Perdebatan

"Kamu tidak apa-apa sayang? Masih sakit!?" tanya Arvin mengelus kepala sang putri, dia memang sangat menyayangi putrinya.

Tapi dia juga tidak bisa melupakan mantan kekasihnya, yang sekarang menjadi istri keduanya, Amara.

"Maafkan mami Amara ya sayang! Mungkin tadi mami Amara merasa tidak enak badan," sambung Arvin, memberikan alasan yang masuk di logika anak kecil.

Vara menatap jengah pria didepannya ini, dia benar-benar sudah di butakan oleh cinta. Hingga, masih saja ingin membela istri keduanya.

"Pokoknya Vala tidak mau cama tante gombel itu, Vala lebih baik pelgi belsama Mama!" ucap Vara mengancam.

Arvin meneguk ludahnya, dia tak menyangka jika putrinya bangun dari koma. Akan memiliki sifat yang berbeda, dulu Vara sangat penurut bahkan pendiam.

"Siapa yang mengajari mu mengatakan hal itu sayang? Mami Amara bukan tante gombel!" tegur Arvin dengan suara lembut.

"Apa yang dikatakan Vara benar Mas! Jika mbak Amara masih menyakiti Vara, maka aku akan pergi dari rumah dan kembali ke keluarga Prameswari!" ucap Selvira terlihat tidak main-main.

Arvin semakin merasa khawatir, dia tahu bagaimana keluarga sang istri. Mereka dari keluarga mafia dan pengusaha, hanya saja Selvira masih menyimpan aib suaminya dari keluarganya.

"Baiklah! Mas tidak akan menyuruh Amara, untuk merawat Vara!" putus Arvin mengalah.

Cih! Dasar laki-laki serakah. Percuma tampan kalau enggak bisa setia! cibir Vara dalam hati merasa kesal.

Apa yang di pikirkan Vara memang benar, Arvin mencintai dua wanita. Dia mencintai sifat Selvira yang lembut dan mampu melayaninya dalam urusan perut, bahkan wajah Selvira jauh lebih cantik dari Amara.

Hanya saja, dia benar-benar tidak bisa melupakan cinta pertamanya. Terlebih lagi perasaannya pada Amara masih saja sama setelah mereka bertahun-tahun berpisah.

"Kalau begitu, Papa ke kantor dulu yah! Ada meeting, oke princess!" Arvin mengusap kepala sang putri.

Ya udah! Pergi sana, dasar buaya kadal! Bapak siapa sih ini? Eh, itu bapak aku sekarang cok! batin Vara mengumpat dalam hati.

Berbeda dengan ekspresi Vara yang di tampilkan, terlihat polos. Tentu masalah mimik wajah, dia sudah sangat terlatih. Beberapa kali dia menyusup ke markas musuh, hanya intuk mencari informasi maupun kelemahan mereka.

Tentu dalam hal bersandiwara, Vara jago ya. Dia bahkan mengalah artis piala oscars, jika dia ikut bermain film.

"Baik Papa!" ucap Vara mengangguk polos.

Cup!

Anjir! Aku di cium cok sama buaya! ucap Vara kesal dalam hati.

Arvin kemudian menatap sang istri pertamanya. "Aku ke kantor dulu y sayang!" pamit pria itu.

"Hmm ... baiklah Mas! Hati-hati yah!" sahut Selvira.

Setelah memberikan kecupan kecil di kening sang istri, Arvin keluar dari ruang inap sang putri.

Selvira menatap punggung sang suami yang menghilang di balik pintu, kemudian wanita satu anak itu menoleh ke arah sang putri.

"Sayang! Waktunya kita tidur yah!" ucap Selvira lembut.

"Baik Mama!" ucap bocah perempuan itu patuh.

"Sebentar Mama buatkan kesukaan Vara, yah!" Selvira kemudian berjalan ke arah dapur mini ruangan itu.

Sedangkan Vara mengeryit heran, apa yang di sukai oleh bocah perempuan itu. Dia merasa was-was, saat melihat sang ibu mengeluarkan sesuatu.

Tak berselang lama, Selvira datang dengan sebuah botol susu yang berisi susu bayi.

"Ini sayang." Selvira menyodorkan botol susu pada sang putri.

Vara menatap horor botol susu itu, dengan cepat Vara menutup mulutnya, membuat Selvira mengerutkan keningnya.

"Vala gak mau minum!" bocah perempuan itu memalingkan wajahnya.

"Lho! Kenapa sayang? Bukannya Vara suka minum susu yah?!" tanya wanita cantik itu dengan lembut.

Yang benar aja! Jelaslah! Aku ini wanita dewasa woy! Masa mau minum susu lagi! teriak Vara merasa frustasi.

"Vala gak mau minum cucu lagi!" jawab bocah itu.

Anjay! Cucu enggak tuh! Susah bener nih lidah bocah bilang susu! batin Vara.

"Kenapa sayang? Apa susunya kurang banyak?" tanya Selvira bingung.

Vara menggeleng cepat. "Cucu itu untuk anak kecil! Cedangkan Vala ini udah becal Mama! Mana ada olang dewaca minum cucu dalam botol!" sahut bocah itu sok dewasa.

Selvira meringis melihat tingkah laku sang putri, bukankah putrinya memang masih kecil? Tapi kenapa sang putri mengatakan jika dirinya telah dewasa, pikir wanita itu.

Vara kini berbaring, menutupi dirinya dengan selimut sambil membelakangi sang ibu. Selvira hanya bersabar menghadapi tingkah sang putri yang berbeda sejak bangun dari komanya.

"Vara yakin sayang! Gak mau minum susu?" tanya Selvira sekali lagi.

Biasanya sang putri tidak akan tidur sebelum minum susu, itu sudah menjadi rutinitas bocah perempuan itu. Bahkan, dia merengek untuk meminta susu.

"Vala yakin!" ucap bocah perempuan itu menganggukkan kepalanya.

"Baiklah! Kalau begitu, selamat tidur sayang!"

Cup!

Selvira hanya bisa menuruti kemauan sang putri, kemudian wanita berusia 27 tahun itu meletakkan susu formula di meja nakas.

Sedangkan di mansion Mahardika, pada malam harinya Amara berdebat dengan Arvin. Baru kali ini mereka berdebat, setelah beberapa bulan menikah.

"Aku gak nyangka, kamu bisa setega itu nyakitin putriku, Amara!" ucap Arvin dingin.

"Mas ... aku sudah bilang! Aku bercanda Mas!" ucap Amara memberikan alasan.

"Bercanda kamu keterlaluan! Kamu gak lihat tadi, Vara sampai-sampai menangis kayak gitu. Padahal dia gak pernah menangis sekeras itu!" ucap Arvin dingin.

Amara kini ketakutan, dirinya tidak pernah melihat Arvin marah seperti ini padanya. Dalam hati, dia merutuki bocah perempuan yang menjadi penyebab masalah ini.

"Mas —"

"Sudah! Sebagai hukuman kamu, aku akan membekukan kartu kredit mu selama 6 bulan!" putus Arvin mutlak.

Mata Amara terbelalak, tentu hukuman itu adalah hukuman terberat baginya. Dia itu wanita sosialita, bagaimana bisa dia tidak berbelanja satu hari saja.

"Mas ... jangan keterlaluan kamu!" ucap Amara meninggikan suaranya satu oktaf.

"Mau ku bekukan? Atau Mama dan Papa tahu, kamu melukai Vara," ancam Arvin.

Amara semakin melotot, tentu dia tahu konsekuensinya jika orang tua Arvin tahu. Vara merupakan cucu pertama mereka, tentu mereka lebih menyayangi Vara dibandingkan putrinya yang bukan siapa-siapa.

Pernikahan mereka saja, di tentang keras oleh keluarga Mahardika. Hanya saja, Arvin yang tetap ngotot, apalagi Arvin meminta Selvira untuk berbicara pada kedua orangtuanya.

Sialan! Ini semua karena anak setan itu! Awas saja kamu! maki Amara dalam hati.

"Baiklah! Bekukan saja!" ucap Amara pasrah.

Arvin mengangguk, kemudian pergi begitu saja. Setelah melihat mobil mewah Arvin keluar, barulah Amara melampiaskan kemarahannya.

"Aaarrgghh ... dasar anak sialan! Awas saja kamu!" teriak Amara menghancurkan make up serta skincare miliknya di meja.

"Lihat saja! Aku akan membunuhmu bersama ibumu!" desis Amara dengan mata penuh kebencian.

Terlihat anak berusia 6 tahun, menatap sang ibu. Dialah adalah Lunaira, anak dari suami pertama Amara. Dia sama liciknya dengan sang ibu.

Terpopuler

Comments

JULLIETTE

JULLIETTE

Busyeet....dah pnya istri yg nyaris smpurna, eeeh msih aja pnya WIL, dasar cowok belagu, mending tinggalin aja tuh /Speechless//Speechless/

2025-02-18

2

neng ade

neng ade

waduh .. si Arvin memang lelaki bodoh dia memelihara duo racun di mansion nya ..

2025-01-07

1

Erna Masliana

Erna Masliana

Selvira wanita bodoh ternyata..rela menderita karena cinta hingga anak sendiri jadi korban..

2025-02-20

0

lihat semua
Episodes
1 Dua Tragedi
2 Bertransmigrasi ke tubuh bocah
3 Pertemuan Pertama Dengan Pelakor
4 Salam Perkenalan Untuk Pelakor
5 Perdebatan
6 Keluar Dari Rumah sakit
7 Anak Pelakor Berulah
8 Hukuman Untuk Lunaira
9 Kedatangan Tamu
10 Dominic
11 Keluarga Vale
12 Butik
13 Pertemuan Tak Terduga.
14 Semakin Renggang
15 Terkejut
16 Pesta Yang Kacau
17 Fitnah
18 Terungkap
19 Terungkap 2
20 Pulang Ke Mansion Prameswari
21 Tuan Dan Nyonya Prameswari Terkejut
22 Keadaan Arvin dan Amara
23 Prameswari Corp
24 Makan Siang
25 Keributan Di Cafe
26 Keberanian Vara
27 Sidang Perceraian
28 Terlalu Cerdas
29 Tikus Perusahaan
30 Makan Siang Bersama
31 Keluarga Tidak Tahu Malu
32 Penyelidikan Si Bocil Vara
33 Vara Di Culik
34 Aksi Vara
35 Memulai Latihan
36 Kondisi Arvin
37 Bertemu Keluarga Andrian
38 Kejujuran Vara
39 Keluarga Vincent
40 Makan Malam
41 Aksi Ibu dan Anak
42 Pembalasan Vara
43 Membersihkan Sisanya.
44 Kedatangan Arvin
45 Berkunjung Ke Mansion Mahardika
46 Lamaran
47 Fitting Baju Pengantin
48 Pelajaran Untuk Para Kunti
49 Resepsi Pernikahan
50 Resepsi Pernikahan 2
51 Kehidupan Baru
52 Kabar Baik
53 Mall
54 Pengorbanan Sang Ayah
55 Kesedihan Yang Mendalam
56 Pemakaman Arvin
57 Menangkap Prayoga
58 Beberapa Tahun Berlalu
59 Kedatangan Dom
60 Kelakuan Dominic
61 Ke Makam Arvin
62 Keposesifan Zayn, Zeno dan Leon.
63 Mereka Mulai Bergerak
64 Peredaran Uang Palsu
65 Langkah Pertama
66 Identitas Baru
67 Ajakan Dominic
68 Alessia
69 Alessia VS Agnes
70 Ternyata
71 Masa Lalu Agnes
72 Kejadian
73 Siapa Dia?
74 Agatha
75 Seperti Badut Bodoh
76 Dia adalah Lunaira
77 Menangkap Alessia
78 Dominic Kebelet Kawin
79 Lamaran Dadakan
80 Mandi Kembang
81 Mencari Agnes
82 Menyelamatkan Agnes
83 Menangkap Orlando
84 Fitting Baju
85 Tingkah Laku Ayah dan Adik
86 Rencana Licik
87 Persiapan Pernikahan
88 Pernikahan
89 Kekacauan
90 Kemenangan
91 Musuh Terkejut
92 Berakhir?
93 Malam Yang Menyedihkan
94 Tendangan Pagi
95 Pembalasan Untuk Pengkhianat
96 Bulan Madu
97 Pulang
98 Alessia Asli Sadar
99 Ulah Orang Tua Alessia
100 Meminta Maaf
101 Musuh Baru?
102 Oracle System
103 Empat Hadiah
104 Menyerang Livia dan Gerald
105 Musuh Yang Bodoh
106 Ngidam Vara
107 Mencari Sekutu
108 Memanggil Mereka
109 Sang Pewaris Memanggil
110 Pasukan Baru
111 Bersiaplah
112 Bergerak
113 Perang Dan Kelahiran
114 Hancurkan Semuanya!
115 Perang Berlanjut
116 Harimau Beraksi
117 Akhir Dan Kelahiran
118 Bahagia
119 Kelakuan Dominic Sachet dan Vara Sachet
120 Kejahilan Empat Penerus
121 Promosi Karya Baru
122 Karya Baru Fantasi
123 Promosi Karya Baru
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Dua Tragedi
2
Bertransmigrasi ke tubuh bocah
3
Pertemuan Pertama Dengan Pelakor
4
Salam Perkenalan Untuk Pelakor
5
Perdebatan
6
Keluar Dari Rumah sakit
7
Anak Pelakor Berulah
8
Hukuman Untuk Lunaira
9
Kedatangan Tamu
10
Dominic
11
Keluarga Vale
12
Butik
13
Pertemuan Tak Terduga.
14
Semakin Renggang
15
Terkejut
16
Pesta Yang Kacau
17
Fitnah
18
Terungkap
19
Terungkap 2
20
Pulang Ke Mansion Prameswari
21
Tuan Dan Nyonya Prameswari Terkejut
22
Keadaan Arvin dan Amara
23
Prameswari Corp
24
Makan Siang
25
Keributan Di Cafe
26
Keberanian Vara
27
Sidang Perceraian
28
Terlalu Cerdas
29
Tikus Perusahaan
30
Makan Siang Bersama
31
Keluarga Tidak Tahu Malu
32
Penyelidikan Si Bocil Vara
33
Vara Di Culik
34
Aksi Vara
35
Memulai Latihan
36
Kondisi Arvin
37
Bertemu Keluarga Andrian
38
Kejujuran Vara
39
Keluarga Vincent
40
Makan Malam
41
Aksi Ibu dan Anak
42
Pembalasan Vara
43
Membersihkan Sisanya.
44
Kedatangan Arvin
45
Berkunjung Ke Mansion Mahardika
46
Lamaran
47
Fitting Baju Pengantin
48
Pelajaran Untuk Para Kunti
49
Resepsi Pernikahan
50
Resepsi Pernikahan 2
51
Kehidupan Baru
52
Kabar Baik
53
Mall
54
Pengorbanan Sang Ayah
55
Kesedihan Yang Mendalam
56
Pemakaman Arvin
57
Menangkap Prayoga
58
Beberapa Tahun Berlalu
59
Kedatangan Dom
60
Kelakuan Dominic
61
Ke Makam Arvin
62
Keposesifan Zayn, Zeno dan Leon.
63
Mereka Mulai Bergerak
64
Peredaran Uang Palsu
65
Langkah Pertama
66
Identitas Baru
67
Ajakan Dominic
68
Alessia
69
Alessia VS Agnes
70
Ternyata
71
Masa Lalu Agnes
72
Kejadian
73
Siapa Dia?
74
Agatha
75
Seperti Badut Bodoh
76
Dia adalah Lunaira
77
Menangkap Alessia
78
Dominic Kebelet Kawin
79
Lamaran Dadakan
80
Mandi Kembang
81
Mencari Agnes
82
Menyelamatkan Agnes
83
Menangkap Orlando
84
Fitting Baju
85
Tingkah Laku Ayah dan Adik
86
Rencana Licik
87
Persiapan Pernikahan
88
Pernikahan
89
Kekacauan
90
Kemenangan
91
Musuh Terkejut
92
Berakhir?
93
Malam Yang Menyedihkan
94
Tendangan Pagi
95
Pembalasan Untuk Pengkhianat
96
Bulan Madu
97
Pulang
98
Alessia Asli Sadar
99
Ulah Orang Tua Alessia
100
Meminta Maaf
101
Musuh Baru?
102
Oracle System
103
Empat Hadiah
104
Menyerang Livia dan Gerald
105
Musuh Yang Bodoh
106
Ngidam Vara
107
Mencari Sekutu
108
Memanggil Mereka
109
Sang Pewaris Memanggil
110
Pasukan Baru
111
Bersiaplah
112
Bergerak
113
Perang Dan Kelahiran
114
Hancurkan Semuanya!
115
Perang Berlanjut
116
Harimau Beraksi
117
Akhir Dan Kelahiran
118
Bahagia
119
Kelakuan Dominic Sachet dan Vara Sachet
120
Kejahilan Empat Penerus
121
Promosi Karya Baru
122
Karya Baru Fantasi
123
Promosi Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!