Proyek Besar Netha

Senja turun perlahan, membasuh langit dengan warna jingga keemasan. Di balkon lantai dua, angin sore berembus pelan, membelai wajah bulat Netha yang berdiri diam menatap langit.

Tubuhnya besar, penuh daging, dan jujur saja, masih asing baginya.

“Ya ampun...” gumamnya sambil menggelengkan kepala.

“Netha yang satu ini benar-benar keterlaluan. Rumah segede ini ditelantarkan dan tak di hias. Jika di renovasi pasti rumah ini akan lebih indah. Bagaimana dengan konsep modern, ala hotel mewah?”

Baru sehari ini ia masuk ke tubuh Netha yang baru. Nama boleh sama, tapi hidup mereka jauh berbeda. Kalau dulu tubuhnya ramping dan cekatan, sekarang setiap langkah terasa seperti menenteng karung beras. Tapi anehnya, tak ada rasa sesal. Ia malah tertawa kecil melihat betapa lucunya tubuhnya saat ini terpantul di kaca jendela.

“Ya Tuhan... Ini paha atau bantal leher?” gumamnya geli, menepuk paha kanan yang mengintip dari balik daster ungu longgar.

“Setidaknya wajah ini masih mulus. Nggak ada jerawat, kulit putih bersih, masih bisa di rawat.” Netha memiringkan kepalanya, mengamati wajahnya lebih seksama.

“Kalau gemuknya hilang, aku pasti akan kelihatan lebih cantik. Tapi sepertinya aku akan jadi montok meskipun nanti tubuh gemuk ini hilang. Pasti akan sexy bukan?”

Ia tersenyum tipis. “Baiklah, mulai besok pagi aku harus diet! Berat badan ini harus turun. Semangat menurunkan berat badan.”

Tapi pikiran serius segera datang mengusir tawanya.

Wajah Sean kembali terlintas di benaknya, pria yang katanya suami. Mungkin dalam dunia ini, ia memang suaminya, tapi bagi Netha yang baru saja menyeberang ke tubuh ini... semua masih absurd. Namun satu hal yang pasti, Sean sepertinya bukan pria biasa.

“Kalau cinta cuma diucap tanpa ada kontrak, ya itu namanya janji manis berlapis debu,” gumamnya pelan, menirukan peribahasa yang pernah ia dengar di dunia lamanya.

Ia memeluk tubuhnya sendiri, lebih karena dingin angin sore, lebih banyak lagi karena pikirannya yang bercabang. Bagaimana ia seharusnya bersikap terhadap Sean? Apalagi terhadap dua anak kembar yang memanggilnya Mama dengan suara nyaring penuh cinta?

“Mereka manis sekali... Tapi ya, mengurus anak kembar itu bukan kerja sambilan. Capeknya dobel, rempongnya tiga kali lipat. Masa iya aku ngurus mereka full-time tanpa kompensasi?” bibirnya merengut, menghela napas berat.

Matanya menatap langit yang mulai gelap. Ia tersenyum tipis, sinis.

“Kalau di novel atau sinetron, biasanya si istri bijak bikin perjanjian, kontrak pernikahan. Hm... bisa juga. Anggap saja Sean bos besar, dan aku karyawati yang profesional. Ada tugas, ada upah. Kan kerja juga ini. Hati boleh main, tapi jangan sampai rugi,” bisiknya, sambil berjalan.

Netha keluar dari kamarnya, lalu beranjak ke ruang kerja Sean.

HUK!!! HUK!!!

“Ya ampun, wanita ini benar-benar menjijikkan, ini sudah berapa lama tempat ini nggak dibersihkan?”

Ia menyapu setiap sudut ruangan, membuka tirai dan jendela besar itu.

Peluh mulai membasahi dahinya, Ia mengipas ngipaskan dirinya dengan buku yang berada di atas meja.

Setelah beberapa saat duduk dan menenangkan napasnya.

Ia mencari sebuah kertas kosong, dan bulpoin.

Seketika, muncul pikiran iseng yang perlahan tumbuh jadi ide serius.

“Berapa juta yang pantas aku minta untuk setiap kali mengurus acara Sean sebagai seorang komandan? Menghadiri pesta, jadi pendamping atau saat tugas ibu-ibu persit, atau sekadar jadi ibu untuk menemani si kembar? Toh, ini semua juga pekerjaan. Anggap saja dia bos dan aku... karyawan,"

Ia terkekeh pelan.

“Ya, anggap saja ini kerja. Aku digaji untuk jadi istri dan ibu profesional,” gumamnya. “Toh, dalam hidup... tak ada makan siang gratis. Bahkan cinta pun, kalau hanya satu pihak yang berjuang, bisa bikin perut lapar dan hati koyak.”

Ia segera menulis kontrak perjanjian pernikahan, Netha tersenyum. Lucu? Mungkin. Tapi inilah caranya menjaga logika tetap berjalan di tengah badai perasaan yang belum tentu.

Setelah beberapa menit berlalu, akhirnya Netha selesai menulis perjanjian kontrak itu, ia bernafas lega. Tubuhnya yang gemuk membuatnya agak susah untuk duduk dan berdiri. Ia mencoba untuk istirahat sejenak.

Setelah beberapa menit beristirahat, Netha memutuskan kembali ke kamar membawa kertas perjanjian itu, lalu ke dalam kamar nya untuk mandi.

“Aku harus bersih-bersih lagi. Badan ini lengket banget,” katanya sambil berjalan ke kamar mandi.

Di dalam kamar mandi, ia membersihkan diri dengan teliti. Air dingin membuat tubuhnya lebih segar.

Setelah mandi, kaki nya melangkah menuju ke Walk in closet, dengan menimang-nimang pakaian yang akan dipakai nya untuk menemui Sean nanti, berbicara berdua tentang surat perjanjian kontrak pernikahan itu.

“Ya Tuhan, bajunya ini-ini lagi.” Netha menyisir lemari dengan mata malas. Akhirnya, ia mengambil satu kaos yang agak longgar dan celana panjang kain berwarna cokelat. “Ini lebih mending dibandingkan baju-baju lainnya.”

Netha menarik napas dalam, mengambil ponsel nya yang ia letakkan di meja dekat ranjangnya.

Ia pergi ke aplikasi catatan, dan membuat daftar apa saja yang akan dilakukannya di masa depan.

Salah satu utamanya membuat tubuhnya turun, diet, olahraga dan melakukan aktivitas untuk membakar kalori.

Membuat anak-anak lebih dekat dengannya.

Membeli dekorasi rumah, untuk mempercantik rumahnya.

Membuka usaha rumahan.

Menjadi ibu-ibu persit, tapi ia hapus kembali. “Sepertinya ini masih belum!”

Membeli semua perlengkapan dan kebutuhan untuk dirinya sendiri, sandang, pangan, papan.

menatap refleksinya sambil berbisik, “Aku bisa melalui semua ini. Kalau memang aku harus hidup di tubuh ini, aku akan membuatnya lebih baik. Aku akan jadi lebih cantik, lebih sehat, dan lebih bahagia. Mulai besok, rencana diet dan perubahanku dimulai.”

Dengan semangat baru, Netha melangkah keluar kamar. Netha menuruni anak tangga ke lantai satu. Setiap langkah terasa berat, bukan karena ragu, tapi karena tubuhnya memang tak seenteng dulu. Tangannya memegangi sisi perut yang bergelambir, sambil mengatur napas. Baru saja kakinya menginjak anak tangga terakhir, sebuah aroma harum menusuk hidungnya, bau ayam panggang dan nasi hangat.

Di hadapannya, tampak sosok pria jangkung dengan pakaian santai membawa dua kantong plastik berisi makanan. Langkahnya tenang seperti biasa, wajahnya dingin tapi ada senyum samar yang hanya bisa dikenali oleh orang yang pernah mencintainya.

“Kau baru datang?” tanya Netha dengan nada datar.

Sean mengangguk, lalu menjawab sambil mengangkat kantong makanan, “Hem. Ayo makan. Mana anak-anak?”

“Dikamar,” sahut Netha sembari menoleh sekilas ke dalam rumah. “Panggil saja, nanti juga datang sendiri.”

Sean mengangguk dan melangkah masuk.

“El, Al! Ayo turun, Papa bawa makanan!” serunya dari depan tangga.

Tak lama kemudian terdengar derap kaki kecil menuruni tangga. Dua bocah kembar berambut acak-acakan muncul sambil berlarian ke arah ruang makan.

“Papa!” seru mereka bersamaan.

“Ayo makan. Papa sudah belikan makanan. Kalian belum makan, kan?” tanya Sean, meletakkan kantong di atas meja.

“Benar sekali!” keluh Al sambil menghela napas panjang dan duduk di kursinya.

“Sudah, cepat kemari. Papa kalian sudah repot-repot membawa makanan, jangan terlalu ribut,” tegur Netha sambil duduk pelan di kursi yang berderit.

Mereka pun duduk bersama di meja makan. Makanan dikeluarkan dari kantong satu per satu, ayam panggang, nasi hangat, salad segar, dan puding cokelat kecil untuk si kembar.

“Kau membelikan untukku juga, bukan?” tanya Netha sambil menatap tajam.

“Em..”" jawab Sean singkat, agak pelan.

“Am... em... am... em...” gumam Netha dengan nada menyindir.

“Makanlah.”

Mereka makan dengan tenang, bahkan bisa dibilang khidmat.

“Aku akan pergi!” ucap Sean tiba-tiba membuat suasana makan hening.

Terpopuler

Comments

Siti solikah

Siti solikah

netha kok ga mikirin anaknya

2025-03-21

1

Siti solikah

Siti solikah

netha loh kok jorok banget

2025-03-29

1

Patrish

Patrish

bagaimana dengan Al da El...??

2025-03-21

1

lihat semua
Episodes
1 Pindah Raga? Reinkarnasi?
2 Masa Lalu dan Masa Kini
3 Proyek Besar Netha
4 Menurunkan Berat Badan
5 Perhatian Netha Untuk si Kembar
6 Supermarket
7 Mulai Merasa Nyaman
8 Bercerita
9 Olahraga Bersama
10 Hari Yang Panjang
11 Renungan Malam
12 Perubahan Besar
13 Penyelamatan Sandera di Perbatasan
14 Suasana Hangat
15 Keseruan Bermain
16 Adegan Tak Terduga
17 Sean Pulang
18 Kebahagiaan Di Mini Zoo
19 Kejutan
20 Berkumpul Berlima
21 Bimbang
22 Sean Mulai Aneh
23 Suasana Yang Berbeda
24 Berjalan Di Kamp Militer
25 Me Time
26 Merasa Bersalah
27 Terlalu Banyak Fikiran
28 Banyak Pikiran
29 Menuju Kamp Militer
30 Amarah Anetha
31 Pantai
32 Manis
33 Pagi Yang Menjengkelkan
34 Pulang
35 Diskusi Si Kembar
36 Berdiskusi Dengan Sean
37 Sean Ikut Merajuk
38 Sean Nyaman Bersama Netha
39 Maling
40 Kegiatan Bersama
41 Proyek Membuat Kue
42 Rebutan Kue
43 Perjalanan Mansion Harison
44 Kehangatan Keluarga Harison
45 Foto Terlucu
46 Effort Sean
47 Masak Bersama
48 Senangnya Kedua Orang Tua Sean
49 Kehebohan
50 Hari Yang Dinanti
51 Kenangan Indah
52 Ungkapan Cinta Sean
53 Bermain Di Taman Mansion
54 Pesta Teh
55 Pengakuan Yang Mengejutkan
56 Memilah Foto
57 Netha Yang Luar Biasa
58 Malam Panas
59 Serangga nya Ketemu
60 Kembali Pulang
61 Penjaga Gawang
62 Chef Cilik
63 Kejutan Untuk Netha
64 Gosip-Gosip
65 Macan Tutul
66 Sean Bersiap Pergi Tugas
67 Cek Dekorasi Restoran dan Toko Kue
68 Jatuh Cinta Lagi
69 Kegiatan Netha dan Si Kembar
70 Harmony Haven & Sweet Echoes
71 Penutupan Acara
72 Pindah Kediaman
73 Kue Perkenalan
74 Menyapa Tetangga dan Rekan
75 Bertemu Ibu-Ibu Komplek Julit
76 Rencana Sekolah
77 Perang Mulut Dengan Mlijo
78 Menunjukkan Pesona Netha
79 Bercanda nya Suami Istri
80 Mengatur Hidup Netha
81 Sekolah Si Kembar
82 Berpartisipasi Kegiatan Persit
83 Berita Baik
84 Gejolak Emosi
85 Kegembiraan Sesaat
86 Menemukan Jati Diri
87 Dilema
88 Mencoba Berubah
89 Masih Berusaha
90 Sudah Kembali
91 Perjalanan yang Belum Selesai
92 Momen Berharga
93 End
94 Pesan Untuk Pembaca Setia
95 Reinkarnasi Duchess Pemberani
96 Promo
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Pindah Raga? Reinkarnasi?
2
Masa Lalu dan Masa Kini
3
Proyek Besar Netha
4
Menurunkan Berat Badan
5
Perhatian Netha Untuk si Kembar
6
Supermarket
7
Mulai Merasa Nyaman
8
Bercerita
9
Olahraga Bersama
10
Hari Yang Panjang
11
Renungan Malam
12
Perubahan Besar
13
Penyelamatan Sandera di Perbatasan
14
Suasana Hangat
15
Keseruan Bermain
16
Adegan Tak Terduga
17
Sean Pulang
18
Kebahagiaan Di Mini Zoo
19
Kejutan
20
Berkumpul Berlima
21
Bimbang
22
Sean Mulai Aneh
23
Suasana Yang Berbeda
24
Berjalan Di Kamp Militer
25
Me Time
26
Merasa Bersalah
27
Terlalu Banyak Fikiran
28
Banyak Pikiran
29
Menuju Kamp Militer
30
Amarah Anetha
31
Pantai
32
Manis
33
Pagi Yang Menjengkelkan
34
Pulang
35
Diskusi Si Kembar
36
Berdiskusi Dengan Sean
37
Sean Ikut Merajuk
38
Sean Nyaman Bersama Netha
39
Maling
40
Kegiatan Bersama
41
Proyek Membuat Kue
42
Rebutan Kue
43
Perjalanan Mansion Harison
44
Kehangatan Keluarga Harison
45
Foto Terlucu
46
Effort Sean
47
Masak Bersama
48
Senangnya Kedua Orang Tua Sean
49
Kehebohan
50
Hari Yang Dinanti
51
Kenangan Indah
52
Ungkapan Cinta Sean
53
Bermain Di Taman Mansion
54
Pesta Teh
55
Pengakuan Yang Mengejutkan
56
Memilah Foto
57
Netha Yang Luar Biasa
58
Malam Panas
59
Serangga nya Ketemu
60
Kembali Pulang
61
Penjaga Gawang
62
Chef Cilik
63
Kejutan Untuk Netha
64
Gosip-Gosip
65
Macan Tutul
66
Sean Bersiap Pergi Tugas
67
Cek Dekorasi Restoran dan Toko Kue
68
Jatuh Cinta Lagi
69
Kegiatan Netha dan Si Kembar
70
Harmony Haven & Sweet Echoes
71
Penutupan Acara
72
Pindah Kediaman
73
Kue Perkenalan
74
Menyapa Tetangga dan Rekan
75
Bertemu Ibu-Ibu Komplek Julit
76
Rencana Sekolah
77
Perang Mulut Dengan Mlijo
78
Menunjukkan Pesona Netha
79
Bercanda nya Suami Istri
80
Mengatur Hidup Netha
81
Sekolah Si Kembar
82
Berpartisipasi Kegiatan Persit
83
Berita Baik
84
Gejolak Emosi
85
Kegembiraan Sesaat
86
Menemukan Jati Diri
87
Dilema
88
Mencoba Berubah
89
Masih Berusaha
90
Sudah Kembali
91
Perjalanan yang Belum Selesai
92
Momen Berharga
93
End
94
Pesan Untuk Pembaca Setia
95
Reinkarnasi Duchess Pemberani
96
Promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!