Keluarga Vale

Suasana ruang keluarga itu tiba-tiba hening, wajah Arvin terlihat canggung. Meski dia dan Brian bersahabat, tapi dia tahu jika Brian sudah menentukan sesuatu.

Pria itu akan melakukannya, Brian tidak suka, jika keputusannya diganggu ataupun dicampuri oleh seseorang. Apalagi Amara yang jelas-jelas hanya istri keduanya.

Dih! Nih kunti bogel gak tahu malu banget! Langsung nawarin anaknya lagi! batin Vara melirik sinis ke arah wanita itu.

"Anda siapa, berani mencampuri urusan saya? Anda tidak berhak mengatur saya! Dan hanya Vara yang cocok jadi menantu keluarga Vale! Bukan yang lain, apalagi putrimu!" sahut Brian dingin sangat menohok hati Amara.

"Ppfft ..." Vara menahan tawanya, wajahnya terlihat memerah dan pipinya mengembung lucu.

Wajah Amara berubah memerah karena malu dan marah, tangannya mengepal kuat. Dia sangat terhina dengan ucapan keluarga konglomerat itu. Apalagi melihat wajah Vara yang terlihat mengejeknya.

Hahaha! Rasain Kunti bogel! Terlalu percaya diri sih, jatuhkan! Sakit gak? Ya iyalah, masa gak sakit plus malu! Terbangnya kurang tinggi sih, nih kunti bogel! Vara terkikik kecil.

Diam-diam Dominic menatap Vara, entah apa yang dipikirkan bocah 6 tahun itu. Vara juga tidak dapat menebak pikiran Dominic.

Arvin berdehem canggung. "Mungkin Amara hanya bercanda! Lagian Lunaira juga sudah menjadi putriku. Tidak ada salahnya 'kan, mereka berteman?"

Ucapan Arvin semakin membuat wajah Brian dan Tania dingin, sedangkan Selvira semakin merasa sakit saat sang suami membela istri keduanya.

Cih! Nih buaya kadal empang. Benar-benar harus diberikan pelajaran! batin Vara geram.

"Aku tidak ingin putraku berteman dengan seorang anak pelakor!" sahut Tania pedas.

Cakep banget sih mulutnya mama mertua! Eh! Kok mama mertua sih?! batin Vara menggeleng-gelengkan kepalanya sambil memukul bibirnya sendiri.

Wajah Amara semakin memerah, sorot matanya terlihat tajam. Dia tidak bisa membalas ucapan wanita elegan itu.

"Awas Tante Amala, matanya nanti copot!" celetuk Vara polos menunjuk Amara, seketika pandangan semua orang mengarah pada Amara.

Wajah Amara berubah kembali saat menjadi sorotan, sekuat tenaga dia menahan ekspresi serta emosinya. Sedangkan Vara terkikik geli karena berhasil membuat si pelakor mati kutu.

"Mas, aku ke atas dulu!" tanpa mendengar jawaban Arvin, Amara segera beranjak dari sana.

Lunaira segera mengikuti sang ibu, karena Dominic sama sekali tidak mempedulikannya. Arvin hanya menghela napas panjang, dia merasa kasihan pada istri keduanya itu.

Sesampainya di atas, Amara segera membanting pintu dan menguncinya.

"Aaarrgghh ... sialan! Ini semua gara-gara Selvira dan anaknya itu!" teriak Amara dengan geram.

Bruk!

Wanita itu juga melemparkan barang-barang serta skincare miliknya. Amara memang selalu seperti itu jika sedang marah. Lunaira hanya menatap sang ibu dengan wajah cuek.

Di bawah, mereka tetap mengobrol. "Bagaimana Vira? Kamu setuju 'kan, kalau Vara jadi menantuku?" tanya Tania antusias. Dia sama sekali tidak peduli dengan Amara yang tersinggung ataupun tidak.

"Jangan bahas itu dulu! Mereka ini masih anak-anak Tan!" ucap Selvira.

"Ck, gak apa-apa. Lagian aku harus patenkan Vara lebih dulu, sebelum diambil orang lain!" sahut Tania.

Apaan patenkan? Usaha kali ah! Ada-ada aja nih orang tua! sahut Vara yang tentunya hanya dalam hati.

"Benar apa yang dikatakan Tania! Vara anak ini cantik dan cerdas! Sangat cocok untuk menjadi menantu keluarga Vale!" sahut Brian datar, namun terdengar antusias.

Aku memang cerdas dan cantik sejak dari embrio! ucap Vara dalam hati, mengibaskan rambutnya sombong.

"Lagipula! Vara pasti suka dengan Dom! Benarkan Vara, kamu suka Dominic?!" tanya Tania pada gadis kecil didekatnya itu.

Mata Vara berkedip-kedip polos, kemudian menggelengkan kepalanya. Membuat Tania dan Brian mengernyit heran.

"Kenapa sayang?" tanya Tania.

"Vala tidak cuka Dom, nanti dia cepelti Papa yang playboy dan punya dua istli!" sindir Vara dengan wajah polos.

Jleb!

Arvin merasa tertohok dengan perkataan sang putri, wajahnya memerah karena malu dan geram.

"Vara!! Jaga bicaramu!!" bentak Arvin kelepasan.

Mata Vara berkedip-kedip karena terkejut, sedangkan Dominic memasang wajah dingin menatap Arvin.

"Kau yang perlu jaga bicaramu Arvin! Jangan membentak Putriku!" hardik Brian merasa geram.

Dih! Kok situ marah?! Memang benar kan?! Kamu playboy cap buaya kadal empang! cibir Vara menatap sinis Arvin.

Suasana tiba-tiba terasa panas, Selvira menatap kecewa Arvin. Sedangkan pria itu baru menyadari kesalahannya, dia menatap sang putri dengan penuh penyesalan.

Tania memeluk bocah perempuan cantik itu. "Vara jangan takut ya sayang! Ada kami kok!" ucap Tania lembut.

Dih! Aku tidak takut cok! Bentakan seperti itu mah cuman kayak upil batin Vara.

"Vara sayang! Di keluarga Vale itu, gak ada yang seperti itu. Mereka hanya boleh ditakdirkan memiliki satu pasangan seumur hidup!" jelas Brian lembut mengusap pucuk kepala Vara.

Memang ada yah seperti itu? tanya Vara dalam hati. Tapi dia berpura-pura tidak tahu.

Vara hanya mengangguk polos, Dominic kemudian menatap ayahnya dengan wajah penuh permusuhan.

"Daddy gak boleh pegang-pegang Vara!" ucap Dominic, membuat Brian berdecak kesal.

Dih! Nih bocah posesif amat yak! batin Vara.

"Vara sayang —"

"Sayang! Ayo kita ke atas, sudah waktunya Vara tidur!" ucap Selvira cepat, memotong ucapan Arvin.

"Baik Mama!" Vara hanya mengangguk, dia memang sudah mengantuk. Entah kenapa, semenjak dia bertransmigrasi menjadi bocil. Dia sering mengantuk layaknya anak balita pada umumnya.

Selvira segera menggandeng tangan sang putri, lalu pergi dari sana setelah pamit pada Brian dan Tania. Selvira sama sekali tidak mempedulikan suaminya.

Setelah Selvira dan anaknya naik, Brian menatap dingin sahabatnya itu. "Siap-siap kau akan kehilangan Selvira! Dan saat itu terjadi, kau akan sangat menyesal. Karena lebih memilih seorang jalang daripada berlian."

"Amara bukan jalang, Brian! Dia wanita baik-baik!" sergah Arvin tak terima.

Brian tersenyum sinis. "Tidak ada wanita baik-baik yang ingin menjadi istri kedua. Bahkan rela tidur dengan pria yang sudah beristri!" ucap pria itu telak.

"Bukan salah dia! Tapi aku ... aku yang masih mencintainya!" ucap Arvin tidak ingin istri keduanya disalahkan.

Tania hanya diam, sembari menatap keduanya. Dia hanya membiarkan sang suami berdebat dengan Arvin, sedangkan Dominic tidak peduli.

"Heh! Kau yakin?! Apa benar dia tak menggoda mu?! Atau menjual cerita menyedihkan agar kau bersimpati!" balas Brian dengan senyum mengejek.

"Amara bukan orang seperti itu! Dia wanita baik-baik!" bantah Arvin kekeh membela istri keduanya.

Brian berdiri dari duduknya, lalu menepuk pundak sahabatnya itu. "Terserah kau saja! Suatu saat jika keluarga Prameswari tahu, kau menyakiti putri dan cucunya. Maka siap-siaplah!" sahut pria itu.

"Dan oh, iya. Kalau Vira meminta bantuan ku untuk lepas darimu! Maka aku akan membantunya!" ucap Brian tegas.

"Kami pulang dulu Ar! Kemungkinan kita akan kembali ke Amrik, setelah seminggu disini!" pamit Tania datar.

Keluarga Vale meninggalkan Arvin yang duduk termenung sendirian, entah apa yang dipikirkan oleh pria itu.

Terpopuler

Comments

Sani Srimulyani

Sani Srimulyani

suruh vaya dan mamahnya pergi dari rumah alvin biar kenabatunya tuh si arvin.

2024-12-28

2

Fani Indriyani

Fani Indriyani

ayo vira lepaskan arvin,bener kata vara kalo vara bs dapetin papa yg baru,papa kaya arvin mah buang aja ke tempat sampah

2025-02-16

0

N~R

N~R

Arvin Ki lanangan opooo....
potong wae manuk e.karuan kan g due manuk.benci nian aku Karo Arvin😡

2025-01-03

1

lihat semua
Episodes
1 Dua Tragedi
2 Bertransmigrasi ke tubuh bocah
3 Pertemuan Pertama Dengan Pelakor
4 Salam Perkenalan Untuk Pelakor
5 Perdebatan
6 Keluar Dari Rumah sakit
7 Anak Pelakor Berulah
8 Hukuman Untuk Lunaira
9 Kedatangan Tamu
10 Dominic
11 Keluarga Vale
12 Butik
13 Pertemuan Tak Terduga.
14 Semakin Renggang
15 Terkejut
16 Pesta Yang Kacau
17 Fitnah
18 Terungkap
19 Terungkap 2
20 Pulang Ke Mansion Prameswari
21 Tuan Dan Nyonya Prameswari Terkejut
22 Keadaan Arvin dan Amara
23 Prameswari Corp
24 Makan Siang
25 Keributan Di Cafe
26 Keberanian Vara
27 Sidang Perceraian
28 Terlalu Cerdas
29 Tikus Perusahaan
30 Makan Siang Bersama
31 Keluarga Tidak Tahu Malu
32 Penyelidikan Si Bocil Vara
33 Vara Di Culik
34 Aksi Vara
35 Memulai Latihan
36 Kondisi Arvin
37 Bertemu Keluarga Andrian
38 Kejujuran Vara
39 Keluarga Vincent
40 Makan Malam
41 Aksi Ibu dan Anak
42 Pembalasan Vara
43 Membersihkan Sisanya.
44 Kedatangan Arvin
45 Berkunjung Ke Mansion Mahardika
46 Lamaran
47 Fitting Baju Pengantin
48 Pelajaran Untuk Para Kunti
49 Resepsi Pernikahan
50 Resepsi Pernikahan 2
51 Kehidupan Baru
52 Kabar Baik
53 Mall
54 Pengorbanan Sang Ayah
55 Kesedihan Yang Mendalam
56 Pemakaman Arvin
57 Menangkap Prayoga
58 Beberapa Tahun Berlalu
59 Kedatangan Dom
60 Kelakuan Dominic
61 Ke Makam Arvin
62 Keposesifan Zayn, Zeno dan Leon.
63 Mereka Mulai Bergerak
64 Peredaran Uang Palsu
65 Langkah Pertama
66 Identitas Baru
67 Ajakan Dominic
68 Alessia
69 Alessia VS Agnes
70 Ternyata
71 Masa Lalu Agnes
72 Kejadian
73 Siapa Dia?
74 Agatha
75 Seperti Badut Bodoh
76 Dia adalah Lunaira
77 Menangkap Alessia
78 Dominic Kebelet Kawin
79 Lamaran Dadakan
80 Mandi Kembang
81 Mencari Agnes
82 Menyelamatkan Agnes
83 Menangkap Orlando
84 Fitting Baju
85 Tingkah Laku Ayah dan Adik
86 Rencana Licik
87 Persiapan Pernikahan
88 Pernikahan
89 Kekacauan
90 Kemenangan
91 Musuh Terkejut
92 Berakhir?
93 Malam Yang Menyedihkan
94 Tendangan Pagi
95 Pembalasan Untuk Pengkhianat
96 Bulan Madu
97 Pulang
98 Alessia Asli Sadar
99 Ulah Orang Tua Alessia
100 Meminta Maaf
101 Musuh Baru?
102 Oracle System
103 Empat Hadiah
104 Menyerang Livia dan Gerald
105 Musuh Yang Bodoh
106 Ngidam Vara
107 Mencari Sekutu
108 Memanggil Mereka
109 Sang Pewaris Memanggil
110 Pasukan Baru
111 Bersiaplah
112 Bergerak
113 Perang Dan Kelahiran
114 Hancurkan Semuanya!
115 Perang Berlanjut
116 Harimau Beraksi
117 Akhir Dan Kelahiran
118 Bahagia
119 Kelakuan Dominic Sachet dan Vara Sachet
120 Kejahilan Empat Penerus
121 Promosi Karya Baru
122 Karya Baru Fantasi
123 Promosi Karya Baru
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Dua Tragedi
2
Bertransmigrasi ke tubuh bocah
3
Pertemuan Pertama Dengan Pelakor
4
Salam Perkenalan Untuk Pelakor
5
Perdebatan
6
Keluar Dari Rumah sakit
7
Anak Pelakor Berulah
8
Hukuman Untuk Lunaira
9
Kedatangan Tamu
10
Dominic
11
Keluarga Vale
12
Butik
13
Pertemuan Tak Terduga.
14
Semakin Renggang
15
Terkejut
16
Pesta Yang Kacau
17
Fitnah
18
Terungkap
19
Terungkap 2
20
Pulang Ke Mansion Prameswari
21
Tuan Dan Nyonya Prameswari Terkejut
22
Keadaan Arvin dan Amara
23
Prameswari Corp
24
Makan Siang
25
Keributan Di Cafe
26
Keberanian Vara
27
Sidang Perceraian
28
Terlalu Cerdas
29
Tikus Perusahaan
30
Makan Siang Bersama
31
Keluarga Tidak Tahu Malu
32
Penyelidikan Si Bocil Vara
33
Vara Di Culik
34
Aksi Vara
35
Memulai Latihan
36
Kondisi Arvin
37
Bertemu Keluarga Andrian
38
Kejujuran Vara
39
Keluarga Vincent
40
Makan Malam
41
Aksi Ibu dan Anak
42
Pembalasan Vara
43
Membersihkan Sisanya.
44
Kedatangan Arvin
45
Berkunjung Ke Mansion Mahardika
46
Lamaran
47
Fitting Baju Pengantin
48
Pelajaran Untuk Para Kunti
49
Resepsi Pernikahan
50
Resepsi Pernikahan 2
51
Kehidupan Baru
52
Kabar Baik
53
Mall
54
Pengorbanan Sang Ayah
55
Kesedihan Yang Mendalam
56
Pemakaman Arvin
57
Menangkap Prayoga
58
Beberapa Tahun Berlalu
59
Kedatangan Dom
60
Kelakuan Dominic
61
Ke Makam Arvin
62
Keposesifan Zayn, Zeno dan Leon.
63
Mereka Mulai Bergerak
64
Peredaran Uang Palsu
65
Langkah Pertama
66
Identitas Baru
67
Ajakan Dominic
68
Alessia
69
Alessia VS Agnes
70
Ternyata
71
Masa Lalu Agnes
72
Kejadian
73
Siapa Dia?
74
Agatha
75
Seperti Badut Bodoh
76
Dia adalah Lunaira
77
Menangkap Alessia
78
Dominic Kebelet Kawin
79
Lamaran Dadakan
80
Mandi Kembang
81
Mencari Agnes
82
Menyelamatkan Agnes
83
Menangkap Orlando
84
Fitting Baju
85
Tingkah Laku Ayah dan Adik
86
Rencana Licik
87
Persiapan Pernikahan
88
Pernikahan
89
Kekacauan
90
Kemenangan
91
Musuh Terkejut
92
Berakhir?
93
Malam Yang Menyedihkan
94
Tendangan Pagi
95
Pembalasan Untuk Pengkhianat
96
Bulan Madu
97
Pulang
98
Alessia Asli Sadar
99
Ulah Orang Tua Alessia
100
Meminta Maaf
101
Musuh Baru?
102
Oracle System
103
Empat Hadiah
104
Menyerang Livia dan Gerald
105
Musuh Yang Bodoh
106
Ngidam Vara
107
Mencari Sekutu
108
Memanggil Mereka
109
Sang Pewaris Memanggil
110
Pasukan Baru
111
Bersiaplah
112
Bergerak
113
Perang Dan Kelahiran
114
Hancurkan Semuanya!
115
Perang Berlanjut
116
Harimau Beraksi
117
Akhir Dan Kelahiran
118
Bahagia
119
Kelakuan Dominic Sachet dan Vara Sachet
120
Kejahilan Empat Penerus
121
Promosi Karya Baru
122
Karya Baru Fantasi
123
Promosi Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!