Perhatian Netha Untuk si Kembar

Pagi itu, suasana rumah terasa lebih hidup. Netha menyiapkan bubur ayam di atas meja makan dengan rapi.

Tiga mangkuk bubur ayam, dua dengan porsi sedang untuk El dan Al, dan satu porsi kecil untuk dirinya sendiri. Netha duduk di kursinya, menunggu kedua anak kembar itu.

“El, Al, sini makan bersama!” panggil Netha dengan suara ramah, yang cukup berbeda dari biasanya.

Kedua anak itu berjalan mendekat dengan langkah pelan, masih canggung di sekitar wanita yang mereka panggil mama.

Mereka duduk di kursi masing-masing dan menatap bubur di depan mereka. Sebelum mereka menyentuh sendok, Netha bertanya, “Kalian sudah cuci muka dan gosok gigi belum?”

El dan Al langsung menatap Netha dengan wajah polos.

“Sudah,” jawab keduanya hampir bersamaan.

“Bagus. Kalau begitu ayo makan.” Netha tersenyum kecil sambil mulai menyeruput buburnya perlahan.

Namun, perhatian Al langsung tertuju pada porsi bubur Netha yang terlihat jauh lebih kecil daripada miliknya. Al berhenti makan dan menatap mangkuk bubur Netha dengan alis berkerut.

“Itu sedikit banget, apakah Mama akan kenyang dengan porsi begitu.” ujar Al dalam hati, sambil mendorong mangkuknya ke arah Netha.

“Ambil yang ini aja. Kalau cuma segini, nggak bikin kenyang.”

Netha mengangkat alisnya, bingung dengan sikap Al.

“Hah? Kenapa malah kamu kasih punyamu ke aku?” tanyanya heran.

“Biasa kan kamu makan banyak,” jawab Al polos sambil mengambil mangkuk bubur kecil milik Netha.

“Kalau yang ini sih cocoknya buat aku. Kamu bisa ambil punyaku aja.”

Netha menahan tawa kecil sambil menggelengkan kepala. Ia mengelus kepala Al.

“Kali ini beda. Aku sengaja makan sedikit,” jelasnya.

Al merasakan usapan di kepalanya terdiam, diam diam ia tersenyum di dalam hatinya.

“Kenapa?” tanya Al dengan bingung, sedangkan El ikut mengamati percakapan itu sambil diam, tapi dalam hatinya ia iri saudara kembar nya di elus kepalanya oleh sang ibu.

“Aku mau menurunkan berat badan. Mulai sekarang, aku mau turunin berat badanku, Apakah kau tak lihat, badanku seperti tong air.” ujar Netha tegas, sambil menyendok buburnya lagi.

Al terdiam sejenak sebelum kembali fokus pada makanannya.

“Hmmm, aneh, kenapa tiba-tiba? apakah karena ingin berpisah dengan papa?” gumamnya dalam hati.

Netha hanya tersenyum sambil makan bubur di depannya. Suasana makan pagi itu cukup tenang meskipun sesekali terdengar suara sendok beradu dengan mangkuk.

Setelah mereka selesai makan, Netha menatap keduanya dan berkata, “Ayo, sekarang bersihkan meja makan dan bekas makannya masing-masing.”

El dan Al memandang Netha, agak kaget. “Kau menyuruh kita membersihkan ini? Sendiri?” tanya El dengan datar.

“Ya, dong. Masa semuanya aku yang bersihin?kalian harus bisa mandiri.” sahut Netha sambil berjalan ke dapur. Ia mengambil sebuah kursi kecil dan meletakkannya di dekat wastafel.

“Ini buat kalian. Wastafelnya tinggi, kalian pasti tak akan bisa sampai. Jadi naikkan badan kalian disini nanti.”

El dan Al saling berpandangan sejenak. Namun, entah kenapa, mereka akhirnya menurut. Mungkin karena sikap Netha yang terdengar serius tapi tidak galak seperti sebelumnya.

Keduanya berdiri, membawa mangkuk masing-masing, dan mulai mencuci di wastafel itu. Netha memperhatikan mereka dari kejauhan dengan senyum samar.

“kalian harus mulai mandiri,” gumamnya dalam hati.

“Kalau aku benar-benar pergi nanti, kalian nggak boleh manja. Karena nanti kalian akan tinggal bersama papa.”

Setelah meja makan bersih, Netha kembali memberi instruksi. “Sekarang, bersihkan kamar kalian. Kalau bisa, rumah ini sekalian, ya. Sapu, pel, dan kalau perlu, taman depan juga.”

El dan Al menatapnya dengan mata melebar. “Semua?” tanya Al dengan nada protes.

“Tentu saja, semua. Tidak mungkin cuma aku yang kerja, bukan?” jawab Netha sambil menyilangkan tangan di dada. “Kalian harus belajar bekerja sama, biar rumah ini bersih. Hitung-hitung olahraga pagi, kan? Lagipula ini rumah ku, dan kalian menumpang di rumah ku ini.”

Keduanya diam, tidak bisa membantah. Akhirnya, El dan Al mulai bergerak. Mereka membagi tugas dengan cepat.

El membersihkan ruang tamu, sementara Al menyapu dan mengepel bagian kamar mereka. Setelah itu, keduanya bergantian merapikan taman depan rumah.

Netha memperhatikan mereka sambil ikut membersihkan dapur dan membersihkan kulkas dan di dalamnya, sesekali memberikan arahan kecil.

Sekeras apapun keduanya bekerja, Netha tetap merasa harus mendidik mereka menjadi anak-anak yang mandiri. Ia tahu, mungkin waktunya tidak akan lama di sini.

Setelah hampir dua jam bekerja, El dan Al akhirnya duduk di sofa dengan wajah lelah. Nafas mereka terengah-engah, namun ada kepuasan kecil di wajah mereka.

“Akhirnya selesai juga.” ucap kedua nya.

Netha yang melihatnya hanya tersenyum kecil.

“Capek, ya?” tanya Netha sambil membawa dua gelas air dingin.

El dan Al langsung mengambil gelas itu dan meminumnya dengan cepat.

“Capek banget,” keluh Al sambil menyandarkan punggungnya di sofa.

“Bagus. Capek itu tanda kalian sudah kerja keras. Kalau setiap hari seperti ini, rumah akan selalu bersih,” kata Netha sambil tertawa kecil.

El memutar matanya, sementara Al hanya cemberut. Namun, tidak ada kata protes yang keluar dari mulut mereka.

“Sekarang mandi. Habis mandi, kita pergi,” ujar Netha sambil berdiri.

“Pergi ke mana?” tanya El, yang akhirnya membuka suara.

“Supermarket. Aku mau belanja kebutuhan rumah. Kalian ikut, nggak?”

Keduanya saling berpandangan, lalu mengangguk.

“Ikut,” jawab mereka serempak.

Namun, sebelum mereka beranjak, Netha tiba-tiba berkata sambil tersenyum jahil, “Atau… kalian perlu bantuan. Mungkin mau aku yang mandiin?”

El dan Al langsung menoleh dengan wajah kaget. Wajah mereka memerah hingga ke telinga, membuat Netha tak bisa menahan tawanya.

“Nggak mau!” seru Al sambil buru-buru berdiri.

“Kami bisa sendiri,” sambung El cepat, lalu menarik tangan adiknya menuju kamar.

Netha masih tertawa kecil melihat reaksi kedua anak itu. “Ya udah, buruan mandi. Aku tunggu di sini.”

El dan Al segera masuk ke kamar mereka dan menutup pintu dengan cepat. Dari balik pintu, Netha bisa mendengar suara kecil mereka yang saling mengomel.

“Kenapa wanita itu berubah jadi kayak gitu, sih?” gumam El.

“Entahlah. Bukankah dia aneh hari ini,” sahut Al.

“Bukan cuma hari ini, kemaren juga dia aneh.” ucap El.

Netha hanya menggelengkan kepala sambil berjalan ke kamarnya yang terletak tepat di sebelah kamar anak-anak.

Ia masuk ke dalam, membuka lemari, dan memilih pakaian yang lebih nyaman untuk pergi ke supermarket.

Dalam waktu singkat, ia sudah bersiap dengan pakaian sederhana namun rapi.

Netha duduk di sofa ruang tamu sambil memainkan ponselnya. Di layar ponsel, ia membuka aplikasi catatan, mengecek daftar barang-barang yang akan ia beli di supermarket nanti.

Gorden baru

Taplak meja

Peralatan masak

Persediaan dapur

Sabun mandi, sampo, dan perlengkapan mandi lainnya

Sambil menatap daftar itu, Netha menghela napas panjang.

“Banyak banget yang harus dibeli,” gumamnya.

Namun, ia merasa puas. Setidaknya, hidup barunya ini sudah mulai memiliki tujuan.

Dari kamar sebelah, suara langkah kaki terdengar. El dan Al akhirnya keluar dari kamar mereka, kini sudah bersih dan berpakaian rapi. Wajah keduanya masih agak malu, terutama setelah digoda tadi pagi.

Netha menatap kedua nya dengan berbinar, ternyata anak Netha ini sangat tampan.

“Kalian udah siap?” tanya Netha sambil berdiri.

Keduanya mengangguk, meskipun masih terlihat canggung.

“Ya udah, ayo kita berangkat,” ujar Netha sambil tersenyum tipis.

Mereka bertiga akhirnya berjalan keluar rumah. Di benak Netha, ia tahu bahwa perjalanannya masih panjang. Namun, untuk saat ini, ia ingin menikmati momen kecil seperti ini. Setidaknya, itulah harapan Netha.

Terpopuler

Comments

Nur Janah

Nur Janah

aku suka ceritanya,ayo netha buat perubahan dlm hidup netha dan anaknya 😀😀

2025-03-23

2

Siti solikah

Siti solikah

aku suka ceritanya

2025-03-29

0

Edah J

Edah J

,bagus novelnya 👍

2025-03-22

0

lihat semua
Episodes
1 Pindah Raga? Reinkarnasi!
2 Masa Lalu dan Masa Kini
3 Proyek Besar Netha
4 Menurunkan Berat Badan
5 Perhatian Netha Untuk si Kembar
6 Supermarket
7 Mulai Merasa Nyaman
8 Bercerita
9 Olahraga Bersama
10 Hari Yang Panjang
11 Renungan Malam
12 Perubahan Besar
13 Penyelamatan Sandera di Perbatasan
14 Suasana Hangat
15 Keseruan Bermain
16 Adegan Tak Terduga
17 Sean Pulang
18 Kebahagiaan Di Mini Zoo
19 Kejutan
20 Berkumpul Berlima
21 Bimbang
22 Sean Mulai Aneh
23 Suasana Yang Berbeda
24 Berjalan Di Kamp Militer
25 Me Time
26 Merasa Bersalah
27 Terlalu Banyak Fikiran
28 Banyak Pikiran
29 Menuju Kamp Militer
30 Amarah Anetha
31 Pantai
32 Manis
33 Pagi Yang Menjengkelkan
34 Pulang
35 Diskusi Si Kembar
36 Berdiskusi Dengan Sean
37 Sean Ikut Merajuk
38 Sean Nyaman Bersama Netha
39 Maling
40 Kegiatan Bersama
41 Proyek Membuat Kue
42 Rebutan Kue
43 Perjalanan Mansion Harison
44 Kehangatan Keluarga Harison
45 Foto Terlucu
46 Effort Sean
47 Masak Bersama
48 Senangnya Kedua Orang Tua Sean
49 Kehebohan
50 Hari Yang Dinanti
51 Kenangan Indah
52 Ungkapan Cinta Sean
53 Bermain Di Taman Mansion
54 Pesta Teh
55 Pengakuan Yang Mengejutkan
56 Memilah Foto
57 Netha Yang Luar Biasa
58 Malam Panas
59 Serangga nya Ketemu
60 Kembali Pulang
61 Penjaga Gawang
62 Chef Cilik
63 Kejutan Untuk Netha
64 Gosip-Gosip
65 Macan Tutul
66 Sean Bersiap Pergi Tugas
67 Cek Dekorasi Restoran dan Toko Kue
68 Jatuh Cinta Lagi
69 Kegiatan Netha dan Si Kembar
70 Harmony Haven & Sweet Echoes
71 Penutupan Acara
72 Pindah Kediaman
73 Kue Perkenalan
74 Menyapa Tetangga dan Rekan
75 Bertemu Ibu-Ibu Komplek Julit
76 Rencana Sekolah
77 Perang Mulut Dengan Mlijo
78 Menunjukkan Pesona Netha
79 Bercanda nya Suami Istri
80 Mengatur Hidup Netha
81 Sekolah Si Kembar
82 Berpartisipasi Kegiatan Persit
83 Berita Baik
84 Gejolak Emosi
85 Kegembiraan Sesaat
86 Menemukan Jati Diri
87 Dilema
88 Mencoba Berubah
89 Masih Berusaha
90 Sudah Kembali
91 Perjalanan yang Belum Selesai
92 Momen Berharga
93 End
94 Pesan Untuk Pembaca Setia
95 Reinkarnasi Duchess Pemberani
96 Promo
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Pindah Raga? Reinkarnasi!
2
Masa Lalu dan Masa Kini
3
Proyek Besar Netha
4
Menurunkan Berat Badan
5
Perhatian Netha Untuk si Kembar
6
Supermarket
7
Mulai Merasa Nyaman
8
Bercerita
9
Olahraga Bersama
10
Hari Yang Panjang
11
Renungan Malam
12
Perubahan Besar
13
Penyelamatan Sandera di Perbatasan
14
Suasana Hangat
15
Keseruan Bermain
16
Adegan Tak Terduga
17
Sean Pulang
18
Kebahagiaan Di Mini Zoo
19
Kejutan
20
Berkumpul Berlima
21
Bimbang
22
Sean Mulai Aneh
23
Suasana Yang Berbeda
24
Berjalan Di Kamp Militer
25
Me Time
26
Merasa Bersalah
27
Terlalu Banyak Fikiran
28
Banyak Pikiran
29
Menuju Kamp Militer
30
Amarah Anetha
31
Pantai
32
Manis
33
Pagi Yang Menjengkelkan
34
Pulang
35
Diskusi Si Kembar
36
Berdiskusi Dengan Sean
37
Sean Ikut Merajuk
38
Sean Nyaman Bersama Netha
39
Maling
40
Kegiatan Bersama
41
Proyek Membuat Kue
42
Rebutan Kue
43
Perjalanan Mansion Harison
44
Kehangatan Keluarga Harison
45
Foto Terlucu
46
Effort Sean
47
Masak Bersama
48
Senangnya Kedua Orang Tua Sean
49
Kehebohan
50
Hari Yang Dinanti
51
Kenangan Indah
52
Ungkapan Cinta Sean
53
Bermain Di Taman Mansion
54
Pesta Teh
55
Pengakuan Yang Mengejutkan
56
Memilah Foto
57
Netha Yang Luar Biasa
58
Malam Panas
59
Serangga nya Ketemu
60
Kembali Pulang
61
Penjaga Gawang
62
Chef Cilik
63
Kejutan Untuk Netha
64
Gosip-Gosip
65
Macan Tutul
66
Sean Bersiap Pergi Tugas
67
Cek Dekorasi Restoran dan Toko Kue
68
Jatuh Cinta Lagi
69
Kegiatan Netha dan Si Kembar
70
Harmony Haven & Sweet Echoes
71
Penutupan Acara
72
Pindah Kediaman
73
Kue Perkenalan
74
Menyapa Tetangga dan Rekan
75
Bertemu Ibu-Ibu Komplek Julit
76
Rencana Sekolah
77
Perang Mulut Dengan Mlijo
78
Menunjukkan Pesona Netha
79
Bercanda nya Suami Istri
80
Mengatur Hidup Netha
81
Sekolah Si Kembar
82
Berpartisipasi Kegiatan Persit
83
Berita Baik
84
Gejolak Emosi
85
Kegembiraan Sesaat
86
Menemukan Jati Diri
87
Dilema
88
Mencoba Berubah
89
Masih Berusaha
90
Sudah Kembali
91
Perjalanan yang Belum Selesai
92
Momen Berharga
93
End
94
Pesan Untuk Pembaca Setia
95
Reinkarnasi Duchess Pemberani
96
Promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!