penjaga sekolah dan membuka kunci gemboknya. Mereka langsung berhamburan ke dalam mencari keberadaan Callista.

"Callista!"

Charlie melihat gadis itu sedang meringkuk kedinginan di atas meja. Ada beberapa kursi yang tergeletak tidak beraturan di bawah. Lalu, ada sepotong kayu di tangan Callista.

"Hei, bertahanlah!"

Charlie membawa Callista ke dalam pelukannya. Tubuh gadis itu sangat dingin dan wajahnya juga sangat pucat seakan tidak ada darah di tubuhnya. Selain itu dia juga dalam keadaan lemas dan tidak ada tenaga sama sekali.

"Beri dia minum," ucap salah seorang anggota OSIS sambil memberikan botol minuman miliknya.

Dengan perlahan Charlie memberikan air hangat itu ke mulut Callista. Setelah minum beberapa teguk, pemuda itu membopongnya dan membawa ke rumah sakit.

"Cari tahu siapa pelaku yang sudah mengunci Callista di gudang!" perintah Charlie kepada teman-temannya.

Callista sudah punya orang yang menjadi tersangka. Sayangnya, gadis itu tidak tahu kalau Bryan sudah meninggal hari kemarin dalam keadaan mengenaskan.

***

Charlie membawa Callista ke rumah sakit. Begitu sampai di sana, tim medis langsung bertindak. Gadis itu mengalami dehidrasi, hipotermia, dan kelaparan.

Margareth dan Felix datang ke rumah sakit untuk melihat keadaan Callista. Gadis malang itu sedang tidur setelah tubuhnya menerima obat.

"Di mana kamu berhasil menemukan dia?" tanya Felix.

"Di gudang penyimpanan barang di sekolah," jawab Charlie.

"Apa?" Felix dan Margareth terkejut.

"Dia dikurung di sana dan tidak bisa keluar karena pintunya dikunci," ujar Charlie.

"Sungguh kejam!" umpat wanita itu dengan geram.

Tidak lama setelah pasangan suami-istri keluarga Kinsey pergi, Michael dan Hannah datang ke rumah sakit. Mereka terlihat begitu panik dan menangis melihat keadaan Callista.

'Apa mereka beneran bersedih atau hanya pura-pura?' batin Charlie.

"Terima kasih, Charlie. Kami sebelumnya menerima informasi kalau Callista akan menginap di rumah temannya selama tiga hari. Jadi, kami biasa saja. Ternyata dia sedang mengalami musibah," kata Hannah.

"Siapa yang sudah memberikan informasi itu kepada Anda?" tanya Charlie.

"Kata Za—"

"Casandra. Ya, pelayan bernama Casandra memberi tahu aku ketika Callista tidak pulang," ucap Hannah memotong perkataan suaminya.

'Jelas sekali Anda sudah berbohong, Nyonya. Casandra sendiri baru tahu Sabtu sore,' batin Charlie.

Berita hilang dan terkurungnya Callista di sekolah sudah menyebar di kota. Tentu saja orang yang menyebarkan berita adalah anggota OSIS. Mereka ingin tahu apa ada reaksi dari orang yang sudah berbuat jahat kepadanya.

***

Semalam Charlie tidak pulang. Dia menunggui Callista di rumah sakit. Pagi harinya dia pergi ke sekolah dan sore hari kembali ke rumah sakit. Entah kenapa dia tidak mau jauh dari rekan kerjanya di OSIS.

"Banyak sekali bunga dan makanan di sini," ucap Charlie.

"Tadi, teman-teman sekelas datang menjenguk," jawab Callista yang duduk di atas brankar.

Terdengar suara pintu diketuk, kemudian masuk murid-murid dari klub anggar. Terlihat Henry membawa bunga dan makanan di keranjang. 

"Kami turut berduka dan sangat menyesal terlambat tahu kalau sesuatu yang buruk menimpa dirimu. Padahal hari Jumat itu aku di sekolah sampai malam hari dengan beberapa anggota anggar lainnya," ucap Henry dengan penuh penyesalan.

"Aku kira kamu tidak datang latihan karena sedang sibuk bersama OSIS," lanjut yang lain.

Callista senang dengan perhatian dari teman-temannya ini. Dahulu, hal seperti ini tidak bisa dia rasakan. Sebenarnya dia juga penasaran kenapa hal itu bisa terjadi waktu itu.

"Kira-kira siapa orang yang pantas kita curigai?" tanya Henry.

Terpopuler

Comments

guest1053527528

guest1053527528

Thor bahaya itu zaenetta penyakit jiwa yg mengerogitax

2024-12-26

2

sryharty

sryharty

sayang pelaku nya udah meninggoy,,
dan si dalang aman2 saja karena ga meninggal kan jejak,,
semoga pas Bryan dan zanetta bikin kesepakan ada saksi atau apalah
yang bisa di jadikan bukti
rasanya pengen banget ngasih racun tikus ke zanetta

2024-12-25

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Korban Bully
2 Bab 2. Hidup Kembali
3 Bab 3. Teror Untuk si Cantik
4 Bab 4. Mendonorkan Darah
5 Bab 5. Pembalasan
6 Bab 6. Kasus Anak Haram
7 Bab 7. Mencari Barang Bukti
8 Bab 8. Pembalasan Untuk Zanetha
9 Bab 9. Callista Mendapat Hukuman
10 Bab 10. Mulai Mencari Tahu
11 Bab 11. Senjata Makan Tuan
12 Bab 12. Zanetha Yang Malang
13 Bab 13. Kasus Pencurian di Sekolah
14 Bab 14. Mencari Pelaku Sebenarnya
15 Bab 15. Mencegah Bunuh Diri
16 Bab 16. Pesta Sekolah Alexandria
17 Bab 17. Berkunjung Ke Kediaman Kinsey
18 Bab 18. Mencari Keberadaan Callista (1)
19 Bab 19. Mencari Keberadaan Callista (2)
20 Bab 20. Penyakit Zanetha
21 Bab 21. Informasi Penting
22 Bab 22. Mendapatkan Informasi Penting
23 Bab 23. Hukuman Untuk Anak Bangsawan
24 Bab 24. Barang Callista Sewaktu Kecil
25 Bab 25.
26 Bab 26. Rahasia Michael Owen
27 Bab 27. Michael di Penjara
28 Bab 28.
29 Bab 29. Rahasia Yang Terungkap
30 Bab 30. Berita Yang Mengejutkan
31 Bab 31. Kembali Bersama Keluarga
32 Bab 32. Persiapan Pesta
33 Bab 33. Kebahagiaan Zanetha
34 Bab 34. Pesta Kedewasaan
35 Bab 35. Ungkapan Isi Hati
36 Bab 36. Kencan Pertama
37 Bab 37. Bertemu Zanetha Kembali
38 Bab 38. Rencana Zanetha
39 Bab 39
40 Bab 40. Terjadi Perseteruan
41 Bab 41. Memikirkan Rencana
42 Bab 42. Pesta Kedewasaan Vanessa
43 Bab 43. Rencana Busuk Zanetha
44 Bab 44. Karma
45 Bab 45. Dipanggil Ke Istana
46 Bab 46. Suasana Genting
47 Bab 47. Kehancuran Keluarga Lewis
48 Bab 48. Hukuman Keluarga Lewis
49 Bab 49. Kencan
50 Bab 50. Dokter Yang Hebat
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Bab 1. Korban Bully
2
Bab 2. Hidup Kembali
3
Bab 3. Teror Untuk si Cantik
4
Bab 4. Mendonorkan Darah
5
Bab 5. Pembalasan
6
Bab 6. Kasus Anak Haram
7
Bab 7. Mencari Barang Bukti
8
Bab 8. Pembalasan Untuk Zanetha
9
Bab 9. Callista Mendapat Hukuman
10
Bab 10. Mulai Mencari Tahu
11
Bab 11. Senjata Makan Tuan
12
Bab 12. Zanetha Yang Malang
13
Bab 13. Kasus Pencurian di Sekolah
14
Bab 14. Mencari Pelaku Sebenarnya
15
Bab 15. Mencegah Bunuh Diri
16
Bab 16. Pesta Sekolah Alexandria
17
Bab 17. Berkunjung Ke Kediaman Kinsey
18
Bab 18. Mencari Keberadaan Callista (1)
19
Bab 19. Mencari Keberadaan Callista (2)
20
Bab 20. Penyakit Zanetha
21
Bab 21. Informasi Penting
22
Bab 22. Mendapatkan Informasi Penting
23
Bab 23. Hukuman Untuk Anak Bangsawan
24
Bab 24. Barang Callista Sewaktu Kecil
25
Bab 25.
26
Bab 26. Rahasia Michael Owen
27
Bab 27. Michael di Penjara
28
Bab 28.
29
Bab 29. Rahasia Yang Terungkap
30
Bab 30. Berita Yang Mengejutkan
31
Bab 31. Kembali Bersama Keluarga
32
Bab 32. Persiapan Pesta
33
Bab 33. Kebahagiaan Zanetha
34
Bab 34. Pesta Kedewasaan
35
Bab 35. Ungkapan Isi Hati
36
Bab 36. Kencan Pertama
37
Bab 37. Bertemu Zanetha Kembali
38
Bab 38. Rencana Zanetha
39
Bab 39
40
Bab 40. Terjadi Perseteruan
41
Bab 41. Memikirkan Rencana
42
Bab 42. Pesta Kedewasaan Vanessa
43
Bab 43. Rencana Busuk Zanetha
44
Bab 44. Karma
45
Bab 45. Dipanggil Ke Istana
46
Bab 46. Suasana Genting
47
Bab 47. Kehancuran Keluarga Lewis
48
Bab 48. Hukuman Keluarga Lewis
49
Bab 49. Kencan
50
Bab 50. Dokter Yang Hebat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!