Sulap

Than memperhatikan wajah Sifa sebelum memberikan sesuatu untuk mengompresnya.

"Berapa lama kau menangis?" Tanya Than.

"Ck, aku tidak menangis"

"Jujur saja, matamu sangat sembab"

"Tidak perlu dibahas"

"Siapa yang melukaimu?" Tanya Than.

"Itu juga tidak perlu di bahas" lagi-lagi Sifa menolak untuk menjawab.

"Okey, obati sendiri lukamu" Than menyodorkan kotak obat-obatan yang baru diambilnya, tentu saja Sifa melongo di buatnya, bingung akan sifat Than yang susah untuk ditebak.

Wajah Sifa berubah menjadi kesal, menyambar kotak obat itu dan melihat lututnya, perlahan mengolesinya dengan salep yang tersedia, sontak meringis saat rasa nyeri itu dirasakan begitu hebat.

"Huf, huf, ya Allah sakit sekali" gerutu Sifa yang terus meniup berulang kali untuk mengurangi rasa nyeri.

Kedua lututnya mungkin bisa di atasi, tapi saat kedua sikunya juga terluka, Sifa kerepotan akan mengobatinya.

Than segera duduk disamping Sifa,

"Diam, jangan bergerak, atau aku tidak akan membantu mu" ucap Than yang kini sudah membersihkan luka Sifa, dan merasa aneh saat Than akan menyentuh luka itu.

"Eh, apa yang kamu lakukan!" Teriak Sifa terkejut dan menghindari.

"Ck, diam, aku ahli sulap, akan aku tunjukkan"

"Jangan main-main, aku terluka, bukan untuk di buat uji coba" Sifa khawatir.

"Diam lah, rasakan saja"

Sifa tak bisa menolak, saat tangan Than sudah menyentuh lukanya, ada rasa yang aneh, hangat dan terus menjalar menyelimuti kulitnya, lalu sesaat kemudian _

"Tidak sakit lagi, apa ini?, apa yang sudah terjadi?" Sifa terkejut dan memeriksa lukanya berkali-kali.

Than hanya tersenyum, lalu mengambil kedua kaki Sifa untuk di letakkan diatas Sofa, tentu saja tangan Than bergerak untuk membebaskan area, dengan kata lain celana Sifa akan di tarik ke atas.

"Eh, tunggu!" Sifa segera mencegah dengan menahan tangan Than.

"Kenapa?" Tanya Than.

"Anda tidak sopan Tuan Than"

Puk

"Akh!" Sifa menjerit kesakitan saat tangan Than menjatuhkan kakinya dengan kasar.

"Kenapa kasar sekali?!" Protes Sifa lagi.

"Panggil yang benar!" Ucap Than.

"Baik-baik, maaf, aku sering lupa, itu karena belum terbiasa, dan biar aku yang menggulung celanaku sendiri" Sifa segera bergerak dan memperlihatkan lututnya yang masih bengkak.

"Kali ini tutup matamu, jangan berani membukanya, atau aku patahkan lutut mu, aku serius" Than menatap Wajah Sifa dengan serius.

Sifa pun tak berani protes lagi kali ini, lalu merebahkan dirinya dan menutup matanya dengan Bantal sofa yang di berikan oleh Than.

"Dasar Aneh" ucap Sifa yang kemudian menurut saja.

Benar sekali, rasa yang sama, saat tangan Than mulai terasa menyentuh lukanya, hangat dan membuat rasa nyaman di lututnya, nyeri ya g dirasakan hampir 100 persen hilang, dan Sifa segera duduk dengan tergesa saat Than mengatakan sudah selesai.

"Wow, amazing, kau hebat tuan _, maksud ku honey, jika ada orang terluka bisa aku memanggilmu untuk membantu?"

"Jangan ngelunjak" sahut Than sambil melempar kembali bantal sofa tepat di wajah Sifa.

"Aww, mukaku masih sakit, gara-gara wanita sialan itu, awas saja!" Teriak Sifa, dan Than menghentikan langkahnya, berbalik dan menatap Sifa yang kini merapikan diri.

Than penasaran, siapa yang sudah melukai Sifa, lalu bertanya dimana Sifa mendapati luka itu, karena untuk menyebutkan nama, sudah sekali Sifa jujur padanya.

Jawaban sebuah tempat di dapati, Than lalu melanjutkan pekerjaannya, begitu juga dengan Sifa yang tidak menyadari jika kabar yang diinginkan Than sudah didapati, Than tersenyum tipis, melihat sesuatu yang menarik di ponselnya.

*

*

Dengan wajah lelahnya, Sifa kini sudah tiba di Apartemennya, bayangan Hans dan wanita sialan itu sungguh menghantui nya, rasanya Sifa ingin sekali segera membalas dendam akan sakit hatinya.

Tapi Sifa bisa apa?, kekuasaan tak dia punya, hanya Than saat ini harapannya, tapi dirinya harus mengikuti permainannya, yang kadang tidak dia pahami sama sekali, tak mengapa, asalkan Than sudah berjanji akan mengabulkan permintaannya saat kerjasama sebagai calon istri berjalan lancar nantinya.

"Heh, berat sekali beban hidupmu Sifa" gumamnya saat melihat dirinya sendiri di depan cermin.

Namun betapa terkejutnya saat dirinya baru menyadari, jika luka lebam di wajahnya menghilang.

"Eh, Kok sudah gak ada?" Ucapnya sambil memeriksa berkali-kali.

Sifa mencoba mengingat-ingat, tadi memang dirinya sempat tertidur diatas mejanya sebelum jam pulang saat bosan menunggu Than yang masih tenang di depan laptopnya.

"Apa mungkin Tuan Than melakukan sulapnya lagi?, dan itu berarti dia sudah menyentuh wajahku tanpa ijin dulu?" Gumam Sifa dan langsung menyambar ponselnya.

Percakapan terjadi, lebih tepatnya perdebatan, Than menanggapi dengan tenang.

"Tidak bisa, lain kali yang sopan dong, ijin kek sebelum melakukan hal itu" Sifa tak terima.

"Aku hanya tidak mau melihat wanita jelek di depanku, jadi aku melakukan sulap untuk menyembuhkan memar mu"

"Apa, wanita jelek, apa maksud mu?"

"Kau jelek sekali dengan luka itu, lain kali lindungi dirimu, jangan biarkan siapapun melukai wajahmu, mengerti?!"

"Apa?!, kenapa justru aku yang salah, harusnya_"

Tut Tut Tut.

Sambungan terputus sepihak, dan tentu saja Sifa di buat naik darah karenanya dan memutuskan untuk segera istirahat setelah meminum jus buatan sendiri untuk merilekskan otot-otot tegangnya seharian.

Baru saja matanya mulai terpejam, tiba-tiba dikejutkan dengan suara ponsel yang nyaring terdengar, buru-buru Sifa menyambarnya, takut jika itu kabar buruk dari keluarga, tapi nyatanya _

"Besok ada pertemuan penting, kita akan bertempur habis-habisan dengan salah satu perusahaan, siapkan semuanya dan aku tidak menerima kekalahan, kau yang akan melakukan presentasi di depan honey, mengerti?"

"Hah, kenapa mendadak sekali?" Sifa tak mengerti dengan laki-laki satu ini, seenaknya saja memberi tugas berat dalam waktu yang singkat.

"Jangan banyak protes, lakukan saja, karena ini kesempatan emas"

"Mau emas, perak, perunggu kalau waktunya mepet begini mana saya siap honey"

"TRULA GROUP " sahut Than yang seketika membuat Sifa terdiam.

"A apa maksud mu?" Tanya Sifa mengulang.

"Kita akan bertemu dengan TRULA GROUP besok, siapkan saja apa yang aku perintahkan, sudah aku kirimkan ke email pribadi mu"

Sifa terdiam sejenak, hening, hingga beberapa kali Than memanggil namanya.

"Okey, aku siap"

"Good honey" jawab Than sebelum akhirnya menutup sambungan ponsel.

Brug

Sifa merebahkan kasar tubuhnya diatas kasur, menatap langit-langit dan mengingat semua hal yang menyakitkan, lalu segera beranjak dengan senyuman.

"Mungkin sebentar lagi saatnya" ucap lirih Sifa dengan langkah penuh semangat membuka laptop dan menyiapkan semua data yang diminta oleh Than malam itu juga.

Jari jemarinya bahkan dengan lincah mengerjakan dengan cepat, namun penuh dengan ketelitian, semua kemampuan di kerahkan tanpa melihat jam, tak peduli jika harus di kerjakan sampai pagi sekali pun.

Pagi hari menjelang tak terasa, Sifa meregangkan tubuhnya saat mata mulai terbuka, beruntung masih ada kesempatan untuk memejamkan mata walaupun hanya satu jam saja, dan kini Sifa segera bergegas menuju kamar mandi untuk segera bersiap.

Sudah berada di dalam mobilnya, sekali lagi memastikan jika semua hal penting sudah terbawa, lalu mengucapkan Bismillah sebelum akhirnya meluncur ke jalanan menuju MEGATHAN Company.

Ayo dong, KOMENnya

jangan lupa LIKE, VOTE, HADIAH dan tonton IKLANNYA.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

santi Leh

santi Leh

uh di jam2 Kunti up Kaka nya .smgt Sifa tunjukan PD 2 rubah ga ada akhlak itu .than km mulai perhatian TPI blm nyadar bentar lagi bucin .suka bgt2..love SE kebon

2024-12-25

0

Tutik Sriwahyuni

Tutik Sriwahyuni

semangat-semangat buat para ulet bulu kebakar esmosi sendiri, biar makin gila mereka.....

2024-12-25

0

Sumawita

Sumawita

Bangun tdr pasti yg di buka melanjutan nya ethan sm sifa,, makin semangat 🥰🥰

2024-12-25

0

lihat semua
Episodes
1 Kontrak yang berubah
2 Shock
3 Terkuak Perlahan
4 lelaki tak dikenal
5 Tatapan Pertama
6 Sang Tuan
7 Pertemuan tak terduga
8 Datang Kembali
9 Apartemen mewah
10 Bantuan
11 Jaelangkung!
12 Mulai Bekerja
13 Bertemu Keluarga
14 Panggilan Baru
15 Pertemuan tak diinginkan
16 Sulap
17 Langkah Awal
18 Cukup Memuaskan
19 Direktur TRULA GROUP
20 Perlahan tapi Pasti
21 Ini Baru awal
22 Kuatkan Dirimu
23 Terungkap
24 Menikah diam-diam?
25 Saling menyerang
26 Terjebak
27 Balasan yang sama
28 Termakan Umpan
29 Penyakit Berbahaya
30 Pelayan Nasi goreng
31 Kuliner Malam Hari
32 Kepanikan
33 Pertolongan
34 Tidak Setuju
35 SAH!
36 Kamar yang sama
37 Sosok yang berbeda
38 Sang Pengantar Roti
39 Aku bisa gila!
40 Terlalu Dekat
41 Curiga
42 Mintalah Padaku
43 Tanda Permintaan Maaf.
44 Tawaran Kembali
45 Bantuan
46 Aku belum siap
47 Investigasi
48 Dasar Vampir!
49 Menemani makan
50 Kehadiran sang Casanova
51 Masih Saudara
52 Pesta
53 Rasa Cemburu
54 Panggilan Genting
55 Perbincangan Aneh
56 Wanita Arogan
57 Bimbang
58 Belum Saatnya
59 Wanita yang Spesial
60 Bagai di Sambar Petir
61 Tidak Terima
62 Canggung
63 Dua Pengawal
64 Go Publik
65 Temani aku
66 Taman Bunga
67 Mengibarkan Bendera Perang
68 Aura Kekuasaan
69 Merasakan Sesuatu
70 Penganggu
71 Serangan
72 Aunty
73 Hubungan yang Mengejutkan
74 Membuat Panik
75 Penyatuan yang Sempurna
76 Tamu tak diundang
77 Hampir saja
78 Tekanan Bharata
79 Satu persatu Keluarga NUGRAHA
80 Hari yang dinanti
81 Berani berbuat ulah
82 Keadaan Mencekam
83 Tak Berdaya
84 Muncul ke Permukaan
85 Terungkap Rahasia
86 Kabar Bahagia
87 Akhir
88 Ev-one
89 Ev-Two
90 Ev-Three
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Kontrak yang berubah
2
Shock
3
Terkuak Perlahan
4
lelaki tak dikenal
5
Tatapan Pertama
6
Sang Tuan
7
Pertemuan tak terduga
8
Datang Kembali
9
Apartemen mewah
10
Bantuan
11
Jaelangkung!
12
Mulai Bekerja
13
Bertemu Keluarga
14
Panggilan Baru
15
Pertemuan tak diinginkan
16
Sulap
17
Langkah Awal
18
Cukup Memuaskan
19
Direktur TRULA GROUP
20
Perlahan tapi Pasti
21
Ini Baru awal
22
Kuatkan Dirimu
23
Terungkap
24
Menikah diam-diam?
25
Saling menyerang
26
Terjebak
27
Balasan yang sama
28
Termakan Umpan
29
Penyakit Berbahaya
30
Pelayan Nasi goreng
31
Kuliner Malam Hari
32
Kepanikan
33
Pertolongan
34
Tidak Setuju
35
SAH!
36
Kamar yang sama
37
Sosok yang berbeda
38
Sang Pengantar Roti
39
Aku bisa gila!
40
Terlalu Dekat
41
Curiga
42
Mintalah Padaku
43
Tanda Permintaan Maaf.
44
Tawaran Kembali
45
Bantuan
46
Aku belum siap
47
Investigasi
48
Dasar Vampir!
49
Menemani makan
50
Kehadiran sang Casanova
51
Masih Saudara
52
Pesta
53
Rasa Cemburu
54
Panggilan Genting
55
Perbincangan Aneh
56
Wanita Arogan
57
Bimbang
58
Belum Saatnya
59
Wanita yang Spesial
60
Bagai di Sambar Petir
61
Tidak Terima
62
Canggung
63
Dua Pengawal
64
Go Publik
65
Temani aku
66
Taman Bunga
67
Mengibarkan Bendera Perang
68
Aura Kekuasaan
69
Merasakan Sesuatu
70
Penganggu
71
Serangan
72
Aunty
73
Hubungan yang Mengejutkan
74
Membuat Panik
75
Penyatuan yang Sempurna
76
Tamu tak diundang
77
Hampir saja
78
Tekanan Bharata
79
Satu persatu Keluarga NUGRAHA
80
Hari yang dinanti
81
Berani berbuat ulah
82
Keadaan Mencekam
83
Tak Berdaya
84
Muncul ke Permukaan
85
Terungkap Rahasia
86
Kabar Bahagia
87
Akhir
88
Ev-one
89
Ev-Two
90
Ev-Three

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!