Bab 5. Pembalasan

Bab 5. Pembalasan

Setelah selesai melakukan pengambilan darah sebanyak satu labu, tubuh Callista merasa ringan. Seorang perawat memberikan dia segelas susu hangat. Wanita sudah beberapa kali mengambil darahnya, jadi sudah tahu apa yang harus dia lakukan terhadap Callista.

"Apa Nona akan langsung pulang atau mau beristirahat dahulu di sini?" tanya perawat yang sudah paruh baya.

"Aku ingin pulang saja, Suster" jawab Callista.

Sebelum pulang, Callista menyempatkan diri untuk mendatangi kamar rawat Zanetha. Sebagaimana mereka sekeluarga bersandiwara, maka dia pun akan melakukan hal yang sama. Gadis itu akan berpura-pura menunjukkan kasih sayangnya kepada sang adik seperti di kehidupannya dahulu. Menjadi orang yang baik, penyayang, dan penurut di mata orang-orang.

"Mama ... Papa, bagaimana keadaan Zanetha sekarang?" tanya Callista begitu masuk ke ruang itu. Dia menunjukkan wajah yang khawatir.

"Kamu bisa melihatnya sendiri, Callista. Sungguh malang sekali adikmu ini. Seharusnya hari ini dia bersenang-senang bersama kita. Tapi, yang ada dia malah terbaring tidak berdaya seperti ini," jawab Hannah dengan lirih.

Wanita itu terlihat sendu dengan mata berkaca-kaca. Dia memang sangat menyayangi dan memanjakan putri kandungnya. Dia juga akan menjadi orang pertama yang maju demi menyenangkan hati Zanetha.

"Semoga Zanetha cepat sembuh dan bisa berkumpul bersama kita di rumah," kata Callista sambil mengusap punggung Hannah.

Tidak ada ucapan terima kasih dari Michael dan Hannah kepada Callista yang sudah memberikan darah langka itu untuk Zanetha. Seakan keberadaan gadis itu memang untuk dijadikan tumbal bagi putri keluarga Owen.

Callista menatap wajah Zanetha yang kini sudah tidak terlihat pucat. Muka gadis itu sudah terlihat normal. Rasanya dia ingin mencabut selang berisi darahnya agar adiknya itu mati dan tidak akan banyak orang yang menjadi korbannya kelak.

***

Keesokan harinya Callista mencari pelaku yang sudah melakukan penyerangan kemarin. Ternyata surat yang dikirimkan kepadanya itu adalah surat palsu. Tidak ada murid yang bernama Vega di Sekolah Alexandria ini. Dia yakin kalau orang itu suruhan Zanetha, seperti para pelaku sebelumnya yang sering melakukan perundungan kepadanya.

Callista pun berkeliling ke tempat-tempat yang lumayan sepi. Biasanya para pelaku perundungan akan membawa korban ke tempat seperti ini agar tidak ada yang melihat aksi mereka.

Gadis itu merasakan kehadiran seseorang di dekat gudang penyimpanan alat-alat olahraga. Dia melihat ada orang di sana.

"Sedang apa kamu di sini?" tanya Callista kepada seorang murid laki-laki.

Murid itu memunggungi Callista, begitu membalikan badan, betapa terkejutnya dia mengetahui siapa orang itu. Laki-laki itu adalah Henry, ketua klub anggar.

"Aku baru menyimpan beberapa peralatan," jawab Henry.

Callista menelisik ketua klub dengan cermat. Dia tahu bagaimana kemampuan laki-laki ini. Henry itu salah satu atlet nasional olahraga anggar. Sang gadis juga banyak belajar cara memainkan pedang anggar darinya. 

"Aku dengar kamu diserang oleh seseorang kemarin," ujar Henry.

"Ya. Dan aku sekarang sedang mencari pelakunya," balas gadis berkepang satu.

"Bagaimana cara dia menyerang dirimu?"

"Dia menyerang dari arah belakang dan memukul kepalaku sampai pingsan."

"Lalu, bagaimana dengan kepalamu? Apa memiliki luka terbuka atau memar?"

"Sepertinya tidak terluka, hanya saja rasanya sakit sekali dibagian belakang kepala aku ini."

"Berarti orang yang menyerang kamu itu paham akan titik serangan yang bisa membuat lawan pingsan. Carilah orang yang diperkirakan memiliki kemampuan itu."

Callista baru kepikiran akan hal ini. Dia juga membenarkan ucapan Henry.

***

Ketika Callista melewati sebuah lorong, dia mendengar beberapa orang sedang membicarakan dirinya. Lalu, gadis itu pun mengendap-endap mendekati mereka untuk mencuri dengar. Ternyata ada tiga murid laki-laki kelas dua, satu kelas dengannya.

"Kita harus bisa menjalankan misi kali ini. Buat wanita itu tertekan ketakutan," kata murid laki-laki berbadan tinggi kurus.

"Iya. Kemarin beberapa usaha sudah kita coba, tetapi selalu gagal," ujar murid yang memiliki tubuh yang besar.

"Kalau kali ini gagal juga, maka uang itu agar hilang. Dia tidak mau membayar kita kalau tidak berhasil membuat Callista menderita dan menangis," tutur laki-laki murid yang memakai seragam acak-acakan, alias pakaian tidak di masukan ke dalam celana.

Ketiga murid laki-laki itu saling bersahutan membicarakan perundingan untuk Callista sesuai dengan keinginan seseorang. Dengan membuat jahat kepada Callista, mereka akan mendapatkan imbalan uang yang cukup banyak, tentu saja mereka mau.

"Kali ini kita serang ketika masuk kelas saja. Biar di saksikan oleh teman sekelas," kata murid yang memiliki tubuh besar.

"Bodoh! Kalau begitu kita akan ketahuan dan bisa-bisa kena skorsing," pekik murid berbadan kurus dan tinggi.

"Kita pancing saja dia ke ruangan perpustakaan atau ruangan kesenian. Dia kan kadang suka memainkan piano. Aku rasa di sana tempat yang tepat," ucap murid yang memiliki penampilan berantakan.

Callista yang mendengar pembicaraan mereka, tiba-tiba terbersit suatu ide rencana. Dia akan melancarkan pembalasan sebelum mereka memulai rencananya itu.

Ternyata tempat yang dipilih oleh ketiga murid laki-laki itu adalah ruang musik karena melihat Callista masuk ke ruangan itu. Mereka sangat bersemangat sekali untuk melakukan pem-bully-an.

Begitu mereka mendorong pintu yang terbuka sedikit, sesuatu jatuh menimpa mereka bertiga. Yaitu, satu wadah tanah halus menimpa ke kepala dan tubuh ketiga orang itu. Muka dan pakaian mereka dipenuhi oleh tanah.

"Aaaaaaa. Sial!" Umpat mereka bertiga sambil mencoba membersihkan tanah itu dari kepala dan baju.

Tidak sampai satu menit kemudian satu ember air kotor dan bau menguyur mereka bertiga. Tentu saja ini membuat mereka terlihat sangat menyedihkan. Niat ingin membuat Callista jera, ini sekali mereka sendiri yang kena serangan mendadak.

"Oh, apa-apaan ini!" Murid laki-laki berbadan tinggi kurus membersihkan air yang membasahi mukanya.

"Siapa yang sudah melakukan ini semua!" Kali ini murid berbadan besar yang berteriak.

"Apa ini jebakan yang sudah sengaja dipasang oleh seseorang dan kita malah terperangkap olehnya?" Murid berbaju berantakan itu semakin terlihat menyediakan.

Callista yang bersembunyi di balik tirai, menahan tawanya. Dia tidak menyangka kalau melakukan serangan balasan itu sangat menyenangkan.

"Rasakan! Kalian kira, aku akan diam saja kalian sakiti. Tidak akan pernah ada lagi kesengsaraan dan penindasan yang menimpa diriku," batin Callista.

***

Callista tetap tidak bisa menemukan pelaku yang menyerangnya beberapa hari yang lalu. Charlie dan beberapa anggota OSIS juga ikut membantu mencari pelaku. Namun, sampai saat ini tidak ada petunjuk tambahan apa pun lagi.

"Aku rasa dia bukan orang sembarangan," ucap Charlie.

"Ya. Apalagi hari itu, Zanetha juga mengalami kecelakaan berkuda," ujar Callista sambil mencoret-coret selembar kertas menggambarkan denah sekolah.

Callista sedang memikirkan berbagai kemungkinan. Seperti orang-orang yang terbiasa berkeliaran di sekitar tempat kejadian.

"Ada ruang klub anggar, klub karate, dan pecinta alam. Apa pelaku salah satu dari anggota klub ini?" batin Callista.

***

Terpopuler

Comments

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

masa sih itu ulah si Henry sendiri, apa motifnya yah dan dia kasih petunjuk juga ke Callista

2025-01-02

1

sryharty

sryharty

suka banget kalo ada wanita tanguh

2024-12-19

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Korban Bully
2 Bab 2. Hidup Kembali
3 Bab 3. Teror Untuk si Cantik
4 Bab 4. Mendonorkan Darah
5 Bab 5. Pembalasan
6 Bab 6. Kasus Anak Haram
7 Bab 7. Mencari Barang Bukti
8 Bab 8. Pembalasan Untuk Zanetha
9 Bab 9. Callista Mendapat Hukuman
10 Bab 10. Mulai Mencari Tahu
11 Bab 11. Senjata Makan Tuan
12 Bab 12. Zanetha Yang Malang
13 Bab 13. Kasus Pencurian di Sekolah
14 Bab 14. Mencari Pelaku Sebenarnya
15 Bab 15. Mencegah Bunuh Diri
16 Bab 16. Pesta Sekolah Alexandria
17 Bab 17. Berkunjung Ke Kediaman Kinsey
18 Bab 18. Mencari Keberadaan Callista (1)
19 Bab 19. Mencari Keberadaan Callista (2)
20 Bab 20. Penyakit Zanetha
21 Bab 21. Informasi Penting
22 Bab 22. Mendapatkan Informasi Penting
23 Bab 23. Hukuman Untuk Anak Bangsawan
24 Bab 24. Barang Callista Sewaktu Kecil
25 Bab 25.
26 Bab 26. Rahasia Michael Owen
27 Bab 27. Michael di Penjara
28 Bab 28.
29 Bab 29. Rahasia Yang Terungkap
30 Bab 30. Berita Yang Mengejutkan
31 Bab 31. Kembali Bersama Keluarga
32 Bab 32. Persiapan Pesta
33 Bab 33. Kebahagiaan Zanetha
34 Bab 34. Pesta Kedewasaan
35 Bab 35. Ungkapan Isi Hati
36 Bab 36. Kencan Pertama
37 Bab 37. Bertemu Zanetha Kembali
38 Bab 38. Rencana Zanetha
39 Bab 39
40 Bab 40. Terjadi Perseteruan
41 Bab 41. Memikirkan Rencana
42 Bab 42. Pesta Kedewasaan Vanessa
43 Bab 43. Rencana Busuk Zanetha
44 Bab 44. Karma
45 Bab 45. Dipanggil Ke Istana
46 Bab 46. Suasana Genting
47 Bab 47. Kehancuran Keluarga Lewis
48 Bab 48. Hukuman Keluarga Lewis
49 Bab 49. Kencan
50 Bab 50. Dokter Yang Hebat
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Bab 1. Korban Bully
2
Bab 2. Hidup Kembali
3
Bab 3. Teror Untuk si Cantik
4
Bab 4. Mendonorkan Darah
5
Bab 5. Pembalasan
6
Bab 6. Kasus Anak Haram
7
Bab 7. Mencari Barang Bukti
8
Bab 8. Pembalasan Untuk Zanetha
9
Bab 9. Callista Mendapat Hukuman
10
Bab 10. Mulai Mencari Tahu
11
Bab 11. Senjata Makan Tuan
12
Bab 12. Zanetha Yang Malang
13
Bab 13. Kasus Pencurian di Sekolah
14
Bab 14. Mencari Pelaku Sebenarnya
15
Bab 15. Mencegah Bunuh Diri
16
Bab 16. Pesta Sekolah Alexandria
17
Bab 17. Berkunjung Ke Kediaman Kinsey
18
Bab 18. Mencari Keberadaan Callista (1)
19
Bab 19. Mencari Keberadaan Callista (2)
20
Bab 20. Penyakit Zanetha
21
Bab 21. Informasi Penting
22
Bab 22. Mendapatkan Informasi Penting
23
Bab 23. Hukuman Untuk Anak Bangsawan
24
Bab 24. Barang Callista Sewaktu Kecil
25
Bab 25.
26
Bab 26. Rahasia Michael Owen
27
Bab 27. Michael di Penjara
28
Bab 28.
29
Bab 29. Rahasia Yang Terungkap
30
Bab 30. Berita Yang Mengejutkan
31
Bab 31. Kembali Bersama Keluarga
32
Bab 32. Persiapan Pesta
33
Bab 33. Kebahagiaan Zanetha
34
Bab 34. Pesta Kedewasaan
35
Bab 35. Ungkapan Isi Hati
36
Bab 36. Kencan Pertama
37
Bab 37. Bertemu Zanetha Kembali
38
Bab 38. Rencana Zanetha
39
Bab 39
40
Bab 40. Terjadi Perseteruan
41
Bab 41. Memikirkan Rencana
42
Bab 42. Pesta Kedewasaan Vanessa
43
Bab 43. Rencana Busuk Zanetha
44
Bab 44. Karma
45
Bab 45. Dipanggil Ke Istana
46
Bab 46. Suasana Genting
47
Bab 47. Kehancuran Keluarga Lewis
48
Bab 48. Hukuman Keluarga Lewis
49
Bab 49. Kencan
50
Bab 50. Dokter Yang Hebat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!