Pertemuan Pertama Dengan Pelakor

Vara kini mulai memahami situasi, dia harus terjebak di dalam tubuh bocah perempuan cantik.

"Mama minta maaf yah sayang! Gara-gara Mama, Vara hilang ingatan!" ucap Selvira mengelus rambut sang putri yang hanya diam.

Aku tidak hilang ingatan cuk! Aku memang bukan Vara! teriak Kara dalam hati merasa frustasi.

Vara hanya mengangguk polos, mendengar apa yang dikatakan wanita didepannya ini. Dia menutup matanya, menikmati elusan di rambutnya itu. Hal, yang tidak pernah didapatkannya dulu.

"Coba panggil Mama, sayang!" ucap Selvira lembut.

Vara membuka matanya, menatap wanita cantik yang menjadi ibunya itu. "Ma—mama!" Vara berucap kaku.

Selvira tersenyum menatap sang putri. "Putri Mama memang cerdas!" ucap wanita itu.

Cup!

Mata Vara berkedip-kedip, saat mendapatkan ciuman di pipi gembul nya, membuat Selvira terkekeh kecil. Vara menatap wanita berkulit putih itu.

Ternyata mama bocah ini sangat cantik! Apa ini karena permintaan ku, sebelum aku mati?! batin Vara.

Mata Vara menerawang, teringat dirinya sebelum meninggal. Dia sempat berdoa agar memiliki orang tua, dan ternyata di kabulkan dengan cara yang tak pernah dia sangka.

"Vara sayang! Kamu kenapa Nak? Ngantuk? Kalau begitu Vara tidur saja yah!" ucap Selvira lembut.

"Vala tidak mau tidul! Vala mau nonton, boleh?!" mata bulat bocah itu terlihat menggemaskan.

"Baiklah! Mama nyalakan tv-nya yah!" Selvira mengambil remot yang berada di atas meja dekat tv tersebut.

"Ini sayang!"

Selvira memberikan remot pada sang putri, dengan jari jemarinya yang gembul. Vara menekan tombol power, tiba-tiba berita tentang kebakaran di sebuah tempat terpencil, di siarkan.

Vara fokus pada tontonan nya, hingga Selvira mengganti chanel tv tersebut. Vara sepertinya ingin mengumpat.

Sialan! Kenapa di ganti? maki Vara dalam hati.

"Sayang! Kamu tidak boleh nonton seperti itu, tidak baik untuk anak kecil seperti Vara ..."

Aku bukan anak kecil lagi woy! teriak Vara dalam hati merasa frustasi.

Di lorong rumah sakit, Arvin bertemu dengan istri keduanya. Yaitu, Amara, terlihat wanita itu mengejar Arvin yang berada di depannya.

"Mas Arvin!" panggil Amara, dengan heelsnya Yang terdengar di lantai rumah sakit.

Arvin berhenti, lalu menoleh menatap istri keduanya itu. "Kamu darimana saja Amara?" tanya pria itu.

Dengan tenang Amara menjawab, "Aku dari mansion Mas! Bukannya Mas tahu, ada Lunaira yang membutuhkan aku," jawab Amara.

Arvin mengangguk percaya, ya dia memang memiliki dua istri sekaligus. Pertama, Selvira ibu dari Vara. Dan Amara, cinta pertamanya.

Amara telah memiliki anak dari suami pertamanya dulu, mereka awalnya berselingkuh di belakang Selvira. Namun, saat ini Arvin terang-terangan membawa cinta pertamanya ke mansion miliknya bersama sang istri.

Tentu Arvin tidak bisa melupakan cinta pertamanya, dulu mereka berpisah karena Amara di jodohkan oleh orangtuanya pada seorang pengusaha kaya.

Namun suami Amara bangkrut, mereka bercerai. Amara yang tahu, jika Arvin telah sukses kini kembali mendekati pria itu meski telah beristri.

"Bagaimana keadaan Vara Mas?" tanya Amara berpura-pura peduli.

Arvin menghela nafasnya, sambil melangkah kakinya diikuti oleh Amara. "Dia hilang ingatan!" ucap pria itu sedih.

"Loh! Bagus dong Mas!" celetuk Amara keceplosan.

"Apa maksud mu?" Arvin menatap dalam wanita yang menjadi cinta pertamanya itu.

Amara gelagapan, dia mencoba tenang. "Begini ... Mas! Maksud aku tuh, bagus kalau Vara lupa ingatan. Biar dia tidak trauma dengan kejadian yang menimpanya itu," ujar wanita glamor itu memberi alasan.

Arvin terlihat mengangguk, mempercayai omongan istri keduanya itu. Amara menghela nafas lega, saat Arvin percaya padanya.

Sialan! Untungnya Mas Arvin percaya! maki Amara dalam hati, dia merutuki mulutnya yang keceplosan.

Sebenarnya Amara mengatakan hal itu, karena tidak ingin Vara mengingat kejadian itu. Dia tak ingin Vara mengungkapkan sesuatu yang membuatnya terancam posisinya.

"Mas! Bagaimana kalau aku saja yang mengasuh Vara? Biar mbak Selvira bisa beristirahat dulu," ujar Amara lembut, dia memiliki rencana lain untuk bocah perempuan itu.

"Aku juga sudah menganggap Vara sebagai putriku Mas! Mau bagaimana pun, aku juga ibunya. Meski hanyalah ibu tiri," sambung Amara bersandiwara.

Arvin terlihat berpikir sejenak, kemudian mengangguk setuju. Dia berpikir jika Vara akan lebih dekat dengan ibu tirinya juga.

"Kamu benar sayang! Mas setuju!" ucap Arvin.

Amara tersenyum manis, dalam hatinya dia bersorak gembira. Dengan begini, dia bisa menyiksa Vara secara perlahan serta mengawasi bocah perempuan itu agar ingatannya tidak kembali.

"Terimakasih Mas!" Amara bergelayut manja di lengan kekar Arvin.

"Hmm ... sama-sama sayang! Nanti aku akan berbicara dengan Selvira!" sahut Arvin mengusap pucuk kepala sang istri kedua.

Keduanya tiba di ruangan VIP, tempat Vara di rawat. Saat membuka pintu, mereka melihat ibu dan anak sedang menonton acara kartun anak-anak.

Sedangkan Vara terlihat sangat bosan melihat, kartun anak-anak itu. Tapi dia sangat mampu mengendalikan ekspresinya.

Film macam apa ini? Ini hanya untuk anak-anak woy, bukan seperti aku yang sudah dewasa! teriak Vara frustasi.

Baru sehari menjadi bocah kecil, dirinya sudah sangat frustasi. Entah apa yang ada terjadi padanya lagi.

"Princess! Papa datang!" ucap Arvin lembut.

Kedua wanita beda generasi itu menoleh, jika Selvira menatap penuh luka sang suami. Vara hanya menatap datar pria dan wanita glamor didepannya ini.

"Sayang! Kamu pasti tidak ingatkan, dia siapa?" Arvin menghampiri sang putri diikuti oleh Amara. Terlihat Selvira sedikit menjauh, dan memalingkan wajahnya.

Vara mengangguk polos, dia memang tidak mengenal wanita yang terlihat seperti ulat bulu itu.

"Halo sayang! Perkenalkan, aku adalah ibumu juga. Istri Papa kamu!" ucap Amara lembut.

Vara hanya mengangguk, tapi dalam hati dia mulai mengerti sesuatu. Wah! Ternyata ada pelakor disini, lumayan bisa beri dia pelajaran. Hehehehe! Vara tertawa dalam hati.

"Halo Tante!" ucap Vara polos.

"Kok Tante sih sayang! Panggilnya Mami dong!" sahut Arvin menegur lembut sang putri.

"Mas gak apa-apa kok! Mungkin Vara masih belum terbiasa, lebih baik Mas bicara dengan Mbak Selvira!" ujar Amara tersenyum manis.

"Baiklah!"

Setelah Arvin dan Selvira keluar dari ruangan itu, terlihat wajah Amara berubah menjadi garang.

"Ternyata kamu masih bisa bertahan hidup! Aku pikir, setelah kecelakaan kamu sudah mati!" ucap Amara menatap tajam bocah perempuan itu.

Kara dalam tubuh Vara, menaikkan salah satu alisnya. "Oh, Tante calah becal. Justlu kecelakaan itu membuatku tambah kuat. Dulu aku hanya bocah biaca, sekalang aku udah ... upglade," balas Vara menatap sinis wanita didepannya itu.

Amara terkejut, saat bocah perempuan didepannya ini membalas perkataannya. Biasanya bocah ini sangat takut dengannya, tapi sekarang dia mampu membalas perkataannya. Dan apa tadi ... upgrade. Kata-kata itu dia dapat darimana.

Terpopuler

Comments

Ⓣ︎akjilⒽ︎anyaⓇ︎engginangˢ⍣⃟ₛ

Ⓣ︎akjilⒽ︎anyaⓇ︎engginangˢ⍣⃟ₛ

vala lucu weehhh/Facepalm//Facepalm/

2025-01-01

3

vj'z tri

vj'z tri

🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 kamu berhasil buat aku tertawa gak berhenti Thor selamat 🥳🥳🥳🥳

2025-01-02

2

neng ade

neng ade

lucu juga dengan bahasa nya yang masih cadel karena bocah cantik bernama Kara itu masih berusia 3 thn .. tapi dia sangat pintar ..

2025-01-07

2

lihat semua
Episodes
1 Dua Tragedi
2 Bertransmigrasi ke tubuh bocah
3 Pertemuan Pertama Dengan Pelakor
4 Salam Perkenalan Untuk Pelakor
5 Perdebatan
6 Keluar Dari Rumah sakit
7 Anak Pelakor Berulah
8 Hukuman Untuk Lunaira
9 Kedatangan Tamu
10 Dominic
11 Keluarga Vale
12 Butik
13 Pertemuan Tak Terduga.
14 Semakin Renggang
15 Terkejut
16 Pesta Yang Kacau
17 Fitnah
18 Terungkap
19 Terungkap 2
20 Pulang Ke Mansion Prameswari
21 Tuan Dan Nyonya Prameswari Terkejut
22 Keadaan Arvin dan Amara
23 Prameswari Corp
24 Makan Siang
25 Keributan Di Cafe
26 Keberanian Vara
27 Sidang Perceraian
28 Terlalu Cerdas
29 Tikus Perusahaan
30 Makan Siang Bersama
31 Keluarga Tidak Tahu Malu
32 Penyelidikan Si Bocil Vara
33 Vara Di Culik
34 Aksi Vara
35 Memulai Latihan
36 Kondisi Arvin
37 Bertemu Keluarga Andrian
38 Kejujuran Vara
39 Keluarga Vincent
40 Makan Malam
41 Aksi Ibu dan Anak
42 Pembalasan Vara
43 Membersihkan Sisanya.
44 Kedatangan Arvin
45 Berkunjung Ke Mansion Mahardika
46 Lamaran
47 Fitting Baju Pengantin
48 Pelajaran Untuk Para Kunti
49 Resepsi Pernikahan
50 Resepsi Pernikahan 2
51 Kehidupan Baru
52 Kabar Baik
53 Mall
54 Pengorbanan Sang Ayah
55 Kesedihan Yang Mendalam
56 Pemakaman Arvin
57 Menangkap Prayoga
58 Beberapa Tahun Berlalu
59 Kedatangan Dom
60 Kelakuan Dominic
61 Ke Makam Arvin
62 Keposesifan Zayn, Zeno dan Leon.
63 Mereka Mulai Bergerak
64 Peredaran Uang Palsu
65 Langkah Pertama
66 Identitas Baru
67 Ajakan Dominic
68 Alessia
69 Alessia VS Agnes
70 Ternyata
71 Masa Lalu Agnes
72 Kejadian
73 Siapa Dia?
74 Agatha
75 Seperti Badut Bodoh
76 Dia adalah Lunaira
77 Menangkap Alessia
78 Dominic Kebelet Kawin
79 Lamaran Dadakan
80 Mandi Kembang
81 Mencari Agnes
82 Menyelamatkan Agnes
83 Menangkap Orlando
84 Fitting Baju
85 Tingkah Laku Ayah dan Adik
86 Rencana Licik
87 Persiapan Pernikahan
88 Pernikahan
89 Kekacauan
90 Kemenangan
91 Musuh Terkejut
92 Berakhir?
93 Malam Yang Menyedihkan
94 Tendangan Pagi
95 Pembalasan Untuk Pengkhianat
96 Bulan Madu
97 Pulang
98 Alessia Asli Sadar
99 Ulah Orang Tua Alessia
100 Meminta Maaf
101 Musuh Baru?
102 Oracle System
103 Empat Hadiah
104 Menyerang Livia dan Gerald
105 Musuh Yang Bodoh
106 Ngidam Vara
107 Mencari Sekutu
108 Memanggil Mereka
109 Sang Pewaris Memanggil
110 Pasukan Baru
111 Bersiaplah
112 Bergerak
113 Perang Dan Kelahiran
114 Hancurkan Semuanya!
115 Perang Berlanjut
116 Harimau Beraksi
117 Akhir Dan Kelahiran
118 Bahagia
119 Kelakuan Dominic Sachet dan Vara Sachet
120 Kejahilan Empat Penerus
121 Promosi Karya Baru
122 Karya Baru Fantasi
123 Promosi Karya Baru
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Dua Tragedi
2
Bertransmigrasi ke tubuh bocah
3
Pertemuan Pertama Dengan Pelakor
4
Salam Perkenalan Untuk Pelakor
5
Perdebatan
6
Keluar Dari Rumah sakit
7
Anak Pelakor Berulah
8
Hukuman Untuk Lunaira
9
Kedatangan Tamu
10
Dominic
11
Keluarga Vale
12
Butik
13
Pertemuan Tak Terduga.
14
Semakin Renggang
15
Terkejut
16
Pesta Yang Kacau
17
Fitnah
18
Terungkap
19
Terungkap 2
20
Pulang Ke Mansion Prameswari
21
Tuan Dan Nyonya Prameswari Terkejut
22
Keadaan Arvin dan Amara
23
Prameswari Corp
24
Makan Siang
25
Keributan Di Cafe
26
Keberanian Vara
27
Sidang Perceraian
28
Terlalu Cerdas
29
Tikus Perusahaan
30
Makan Siang Bersama
31
Keluarga Tidak Tahu Malu
32
Penyelidikan Si Bocil Vara
33
Vara Di Culik
34
Aksi Vara
35
Memulai Latihan
36
Kondisi Arvin
37
Bertemu Keluarga Andrian
38
Kejujuran Vara
39
Keluarga Vincent
40
Makan Malam
41
Aksi Ibu dan Anak
42
Pembalasan Vara
43
Membersihkan Sisanya.
44
Kedatangan Arvin
45
Berkunjung Ke Mansion Mahardika
46
Lamaran
47
Fitting Baju Pengantin
48
Pelajaran Untuk Para Kunti
49
Resepsi Pernikahan
50
Resepsi Pernikahan 2
51
Kehidupan Baru
52
Kabar Baik
53
Mall
54
Pengorbanan Sang Ayah
55
Kesedihan Yang Mendalam
56
Pemakaman Arvin
57
Menangkap Prayoga
58
Beberapa Tahun Berlalu
59
Kedatangan Dom
60
Kelakuan Dominic
61
Ke Makam Arvin
62
Keposesifan Zayn, Zeno dan Leon.
63
Mereka Mulai Bergerak
64
Peredaran Uang Palsu
65
Langkah Pertama
66
Identitas Baru
67
Ajakan Dominic
68
Alessia
69
Alessia VS Agnes
70
Ternyata
71
Masa Lalu Agnes
72
Kejadian
73
Siapa Dia?
74
Agatha
75
Seperti Badut Bodoh
76
Dia adalah Lunaira
77
Menangkap Alessia
78
Dominic Kebelet Kawin
79
Lamaran Dadakan
80
Mandi Kembang
81
Mencari Agnes
82
Menyelamatkan Agnes
83
Menangkap Orlando
84
Fitting Baju
85
Tingkah Laku Ayah dan Adik
86
Rencana Licik
87
Persiapan Pernikahan
88
Pernikahan
89
Kekacauan
90
Kemenangan
91
Musuh Terkejut
92
Berakhir?
93
Malam Yang Menyedihkan
94
Tendangan Pagi
95
Pembalasan Untuk Pengkhianat
96
Bulan Madu
97
Pulang
98
Alessia Asli Sadar
99
Ulah Orang Tua Alessia
100
Meminta Maaf
101
Musuh Baru?
102
Oracle System
103
Empat Hadiah
104
Menyerang Livia dan Gerald
105
Musuh Yang Bodoh
106
Ngidam Vara
107
Mencari Sekutu
108
Memanggil Mereka
109
Sang Pewaris Memanggil
110
Pasukan Baru
111
Bersiaplah
112
Bergerak
113
Perang Dan Kelahiran
114
Hancurkan Semuanya!
115
Perang Berlanjut
116
Harimau Beraksi
117
Akhir Dan Kelahiran
118
Bahagia
119
Kelakuan Dominic Sachet dan Vara Sachet
120
Kejahilan Empat Penerus
121
Promosi Karya Baru
122
Karya Baru Fantasi
123
Promosi Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!