Adegan Tak Terduga

📍Food Court Mall

Setelah puas bermain di Timezone, Netha membawa Al dan El menuju area food court untuk mengisi perut. Wajah mereka bertiga tampak ceria meski sedikit lelah setelah berjam-jam bermain. Netha memilih meja di sudut yang nyaman dan menyuruh Al serta El duduk dulu.

“Aku pesan makanan dulu, kalian tunggu di sini, ya,” ujar Netha sambil melangkah menuju salah satu gerai makanan favorit mereka.

Saat Netha beranjak, perhatian beberapa pria yang berada di sekitar food court mulai tertuju padanya. Beberapa di antaranya bahkan telah memperhatikan Netha sejak pertama kali masuk mall.

 

Pria Pertama: Arian, CEO muda yang elegan

Arian, seorang pria tampan dengan setelan jas casual, berdiri di dekat gerai yang sama. Dari tadi ia memperhatikan Netha saat bermain di Timezone bersama si kembar. Dengan percaya diri, ia menghampiri Netha yang sedang memesan makanan.

“Permisi,” sapa Arian dengan senyum ramah. “Saya nggak sengaja melihat Anda di Timezone tadi. Apakah anda Kakak nya anak kembar ini? Oh boleh kenalan gak?” tanyanya langsung.

Netha tersenyum sopan sambil menjawab, “Oh, tidak. ini anak-anak saya.”

Arian tertawa kecil. “Ah, saya pikir Anda kakaknya. Anda terlihat muda sekali.”

Sebelum Arian melanjutkan, Al tiba-tiba muncul sambil memeluk tangan Netha. “Mama, aku haus. Kita pesannya lama banget, sih.”

Netha terkekeh dan menatap Arian. “Maaf, anak saya memang suka mendadak minta perhatian.”

Arian terkejut sejenak. “Oh, maaf kalau begitu.” Wajahnya sedikit memerah, dan ia buru-buru memberi ruang. “Selamat menikmati waktu bersama keluarga Anda.”

Netha hanya tersenyum, sementara Al memandang Arian dengan tatapan tajam seolah berkata, “Jangan ganggu mama kami.”

 

Pria Kedua: Rio, atlet basket terkenal

Saat mereka kembali ke meja, Rio, seorang pria tinggi dengan tubuh atletis yang mengenakan hoodie mahal, memperhatikan Netha dari kejauhan. Ia ingat pernah melihat Netha saat berbelanja di toko pakaian tadi. Setelah mengumpulkan keberanian, ia menghampiri meja mereka.

“Permisi,” sapa Rio sambil tersenyum ramah. “Tadi saya lihat Anda di toko pakaian. Saya cuma mau bilang, Anda punya selera yang bagus.”

Netha tersenyum. “Terima kasih. Tapi saya rasa itu berkat bantuan anak-anak saya.”

“Anak-anak Anda?” Rio tampak bingung, lalu menoleh ke arah Al dan El. “Mereka adik Anda, kan?”

El menatap Rio dengan ekspresi datar. “Kami anaknya. Mama, aku mau es krim,” ujarnya dengan santai tapi penuh penekanan pada kata mama.

Rio terlihat canggung. “Oh, maaf, saya kira… Saya benar-benar nggak menyangka.”

Netha tertawa kecil. “Nggak apa-apa, orang sering salah paham.”

Rio mengangguk dengan kaku, lalu mundur perlahan sambil berkata, “Selamat menikmati makan siang Anda.”

 

Pria Ketiga: Andre, pemilik kafe hits

Andre, seorang pria berusia akhir 20-an dengan gaya kasual namun berkelas, duduk tak jauh dari meja mereka. Sejak Netha masuk food court, ia terus memperhatikan wanita itu. Saat Netha berdiri untuk mengambil makanan, Andre melihat kesempatan untuk berbicara.

“Maaf, saya cuma penasaran,” ucap Andre dengan nada sopan. “Saya lihat Anda tadi di Timezone. Anda kakak dari dua anak itu, kan?”

Netha menggeleng sambil tersenyum. “Bukan. Mereka anak-anak saya.”

Andre tampak terkejut. “Oh, sungguh? Anda terlihat sangat muda. Saya pikir kalian bertiga adalah kakak dan adik.”

Al, yang sedari tadi mengamati, langsung nyeletuk, “Mama, kamu kenapa lama sekali ngobrol? Papa pasti marah kalau tahu kamu cari teman baru.”

Andre melongo mendengar itu. “Papa mereka…?” gumamnya, merasa salah langkah.

Netha menahan tawa sambil berkata, “Saya hanya mengurus makanan kami. Tapi terima kasih atas pujiannya.”

Andre mengangguk kikuk. “Oh, maaf kalau mengganggu. Saya permisi dulu.”

 

Pria Keempat: Vino, pengusaha properti muda

Vino, seorang pria tampan dengan setelan mewah, adalah pelanggan tetap di mall tersebut. Ia memperhatikan Netha sejak di gerai pakaian, namun baru memberanikan diri mendekat saat ia melihat mereka di food court.

“Maaf, boleh ngobrol sebentar?” tanya Vino dengan nada percaya diri.

Netha mengangguk sopan. “Tentu. Ada yang bisa saya bantu?”

“Sebenarnya nggak ada. Saya cuma ingin bilang, Anda punya kepribadian yang menyenangkan. Dari tadi saya lihat Anda bermain dengan anak-anak di Timezone, dan apakah Anda kakaknya?”

Netha tersenyum. “Terima kasih. Tapi mereka anak-anak saya.”

El, yang sejak tadi diam, memandang Vino dengan tatapan tajam. “Mama, kamu lupa bilang kalau papa juga mau ikut ke sini nanti.”

Vino terdiam sesaat, menyadari arah pembicaraan. “Maaf, saya tidak bermaksud apa-apa. Saya permisi dulu.”

Netha mengangguk sambil tersenyum. “Terima kasih sudah mampir.”

 

Pria Kelima: Kevin, model terkenal

Kevin, yang sedang mengadakan sesi foto di mall, memperhatikan Netha sejak di Timezone. Dengan gayanya yang santai, ia menghampiri mereka saat Netha sedang menenangkan Al yang ribut ingin tambah makanan.

“Permisi,” ucap Kevin. “Saya lihat Anda tadi di Timezone. Saya penasaran, apakah Anda sering ke sini? Saya jarang lihat wanita dengan energi sebesar Anda.”

Netha tertawa kecil. “Oh, ini baru pertama kali saya ke sini dengan anak-anak.”

“Anak-anak?” Kevin tampak heran. “Maksud Anda mereka?”

Al dan El kompak menjawab, “Iya, dia mama kami.”

Kevin tertegun. “Saya kira Anda kakaknya… Maaf atas kesalahpahaman.”

Netha tersenyum santai. “Itu sering terjadi. Tapi terima kasih atas pujiannya.”

Kevin menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Baiklah, saya nggak mau mengganggu waktu Anda bersama keluarga. Semoga hari Anda menyenangkan.”

 

🧑Momen Pertama Dipanggil "Mama"

Mereka bertiga akhirnya duduk santai di food court, menikmati makanan dengan tenang. Netha sedang sibuk mengaduk-aduk bubur ayamnya, sementara El dan Al saling berbagi satu mangkuk besar es krim cokelat. Suasana terasa nyaman, hingga tiba-tiba, El memanggilnya.

“Mama, aku mau tambah es krim.”

Netha tersentak, sendok di tangannya berhenti di udara. “Apa tadi kamu bilang?” tanyanya dengan nada bingung, menatap El yang tampak biasa saja.

“Mama,” ulang El, kali ini dengan nada yang lebih tegas. “Aku mau tambah es krim. Al udah kebanyakan makan, aku cuma kebagian sedikit.”

Al memandang kakaknya dengan mata melebar. “Aku nggak makan banyak, kok!” protesnya, lalu menoleh ke arah Netha. “Mama, jangan percaya dia.”

Netha membeku sejenak, bingung dengan perubahan panggilan mereka. Sejak awal, kedua anak itu selalu memanggilnya dengan sebutan 'Kamu'. Sebenarnya Netha kaget, sejak pria pertama menghampirinya. El dan Al memanggilnya dengan sebutan 'Mama'. Tapi sekarang? Apa ini hanya akting mereka karena ada banyak pria yang mendekatinya? Sehingga Netha tadi mengikuti alur akting mereka berdua.

Ia memilih untuk mengabaikannya. “Oke, nanti kita beli lagi setelah ini. Sekarang habiskan dulu makanan kalian,” jawabnya ringan, berusaha tidak menunjukkan kegugupannya.

Namun di dalam hatinya, Netha sedikit terkejut. Mama? Kenapa mereka tiba-tiba memanggilku begitu? Apa ini hanya karena mereka takut aku benar-benar mencari papa baru?

 

El dan Al dalam Diam

Sementara itu, di benak El dan Al, panggilan itu bukan sekadar akting. Mereka telah memikirkan ini sejak lama, terutama setelah Netha menjadi bagian penting dalam hidup mereka selama sebulan terakhir.

Kalau Mama benar-benar cari papa baru, gimana? pikir Al dengan cemas, sambil mengaduk es krimnya. Papa juga belum pulang. Kalau mereka beneran cerai, kita gimana?

El, yang biasanya lebih rasional, juga tak bisa menahan rasa takutnya. Ia melirik Netha yang sedang sibuk memainkan ponselnya. Mama sekarang kelihatan bahagia. Tapi kalau Papa datang dan mereka berpisah... Kita harus ikut siapa? Aku nggak mau Mama punya papa baru.

Mereka berdua saling melirik, seolah memahami pikiran masing-masing tanpa harus bicara. Hingga akhirnya, Al berbisik pelan kepada El.

“Kamu yakin kita harus panggil dia Mama?” tanya Al dengan suara kecil.

El mengangguk. “Iya, biar dia tahu kita nggak mau papa baru. Kalau kita panggil dia Mama, dia nggak akan ninggalin kita.”

“Tapi kalau Papa datang terus mereka berpisah?” Al tampak gelisah.

“Kita bikin mereka nggak jadi pisah,” bisik El lagi, suaranya terdengar yakin meskipun hatinya tetap penuh keraguan.

Al mengangguk pelan, setuju dengan ide kakaknya.

 

🚙 Kembali ke Rumah

Setelah makan, Netha membawa El dan Al kembali ke rumah. Mereka berjalan santai menyusuri mall, melewati beberapa toko yang sempat mereka kunjungi sebelumnya. Namun kali ini, Netha merasa sesuatu yang berbeda. Al dan El tampak lebih menempel padanya daripada biasanya.

Di rumah, setelah berganti pakaian santai, Netha duduk di sofa ruang tamu sambil membaca buku. Al mendekatinya, duduk di sebelahnya dengan ekspresi polos.

“Mama,” panggilnya lagi dengan nada manja.

Netha menurunkan bukunya dan menatapnya. “Iya? Ada apa, Al?”

“Aku nggak mau Mama cari papa baru,” ucap Al sambil memeluk lengan Netha erat.

Netha tertawa kecil, mengacak rambut Al. “Kenapa? Bukannya papa kalian sudah tampan dan baik?”

“Tapi papa nggak di sini. Kalau Mama cari papa baru, papa yang lama gimana?” tanya Al, matanya berkaca-kaca.

El, yang sedang duduk di karpet sambil membaca buku cerita, ikut menimpali. “Kami nggak butuh papa baru. Kalau Papa Sean datang, kami mau dia tetap sama Mama.”

Netha terdiam sejenak. Ia menatap kedua anak itu dengan campuran perasaan antara bingung dan terharu. “Apa mereka benar-benar ingin aku jadi bagian dari hidup mereka? Padahal aku sendiri berniat pergi setelah perceraian ini selesai. Apa mereka menganggap omonganku sebelum ke Mall dengan serius?”

Namun, ia memilih untuk tidak menanggapi terlalu serius. “Kalian terlalu banyak berpikir. Sekarang pergi mandi dan tidur, besok kita olahraga pagi lagi,” ujarnya dengan senyum tipis.

Al dan El saling memandang, lalu berbisik lagi di luar jangkauan pendengaran Netha.

“Kita harus bikin mereka nggak jadi berpisah,” kata Al pelan.

El mengangguk. “Kita pikirin cara nanti.”

Netha, yang sudah kembali fokus pada bukunya, hanya menggelengkan kepala pelan. Anak-anak ini, kenapa tiba-tiba jadi protektif banget? pikirnya sambil tersenyum kecil.

Terpopuler

Comments

Karina Putrie

Karina Putrie

hahaha... sean harus lihaaaaat iniih!!! istri yg lo abaikan jadi idola 5pria
awas aja kalau nanti dia menyebalkan dan bawa cewe pulang alih alih menyelamatkan

gw keplak pake sapu 😤😤

2025-01-18

1

Uthie

Uthie

Wahhhh.... seru banget ituuu... banyak kumbang yg ingin daftar langsung 😂😂👍

2024-12-23

1

Lita Pujiastuti

Lita Pujiastuti

Sepertinya gak jadi cerai nih ... apalagi si kembar ikut turun tangan....seru nih kayaknya....😁

2025-02-01

0

lihat semua
Episodes
1 Pindah Raga? Reinkarnasi!
2 Masa Lalu dan Masa Kini
3 Proyek Besar Netha
4 Menurunkan Berat Badan
5 Perhatian Netha Untuk si Kembar
6 Supermarket
7 Mulai Merasa Nyaman
8 Bercerita
9 Olahraga Bersama
10 Hari Yang Panjang
11 Renungan Malam
12 Perubahan Besar
13 Penyelamatan Sandera di Perbatasan
14 Suasana Hangat
15 Keseruan Bermain
16 Adegan Tak Terduga
17 Sean Pulang
18 Kebahagiaan Di Mini Zoo
19 Kejutan
20 Berkumpul Berlima
21 Bimbang
22 Sean Mulai Aneh
23 Suasana Yang Berbeda
24 Berjalan Di Kamp Militer
25 Me Time
26 Merasa Bersalah
27 Terlalu Banyak Fikiran
28 Banyak Pikiran
29 Menuju Kamp Militer
30 Amarah Anetha
31 Pantai
32 Manis
33 Pagi Yang Menjengkelkan
34 Pulang
35 Diskusi Si Kembar
36 Berdiskusi Dengan Sean
37 Sean Ikut Merajuk
38 Sean Nyaman Bersama Netha
39 Maling
40 Kegiatan Bersama
41 Proyek Membuat Kue
42 Rebutan Kue
43 Perjalanan Mansion Harison
44 Kehangatan Keluarga Harison
45 Foto Terlucu
46 Effort Sean
47 Masak Bersama
48 Senangnya Kedua Orang Tua Sean
49 Kehebohan
50 Hari Yang Dinanti
51 Kenangan Indah
52 Ungkapan Cinta Sean
53 Bermain Di Taman Mansion
54 Pesta Teh
55 Pengakuan Yang Mengejutkan
56 Memilah Foto
57 Netha Yang Luar Biasa
58 Malam Panas
59 Serangga nya Ketemu
60 Kembali Pulang
61 Penjaga Gawang
62 Chef Cilik
63 Kejutan Untuk Netha
64 Gosip-Gosip
65 Macan Tutul
66 Sean Bersiap Pergi Tugas
67 Cek Dekorasi Restoran dan Toko Kue
68 Jatuh Cinta Lagi
69 Kegiatan Netha dan Si Kembar
70 Harmony Haven & Sweet Echoes
71 Penutupan Acara
72 Pindah Kediaman
73 Kue Perkenalan
74 Menyapa Tetangga dan Rekan
75 Bertemu Ibu-Ibu Komplek Julit
76 Rencana Sekolah
77 Perang Mulut Dengan Mlijo
78 Menunjukkan Pesona Netha
79 Bercanda nya Suami Istri
80 Mengatur Hidup Netha
81 Sekolah Si Kembar
82 Berpartisipasi Kegiatan Persit
83 Berita Baik
84 Gejolak Emosi
85 Kegembiraan Sesaat
86 Menemukan Jati Diri
87 Dilema
88 Mencoba Berubah
89 Masih Berusaha
90 Sudah Kembali
91 Perjalanan yang Belum Selesai
92 Momen Berharga
93 End
94 Pesan Untuk Pembaca Setia
95 Reinkarnasi Duchess Pemberani
96 Promo
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Pindah Raga? Reinkarnasi!
2
Masa Lalu dan Masa Kini
3
Proyek Besar Netha
4
Menurunkan Berat Badan
5
Perhatian Netha Untuk si Kembar
6
Supermarket
7
Mulai Merasa Nyaman
8
Bercerita
9
Olahraga Bersama
10
Hari Yang Panjang
11
Renungan Malam
12
Perubahan Besar
13
Penyelamatan Sandera di Perbatasan
14
Suasana Hangat
15
Keseruan Bermain
16
Adegan Tak Terduga
17
Sean Pulang
18
Kebahagiaan Di Mini Zoo
19
Kejutan
20
Berkumpul Berlima
21
Bimbang
22
Sean Mulai Aneh
23
Suasana Yang Berbeda
24
Berjalan Di Kamp Militer
25
Me Time
26
Merasa Bersalah
27
Terlalu Banyak Fikiran
28
Banyak Pikiran
29
Menuju Kamp Militer
30
Amarah Anetha
31
Pantai
32
Manis
33
Pagi Yang Menjengkelkan
34
Pulang
35
Diskusi Si Kembar
36
Berdiskusi Dengan Sean
37
Sean Ikut Merajuk
38
Sean Nyaman Bersama Netha
39
Maling
40
Kegiatan Bersama
41
Proyek Membuat Kue
42
Rebutan Kue
43
Perjalanan Mansion Harison
44
Kehangatan Keluarga Harison
45
Foto Terlucu
46
Effort Sean
47
Masak Bersama
48
Senangnya Kedua Orang Tua Sean
49
Kehebohan
50
Hari Yang Dinanti
51
Kenangan Indah
52
Ungkapan Cinta Sean
53
Bermain Di Taman Mansion
54
Pesta Teh
55
Pengakuan Yang Mengejutkan
56
Memilah Foto
57
Netha Yang Luar Biasa
58
Malam Panas
59
Serangga nya Ketemu
60
Kembali Pulang
61
Penjaga Gawang
62
Chef Cilik
63
Kejutan Untuk Netha
64
Gosip-Gosip
65
Macan Tutul
66
Sean Bersiap Pergi Tugas
67
Cek Dekorasi Restoran dan Toko Kue
68
Jatuh Cinta Lagi
69
Kegiatan Netha dan Si Kembar
70
Harmony Haven & Sweet Echoes
71
Penutupan Acara
72
Pindah Kediaman
73
Kue Perkenalan
74
Menyapa Tetangga dan Rekan
75
Bertemu Ibu-Ibu Komplek Julit
76
Rencana Sekolah
77
Perang Mulut Dengan Mlijo
78
Menunjukkan Pesona Netha
79
Bercanda nya Suami Istri
80
Mengatur Hidup Netha
81
Sekolah Si Kembar
82
Berpartisipasi Kegiatan Persit
83
Berita Baik
84
Gejolak Emosi
85
Kegembiraan Sesaat
86
Menemukan Jati Diri
87
Dilema
88
Mencoba Berubah
89
Masih Berusaha
90
Sudah Kembali
91
Perjalanan yang Belum Selesai
92
Momen Berharga
93
End
94
Pesan Untuk Pembaca Setia
95
Reinkarnasi Duchess Pemberani
96
Promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!