Pertemuan Tak Terduga.

Di tengah keramaian sebuah mall mewah, seorang bocah perempuan cantik berusia tiga tahun melangkah kecil sambil menggenggam tangan ibunya. 

Meski tubuhnya mungil, tatapan matanya tajam dan penuh percaya diri terlihat begitu kontras dengan usia mudanya. 

Bocah itu adalah Vara, yang sebenarnya bukanlah bocah biasa. Orang-orang akan tertipu dengan wajah polosnya yang cantik dan imut.

“Mama, tablet cepelti apa yang akan kita beli? Pactikan yang cpecifikasinya kuat, aku—eh, maksud Vala, aku suka walnanya,” ucap Vara dengan nada dewasa, hampir tanpa sadar.

Ck, mulut ini hampir tidak bisa di rem! batin Vara

Sang ibu, Selvira, tertawa kecil. “Kamu sudah pintar sekali memilih barang. Tenang saja, tablet ini untuk belajar, bukan hanya main, ya?”

Vara mengangguk polos. "Hu'um. Baik Mama!"

“Ngomong-ngomong! Siapa sih yang mengajari Putri Mama ini tentang spesifikasi? Emang Vara tahu artinya?" tanya Selvira lembut.

Vara mengangguk polos. "Vala tahu altinya Mama! Vala 'kan anak pintal!" jawab Vara polos.

Selvira terkekeh kecil, lalu mencubit pipi gembul sang putri. "Pinter banget sih, ngomongnya! Anak siapa sih ini?" tanyanya gemas.

"Tentu anak Mama," jawab Vara.

Selvira mengerutkan keningnya. "Kok cuman anak Mama? Anak Papa juga loh sayang!" sahutnya.

Dih! Aku gak mau punya bapak kayak dia! batin Vara menggerutu.

"Vala gak mau, bilang gitu!" bantah Vara.

"Kok gitu sih sayang?" tanya Selvira lembut.

"Coalnya, papa itu dalah kotol, Jahat dan playboy. Cedangkan kita ini dalah cuci, olang baik," jawab Vara.

Anjir! Cuci gak tuh! batin Vara terkekeh.

Selvira menggeleng. "Gak boleh bilang gitu ya, sayang?!" sahut Selvira lembut.

Bodoh amat! batin Vara acuh.

Saat mereka berjalan menuju toko elektronik, Selvira berhenti. Di depan mereka, seorang pria tampan berdiri mengenakan jas mahal yang memancarkan aura kekuasaan.

Rambutnya hitam tertata rapi, dan matanya yang tajam langsung tertuju pada Selvira.

“Oh, maaf,” katanya sambil tersenyum ramah. Namun, senyumnya langsung berubah saat matanya mengenali Selvira. "Selvira? Ini kamu?"

Selvira tertegun, seolah tidak percaya. “Leon?”

Vara memperhatikan percakapan itu dengan cermat. Leonardo Vincent, seorang pengusaha sukses yang dikenal sebagai raja properti, berdiri di depan mereka.

Tatapan matanya kepada Selvira penuh dengan nostalgia, dan Vara langsung merasa ada sesuatu yang penting di sini.

“Sudah lama sekali,” ucap Leon. “Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu di sini.”

Selvira tersenyum canggung. “Ya, sudah lama sekali. Ini anakku, Zylvara.”

Leon menunduk, menatap Vara dengan senyuman. “Hai, Vara. Kamu sangat cantik.”

Vara hanya menatapnya tajam. Dalam pikirannya, Vara menganalisis setiap gerakan Leon. Bahasa tubuhnya menunjukkan ketertarikan kepada Selvira. Pengawalnya ada di radius 10 meter. Apa dia musuh? Atau sekutu?

“Anakmu benar-benar manis,” kata Leon, kembali menatap Selvira. “Jadi, kamu sudah menikah?”

Selvira mengangguk. “Ya, suamiku ... Arvin.”

Leon terlihat sedikit terkejut mendengar nama itu, tetapi ia menyembunyikannya dengan baik. “Arvin, ya? Aku pernah mendengar namanya.”

Vara merasa ada ketegangan yang tidak terucap dalam percakapan itu. Ia menarik tangan Selvira. “Mama, ayo kita pelgi. Bukankah kita mau beli tablet.”

Selvira mengangguk. “Maaf, Leon. Kami harus pergi. Senang bertemu denganmu.”

Leon tersenyum, tetapi tatapannya mengikuti mereka saat mereka pergi. Vara tidak bisa menahan rasa curiganya. Siapa pria ini? Dan apa hubungannya dengan Selvira? pikirnya.

****

Di sebuah mansion mewah, awalnya yang tadinya tenang dan damai. Kini terdengar suara pertengkaran.

Terlihat Arvin menyeret istri keduanya untuk masuk ke mansion diikuti oleh seorang anak kecil perempuan dengan wajah menunduk takut.

"Mas lepas! Sakit!" Amara meringis sakit.

Arvin tidak mendengarnya, dia terus menyeretnya hingga ke ruang keluarga.

"Mas!" pekik Amara.

Arvin menyentak tangan Amara, membuat wanita untuk mundur beberapa langkah.

“Apa-apaan ini, Amara?” suara Arvin menggema. “Lunaira ketahuan merusak gaun ulang tahunnya sendiri, bahkan gaunmu juga! Dan kau berani menyalahkan Vara?”

Amara, meski terlihat terpojok, mencoba menguasai dirinya. "Mas! Aku tidak menyalahkan Vara. Tapi aku tadi hanya curiga sama dia!"

“Cukup, Amara! Aku sudah tidak tahan lagi dengan kelakuanmu dan Lunaira!”

Amara, istri keduanya, berdiri mematung dengan wajah cemas. Dia tahu bahwa kali ini suaminya benar-benar marah, bukan hanya padanya, tetapi juga pada putri tunggalnya, Lunaira, yang kini duduk dengan ekspresi cemberutnya.

“Mas, kau tidak mengerti!” Amara mencoba membela diri. “Lunaira tidak mungkin melakukan jika tidak —"

“Maksudmu aku tidak mengerti?” potong Arvin dengan nada penuh emosi. “Aku yang harus berdiri di butik tadi, dipermalukan karena ulah Lunaira yang merusak dua gaun! Gaun ulang tahunnya sendiri dan gaun milikmu, Amara! Dan kau berdiri di sana menyalahkan Vara, anak kecil yang masih berusia tiga tahun!"

Amara tergagap, mencoba mencari alasan. “Aku hanya ... aku hanya mengatakan kemungkinan. Lunaira bilang dia melihat Vara mendekati gaun itu. Kau tahu anak kecil kadang tidak sadar—”

"Jangan berani menuduh Vara lagi!" seru Arvin. "Seandainya aku tidak melihat cctv tadi, kau akan terus berdiri disana dengan suara yang besar menyalahkan Vara!"

Lunaira yang duduk di sofa akhirnya bersuara, suaranya kecil namun penuh keberanian. “Papa selalu membela Vara! Aku benci dia! Sejak dia keluar dari rumah sakit, Papa terus perhatian padanya."

Arvin menoleh cepat, sorot matanya membuat Lunaira terdiam. “Kau tahu kenapa aku membela Vara? Karena dia tidak bersalah! Dia tidak pernah melakukan apa pun untuk menyakitimu. Kau yang menciptakan drama ini karena cemburu!”

Amara melangkah maju, mencoba meraih tangan Arvin. “Mas, tolong mengertilah. Lunaira hanya merasa terabaikan. Dia hanya anak-anak—”

“Anak-anak?” potong Arvin dengan sinis. “Dia sudah enam tahun, Amara. Sudah cukup besar untuk tahu bahwa menyalahkan orang lain, apalagi adiknya sendiri, adalah hal yang salah. Kau terus memanjakannya dan membiarkan dia berpikir dia bisa lolos dari semua ini. Kau pikir itu membantu?”

Air mata mulai mengalir di pipi Amara. “Aku hanya ingin melindungi anakku, Mas. Kau tidak tahu bagaimana rasanya menjadi aku—”

“Melindungi?” Arvin tertawa pahit. “Apa kau sadar apa yang sudah kau lakukan? Karena ulah Lunaira dan tuduhan mu terhadap Vara, hubunganku dengan Selvira semakin buruk! Kau tahu apa yang dia katakan tadi? Dia merasa aku gagal melindungi Vara dari tuduhan konyol ini!”

Amara terdiam, tidak bisa menyangkal kebenaran itu.

Arvin menghela napas panjang, mencoba menenangkan dirinya meski amarahnya masih membara.

Dia beralih menatap Lunaira yang kini menunduk dengan rasa bersalah. “Dengar, Lunaira. Kau sudah membuat kesalahan besar, tapi aku masih memberimu kesempatan untuk memperbaikinya. Besok pagi, kau akan meminta maaf kepada pemilik butik dan Vara. Kau juga akan bertanggung jawab atas kerusakan yang kau buat.”

“Tapi, Papa ...” Lunaira mencoba protes, tetapi Arvin langsung memotong.

“Tidak ada tapi! Mulai sekarang, aku tidak akan membiarkan kelakuan seperti ini lagi. Jika kau tidak bisa menghormati adikmu, maka kau tidak pantas mendapatkan perlakuan istimewa di rumah ini.”

Lunaira menangis terisak, tetapi Arvin tidak luluh. Dia menatap Amara sekali lagi, kali ini dengan ekspresi penuh kekecewaan.

“Dan kau, Amara. Aku sudah cukup bersabar. Jika kau terus membela Lunaira tanpa alasan, kau tidak hanya merusak dia, tetapi juga hubungan kita. Aku ingin kau mulai mengambil tanggung jawab sebagai seorang ibu. Ajarkan dia untuk bertanggung jawab atas kesalahannya, bukan menyalahkan orang lain. Jika kau tidak bisa melakukannya, maka aku akan melakukannya sendiri.”

Amara hanya bisa menangis, tidak mampu membalas kata-kata itu. Tapi di dalam hatinya, dimerutuki Vara dan Selvira yang menjadi penyebab masalah ini.

Arvin berbalik dan meninggalkan ruangan, langkahnya berat namun tegas. Dalam hati, dia tahu masalah ini tidak akan selesai begitu saja.

Hubungannya dengan Selvira, istri pertamanya, sudah semakin renggang karena konflik ini. Sementara itu, Lunaira masih harus belajar bahwa dunia tidak selalu akan memihaknya.

Terpopuler

Comments

Ds Phone

Ds Phone

betul tu dia ingat dia bolih berkuasa

2025-01-03

2

Pandagabut🐼

Pandagabut🐼

jadi kaya doang ternyata gak cukup untuk bisa beristri 2 yaaaa

2024-12-19

1

Yoni Hartati

Yoni Hartati

istri kedua ini apa tdk tau dari keluarga mana vira? apa tdk tau vira dari keluarga mafia?

2025-03-25

0

lihat semua
Episodes
1 Dua Tragedi
2 Bertransmigrasi ke tubuh bocah
3 Pertemuan Pertama Dengan Pelakor
4 Salam Perkenalan Untuk Pelakor
5 Perdebatan
6 Keluar Dari Rumah sakit
7 Anak Pelakor Berulah
8 Hukuman Untuk Lunaira
9 Kedatangan Tamu
10 Dominic
11 Keluarga Vale
12 Butik
13 Pertemuan Tak Terduga.
14 Semakin Renggang
15 Terkejut
16 Pesta Yang Kacau
17 Fitnah
18 Terungkap
19 Terungkap 2
20 Pulang Ke Mansion Prameswari
21 Tuan Dan Nyonya Prameswari Terkejut
22 Keadaan Arvin dan Amara
23 Prameswari Corp
24 Makan Siang
25 Keributan Di Cafe
26 Keberanian Vara
27 Sidang Perceraian
28 Terlalu Cerdas
29 Tikus Perusahaan
30 Makan Siang Bersama
31 Keluarga Tidak Tahu Malu
32 Penyelidikan Si Bocil Vara
33 Vara Di Culik
34 Aksi Vara
35 Memulai Latihan
36 Kondisi Arvin
37 Bertemu Keluarga Andrian
38 Kejujuran Vara
39 Keluarga Vincent
40 Makan Malam
41 Aksi Ibu dan Anak
42 Pembalasan Vara
43 Membersihkan Sisanya.
44 Kedatangan Arvin
45 Berkunjung Ke Mansion Mahardika
46 Lamaran
47 Fitting Baju Pengantin
48 Pelajaran Untuk Para Kunti
49 Resepsi Pernikahan
50 Resepsi Pernikahan 2
51 Kehidupan Baru
52 Kabar Baik
53 Mall
54 Pengorbanan Sang Ayah
55 Kesedihan Yang Mendalam
56 Pemakaman Arvin
57 Menangkap Prayoga
58 Beberapa Tahun Berlalu
59 Kedatangan Dom
60 Kelakuan Dominic
61 Ke Makam Arvin
62 Keposesifan Zayn, Zeno dan Leon.
63 Mereka Mulai Bergerak
64 Peredaran Uang Palsu
65 Langkah Pertama
66 Identitas Baru
67 Ajakan Dominic
68 Alessia
69 Alessia VS Agnes
70 Ternyata
71 Masa Lalu Agnes
72 Kejadian
73 Siapa Dia?
74 Agatha
75 Seperti Badut Bodoh
76 Dia adalah Lunaira
77 Menangkap Alessia
78 Dominic Kebelet Kawin
79 Lamaran Dadakan
80 Mandi Kembang
81 Mencari Agnes
82 Menyelamatkan Agnes
83 Menangkap Orlando
84 Fitting Baju
85 Tingkah Laku Ayah dan Adik
86 Rencana Licik
87 Persiapan Pernikahan
88 Pernikahan
89 Kekacauan
90 Kemenangan
91 Musuh Terkejut
92 Berakhir?
93 Malam Yang Menyedihkan
94 Tendangan Pagi
95 Pembalasan Untuk Pengkhianat
96 Bulan Madu
97 Pulang
98 Alessia Asli Sadar
99 Ulah Orang Tua Alessia
100 Meminta Maaf
101 Musuh Baru?
102 Oracle System
103 Empat Hadiah
104 Menyerang Livia dan Gerald
105 Musuh Yang Bodoh
106 Ngidam Vara
107 Mencari Sekutu
108 Memanggil Mereka
109 Sang Pewaris Memanggil
110 Pasukan Baru
111 Bersiaplah
112 Bergerak
113 Perang Dan Kelahiran
114 Hancurkan Semuanya!
115 Perang Berlanjut
116 Harimau Beraksi
117 Akhir Dan Kelahiran
118 Bahagia
119 Kelakuan Dominic Sachet dan Vara Sachet
120 Kejahilan Empat Penerus
121 Promosi Karya Baru
122 Karya Baru Fantasi
123 Promosi Karya Baru
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Dua Tragedi
2
Bertransmigrasi ke tubuh bocah
3
Pertemuan Pertama Dengan Pelakor
4
Salam Perkenalan Untuk Pelakor
5
Perdebatan
6
Keluar Dari Rumah sakit
7
Anak Pelakor Berulah
8
Hukuman Untuk Lunaira
9
Kedatangan Tamu
10
Dominic
11
Keluarga Vale
12
Butik
13
Pertemuan Tak Terduga.
14
Semakin Renggang
15
Terkejut
16
Pesta Yang Kacau
17
Fitnah
18
Terungkap
19
Terungkap 2
20
Pulang Ke Mansion Prameswari
21
Tuan Dan Nyonya Prameswari Terkejut
22
Keadaan Arvin dan Amara
23
Prameswari Corp
24
Makan Siang
25
Keributan Di Cafe
26
Keberanian Vara
27
Sidang Perceraian
28
Terlalu Cerdas
29
Tikus Perusahaan
30
Makan Siang Bersama
31
Keluarga Tidak Tahu Malu
32
Penyelidikan Si Bocil Vara
33
Vara Di Culik
34
Aksi Vara
35
Memulai Latihan
36
Kondisi Arvin
37
Bertemu Keluarga Andrian
38
Kejujuran Vara
39
Keluarga Vincent
40
Makan Malam
41
Aksi Ibu dan Anak
42
Pembalasan Vara
43
Membersihkan Sisanya.
44
Kedatangan Arvin
45
Berkunjung Ke Mansion Mahardika
46
Lamaran
47
Fitting Baju Pengantin
48
Pelajaran Untuk Para Kunti
49
Resepsi Pernikahan
50
Resepsi Pernikahan 2
51
Kehidupan Baru
52
Kabar Baik
53
Mall
54
Pengorbanan Sang Ayah
55
Kesedihan Yang Mendalam
56
Pemakaman Arvin
57
Menangkap Prayoga
58
Beberapa Tahun Berlalu
59
Kedatangan Dom
60
Kelakuan Dominic
61
Ke Makam Arvin
62
Keposesifan Zayn, Zeno dan Leon.
63
Mereka Mulai Bergerak
64
Peredaran Uang Palsu
65
Langkah Pertama
66
Identitas Baru
67
Ajakan Dominic
68
Alessia
69
Alessia VS Agnes
70
Ternyata
71
Masa Lalu Agnes
72
Kejadian
73
Siapa Dia?
74
Agatha
75
Seperti Badut Bodoh
76
Dia adalah Lunaira
77
Menangkap Alessia
78
Dominic Kebelet Kawin
79
Lamaran Dadakan
80
Mandi Kembang
81
Mencari Agnes
82
Menyelamatkan Agnes
83
Menangkap Orlando
84
Fitting Baju
85
Tingkah Laku Ayah dan Adik
86
Rencana Licik
87
Persiapan Pernikahan
88
Pernikahan
89
Kekacauan
90
Kemenangan
91
Musuh Terkejut
92
Berakhir?
93
Malam Yang Menyedihkan
94
Tendangan Pagi
95
Pembalasan Untuk Pengkhianat
96
Bulan Madu
97
Pulang
98
Alessia Asli Sadar
99
Ulah Orang Tua Alessia
100
Meminta Maaf
101
Musuh Baru?
102
Oracle System
103
Empat Hadiah
104
Menyerang Livia dan Gerald
105
Musuh Yang Bodoh
106
Ngidam Vara
107
Mencari Sekutu
108
Memanggil Mereka
109
Sang Pewaris Memanggil
110
Pasukan Baru
111
Bersiaplah
112
Bergerak
113
Perang Dan Kelahiran
114
Hancurkan Semuanya!
115
Perang Berlanjut
116
Harimau Beraksi
117
Akhir Dan Kelahiran
118
Bahagia
119
Kelakuan Dominic Sachet dan Vara Sachet
120
Kejahilan Empat Penerus
121
Promosi Karya Baru
122
Karya Baru Fantasi
123
Promosi Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!