Renungan Malam

Matahari telah tenggelam ketika Netha terbangun dari tidur siangnya. Ia menggeliat, meregangkan otot-ototnya yang kaku sebelum bangkit menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. “Hidup seperti ini benar-benar melelahkan. Untungnya ini mungkin akan segera berakhir,” gumamnya.

Sambil bangkit dari tempat tidur. Ia beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri, wajahnya segar meskipun matanya menyimpan sedikit lelah.

Setelah selesai mandi, ia menuju dapur. Kali ini, Netha memutuskan untuk memasak makan malam seperti biasanya, meski rasa malas sempat menghantui. “Ah, sekalian saja. Toh, kalau sudah cerai, aku nggak perlu repot-repot ngurus dua bocah itu lagi.” Ia menghela napas, memikirkan tawaran Sean untuk bercerai. Ia memutuskan untuk memasak tiga hidangan jumbo berbahan dasar ikan air tawar.

🫕 Di dapur, ia mulai menyiapkan tiga hidangan sederhana berbahan dasar ikan:

Ikan Bakar Bumbu Kuning

Ikan nila segar dilumuri bumbu kuning yang dibuat dari kunyit, bawang putih, bawang merah, kemiri, dan sedikit jahe. Setelah dibakar hingga matang, aroma harum ikan ini memenuhi dapur.

Sup Ikan Asam Pedas

Daging ikan patin dimasak dengan kuah bening yang segar, diberi tambahan belimbing wuluh, tomat, cabai, dan daun kemangi. Rasanya pedas, asam, dan sedikit manis.

Peyek Ikan Teri

Adonan tepung yang dicampur dengan ikan teri kecil digoreng hingga garing. Hidangan ini menjadi pelengkap yang renyah untuk menu makan malam.

Setelah memasak, Netha menata semua hidangan di meja makan dengan rapi. Tidak lupa ia membersihkan dapur dari sisa-sisa memasak. “Dapur bersih, makanan siap, tinggal mereka bangun,” pikirnya sambil berjalan menuju kamar si kembar.

Di depan kamar mereka, Netha mengetuk pintu dengan suara agak keras. "El, Al, bangun! Sudah malam, waktunya makan."

Tidak ada jawaban. Ia mengetuk lagi, kali ini lebih keras. “Hei! Jangan pura-pura tidur. Cepat bangun, mandi dulu sebelum makan.”

Pintu terbuka perlahan, memperlihatkan Al dengan wajah setengah mengantuk. “Apa sih? Ganggu banget,” gerutunya sambil menggaruk kepala.

“Ganggu? Sudah malam, dasar pemalas! Kalau nggak mandi, aku semprot air dingin, lho,” ancam Netha sambil tersenyum setengah mengejek.

El muncul di belakang Al, wajahnya datar seperti biasa. “Ayo mandi, Al. Nggak usah ribut.”

“Dasar anak pendiam,” gumam Netha sambil melangkah kembali ke meja makan. “Meskipun nggak dekat sama mereka, setidaknya mereka penurut.”

Beberapa menit kemudian, si kembar muncul dengan wajah segar setelah mandi. Mereka duduk di meja makan, menatap makanan dengan penuh semangat.

“Ini makanan kita?” tanya Al sambil menelan ludah.

“Ya, makan yang banyak. Kalian perlu tenaga buat belajar nanti,” jawab Netha singkat.

Si kembar makan dengan lahap, menikmati setiap gigitan makanan buatan Netha. Dalam hati, mereka memuji masakan Netha yang memang enak, meskipun jarang mereka katakan secara langsung. “Nggak nyangka dia bisa masak seenak ini. Kalau begini terus, berat badan aku bisa naik. Sayang dia malas dekat sama kita, tapi dia sudah berubah,” pikir Al sambil tersenyum kecil.

Setelah selesai, Netha menyuruh mereka membereskan meja makan. Kemudian, ia mengajak mereka ke ruang tamu dengan membawa alat tulis yang baru saja dibeli.

Netha menghela napas ketika melihat El dan Al duduk di depannya dengan ekspresi datar. “Kenapa aku harus ngurusin ini juga sih? Tapi ya sudahlah. Sebentar lagi juga beres, mereka akan ikut Sean.”

“Ayo, kita belajar menulis,” kata Netha sambil mengambil tempat di sofa.

“El langsung mengeluarkan alat tulis tanpa bicara, sedangkan Al mengeluh, “Ngapain sih? Kita nggak butuh ini.” protes Al, meskipun ia tetap membawa alat tulisnya.

“Semua orang butuh menulis. Kalau kamu nggak bisa menulis, gimana caranya kamu bikin daftar belanja atau surat cinta nanti?” goda Netha.

El hanya duduk diam sambil mengeluarkan buku tulisnya. “Ayo, kita mulai,” katanya singkat.

Netha mulai mengajarkan cara memegang pensil dengan benar. Ia menunjukkan bagaimana membuat garis lurus, miring, horizontal, vertikal, dan lengkung. Meskipun terlihat sederhana, bagi si kembar yang belum pernah belajar, itu cukup menantang.

“Al, garisnya kok kayak ular begitu?” ledek Netha ketika melihat hasil kerja Al.

“Ya gimana lagi? Susah banget!” balas Al dengan nada kesal.

Sementara itu, El berhasil membuat garis yang lebih rapi. Netha tersenyum kecil. “El, kamu jauh lebih telaten daripada si tukang protes ini,” katanya sambil melirik Al.

Meskipun awalnya protes, Al akhirnya serius mengikuti instruksi Netha. Setelah beberapa halaman, mereka mulai terbiasa dan hasilnya membaik.

 Netha tersenyum kecil melihat kepatuhan mereka, tapi itu tidak cukup untuk mengubah pikirannya.

“Bagus! Kalian belajar dengan cepat,” puji Netha.

“Ternyata ngajarin mereka nggak sesulit yang aku kira.” ucap Netha dalam hati.

Meskipun malas, Netha tetap mengajari mereka dengan sabar. Namun dalam hati ia berpikir, “Kalau sudah cerai, aku nggak perlu repot begini lagi. Mereka bakal ikut Sean, dan aku bisa hidup bebas.”

Setelah beberapa halaman latihan, Netha akhirnya puas. “Oke, selesai. Bereskan alat tulis kalian dan tidur. Sudah malam.” Si kembar menurut tanpa banyak kata.

📍Di Dalam Kamar

Setelah semuanya tenang, Netha kembali ke kamarnya. Ia merebahkan diri di tempat tidur, menatap langit-langit sambil merenung. “Kenapa aku bisa sampai di sini? Masuk ke tubuh ini, menjadi istri Sean, dan hidup seperti ini. Apa yang sebenarnya terjadi?” pikirnya.

Kenangan masa lalu tubuh ini kembali membanjiri pikirannya. Ia memejamkan mata, mengingat detailnya.

Netha asli dulunya adalah seorang mahasiswi semester empat yang cerdas dan cantik. Hidupnya sederhana sebagai yatim piatu yang mengandalkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah. Hidupnya berubah total setelah malam yang naas itu.

Ketika itu, Ia pulang larut malam setelah belajar kelompok di rumah teman. Jalanan sepi, hanya ada lampu jalan yang temaram. Ketika ia berjalan menuju kosnya, seorang pria menarik tangannya dengan kasar.

Netha ingat betapa takutnya ia saat itu. Ia dibawa ke sebuah rumah kecil, dan di situlah semua mimpi buruk dimulai. Pria itu, yang ternyata Sean, memaksanya untuk tidur bersama. Netha berusaha melawan, tapi tubuhnya terlalu lemah untuk menahan kekuatan Sean.

Pagi harinya, Sean bangun lebih dulu. Ketika menyadari apa yang telah ia lakukan, ia sempat syok. Tapi rasa bersalah itu tidak membuatnya mundur. Ia memilih bertanggung jawab dengan menikahi Netha.

Netha menolaknya, hingga beberapa bulan kemudian, Netha dinyatakan hamil 2 bulan.

Kehidupan Netha runtuh. Sean yang tau itu, memaksanya menikah setelah mengetahui ia hamil, meskipun Netha menolak dengan tegas. “Aku nggak mau menikah denganmu! Kamu menghancurkan hidupku!” teriaknya kepada Sean.

“Aku tahu aku salah. Tapi kamu hamil. Aku tidak bisa membiarkan kamu sendirian,” jawab Sean tegas.

Sean akhirnya memaksa Netha menikah dengan berbagai ancaman. Netha menyerah, meninggalkan kuliahnya, dan menjalani kehidupan yang tidak pernah ia inginkan.

Beruntung setiap bulan, Sean tetap memberi Netha uang untuk kehidupannya, ya meskipun uang itu ia pakai untuk dirinya sendiri. Netha tak peduli dengan Sean, karena ia juga masih bisa belanja apapun tanpa memikirkan makan apa seperti kehidupannya dulu sebelum dinikahi Sean. Sean yang masih merasa bersalah, ia membiarkannya saja.

Ketika si kembar lahir, Netha merasa hidupnya semakin hancur. Ia tidak pernah mau dekat dengan mereka, menyerahkan semua tanggung jawab kepada Sean.

Ketika Sean pergi, Netha selalu marah pada anak-anaknya, karena ia masih berfikir karena mereka lah, hidup bebas nya hilang. Sean tau itu, tapi tetap membiarkannya, hingga Sean kasian terhadap anak-anaknya dan mengajukan perceraian. Namun, belum sempat itu terwujud, tubuh Netha asli menyerah pada tekanan hidup, dan jiwa Netha sekarang mengambil alih.

Kini, Netha yang baru merenung.“Aku bisa memahami kenapa dia nggak terima. Hidupnya memang hancur. Tapi aku? Aku nggak ada urusan dengan mereka. Setelah cerai, aku akan bebas.”

Sean telah menawarkan uang lima miliar dan rumah ini sebagai kompensasi perceraian. Netha sudah memikirkan rencananya. “Aku akan pergi ke luar negeri, hidup mewah, dan bersenang-senang. Si kembar? Mereka pasti lebih baik bersama Sean. Dia lebih tahu cara ngurus mereka.”

Namun, di balik semua rencananya, ada sedikit keraguan di hati Netha. “Apakah aku benar-benar bisa meninggalkan mereka? Aku memang tidak dekat dengan mereka, tapi mereka anak-anak yang baik...”

Ia menghela napas panjang, mencoba mengusir pikiran itu. “Tidak. Ini keputusan terbaik untuk semua orang.”

Dengan keyakinan itu, Netha memejamkan mata, bersiap menghadapi hari berikutnya.

Terpopuler

Comments

lily

lily

knpa gak nyari pembntu dan pengasuh , emngnya bisa Sean ngrawat sendiri 2 anak bayi , sedngkn ibunya aj Kya kena baby blues gtu , gk masuk akalnya dsni sedangkn Sean jga kerja ,,

2025-02-26

0

٭ 𝕰𝖑𝖑𝖊 ٭ ᵉᶠ ​᭄

٭ 𝕰𝖑𝖑𝖊 ٭ ᵉᶠ ​᭄

walaupun gak mau meneruskan rumah tangga mu, alangkah lebih baiknya asuh anak² mu dgn baik dan penuh kasih sayang.
anak² gak ada salah apa² loh.

2025-02-09

1

aphrodite

aphrodite

gitu ceritanya..memang gara2 Sean awalnya..dan Netha tidak bisa menerima takdirnya sampe di ganti jiwa Netha yg lain

2025-01-24

0

lihat semua
Episodes
1 Pindah Raga? Reinkarnasi!
2 Masa Lalu dan Masa Kini
3 Proyek Besar Netha
4 Menurunkan Berat Badan
5 Perhatian Netha Untuk si Kembar
6 Supermarket
7 Mulai Merasa Nyaman
8 Bercerita
9 Olahraga Bersama
10 Hari Yang Panjang
11 Renungan Malam
12 Perubahan Besar
13 Penyelamatan Sandera di Perbatasan
14 Suasana Hangat
15 Keseruan Bermain
16 Adegan Tak Terduga
17 Sean Pulang
18 Kebahagiaan Di Mini Zoo
19 Kejutan
20 Berkumpul Berlima
21 Bimbang
22 Sean Mulai Aneh
23 Suasana Yang Berbeda
24 Berjalan Di Kamp Militer
25 Me Time
26 Merasa Bersalah
27 Terlalu Banyak Fikiran
28 Banyak Pikiran
29 Menuju Kamp Militer
30 Amarah Anetha
31 Pantai
32 Manis
33 Pagi Yang Menjengkelkan
34 Pulang
35 Diskusi Si Kembar
36 Berdiskusi Dengan Sean
37 Sean Ikut Merajuk
38 Sean Nyaman Bersama Netha
39 Maling
40 Kegiatan Bersama
41 Proyek Membuat Kue
42 Rebutan Kue
43 Perjalanan Mansion Harison
44 Kehangatan Keluarga Harison
45 Foto Terlucu
46 Effort Sean
47 Masak Bersama
48 Senangnya Kedua Orang Tua Sean
49 Kehebohan
50 Hari Yang Dinanti
51 Kenangan Indah
52 Ungkapan Cinta Sean
53 Bermain Di Taman Mansion
54 Pesta Teh
55 Pengakuan Yang Mengejutkan
56 Memilah Foto
57 Netha Yang Luar Biasa
58 Malam Panas
59 Serangga nya Ketemu
60 Kembali Pulang
61 Penjaga Gawang
62 Chef Cilik
63 Kejutan Untuk Netha
64 Gosip-Gosip
65 Macan Tutul
66 Sean Bersiap Pergi Tugas
67 Cek Dekorasi Restoran dan Toko Kue
68 Jatuh Cinta Lagi
69 Kegiatan Netha dan Si Kembar
70 Harmony Haven & Sweet Echoes
71 Penutupan Acara
72 Pindah Kediaman
73 Kue Perkenalan
74 Menyapa Tetangga dan Rekan
75 Bertemu Ibu-Ibu Komplek Julit
76 Rencana Sekolah
77 Perang Mulut Dengan Mlijo
78 Menunjukkan Pesona Netha
79 Bercanda nya Suami Istri
80 Mengatur Hidup Netha
81 Sekolah Si Kembar
82 Berpartisipasi Kegiatan Persit
83 Berita Baik
84 Gejolak Emosi
85 Kegembiraan Sesaat
86 Menemukan Jati Diri
87 Dilema
88 Mencoba Berubah
89 Masih Berusaha
90 Sudah Kembali
91 Perjalanan yang Belum Selesai
92 Momen Berharga
93 End
94 Pesan Untuk Pembaca Setia
95 Reinkarnasi Duchess Pemberani
96 Promo
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Pindah Raga? Reinkarnasi!
2
Masa Lalu dan Masa Kini
3
Proyek Besar Netha
4
Menurunkan Berat Badan
5
Perhatian Netha Untuk si Kembar
6
Supermarket
7
Mulai Merasa Nyaman
8
Bercerita
9
Olahraga Bersama
10
Hari Yang Panjang
11
Renungan Malam
12
Perubahan Besar
13
Penyelamatan Sandera di Perbatasan
14
Suasana Hangat
15
Keseruan Bermain
16
Adegan Tak Terduga
17
Sean Pulang
18
Kebahagiaan Di Mini Zoo
19
Kejutan
20
Berkumpul Berlima
21
Bimbang
22
Sean Mulai Aneh
23
Suasana Yang Berbeda
24
Berjalan Di Kamp Militer
25
Me Time
26
Merasa Bersalah
27
Terlalu Banyak Fikiran
28
Banyak Pikiran
29
Menuju Kamp Militer
30
Amarah Anetha
31
Pantai
32
Manis
33
Pagi Yang Menjengkelkan
34
Pulang
35
Diskusi Si Kembar
36
Berdiskusi Dengan Sean
37
Sean Ikut Merajuk
38
Sean Nyaman Bersama Netha
39
Maling
40
Kegiatan Bersama
41
Proyek Membuat Kue
42
Rebutan Kue
43
Perjalanan Mansion Harison
44
Kehangatan Keluarga Harison
45
Foto Terlucu
46
Effort Sean
47
Masak Bersama
48
Senangnya Kedua Orang Tua Sean
49
Kehebohan
50
Hari Yang Dinanti
51
Kenangan Indah
52
Ungkapan Cinta Sean
53
Bermain Di Taman Mansion
54
Pesta Teh
55
Pengakuan Yang Mengejutkan
56
Memilah Foto
57
Netha Yang Luar Biasa
58
Malam Panas
59
Serangga nya Ketemu
60
Kembali Pulang
61
Penjaga Gawang
62
Chef Cilik
63
Kejutan Untuk Netha
64
Gosip-Gosip
65
Macan Tutul
66
Sean Bersiap Pergi Tugas
67
Cek Dekorasi Restoran dan Toko Kue
68
Jatuh Cinta Lagi
69
Kegiatan Netha dan Si Kembar
70
Harmony Haven & Sweet Echoes
71
Penutupan Acara
72
Pindah Kediaman
73
Kue Perkenalan
74
Menyapa Tetangga dan Rekan
75
Bertemu Ibu-Ibu Komplek Julit
76
Rencana Sekolah
77
Perang Mulut Dengan Mlijo
78
Menunjukkan Pesona Netha
79
Bercanda nya Suami Istri
80
Mengatur Hidup Netha
81
Sekolah Si Kembar
82
Berpartisipasi Kegiatan Persit
83
Berita Baik
84
Gejolak Emosi
85
Kegembiraan Sesaat
86
Menemukan Jati Diri
87
Dilema
88
Mencoba Berubah
89
Masih Berusaha
90
Sudah Kembali
91
Perjalanan yang Belum Selesai
92
Momen Berharga
93
End
94
Pesan Untuk Pembaca Setia
95
Reinkarnasi Duchess Pemberani
96
Promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!