Suasana Hangat

Setelah pulang dari olahraga pagi dan makan bubur di taman, Netha, El, dan Al masuk ke dalam rumah mereka. Seperti biasa, langkah pertama setelah sampai adalah membersihkan diri.

“El, Al, langsung mandi, ya. Jangan lupa sikat gigi juga!” seru Netha sambil melepas sepatu olahraganya.

“Iya, tahu, tahu,” balas Al sambil menggerutu, tapi ia tetap menuju kamar mandi.

El hanya mengangguk sambil mengikuti Al, kemudian melirik kakaknya sambil berkata, “Kamu nggak bosan, Al, selalu protes tapi tetap nurut?”

“Biar ada drama dikit, El,” jawab Al sambil menyeringai.

Netha menggelengkan kepala sambil tersenyum kecil. Ia kemudian menuju kamarnya untuk berganti pakaian setelah mandi. Ketika ia selesai, El dan Al sudah lebih dulu menunggu di ruang tamu.

“Sudah segar?” tanya Netha sambil memandangi mereka yang duduk santai di sofa.

“Segar dong! Kamu aja yang kelihatan belum siap kerja,” balas Al dengan nada menggoda.

Netha menghela napas sambil menepuk pundak Al. “Ayo, kita mulai bersih-bersih rumah. Kalau nggak, bunga-bunga kita bisa layu, tahu!”

Ketiganya mulai beraktivitas. Mereka bertiga telah terbiasa menjalani rutinitas ini selama sebulan terakhir. Selama itu pula, rumah yang awalnya hanya terlihat biasa saja kini telah berubah menjadi lebih asri dan nyaman.

Di halaman depan, pot-pot warna-warni berjajar rapi. Setiap pot berisi bunga-bunga yang sedang mekar, dari mawar, melati, hingga anggrek. Warna-warna cerah ini membuat suasana rumah terasa lebih hidup. Pohon tabebuya di depan rumah sedang berbunga, menyebarkan kelopak-kelopak kuning yang jatuh menghiasi tanah seperti karpet alami.

“Lihat deh, bunga-bunga kita makin cantik,” ujar Netha sambil menyiram tanaman.

Al menatap pohon tabebuya yang berbunga lebat. “Pohon ini keren banget. Jadi kayak di film-film.”

“Kamu harus bantu siram terus, biar tetap kayak gini,” tambah El sambil mengangkat selang air untuk menyiram bunga-bunga di sudut halaman.

Di depan rumah, terdapat bangku goyang yang menjadi tempat favorit mereka bertiga. Kadang sore hari, mereka duduk di sana sambil menikmati angin sepoi-sepoi dan melihat anak-anak tetangga bermain.

Bagian dalam rumah pun tak kalah indah. Selama sebulan lebih, mereka bertiga mendekorasi ulang setiap sudutnya. Kamar El dan Al kini memiliki tema masing-masing. Dinding kamar Al dihiasi gambar-gambar pesawat tempur, lengkap dengan rak gantung berisi buku-buku favoritnya. Sementara kamar El lebih sederhana, dengan gambar pemandangan gunung dan rak buku yang berisi koleksi ensiklopedia.

“Kamar kalian ini jadi kelihatan seperti kamar anak-anak pintar,” komentar Netha suatu hari saat masuk ke kamar mereka.

“Karena kita memang pintar,” jawab Al tanpa ragu, membuat El memutar matanya sambil menahan tawa.

“Pintar ngomong maksudnya,” celetuk El akhirnya, membuat mereka semua tertawa.

Setelah membersihkan halaman, mereka beranjak ke dalam rumah untuk mengepel lantai dan merapikan barang-barang. Netha menyuruh El dan Al untuk membersihkan kamar mereka masing-masing, sementara ia fokus di dapur.

“Aku sudah bilang jangan buang kertas sembarangan, El,” protes Al dari dalam kamar mereka.

“Siapa yang buang? Itu kertasmu sendiri,” balas El.

“Sudah, jangan berantem. Kalau nggak, aku yang beresin kamar kalian, tapi kalian nggak dapat camilan nanti,” seru Netha dari dapur.

“Kita nggak berantem, kok!” jawab Al cepat-cepat sambil kembali merapikan rak bukunya.

Setelah hampir satu jam, rumah kembali rapi dan bersih. Bau bunga segar dari halaman bercampur dengan aroma kayu pel lantai membuat suasana rumah semakin nyaman.

“Kerja bagus, semuanya,” puji Netha sambil menyeka keringat di dahinya.

“Yah, cuma bagian biasa aja,” jawab Al, lalu menambahkan, “Tapi aku lapar lagi.”

“Al, kamu itu kayak mesin makan. Baru juga makan bubur,” komentar El sambil memutar matanya.

“Namanya juga masa pertumbuhan,” jawab Al santai.

Netha tertawa kecil mendengar percakapan mereka. “Oke, kita akan makan lagi, tapi nanti sore. Sekarang, ayo bersiap-siap. Kita pergi ke mall.”

Setelah selesai membersihkan rumah, Netha mengajak mereka ke Mall.

“Mau beli apa di mall?” tanya Al penasaran.

Netha, yang sedang memeriksa tasnya, dengan santai menjawab, “Mau cari papa baru buat kalian.”

Al yang polos langsung bereaksi. “Papa baru? Kan kita sudah punya papa!”

El menoleh cepat ke arah Netha, mencoba memastikan apakah itu hanya gurauan. “Kamu serius?” tanyanya, nada suaranya sedikit kaget.

Netha hanya mengangkat bahu dengan santai. “Yah, siapa tahu papa baru bisa lebih perhatian sama kalian.”

“Papa kita sudah cukup perhatian!” tegas Al sambil cemberut.

“Tenang, itu cuma bercanda, kok,” ujar Netha sambil menahan tawa kecil.

Namun dalam hati, El merasa sedikit resah. Ia tahu bahwa sebentar lagi Sean akan kembali, dan keputusan untuk bercerai akan diambil. Meski ia tak pernah mengatakannya, ia merasa khawatir jika nanti harus berpisah dengan Netha.

“Al, kamu yakin mau ikut papa?” tanya El pelan, mencoba mengalihkan pembicaraan.

Al menggeleng “Tidak, aku ingin ikut dia. Nanti aku akan meminta papa untuk ikut dia,”

El hanya mengangguk sambil menyembunyikan kekhawatirannya. Dalam hatinya, ia berharap Netha tidak benar-benar pergi setelah Sean kembali. Meski ia dan Al belum berani memanggil Netha dengan sebutan “Mama,” ia tahu bahwa Netha sudah menjadi bagian penting dalam hidup mereka.

Netha melihat ekspresi mereka berdua dan tersenyum kecil. Anak-anak ini pasti bingung dengan keadaan ini. Aku juga bingung sendiri harus bagaimana. Tapi keputusan cerai itu sudah bulat, pikirnya sambil menghela napas.

Netha kembali mengarahkan perhatian pada si kembar. Ia melirik El dan Al yang mulai terlihat sedikit lusuh setelah aktivitas bersih-bersih tadi.

“Sekarang, kalian mandi lagi. Gunakan pakaian yang bagus, ya. Kita mau ke mall, nggak boleh terlihat seperti habis bersih-bersih rumah,” ujarnya dengan nada bercanda, namun tegas.

“Astaga, mandi lagi?” protes Al sambil meringis.

El, yang lebih tenang, menatap Netha sambil berkata, “Kamu mau kita pakai pakaian apa?”

“Pilih yang paling rapi dan nyaman. Jangan sampai kamu pakai baju tidur, Al,” goda Netha sambil melirik Al.

Al mendesah berat, lalu menggerutu sambil berjalan menuju kamar mandi. “Baiklah, tapi nggak usah lama-lama ya di mall nanti!”

“El, bantuin Al pilih bajunya, ya. Aku tahu dia suka pilih yang aneh-aneh,” tambah Netha sambil tersenyum.

El mengangguk, lalu mengikuti Al ke kamar mandi.

Setelah memastikan si kembar sudah masuk kamar mandi, Netha beranjak ke kamarnya sendiri. Ia mengunci pintu, lalu menuju kamar mandi. Air hangat mengalir, menyentuh kulitnya yang kini jauh lebih kencang dan cerah setelah sebulan lebih ia merawat tubuhnya.

“Setidaknya tubuh ini sekarang lebih nyaman,” gumam Netha sambil melihat dirinya di cermin kamar mandi. Rambutnya yang panjang dan berkilau tergerai dengan indah, kontras dengan kulit wajahnya yang mulus tanpa makeup.

Setelah selesai mandi, Netha memilih pakaian yang cocok untuk acara santai. Gaya ini membuat tubuhnya terlihat lebih proporsional dan elegan tanpa terkesan berlebihan.

“Hmm, cukup bagus,” katanya sambil memutar sedikit di depan cermin. Lalu memoleskan sedikit makeup natural dan menambahkan sedikit lipbalm dan lipstik natural untuk bibirnya, kemudian menyemprotkan parfum favoritnya.

...Penampilan Netha...

...Penampilan El...

...Penampilan Al...

Ketika Netha keluar dari kamarnya, ia mendapati El dan Al sudah menunggu di ruang tamu.

“Lihat, aku lebih cepat siap daripada kamu,” ujar Al sambil menyeringai.

“Kali ini kamu menang,” balas Netha dengan tawa kecil. “Kalian berdua ganteng banget. Kita pasti jadi pusat perhatian di mall nanti.”

Al membusungkan dada. “Ya iyalah. Kita memang ganteng alami.”

El hanya tersenyum kecil sambil menggelengkan kepala. “Ayo pergi sebelum Al makin besar kepala.”

“Betul,” sahut Netha sambil memeriksa tasnya untuk memastikan semua barang penting sudah dibawa. “Yuk, kita berangkat!”

Ketiganya berjalan ke mobil, siap untuk petualangan mereka ke mall. Di perjalanan, Netha tidak bisa menahan senyumnya saat melihat El dan Al yang tampak semakin percaya diri. Ia tahu, meski hubungannya dengan mereka baru terjalin selama sebulan lebih, rasa sayang itu sudah tumbuh dengan kuat.

Terpopuler

Comments

Rossa Simangusong

Rossa Simangusong

visual netha serius kayak gitu?? astaga kayak ngga ada visual yg lain. malah kurus kering begitu../Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2025-03-27

0

Dwi Oethamie

Dwi Oethamie

GK suka sama visual netha, KLO Al El Uda cucok meonggg banget

2025-03-21

0

Sita Aryanti

Sita Aryanti

waah...visualnya..hemet..luar biasa

2025-03-11

1

lihat semua
Episodes
1 Pindah Raga? Reinkarnasi!
2 Masa Lalu dan Masa Kini
3 Proyek Besar Netha
4 Menurunkan Berat Badan
5 Perhatian Netha Untuk si Kembar
6 Supermarket
7 Mulai Merasa Nyaman
8 Bercerita
9 Olahraga Bersama
10 Hari Yang Panjang
11 Renungan Malam
12 Perubahan Besar
13 Penyelamatan Sandera di Perbatasan
14 Suasana Hangat
15 Keseruan Bermain
16 Adegan Tak Terduga
17 Sean Pulang
18 Kebahagiaan Di Mini Zoo
19 Kejutan
20 Berkumpul Berlima
21 Bimbang
22 Sean Mulai Aneh
23 Suasana Yang Berbeda
24 Berjalan Di Kamp Militer
25 Me Time
26 Merasa Bersalah
27 Terlalu Banyak Fikiran
28 Banyak Pikiran
29 Menuju Kamp Militer
30 Amarah Anetha
31 Pantai
32 Manis
33 Pagi Yang Menjengkelkan
34 Pulang
35 Diskusi Si Kembar
36 Berdiskusi Dengan Sean
37 Sean Ikut Merajuk
38 Sean Nyaman Bersama Netha
39 Maling
40 Kegiatan Bersama
41 Proyek Membuat Kue
42 Rebutan Kue
43 Perjalanan Mansion Harison
44 Kehangatan Keluarga Harison
45 Foto Terlucu
46 Effort Sean
47 Masak Bersama
48 Senangnya Kedua Orang Tua Sean
49 Kehebohan
50 Hari Yang Dinanti
51 Kenangan Indah
52 Ungkapan Cinta Sean
53 Bermain Di Taman Mansion
54 Pesta Teh
55 Pengakuan Yang Mengejutkan
56 Memilah Foto
57 Netha Yang Luar Biasa
58 Malam Panas
59 Serangga nya Ketemu
60 Kembali Pulang
61 Penjaga Gawang
62 Chef Cilik
63 Kejutan Untuk Netha
64 Gosip-Gosip
65 Macan Tutul
66 Sean Bersiap Pergi Tugas
67 Cek Dekorasi Restoran dan Toko Kue
68 Jatuh Cinta Lagi
69 Kegiatan Netha dan Si Kembar
70 Harmony Haven & Sweet Echoes
71 Penutupan Acara
72 Pindah Kediaman
73 Kue Perkenalan
74 Menyapa Tetangga dan Rekan
75 Bertemu Ibu-Ibu Komplek Julit
76 Rencana Sekolah
77 Perang Mulut Dengan Mlijo
78 Menunjukkan Pesona Netha
79 Bercanda nya Suami Istri
80 Mengatur Hidup Netha
81 Sekolah Si Kembar
82 Berpartisipasi Kegiatan Persit
83 Berita Baik
84 Gejolak Emosi
85 Kegembiraan Sesaat
86 Menemukan Jati Diri
87 Dilema
88 Mencoba Berubah
89 Masih Berusaha
90 Sudah Kembali
91 Perjalanan yang Belum Selesai
92 Momen Berharga
93 End
94 Pesan Untuk Pembaca Setia
95 Reinkarnasi Duchess Pemberani
96 Promo
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Pindah Raga? Reinkarnasi!
2
Masa Lalu dan Masa Kini
3
Proyek Besar Netha
4
Menurunkan Berat Badan
5
Perhatian Netha Untuk si Kembar
6
Supermarket
7
Mulai Merasa Nyaman
8
Bercerita
9
Olahraga Bersama
10
Hari Yang Panjang
11
Renungan Malam
12
Perubahan Besar
13
Penyelamatan Sandera di Perbatasan
14
Suasana Hangat
15
Keseruan Bermain
16
Adegan Tak Terduga
17
Sean Pulang
18
Kebahagiaan Di Mini Zoo
19
Kejutan
20
Berkumpul Berlima
21
Bimbang
22
Sean Mulai Aneh
23
Suasana Yang Berbeda
24
Berjalan Di Kamp Militer
25
Me Time
26
Merasa Bersalah
27
Terlalu Banyak Fikiran
28
Banyak Pikiran
29
Menuju Kamp Militer
30
Amarah Anetha
31
Pantai
32
Manis
33
Pagi Yang Menjengkelkan
34
Pulang
35
Diskusi Si Kembar
36
Berdiskusi Dengan Sean
37
Sean Ikut Merajuk
38
Sean Nyaman Bersama Netha
39
Maling
40
Kegiatan Bersama
41
Proyek Membuat Kue
42
Rebutan Kue
43
Perjalanan Mansion Harison
44
Kehangatan Keluarga Harison
45
Foto Terlucu
46
Effort Sean
47
Masak Bersama
48
Senangnya Kedua Orang Tua Sean
49
Kehebohan
50
Hari Yang Dinanti
51
Kenangan Indah
52
Ungkapan Cinta Sean
53
Bermain Di Taman Mansion
54
Pesta Teh
55
Pengakuan Yang Mengejutkan
56
Memilah Foto
57
Netha Yang Luar Biasa
58
Malam Panas
59
Serangga nya Ketemu
60
Kembali Pulang
61
Penjaga Gawang
62
Chef Cilik
63
Kejutan Untuk Netha
64
Gosip-Gosip
65
Macan Tutul
66
Sean Bersiap Pergi Tugas
67
Cek Dekorasi Restoran dan Toko Kue
68
Jatuh Cinta Lagi
69
Kegiatan Netha dan Si Kembar
70
Harmony Haven & Sweet Echoes
71
Penutupan Acara
72
Pindah Kediaman
73
Kue Perkenalan
74
Menyapa Tetangga dan Rekan
75
Bertemu Ibu-Ibu Komplek Julit
76
Rencana Sekolah
77
Perang Mulut Dengan Mlijo
78
Menunjukkan Pesona Netha
79
Bercanda nya Suami Istri
80
Mengatur Hidup Netha
81
Sekolah Si Kembar
82
Berpartisipasi Kegiatan Persit
83
Berita Baik
84
Gejolak Emosi
85
Kegembiraan Sesaat
86
Menemukan Jati Diri
87
Dilema
88
Mencoba Berubah
89
Masih Berusaha
90
Sudah Kembali
91
Perjalanan yang Belum Selesai
92
Momen Berharga
93
End
94
Pesan Untuk Pembaca Setia
95
Reinkarnasi Duchess Pemberani
96
Promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!