Olahraga Bersama

Pagi itu, Netha terbangun lebih awal dari biasanya. Ia segera bersiap untuk olahraga pagi, mengenakan pakaian olahraga longgar, dan mengikat rambutnya ke belakang. Saat ia membuka pintu kamarnya, alangkah terkejutnya melihat El dan Al sudah berdiri di depan pintu, mengenakan pakaian olahraga mereka.

“Eh? Kalian mau kemana?” tanyanya bingung.

“Kami ikut kamu olahraga,” jawab Al dengan santai sambil menyilangkan tangan di dada.

“Ikut aku?” Netha mengernyitkan alis.

El hanya mengangguk singkat tanpa bicara, sedangkan Al tersenyum lebar. “Kamu nggak keberatan, kan? Lagipula, lari pagi kayak gini sudah biasa buat kita. Papa selalu ngajak kita olahraga di kompleks militer.”

Netha menghela napas, lalu tersenyum kecil. “Ya sudah, kalau kalian mau ikut. Tapi jangan bikin masalah, ya.”

“Kamu pikir kita anak kecil?” balas Al dengan nada bercanda.

 

Di halaman rumah, Netha memulai dengan pemanasan. Ia menggerakkan tubuhnya perlahan, mencoba meregangkan otot-ototnya yang kaku. El dan Al mengikuti gerakan Netha tanpa banyak bicara. Namun, Al sesekali mengejek El dengan nada ringan.

“Hahaha, lihat El! Badannya kaku banget kayak kayu!” goda Al sambil tertawa kecil.

Netha terkekeh mendengar Al mengejek El, kembarannya. “Al, Fokus olahraganya.”

Setelah pemanasan selama 10 menit, mereka mulai berlari kecil di kompleks menuju taman. Netha berusaha menjaga napasnya agar tidak terlalu ngos-ngosan, sementara El dan Al tampak santai, seolah kegiatan ini biasa saja bagi mereka.

Netha dalam hati “Anak-anak ini kuat sekali. Lari pagi begini malah kelihatan seperti main-main buat mereka. Aku sendiri hampir habis napas.”

Di sepanjang jalan, mereka melihat banyak orang orang sudah beraktivitas. Ada ibu-ibu yang sedang menyiram bunga atau sedang berbelanja dengan tukang sayur.

Tak lupa Netha menyapa mereka, kadang juga mereka disapa oleh orang komplek.

“Pagi Netha, udah olahraga lagi? Kemaren sendirian, sekarang bawa anakmu juga” ujar salah satu ibu yang sedang membawa keranjang belanjaan.

Netha tersenyum dan melambaikan tangan. “Iya, Bu. kebetulan mereka juga ingin ikut, iya kan El, Al?”

“Iya Tante, kami ikut Mama olahraga pagi. Hehehehe” ucap Al dan diangguki oleh El.

Sementara itu, beberapa ibu lain menyapa si kembar. “Hai, El, Al! Pagi-pagi sudah ikut olahraga juga?”

“Iya, biar sehat" jawab Al.

Netha mendesah dalam hati “Ah, mereka semua kenal Netha dan si kembar? Yah mungkin karena Netha yang gemuk, dan mereka yang tampan. Pasti jadi bahan pembicaraan lagi. Padahal Netha asli jarang keluar rumah. Huft”

 

Setelah sampai di taman, mereka memutari taman beberapa kali sebelum akhirnya duduk di rerumputan. Netha langsung merebahkan tubuhnya, membiarkan dirinya menikmati angin pagi. Keringat sudah membasahi tubuhnya, dan napasnya terasa berat.

Netha dalam hati “Menurunkan berat badan ternyata sulit sekali. Baru beberapa hari olahraga sudah terasa begini. Kalau begini terus, mungkin aku harus cari cara lain. Mungkin ditambah mengkonsumsi obat penurun berat badan di apotek? Hah dulu dikehidupanku yang lama, Aku ini sexy dan bahenol. Hah, akan aku buat tubuh ini juga begitu. Karena sudah aku yang menempati, yah harus lah. Siapa tau nanti dapat suami baru.”

Netha membuka botol air minumnya, lalu meminumnya dengan pelan. Tak lupa Netha menawari keduanya.

Sementara itu, El dan Al duduk di sebelahnya, tampak lebih segar dibandingkan dirinya.

“Kamu capek?” tanya Al sambil melirik Netha.

“Ya jelaslah capek,” jawab Netha sambil mengelap keringat di dahinya. “Kalian berdua santai banget, kayak nggak ada apa-apa.”

“Kami sudah biasa olahraga,” ujar El dengan suara pelan. “Papa sering ngajak lari pagi kalau kami di kompleks militer.”

Netha mengangguk karena lupa, tadi malam mereka kan sudah bercerita. Netha memutuskan untuk mengalihkan pembicaraan. “Ngomong-ngomong, nanti kalian mau ikut aku ke mall lagi. Ada yang ingin aku beli?”

Mau beli apa?” tanya Al sambil tersenyum.

“Yang penting kita beli peralatan belajar buat kalian,” jawab Netha. “Buku, pensil, dan lain-lain. Aku juga mau beli pakaian. Baju ku sudah sedikit longgar.”

Al tertawa kecil “Yah, kan sering berolahraga, tubuhmu yang besar sudah mulai menyusut.”

“Al!” tegur El sambil menyikut kembaran nya.

“Kenapa? Aku cuma jujur,” balas Al dengan santai.

Netha hanya terkekeh. “Iya, iya. Aku sadar diri.”

Setelah beristirahat selama 15 menit, mereka memutuskan untuk membeli makanan di warung yang ada di taman.

 

Sarapan Soto

Setelah beristirahat di taman, Netha mengajak El dan Al menuju warung soto di dekat area tersebut. Warung kecil itu cukup ramai, dan aroma soto yang gurih menggugah selera langsung menyeruak di udara.

“Ayo, kita makan di sini. Soto pagi-pagi enak untuk mengisi tenaga,” ujar Netha sambil berjalan ke meja yang kosong.

Mereka duduk bertiga, dan Netha segera memesan tiga mangkuk soto. Ketika pesanan datang, Netha dengan sengaja meminta porsi lebih kecil untuk dirinya.

El dan Al mulai mencicipi soto mereka dengan lahap. Kuah soto yang panas dan kaya rempah itu menghangatkan tubuh mereka. Namun, di tengah makan, keduanya mulai menyimpan komentar dalam hati masing-masing.

El dalam hati: “Rasanya biasa saja. Nggak ada yang istimewa. Masakan Netha jauh lebih enak daripada ini.”

Al dalam hati: “Ini cuma soto biasa. Masakan Netha, meski sederhana, lebih cocok di lidah. Entah kenapa, aku malah lebih suka makan di rumah sekarang.”

Meski demikian, mereka tetap melanjutkan makan dengan lahap, menyantap soto mereka hingga habis. El dan Al sesekali melirik Netha yang tampak asyik makan porsi kecilnya.

Sementara itu, Netha memperhatikan kedua anak itu dengan tatapan lembut. Ia menundukkan kepalanya sejenak, tenggelam dalam pikirannya.

Netha dalam hati: “Aku tahu, pemilik tubuh ini dulu nggak pernah peduli pada mereka. Aku... dia... hanya memikirkan dirinya sendiri, membiarkan mereka tumbuh tanpa kasih sayang yang cukup. Aku merasa bersalah. Seharusnya mereka pantas mendapatkan perhatian lebih dari seorang ibu. Anak-anak ini benar-benar punya energi yang besar. Aku harus memastikan mereka mendapatkan semua yang mereka butuhkan, termasuk pendidikan.”

Setelah mangkuk-mangkuk kosong terkumpul di meja, Netha tersenyum kecil. “Sudah kenyang?” tanyanya.

“Sudah,” jawab Al sambil mengelap mulutnya dengan tisu.

El hanya mengangguk, tetap dengan ekspresi dinginnya yang khas.

“Ayo, kita pulang sekarang,” ujar Netha sambil berdiri. “Masih banyak yang harus kita lakukan di rumah.”

Ketiganya kemudian meninggalkan warung soto itu. Meski hanya sarapan sederhana, momen kebersamaan itu mulai menumbuhkan kehangatan di antara mereka, sesuatu yang perlahan-lahan memperbaiki hubungan yang dulu dingin dan jauh.

 

Setelah selesai makan, mereka pulang ke rumah, mandi, dan membersihkan rumah bersama-sama. Setelah semuanya rapi, Netha mengajak mereka ke mall untuk membeli kebutuhan belajar dan beberapa pakaian baru.

“Kita naik mobil aja,” kata Netha sambil mencari kunci mobilnya.

“Tentu saja,” ujar Al dengan nada bercanda. “Kalau naik motor, kita nggak bakal muat bertiga.”

Mereka tertawa kecil, lalu masuk ke dalam mobil. Netha duduk di belakang kemudi, sementara El dan Al duduk di kursi belakang, mengenakan sabuk pengaman mereka.

Perjalanan menuju mall berlangsung dalam keheningan sesaat, tetapi hati Netha dipenuhi dengan berbagai pikiran. “Aku harus memastikan mereka punya kehidupan yang lebih baik. Mulai dari pendidikan, sampai kebutuhan lainnya. Aku juga harus mulai memperbaiki diriku sendiri. Tunggu sampai papa mereka datang, aku bebas. Kau ingin pergi keluar negeri, yah buat usaha dulu kali ya. Habis itu Travelling kemana-mana, atau dibalik juga enak. Uang hasil perceraian kan buanyak banget.”

Dengan semangat baru, Netha melajukan mobilnya menuju tujuan mereka.

To be continued...

Terpopuler

Comments

Betri Betmawati

Betri Betmawati

padahal bapak nya seorang militer masak dia ndk tau pendidikan itu penting, ngk mngkn msuk militer ndk tau baca da nulis, gmn sich bapak nya, Aneh bgt

2025-03-24

0

Edah J

Edah J

Dan pada kenyataannya hatimu sudah sayang sama twins Netha 😊

2025-03-23

0

Susila Ratih

Susila Ratih

betul. klw semisal di cerai, ya udha nyari suami baru hahaah

2025-02-20

0

lihat semua
Episodes
1 Pindah Raga? Reinkarnasi!
2 Masa Lalu dan Masa Kini
3 Proyek Besar Netha
4 Menurunkan Berat Badan
5 Perhatian Netha Untuk si Kembar
6 Supermarket
7 Mulai Merasa Nyaman
8 Bercerita
9 Olahraga Bersama
10 Hari Yang Panjang
11 Renungan Malam
12 Perubahan Besar
13 Penyelamatan Sandera di Perbatasan
14 Suasana Hangat
15 Keseruan Bermain
16 Adegan Tak Terduga
17 Sean Pulang
18 Kebahagiaan Di Mini Zoo
19 Kejutan
20 Berkumpul Berlima
21 Bimbang
22 Sean Mulai Aneh
23 Suasana Yang Berbeda
24 Berjalan Di Kamp Militer
25 Me Time
26 Merasa Bersalah
27 Terlalu Banyak Fikiran
28 Banyak Pikiran
29 Menuju Kamp Militer
30 Amarah Anetha
31 Pantai
32 Manis
33 Pagi Yang Menjengkelkan
34 Pulang
35 Diskusi Si Kembar
36 Berdiskusi Dengan Sean
37 Sean Ikut Merajuk
38 Sean Nyaman Bersama Netha
39 Maling
40 Kegiatan Bersama
41 Proyek Membuat Kue
42 Rebutan Kue
43 Perjalanan Mansion Harison
44 Kehangatan Keluarga Harison
45 Foto Terlucu
46 Effort Sean
47 Masak Bersama
48 Senangnya Kedua Orang Tua Sean
49 Kehebohan
50 Hari Yang Dinanti
51 Kenangan Indah
52 Ungkapan Cinta Sean
53 Bermain Di Taman Mansion
54 Pesta Teh
55 Pengakuan Yang Mengejutkan
56 Memilah Foto
57 Netha Yang Luar Biasa
58 Malam Panas
59 Serangga nya Ketemu
60 Kembali Pulang
61 Penjaga Gawang
62 Chef Cilik
63 Kejutan Untuk Netha
64 Gosip-Gosip
65 Macan Tutul
66 Sean Bersiap Pergi Tugas
67 Cek Dekorasi Restoran dan Toko Kue
68 Jatuh Cinta Lagi
69 Kegiatan Netha dan Si Kembar
70 Harmony Haven & Sweet Echoes
71 Penutupan Acara
72 Pindah Kediaman
73 Kue Perkenalan
74 Menyapa Tetangga dan Rekan
75 Bertemu Ibu-Ibu Komplek Julit
76 Rencana Sekolah
77 Perang Mulut Dengan Mlijo
78 Menunjukkan Pesona Netha
79 Bercanda nya Suami Istri
80 Mengatur Hidup Netha
81 Sekolah Si Kembar
82 Berpartisipasi Kegiatan Persit
83 Berita Baik
84 Gejolak Emosi
85 Kegembiraan Sesaat
86 Menemukan Jati Diri
87 Dilema
88 Mencoba Berubah
89 Masih Berusaha
90 Sudah Kembali
91 Perjalanan yang Belum Selesai
92 Momen Berharga
93 End
94 Pesan Untuk Pembaca Setia
95 Reinkarnasi Duchess Pemberani
96 Promo
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Pindah Raga? Reinkarnasi!
2
Masa Lalu dan Masa Kini
3
Proyek Besar Netha
4
Menurunkan Berat Badan
5
Perhatian Netha Untuk si Kembar
6
Supermarket
7
Mulai Merasa Nyaman
8
Bercerita
9
Olahraga Bersama
10
Hari Yang Panjang
11
Renungan Malam
12
Perubahan Besar
13
Penyelamatan Sandera di Perbatasan
14
Suasana Hangat
15
Keseruan Bermain
16
Adegan Tak Terduga
17
Sean Pulang
18
Kebahagiaan Di Mini Zoo
19
Kejutan
20
Berkumpul Berlima
21
Bimbang
22
Sean Mulai Aneh
23
Suasana Yang Berbeda
24
Berjalan Di Kamp Militer
25
Me Time
26
Merasa Bersalah
27
Terlalu Banyak Fikiran
28
Banyak Pikiran
29
Menuju Kamp Militer
30
Amarah Anetha
31
Pantai
32
Manis
33
Pagi Yang Menjengkelkan
34
Pulang
35
Diskusi Si Kembar
36
Berdiskusi Dengan Sean
37
Sean Ikut Merajuk
38
Sean Nyaman Bersama Netha
39
Maling
40
Kegiatan Bersama
41
Proyek Membuat Kue
42
Rebutan Kue
43
Perjalanan Mansion Harison
44
Kehangatan Keluarga Harison
45
Foto Terlucu
46
Effort Sean
47
Masak Bersama
48
Senangnya Kedua Orang Tua Sean
49
Kehebohan
50
Hari Yang Dinanti
51
Kenangan Indah
52
Ungkapan Cinta Sean
53
Bermain Di Taman Mansion
54
Pesta Teh
55
Pengakuan Yang Mengejutkan
56
Memilah Foto
57
Netha Yang Luar Biasa
58
Malam Panas
59
Serangga nya Ketemu
60
Kembali Pulang
61
Penjaga Gawang
62
Chef Cilik
63
Kejutan Untuk Netha
64
Gosip-Gosip
65
Macan Tutul
66
Sean Bersiap Pergi Tugas
67
Cek Dekorasi Restoran dan Toko Kue
68
Jatuh Cinta Lagi
69
Kegiatan Netha dan Si Kembar
70
Harmony Haven & Sweet Echoes
71
Penutupan Acara
72
Pindah Kediaman
73
Kue Perkenalan
74
Menyapa Tetangga dan Rekan
75
Bertemu Ibu-Ibu Komplek Julit
76
Rencana Sekolah
77
Perang Mulut Dengan Mlijo
78
Menunjukkan Pesona Netha
79
Bercanda nya Suami Istri
80
Mengatur Hidup Netha
81
Sekolah Si Kembar
82
Berpartisipasi Kegiatan Persit
83
Berita Baik
84
Gejolak Emosi
85
Kegembiraan Sesaat
86
Menemukan Jati Diri
87
Dilema
88
Mencoba Berubah
89
Masih Berusaha
90
Sudah Kembali
91
Perjalanan yang Belum Selesai
92
Momen Berharga
93
End
94
Pesan Untuk Pembaca Setia
95
Reinkarnasi Duchess Pemberani
96
Promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!