Terkejut

Cahaya meringsek masuk ke celah-celah jendela kamar, membuat Arvin yang sedang pingsan sekaligus tidur itu, terbangun dengan meringis kesakitan.

"Ugh! Apa yang terjadi?" ucap Arvin dengan suara serak sambil memegangi kepala dan pusakanya yang masih berdenyut.

Tiba-tiba ingatan tentang semalam berputar di otaknya, dimana dia hampir memperkosa istrinya sendiri.

"Sialan!" Arvin memukul bantal.

Seketika pria itu merasa menyesal, terhadap perbuatannya sendiri. Kemarin dia meminum alkohol, sehingga membuat dirinya setengah mabuk dan tak sadar jika melukai istri pertamanya.

Arvin bangkit dari ranjang, sambil berjalan keluar kamar tamu. Sesekali meringis memegangi pusakanya yang berdenyut.

Pria itu melangkah ke arah kamar sang istri pertama, tapi tiba-tiba Amara mencegatnya.

"Mas! Kamu kenapa?" tanya Amara khawatir lebih tepatnya cari muka.

"Minggir! Aku mau ke kamar Selvira!" ucap Arvin datar.

Wajah Amara berubah masam. "Mbak Selvira gak ada! Dia keluar sama Vara pagi-pagi banget!" ucap wanita itu.

"Dia keluar kemana?" tanya Arvin mengeryit heran.

Amara mengangkat bahunya acuh. "Entahlah! Tapi Mas ...."

Arvin melewati Amara begitu saja, lalu masuk ke kamarnya. Dia ingin membersihkan diri dan mencari istri pertamanya untuk meminta maaf.

"Mas! Kamu denger aku gak sih?"

Amara terlihat berwajah masam mengikuti langkah suaminya masuk ke kamar madunya, Selvira.

"Keluarlah! Aku sedang tidak ingin berdebat denganmu, Amara!" usir Arvin, membuat wajah Amara memerah.

Amara keluar dengan menghentakkan kakinya, tangannya mengepal kuat. Arvin segera membersihkan diri, tak berselang lama Arvin keluar dengan wajah segar.

Tapi pusakanya masih sangat sakit, sepertinya dia akan ke dokter juga. Mengingat semalam, dia tidak ingat siapa yang memukulnya.

Merasa sudah rapi, Arvin bergegas keluar kamar. Namun, ponselnya berdering membuat pria satu anak itu berdecak.

"Ada apa?" tanya Arvin datar saat telfonnya tersambung.

"Baiklah! Saya segera kesana!" ucap Arvin datar.

Tut!

"Sial!" desis Arvin.

Dia lupa, ternyata hari ini ada meeting dengan klien penting. Terpaksa dia harus menunda mencari Selvira dulu. Segera pria itu mengambil jas miliknya, lalu pergi dari mansion.

Setelah Arvin pergi dalam keadaan kesakitan. Amara juga keluar dengan membawa mobil sendiri. Dia sudah janjian ketemu dengan seseorang.

***

Di sebuah taman kanak-kanak terlihat Vara dan ibunya baru saja datang dari supermarket.

Selvira sengaja singgah ke taman kanak-kanak karena ingin bertemu dengan sahabatnya. Wanita itu sengaja menghindari Arvin.

"Vira!" panggil seorang wanita tersenyum sambil melambaikan tangannya.

"Ayo sayang kita kesana!" Selvira menggandeng tangan sang putri.

Vara terlihat malas-malasan berjalan. Kaki kecilnya hanya mengikuti langkah sang ibu bertemu teman kuliahnya.

"Halo! Lama banget baru ketemu kita!" ucap Maya cipika-cipiki dengan Selvira.

"Iya! Kamu sih, sibuk terus! Eh, iya ini putriku Vara!" ucap Selvira.

Maya berjongkok mensejajarkan tingginya dengan Vara. "Halo Vara sayang! Kamu udah gede ternyata, kamu cantik dan imut banget sih!" Maya mencubit pipi gembul Vara membuat Vara cemberut.

Duh! Nih orang, main cubit-cubit segala lagi! batin Vara menggerutu.

"Aku becal kalena makan naci!" ucap Vara kesal.

Maya terkekeh geli. "Kamu ini pinter banget sih!" pujinya.

Maya kembali berdiri menatap sahabatnya. "Ayo masuk dulu! Kita ngobrol-ngobrol di dalam. Ajak Vara masuk ke kelas, anak-anak juga sedang belajar. Ya, meski usianya di atas Vara sih, tapi gak apa-apa kok!"

"Oh, bagus dong! Vara juga bisa belajar dan memiliki banyak teman. Ayo sayang!"

Vara menatap horor kedua wanita di depannya itu, mana mungkin dia berbaur dengan para bocil, pikir Vara.

Aku lebih baik memilih misi sulit, daripada bermain dengan bocil! teriak Vara.

Meski enggan, Vara melangkahkan kaki kecilnya mengikuti sang ibu bersama temannya. Dalam hati, Vara menyiapkan dirinya agar tetap merasa waras.

Maya menggiring gadis kecil nan imut itu ke kelas. Dimana anak-anak TK berusia 5-6 tahun belajar disana. Terdengar suara mereka bernyanyi, tertawa dan juga berlarian.

Saat memasuki kelas, seorang gadis kecil dengan rambut pendek menghampiri Vara.

"Hai, kamu anak balu yah! Nama aku Lania, nama kamu siapa?" tanya gadis itu.

"Aku Vala! Calam kenal Lania!" ucap Vara dengan wajah polos.

"Namaku bukan Lania, tapi Lania!" ucap gadis itu.

Vara mengeryit heran. "Udah benel 'kan, nama kamu Lania!" sahutnya.

"Ih! Bukan ... nama aku Lania. Pakai L!" ucap gadis itu lagi.

Nih bocil maunya apasih! Udah bener aku bilang Lania anjir! teriak Vara.

Bu Maya terkekeh melihat interaksi keduanya, dengan cepat dia menyela. "Vara, nama teman baru kamu itu, Rania," ujarnya menjelaskan.

"Nah! Benel kata Bu Maya! Nama aku Lania!" ujar Rani tersenyum lebar memperlihatkan giginya.

Lah! Loh yang gak bisa bilang R ngapain salah aku! teriak Vara jengah.

"Sudah! Ayo Vara, kamu bergabung dengan yang lain!" ucap Bu Maya.

"Ayo Vala! Kita main susun balok!" ucap Rania sambil menarik tangan Vara.

Vara pasrah saat tangannya ditarik oleh bocah perempuan berambut pendek itu. Belum juga dia bergabung dengan yang lain, tiba-tiba seorang anak bertubuh besar bernama Bimo, datang membawa buku cerita.

"Rania, kita 'kan mau belajar huruf juga! Eh, dia siapa? Apa dia anak baru?" tanya Bimo.

"Iya dia teman balu kita, Vala namanya," jawab Rania.

"Aku Bimo, Vala! Ayo kita belajar huruf! Aku sudah bisa membaca lho!" ucap Bimo sombong.

Vara hanya mengangguk polos, tanpa meladeni bocah di depannya itu.

Bimo yang masih ingin pamer berkata, "Dengar aku yah!" bocah laki-laki itu membuka buku bacaannya.

"Ini ... babu, artinya ayah!" ucap Bimo tersenyum merasa hebat.

"Wah! Hebat Bimo!" puji Sani bertepuk tangan.

Vara tiba-tiba tertawa mendengar pelafalan yang salah dari anak laki-laki itu. Membuat anak-anak yang lain heran.

"Kamu calah!" ucap Vara. "Dengal! Babi tinggal di kandang. Ia cuka belmain lumpul. Makanannya dedak dan sayulan."

Ruangan itu tiba-tiba sunyi, mereka menatap Vara dengan wajah kagum dan mulut yang ternganga.

Apa yang salah sih! Emang bener kan? batin Vara mengeryit heran.

"Wah hebat! Vala sudah bisa baca! Padahal masih kecil!" ucap Rania heboh.

"Iya! Vala lebih hebat dari aku!" ujar Bimo.

Aku memang hebat tahu! batin Vara

"Kalau Vala bisa baca. Belalti Vala juga bisa nulis. Ayo coba tulis namamu Vala!" ucap Rania antusias.

Anak yang lain segera memberikan kertas dan pensil, Vara dengan santai menulis namanya dengan tulisan yang sangat bagus dan rapi.

"Wah! Tulisan Vala kayak sepelti tulisan Bu Maya!" ucap Rania bertambah heboh.

Anak-anak yang lain bertambah heboh, dari kejauhan Selvira dan Maya mendengar hal itu. Mereka segera melangkah ke arah anak-anak itu.

"Ini kenapa ramai sekali?" tanya Maya.

"Bu Maya! Vala udah bisa membaca dan menulis, tulisannya bagus loh Bu, ini tulisannya!" Rania memberikan kertas itu pada Maya.

Maya dan Selvira terkejut, sedangkan Vara menatap polos semuanya.

Selvira mendekati sang putri. "Vara sayang! Kok bisa Vara bisa baca dan nulis, Mama 'kan belum mengajarkan Vara!" ucapnya.

Vara seketika gugup, tapi dia mencoba tenang. "Vala belajal cendili Ma! Vala celing lihat di tv," jawab Vara.

"Anakmu benar-benar jenius Vira! Dia bisa belajar otodidak!" ucap Maya kagum.

Selvira menatap bangga sang putri. "Bagaimana kalau masukkan saja Vara ke sekolah?"

"Ide bagus!"

Mata Vara semakin horor menatap keduanya. Dia merasa menyesal karena telah memberitahu anak-anak itu.

Tidak! Aku tidak ingin sekolah lagi! teriak Vara frustasi.

Terpopuler

Comments

Sapna Anah

Sapna Anah

thor klu bisa caranya d bikin petisi anak kecil aja TPI ke cerdasan jngn d hilangin geli bacanya,,,seru shi💪💪💪

2025-01-02

2

neng ade

neng ade

dari pada sekolah lagi Vara. harus cepat selidiki kejahatan Amara dan anak nya

2025-01-07

1

٭ 𝕰𝖑𝖑𝖊 ٭ ᵉᶠ ​᭄

٭ 𝕰𝖑𝖑𝖊 ٭ ᵉᶠ ​᭄

bkn nya vara yg murid itu pasti, vara langsung jadi gurunya dong /Facepalm/

2024-12-27

1

lihat semua
Episodes
1 Dua Tragedi
2 Bertransmigrasi ke tubuh bocah
3 Pertemuan Pertama Dengan Pelakor
4 Salam Perkenalan Untuk Pelakor
5 Perdebatan
6 Keluar Dari Rumah sakit
7 Anak Pelakor Berulah
8 Hukuman Untuk Lunaira
9 Kedatangan Tamu
10 Dominic
11 Keluarga Vale
12 Butik
13 Pertemuan Tak Terduga.
14 Semakin Renggang
15 Terkejut
16 Pesta Yang Kacau
17 Fitnah
18 Terungkap
19 Terungkap 2
20 Pulang Ke Mansion Prameswari
21 Tuan Dan Nyonya Prameswari Terkejut
22 Keadaan Arvin dan Amara
23 Prameswari Corp
24 Makan Siang
25 Keributan Di Cafe
26 Keberanian Vara
27 Sidang Perceraian
28 Terlalu Cerdas
29 Tikus Perusahaan
30 Makan Siang Bersama
31 Keluarga Tidak Tahu Malu
32 Penyelidikan Si Bocil Vara
33 Vara Di Culik
34 Aksi Vara
35 Memulai Latihan
36 Kondisi Arvin
37 Bertemu Keluarga Andrian
38 Kejujuran Vara
39 Keluarga Vincent
40 Makan Malam
41 Aksi Ibu dan Anak
42 Pembalasan Vara
43 Membersihkan Sisanya.
44 Kedatangan Arvin
45 Berkunjung Ke Mansion Mahardika
46 Lamaran
47 Fitting Baju Pengantin
48 Pelajaran Untuk Para Kunti
49 Resepsi Pernikahan
50 Resepsi Pernikahan 2
51 Kehidupan Baru
52 Kabar Baik
53 Mall
54 Pengorbanan Sang Ayah
55 Kesedihan Yang Mendalam
56 Pemakaman Arvin
57 Menangkap Prayoga
58 Beberapa Tahun Berlalu
59 Kedatangan Dom
60 Kelakuan Dominic
61 Ke Makam Arvin
62 Keposesifan Zayn, Zeno dan Leon.
63 Mereka Mulai Bergerak
64 Peredaran Uang Palsu
65 Langkah Pertama
66 Identitas Baru
67 Ajakan Dominic
68 Alessia
69 Alessia VS Agnes
70 Ternyata
71 Masa Lalu Agnes
72 Kejadian
73 Siapa Dia?
74 Agatha
75 Seperti Badut Bodoh
76 Dia adalah Lunaira
77 Menangkap Alessia
78 Dominic Kebelet Kawin
79 Lamaran Dadakan
80 Mandi Kembang
81 Mencari Agnes
82 Menyelamatkan Agnes
83 Menangkap Orlando
84 Fitting Baju
85 Tingkah Laku Ayah dan Adik
86 Rencana Licik
87 Persiapan Pernikahan
88 Pernikahan
89 Kekacauan
90 Kemenangan
91 Musuh Terkejut
92 Berakhir?
93 Malam Yang Menyedihkan
94 Tendangan Pagi
95 Pembalasan Untuk Pengkhianat
96 Bulan Madu
97 Pulang
98 Alessia Asli Sadar
99 Ulah Orang Tua Alessia
100 Meminta Maaf
101 Musuh Baru?
102 Oracle System
103 Empat Hadiah
104 Menyerang Livia dan Gerald
105 Musuh Yang Bodoh
106 Ngidam Vara
107 Mencari Sekutu
108 Memanggil Mereka
109 Sang Pewaris Memanggil
110 Pasukan Baru
111 Bersiaplah
112 Bergerak
113 Perang Dan Kelahiran
114 Hancurkan Semuanya!
115 Perang Berlanjut
116 Harimau Beraksi
117 Akhir Dan Kelahiran
118 Bahagia
119 Kelakuan Dominic Sachet dan Vara Sachet
120 Kejahilan Empat Penerus
121 Promosi Karya Baru
122 Karya Baru Fantasi
123 Promosi Karya Baru
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Dua Tragedi
2
Bertransmigrasi ke tubuh bocah
3
Pertemuan Pertama Dengan Pelakor
4
Salam Perkenalan Untuk Pelakor
5
Perdebatan
6
Keluar Dari Rumah sakit
7
Anak Pelakor Berulah
8
Hukuman Untuk Lunaira
9
Kedatangan Tamu
10
Dominic
11
Keluarga Vale
12
Butik
13
Pertemuan Tak Terduga.
14
Semakin Renggang
15
Terkejut
16
Pesta Yang Kacau
17
Fitnah
18
Terungkap
19
Terungkap 2
20
Pulang Ke Mansion Prameswari
21
Tuan Dan Nyonya Prameswari Terkejut
22
Keadaan Arvin dan Amara
23
Prameswari Corp
24
Makan Siang
25
Keributan Di Cafe
26
Keberanian Vara
27
Sidang Perceraian
28
Terlalu Cerdas
29
Tikus Perusahaan
30
Makan Siang Bersama
31
Keluarga Tidak Tahu Malu
32
Penyelidikan Si Bocil Vara
33
Vara Di Culik
34
Aksi Vara
35
Memulai Latihan
36
Kondisi Arvin
37
Bertemu Keluarga Andrian
38
Kejujuran Vara
39
Keluarga Vincent
40
Makan Malam
41
Aksi Ibu dan Anak
42
Pembalasan Vara
43
Membersihkan Sisanya.
44
Kedatangan Arvin
45
Berkunjung Ke Mansion Mahardika
46
Lamaran
47
Fitting Baju Pengantin
48
Pelajaran Untuk Para Kunti
49
Resepsi Pernikahan
50
Resepsi Pernikahan 2
51
Kehidupan Baru
52
Kabar Baik
53
Mall
54
Pengorbanan Sang Ayah
55
Kesedihan Yang Mendalam
56
Pemakaman Arvin
57
Menangkap Prayoga
58
Beberapa Tahun Berlalu
59
Kedatangan Dom
60
Kelakuan Dominic
61
Ke Makam Arvin
62
Keposesifan Zayn, Zeno dan Leon.
63
Mereka Mulai Bergerak
64
Peredaran Uang Palsu
65
Langkah Pertama
66
Identitas Baru
67
Ajakan Dominic
68
Alessia
69
Alessia VS Agnes
70
Ternyata
71
Masa Lalu Agnes
72
Kejadian
73
Siapa Dia?
74
Agatha
75
Seperti Badut Bodoh
76
Dia adalah Lunaira
77
Menangkap Alessia
78
Dominic Kebelet Kawin
79
Lamaran Dadakan
80
Mandi Kembang
81
Mencari Agnes
82
Menyelamatkan Agnes
83
Menangkap Orlando
84
Fitting Baju
85
Tingkah Laku Ayah dan Adik
86
Rencana Licik
87
Persiapan Pernikahan
88
Pernikahan
89
Kekacauan
90
Kemenangan
91
Musuh Terkejut
92
Berakhir?
93
Malam Yang Menyedihkan
94
Tendangan Pagi
95
Pembalasan Untuk Pengkhianat
96
Bulan Madu
97
Pulang
98
Alessia Asli Sadar
99
Ulah Orang Tua Alessia
100
Meminta Maaf
101
Musuh Baru?
102
Oracle System
103
Empat Hadiah
104
Menyerang Livia dan Gerald
105
Musuh Yang Bodoh
106
Ngidam Vara
107
Mencari Sekutu
108
Memanggil Mereka
109
Sang Pewaris Memanggil
110
Pasukan Baru
111
Bersiaplah
112
Bergerak
113
Perang Dan Kelahiran
114
Hancurkan Semuanya!
115
Perang Berlanjut
116
Harimau Beraksi
117
Akhir Dan Kelahiran
118
Bahagia
119
Kelakuan Dominic Sachet dan Vara Sachet
120
Kejahilan Empat Penerus
121
Promosi Karya Baru
122
Karya Baru Fantasi
123
Promosi Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!