Bertemu Keluarga

Than menghentikan langkah, lalu diam sejenak sebelum akhirnya salah satu pengawal yang berada di dekat pintu di ijinkan untuk membuka.

"Bersiaplah" ucap Than kini langsung menyambar tangan Sifa.

Mau mundur sudah tak mungkin lagi, Sifa sangat takut namun apa boleh buat, nasi sudah jadi bubur, dan tangannya menggenggam erat saat Than menggandengnya.

Nampak dengan jelas, ada Tiga orang disana, wanita dengan wajah dan kecantikannya yang luar biasa, Aura kuat dan sangat tak biasa bisa dirasakan, Sifa sampai di buat merinding dengan tiba-tiba.

"Kami datang" ucap Than menunduk, lalu Sifa pun segera mengikuti apa yang dilakukan oleh Than.

Semua ikut berdiri, lalu menghampiri Than, dua orang yang sangat berwibawa, tentu bisa ditebak dia adalah orang tua Than, memeluk putranya dan tersenyum, disusul dengan satu laki-laki tampan dengan wajah yang sangat menarik, sama dengan Than tentunya, lalu Sifa terkejut saat tangannya di pegang oleh seorang wanita.

"Ai" ucap Than seolah memperingatkan wanita itu.

"Aku hanya memegang tangannya kak, tenang saja" ucap wanita itu.

Sementara Sifa bagai berada di alam lain, dadanya berpacu dengan cepat, mata biru wanita itu seolah membuat dunianya seketika berbeda.

"Dia manusia atau bidadari?" Batin Sifa masih tak bisa melepas tatapannya.

Beruntung Than segera menyadarkan Sifa dengan sedikit menarik lengannya hingga membuatnya tersadar.

"Duduklah Nona _?"

"Si Sifa, nama saya Sifa"

"Duduklah Nona Sifa, maaf jika ada situasi yang membuatmu kurang nyaman" ucap Wanita yang di panggil mommy oleh Than, wanita yang tak kalah cantik walaupun terlihat sudah berusia lebih tua.

"Saya Mommy Than, dan mereka adalah adik Than"

"Hai, aku Ai, panggil saja begitu"

"Dan dia kekasih ku" sambar Than lalu mengajak Sifa duduk disampingnya.

Sifa tersenyum, walaupun dia sangat takut akan sosok satu lagi yang masih memperhatikannya.

"Aku Daddy-nya, selamat datang Nona Sifa" ucapnya.

"Iya Tuan, terimakasih sudah menerima kedatangan saya" ucap Sifa kini menunduk tak berani menatap sosok yang tegas dan penuh dengan wibawa.

Keringat Sifa keluar lebih banyak karena perasan yang sulit di jelaskan, takut tapi juga nyaman, entahlah tak bisa ia ungkapkan, lalu teringat akan tugasnya membuat keluarga Than tidak senang, bagaimana mungkin dia berani?, batinnya.

Lalu kemudian berlanjut dengan makan malam terlebih dahulu, disini Sifa mempunyai ide untuk melakukan hal jelek yang pasti tak disukai, memberanikan diri makan dengan suara mengecap yang cukup keras.

Than sampai dibuat terkejut dan menghentikan makannya sejenak, sedangkan yang lain tidak peduli seolah tuli, Than sampai mengerutkan kening melihat reaksi keluarganya yang biasa saja.

Apalagi Sifa, melihat apa yang terjadi, sampai merasa frustasi sendiri, lalu tak pantang menyerah, Sifa pun mengambil air minum dan menenggaknya sampai habis, itupun hanya mendapat senyuman dari adik dan mommy Than yang ada di depannya.

"Maafkan tingkah kekasihku" ucap Than tiba-tiba.

"Tidak ada yang salah, untuk apa minta maaf" ucap sang mommy, dan membuat Than terkejut.

Sifa pun tersenyum kikuk, lalu melanjutkan makannya, ingin melakukan aksinya lagi, memotong daging dengan keras akan dilakukan, namun_

"Percuma kau membuat kami tidak senang" ucap adik perempuan Than dan membuat Sifa terkejut.

"Ai, kau menggunakan_" ucap Than dengan sorot tajam.

"Maaf kak, dia wanita baik dan cantik, kalian berjodoh, jangan khawatir" ucap sang Adik perempuan.

Than terdiam, dan merasa gagal, hatinya menjadi kacau dan_

"Lanjutkan hubungan kalian, kami memberi restu" ucap sang Daddy membuat Piring Than terbelah saat tangannya yang memotong daging kebablasan saking kagetnya.

Sifa terkejut dan melihat Than yang nampak sekali wajah kecewa disana.

"Okey, aku sibuk, dan tak ikut lagi bermain disini, jadi aku pergi dulu semuanya"

"Jaga bicaramu Ai, apa maksud mu bermain?" Than tak terima.

"Sorry kak, aku tidak mau berdebat denganmu lagi, waktuku sangat berharga dan aku pergi, doaku segera ke pelaminan, Amin!" Teriaknya lalu segera pergi keluar dari pintu.

Kini tinggal kedua orang tua Than yang menatap Sifa dan Than bergantian.

"Kau tau siapa keluargamu, jangan mencoba mengelabuhi kami dengan apapun Than, kami masih menunggu kabar baik selanjutnya, dengan kata lain kami memberi restu" keduanya lalu berdiri dan entah kenapa Than hanya terdiam.

Setelah keadaan sepi, Than tiba-tiba berdiri.

"Kau pulanglah sendiri, akan ada yang mengantarmu" ucapnya dengan enteng, tanpa menoleh lagi ke Sifa yang masih terdiam dan bingung akan situasi yang ada.

Akhirnya Sifa berdiri, merasa dirinya benar-benar hanya sebuah alat saja, dan melangkah cepat keluar dari sana, tidak mau lagi menaiki mobil yang disediakan dan memanggil taksi untuk pergi.

Harga dirinya tentu terluka, Than terlihat kecewa dan Sifa lebih dari itu, merasa menjadi wanita bodoh yang sedang di permainkan hidupnya.

Segera melempar tas dan sepatu mahal di dalam kamar, Sifa tak peduli barang-barang mewah itu akan rusak atau hancur sekalipun, lalu masuk ke dalam kamar mandi dan mengguyur kepalanya yang terasa panas di bawah shower cukup lama.

Setelah badannya cukup menggigil, baru dirinya keluar, dan kini berbalut bathrob berada di ruangan tengah dengan secangkir teh hangat yang baru saja dibuatnya.

Sepi dan merasa sendiri, teman saja sudah tak ada yang bisa di percaya, bahkan sudah banyak orang didekatnya yang mengkhianatinya, hati Sifa terasa perih bila mengingatnya, namun air mata yang hampir jatuh dia tahan dengan hembusan nafas panjangnya.

"Menangis sebanyak apapun tidak akan ada gunanya" ucap lirih Sifa lalu segera mengambil ponsel dan menghubungi ibunya.

Sifa berbincang dengan penuh kebahagiaan saat suara kedua orang tuanya membuat hatinya begitu tenang dan nyaman, lalu mengabarkan hal baik dimana dirinya sudah bisa mengirim kedua orang tuanya uang setiap bulan seperti dulu.

"Alhamdulillah, jangan terlalu memikirkan kami sayang, Ibu dan ayah disini sudah lebih dari cukup dari hasil sawah yang ada, walaupun kebun sudah tidak ada"

"Iya ibu, tapi aku ingin ibu yang menyimpan semua sisa gajiku, aku akan mengambil untuk kebutuhanku saja" jawab Sifa.

"Baiklah sayang"

Sifa lalu menutup kembali ponselnya setelah perbincangan selesai, lanjut merebahkan tubuhnya untuk beristirahat di jam sebelas malam.

*

*

Akhirnya bertemu kembali dengan sosok yang sebenarnya ingin sekali di hindari oleh Sifa, tapi apa boleh buat, itu tak mungkin karena dirinya harus bekerja untuknya.

"Pagi Tuan" ucap Sifa saat Than hampir duduk di kursinya.

"Hem, aku ingin bicara, kemari lah" ucap Than.

Sifa menarik nafas dalam, berharap pagi ini moodnya tidak rusak oleh perbuatan Than lagi, lalu berjalan mendekati kursi yang berada tepat di depan meja kerja Than dan segera duduk.

"Apa yang kau lakukan semalam tak membuahkan hasil, jadi terpaksa sandiwara kita diteruskan, setidaknya sampai keluarga ku percaya"

"Kenapa?" Tanya Sifa yang sudah tak tahan lagi.

"Apanya yang kenapa?" Tanya Than kini menetap tajam Sifa.

"Kenapa harus diteruskan, bilang saja kalau kita memang hanya berpura-pura, selesai masalah bukan?" Ucap Sifa.

"Kau kira sesederhana itu menghadapi keluargaku?, kau tak tau apapun dan ikuti saja perintah ku"

"Tuan Than, justru aku tidak tau apapun tentang anda, mangkanya saya bingung apa yang harus saya lakukan, lihat saja semalam, kurang apa saya bersikap buruk dan sangat memalukan, tapi buktinya mereka malah memberikan respon biasa saja, apalagi yang harus saya lakukan?"

"Diam, dan ikuti perintahku, jangan bersisik"

"Tidak bisa" jawab Sifa.

"Kalau begitu, sesuai di perjanjian, kau membatalkan di tengah jalan, bayar semua kerugian"

"My God, anda benar-benar keterlaluan, cara anda membohongi keluarga anda itu tindakan yang bodoh, percuma, mereka bukan orang yang bisa dengan mudah saya kelabui Tuan, apa anda masih belum mengerti juga?"

"Kalau begitu bertanggung jawablah"

"Apa?, bertanggung jawab bagaimana maksud Tuan?"

"Jadikan hubungan kita ini sesuatu yang nyata, apa kau masih belum mengerti juga?"

"What?!, nyata?, maksudnya sepasang kekasih sungguhan?, kita?" Bertubi-tubi pertanyaan yang membuat Than hanya terdiam dan satu kali mengangguk.

Tentu saja Sifa terkejut dibuatnya, kepalanya menggeleng perlahan, seketika bayangan hubungan yang mengerikan berada di kepalanya, traumanya saja dengan kekasih brengsek sebelumnya belum ilang, haruskah di tambah dengan sebuah hubungan yang jelas sekali akan sangat mengerikan jika dirinya harus bersama dengan Than.

Jangan lupa biar Author makin semangat nulisnya, kasih KOMENnya, LIKE, VOTE, HADIAH, dan tonton IKLANNYA.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Lina aja

Lina aja

thor cerita nya yg ini masih ada keluarga Nugraha kah

2024-12-24

1

Ketika Kepercayaan Dihianati

Ketika Kepercayaan Dihianati

disini yg aku suka itu cma ailin wanita mata biru yg cntik aurat tertutup siapa sja yg memndang past mengira dia adalah bidadari yg membawa ketenangan dan kepositifan,huhh aku ter ai ai pokok nya.setelah itu my doctor elena 🥰😘

2025-04-09

0

Susi Lawati

Susi Lawati

asiikkkk seruuu kalau sudah berhubungan dengan keluarga Nugraha, Than ini pasti Ethan si mata Biru siapa lagi kalau bukan Alina....👏🤗

2025-01-21

0

lihat semua
Episodes
1 Kontrak yang berubah
2 Shock
3 Terkuak Perlahan
4 lelaki tak dikenal
5 Tatapan Pertama
6 Sang Tuan
7 Pertemuan tak terduga
8 Datang Kembali
9 Apartemen mewah
10 Bantuan
11 Jaelangkung!
12 Mulai Bekerja
13 Bertemu Keluarga
14 Panggilan Baru
15 Pertemuan tak diinginkan
16 Sulap
17 Langkah Awal
18 Cukup Memuaskan
19 Direktur TRULA GROUP
20 Perlahan tapi Pasti
21 Ini Baru awal
22 Kuatkan Dirimu
23 Terungkap
24 Menikah diam-diam?
25 Saling menyerang
26 Terjebak
27 Balasan yang sama
28 Termakan Umpan
29 Penyakit Berbahaya
30 Pelayan Nasi goreng
31 Kuliner Malam Hari
32 Kepanikan
33 Pertolongan
34 Tidak Setuju
35 SAH!
36 Kamar yang sama
37 Sosok yang berbeda
38 Sang Pengantar Roti
39 Aku bisa gila!
40 Terlalu Dekat
41 Curiga
42 Mintalah Padaku
43 Tanda Permintaan Maaf.
44 Tawaran Kembali
45 Bantuan
46 Aku belum siap
47 Investigasi
48 Dasar Vampir!
49 Menemani makan
50 Kehadiran sang Casanova
51 Masih Saudara
52 Pesta
53 Rasa Cemburu
54 Panggilan Genting
55 Perbincangan Aneh
56 Wanita Arogan
57 Bimbang
58 Belum Saatnya
59 Wanita yang Spesial
60 Bagai di Sambar Petir
61 Tidak Terima
62 Canggung
63 Dua Pengawal
64 Go Publik
65 Temani aku
66 Taman Bunga
67 Mengibarkan Bendera Perang
68 Aura Kekuasaan
69 Merasakan Sesuatu
70 Penganggu
71 Serangan
72 Aunty
73 Hubungan yang Mengejutkan
74 Membuat Panik
75 Penyatuan yang Sempurna
76 Tamu tak diundang
77 Hampir saja
78 Tekanan Bharata
79 Satu persatu Keluarga NUGRAHA
80 Hari yang dinanti
81 Berani berbuat ulah
82 Keadaan Mencekam
83 Tak Berdaya
84 Muncul ke Permukaan
85 Terungkap Rahasia
86 Kabar Bahagia
87 Akhir
88 Ev-one
89 Ev-Two
90 Ev-Three
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Kontrak yang berubah
2
Shock
3
Terkuak Perlahan
4
lelaki tak dikenal
5
Tatapan Pertama
6
Sang Tuan
7
Pertemuan tak terduga
8
Datang Kembali
9
Apartemen mewah
10
Bantuan
11
Jaelangkung!
12
Mulai Bekerja
13
Bertemu Keluarga
14
Panggilan Baru
15
Pertemuan tak diinginkan
16
Sulap
17
Langkah Awal
18
Cukup Memuaskan
19
Direktur TRULA GROUP
20
Perlahan tapi Pasti
21
Ini Baru awal
22
Kuatkan Dirimu
23
Terungkap
24
Menikah diam-diam?
25
Saling menyerang
26
Terjebak
27
Balasan yang sama
28
Termakan Umpan
29
Penyakit Berbahaya
30
Pelayan Nasi goreng
31
Kuliner Malam Hari
32
Kepanikan
33
Pertolongan
34
Tidak Setuju
35
SAH!
36
Kamar yang sama
37
Sosok yang berbeda
38
Sang Pengantar Roti
39
Aku bisa gila!
40
Terlalu Dekat
41
Curiga
42
Mintalah Padaku
43
Tanda Permintaan Maaf.
44
Tawaran Kembali
45
Bantuan
46
Aku belum siap
47
Investigasi
48
Dasar Vampir!
49
Menemani makan
50
Kehadiran sang Casanova
51
Masih Saudara
52
Pesta
53
Rasa Cemburu
54
Panggilan Genting
55
Perbincangan Aneh
56
Wanita Arogan
57
Bimbang
58
Belum Saatnya
59
Wanita yang Spesial
60
Bagai di Sambar Petir
61
Tidak Terima
62
Canggung
63
Dua Pengawal
64
Go Publik
65
Temani aku
66
Taman Bunga
67
Mengibarkan Bendera Perang
68
Aura Kekuasaan
69
Merasakan Sesuatu
70
Penganggu
71
Serangan
72
Aunty
73
Hubungan yang Mengejutkan
74
Membuat Panik
75
Penyatuan yang Sempurna
76
Tamu tak diundang
77
Hampir saja
78
Tekanan Bharata
79
Satu persatu Keluarga NUGRAHA
80
Hari yang dinanti
81
Berani berbuat ulah
82
Keadaan Mencekam
83
Tak Berdaya
84
Muncul ke Permukaan
85
Terungkap Rahasia
86
Kabar Bahagia
87
Akhir
88
Ev-one
89
Ev-Two
90
Ev-Three

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!