Keluar Dari Rumah sakit

Keesokan paginya, Vara terlihat sangat bosan di brankar rumah sakit. Apalagi sang ibu juga melarangnya.

Bosan banget aku cuk! Mana tidak di bolehin jalan-jalan lagi! gerutu Vara

Tiba-tiba Vara merasa aneh dengan pakaian dalam miliknya, bocah perempuan itu kemudian baru sadar jika mengenakan popok bayi.

Astaga! Masak aku pakai popok, anjir! teriak Vara merasa syok.

Selvira yang melihat tingkah putrinya aneh, segera menghampiri gadis kecil cantik nan imut itu.

“Vara kenapa sayang?” tanya Vira lembut.

Vara mendongak, menatap sang ibu. “Mama … kenapa Vala pakai popok?” tanya Vara dengan terkejut.

Selvira terkekeh geli, lalu menjawab, “Bukannya Vara memang pakai popok, sayang! Vara ‘kan, masih belum bisa tahan kalau mau pipis dan mau ke toilet!” jawab ibu satu anak itu.

Anjir! Masa aku harus pakai popok terus sih! Gak bisa di biarkan ini mah! batin Vara syok.

“Mama!” panggil Vara

“Hmm … ada apa sayang?” tanya Vira.

“Vala cudah gak mau pakai popok lagi! Aku mau buka ya!” mata bocah perempuan cantik itu memelas, membuat Selvira menghela nafas.

Semenjak sadar dari koma, sikap putrinya sangat berbeda. Vara yang dulu selalu penurut, hanya merengek jika ingin minum susu. Sekarang, Vara sudah pintar protes membuat wanita berusia 27 tahun itu sedikit terkejut.

“Ya, sudah! Ayo ke toilet!” sahut Selvira lembut. “Tapi Vara yakin, gak pipis di celana lagi?” tanya Selvira memastikan.

Vara mengangguk dengan wajah serius, tapi terlihat sangat imut. “Vala yakin, Mama!” sahut gadis kecil itu.

“Baiklah! Ayo turun!”

Saat Vara akan turun dari brankar, tiba-tiba dirinya sangat terkejut. Dan berteriak, membuat Selvira kaget.

“Aaaaa … mana kaki ku? Ciapa yang cudah potong kedua kaki ku?” terlihat wajah bocah itu sangat panik.

“Sayang! Gak ada yang memotong kaki kamu!” sahut Selvira mengeryit heran, mengelus dadanya karena terkejut.

“Tapi kenapa kaki ku, gak belpijak ke bawah lantai?” tanya Vara yang masih syok.

Selvira akhirnya terkekeh, membuat Vara mengeryit heran. Sepertinya dia melupakan sesuatu.

“Vara sayang! Kaki Vara belum berpijak, karena Vara ‘kan masih kecil. Jadi, kakinya belum sampai ke lantai seperti orang dewasa,” jelas Selvira dengan sabar.

Mata Vara berkedip-kedip polos, sepertinya dia lupa berada di tubuh seorang bocah perempuan. Kemudian, gadis kecil itu menarik celana panjangnya ke atas.

Ternyata kakinya memang masih ada dan utuh, dia mengira jika kakinya sudah buntung. Makanya dia sangat panik.

Astaga! Susah bener, jadi bocil lagi! batin Vara menggerutu.

“Vala lupa, kalau Vala masih kecil. Ma!” sahut Vara terkekeh geli.

Selvira menggeleng pelan, baru kali ini ada anak lupa kalau dia masih kecil dan itu adalah putrinya, pikir Selvira.

“Ayo, Mama bantu ke toilet!” ucap Selvira menggendong tubuh gembul sang putri.

“Terimakasih Mama!”

****

Setelah seminggu dirawat inap, kini Vara telah diperbolehkan untuk pulang. Tentu, sang agen jenius itu merasa sangat bahagia.

Selama dirawat, Amara tidak pernah lagi mengunjunginya. Hanya Selvira, orang tua Arvin serta orang tua Selvira sendiri.

Akhirnya! Aku pulang cuy! batin Vara bersorak gembira.

“Vara senang tidak, kita akan pulang?” tanya Selvira tersenyum manis menatap sang putri.

Bocah perempuan cantik itu mengangguk. “Benal Mama, Vala cenang cekali!” sahutnya tersenyum memperlihatkan gigi rapinya.

Jadi penasaran! Bagaimana orang-orang disekitar bocah perempuan ini?! batin Vara

Eh! Terus, kalau aku disini. Dimana jiwa anak ini yah? Apa di tubuhku atau udah ke surga? batin Vara menerka-nerka.

Pintu kamar rawat inap terbuka, terlihat supir serta pembantu keluarga Mahardika yang datang untuk membantu majikan mereka.

“Lho! Bapak, mana Bi Asih?” tanya Selvira mengerutkan keningnya.

Wajah wanita parubaya itu terlihat tidak enak. “Hmm … itu Nya, tuan Arvin ke sekolah nona Lunaira bersama nyonya Amara,” jawab bi Asih merasa tidak enak.

Wajah Selvira berubah murung, tapi dia mencoba menutupinya dengan senyuman. Dia tak ingin sang putri bersedih karena dirinya. Namun, Vara bukanlah orang bodoh.

Mungkin jika Vara asli, pasti tidak mengerti sedangkan dirinya. Tentu dia paham, apa yang dirasakan oleh wanita cantik di depannya itu.

“Ya, udah. Gak apa-apa! Ayo sayang, kita pulang sama Bi Asih!” ucap Selvira tersenyum lembut pada sang putri.

Vara mengangguk polos, sang supir segera menghampiri dan mengangkat barang-barang untuk dibawa ke mobil.

“Vala bica jalan cendili, Ma!” tolak Vara ketika ingin di gendong.

“Baiklah! Bilang sama Mama, kalau udah capek!” sahut Selvira.

Terlihat bi Asih terkekeh, melihat nona kecilnya menolak. Biasanya bocah perempuan itu selalu ingin di gendong oleh sang ibu.

Kini, Vara dan ibunya di dalam mobil mewah. Vara tak henti-hentinya menatap gedung-gedung pencakar langit, dulu dia hanya fokus dengan pekerjaannya. Sekarang, dia menjadi seorang bocah.

Tiba-tiba Vara mengingat rekening miliknya yang tersimpan di bank dunia. Tempat itu adalah tempat teraman, nanti dia akan mengecek rekening miliknya.

Tak berselang lama, mobil berbelok dan masuk ke sebuah kawasan mewah. Rumah-rumah mewah berjejeran serta mobil mewah.

Ini kawasan para sultan ini! batin Vara

Kini mobil mewah itu berhenti di sebuah mansion mewah milik keluarga Mahardika. Dengan cepat, sang supir membuka pintu untuk sang majikan.

“Ayo sayang! Kita turun,” ujar Selvira.

“Baik Mama!” Vara terlihat sangat kesusahan saat turun, bagaimana tidak, tubuhnya yang gembul membuatnya terhalang.

Ya ampun! Susah bener nih, nih bocah kagak diet apa yak? Tubuhnya gembul sekali, aku sampai susah ini! gerutu Vara

Selvira terkekeh kecil melihat sang putri kesusahan untuk turun dari mobil, dengan cepat wanita cantik itu membantu sang putri.

“Nah, sudah!”

Keduanya segera berjalan masuk mansion, di belakangnya ada bi Asih serta sang supir yang membawakan barangnya.

Ketika Vara memasuki mansion itu, terlihat para pelayan berlalu lalang tanpa memperdulikan Selvira ataupun Vara. Bocah perempuan itu terlihat mengeryit heran.

Nih para pelayan, kagak ada sopan-sopannya sama nyonya rumah disini! batin Vara

“Ayo sayang! Kita langsung beristirahat di kamar Vara, yah!” sahut Selvira seolah sudah terbiasa dengan sikap para pelayan itu.

Ini juga emaknya Vara! Kenapa gak minta cerai aja sih, dari si buaya kadal empang itu! batin Vara menggerutu.

Dirinya memang menganggap jika ibu Vara itu terlalu bodoh, dia cantik dan masih muda. Apalagi keluarga Prameswari juga kaya.

Saat berada di lantai tiga, terlihat mengernyit heran saat melihat kamar sang putri terlihat berbeda.

“Bi, kenapa kamar Vara, ada barang-barang Lunaira?” tanya Selvira.

Dia memang jarang menginap di mansion, setelah sang anak koma. Terhitung, Vara di rumah sakit itu selama tiga minggu.

“Itu … Nya. Hmm … “ bi Asih terlihat tidak enak.

“Kamar itu sekarang milik nona Lunaira!” celetuk seseorang dari arah belakang Selvira.

Terpopuler

Comments

Erni Kusumawati

Erni Kusumawati

vala ayo balaskan dendam kala.. loh kenapa jd teltukal ya.. eee lah ikutan jd kedel juga🤣🤣🤣

2025-01-01

5

٭ 𝕰𝖑𝖑𝖊 ٭ ᵉᶠ ​᭄

٭ 𝕰𝖑𝖑𝖊 ٭ ᵉᶠ ​᭄

ngakak bacanya tapi juga nyesek rasanya, saat anak dan istri sah terabaikan

2024-12-27

2

Kini Wati

Kini Wati

teryata vara pikun jg udah tau dia anak kecil,pastilah pendek😔😔😔

2024-12-17

2

lihat semua
Episodes
1 Dua Tragedi
2 Bertransmigrasi ke tubuh bocah
3 Pertemuan Pertama Dengan Pelakor
4 Salam Perkenalan Untuk Pelakor
5 Perdebatan
6 Keluar Dari Rumah sakit
7 Anak Pelakor Berulah
8 Hukuman Untuk Lunaira
9 Kedatangan Tamu
10 Dominic
11 Keluarga Vale
12 Butik
13 Pertemuan Tak Terduga.
14 Semakin Renggang
15 Terkejut
16 Pesta Yang Kacau
17 Fitnah
18 Terungkap
19 Terungkap 2
20 Pulang Ke Mansion Prameswari
21 Tuan Dan Nyonya Prameswari Terkejut
22 Keadaan Arvin dan Amara
23 Prameswari Corp
24 Makan Siang
25 Keributan Di Cafe
26 Keberanian Vara
27 Sidang Perceraian
28 Terlalu Cerdas
29 Tikus Perusahaan
30 Makan Siang Bersama
31 Keluarga Tidak Tahu Malu
32 Penyelidikan Si Bocil Vara
33 Vara Di Culik
34 Aksi Vara
35 Memulai Latihan
36 Kondisi Arvin
37 Bertemu Keluarga Andrian
38 Kejujuran Vara
39 Keluarga Vincent
40 Makan Malam
41 Aksi Ibu dan Anak
42 Pembalasan Vara
43 Membersihkan Sisanya.
44 Kedatangan Arvin
45 Berkunjung Ke Mansion Mahardika
46 Lamaran
47 Fitting Baju Pengantin
48 Pelajaran Untuk Para Kunti
49 Resepsi Pernikahan
50 Resepsi Pernikahan 2
51 Kehidupan Baru
52 Kabar Baik
53 Mall
54 Pengorbanan Sang Ayah
55 Kesedihan Yang Mendalam
56 Pemakaman Arvin
57 Menangkap Prayoga
58 Beberapa Tahun Berlalu
59 Kedatangan Dom
60 Kelakuan Dominic
61 Ke Makam Arvin
62 Keposesifan Zayn, Zeno dan Leon.
63 Mereka Mulai Bergerak
64 Peredaran Uang Palsu
65 Langkah Pertama
66 Identitas Baru
67 Ajakan Dominic
68 Alessia
69 Alessia VS Agnes
70 Ternyata
71 Masa Lalu Agnes
72 Kejadian
73 Siapa Dia?
74 Agatha
75 Seperti Badut Bodoh
76 Dia adalah Lunaira
77 Menangkap Alessia
78 Dominic Kebelet Kawin
79 Lamaran Dadakan
80 Mandi Kembang
81 Mencari Agnes
82 Menyelamatkan Agnes
83 Menangkap Orlando
84 Fitting Baju
85 Tingkah Laku Ayah dan Adik
86 Rencana Licik
87 Persiapan Pernikahan
88 Pernikahan
89 Kekacauan
90 Kemenangan
91 Musuh Terkejut
92 Berakhir?
93 Malam Yang Menyedihkan
94 Tendangan Pagi
95 Pembalasan Untuk Pengkhianat
96 Bulan Madu
97 Pulang
98 Alessia Asli Sadar
99 Ulah Orang Tua Alessia
100 Meminta Maaf
101 Musuh Baru?
102 Oracle System
103 Empat Hadiah
104 Menyerang Livia dan Gerald
105 Musuh Yang Bodoh
106 Ngidam Vara
107 Mencari Sekutu
108 Memanggil Mereka
109 Sang Pewaris Memanggil
110 Pasukan Baru
111 Bersiaplah
112 Bergerak
113 Perang Dan Kelahiran
114 Hancurkan Semuanya!
115 Perang Berlanjut
116 Harimau Beraksi
117 Akhir Dan Kelahiran
118 Bahagia
119 Kelakuan Dominic Sachet dan Vara Sachet
120 Kejahilan Empat Penerus
121 Promosi Karya Baru
122 Karya Baru Fantasi
123 Promosi Karya Baru
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Dua Tragedi
2
Bertransmigrasi ke tubuh bocah
3
Pertemuan Pertama Dengan Pelakor
4
Salam Perkenalan Untuk Pelakor
5
Perdebatan
6
Keluar Dari Rumah sakit
7
Anak Pelakor Berulah
8
Hukuman Untuk Lunaira
9
Kedatangan Tamu
10
Dominic
11
Keluarga Vale
12
Butik
13
Pertemuan Tak Terduga.
14
Semakin Renggang
15
Terkejut
16
Pesta Yang Kacau
17
Fitnah
18
Terungkap
19
Terungkap 2
20
Pulang Ke Mansion Prameswari
21
Tuan Dan Nyonya Prameswari Terkejut
22
Keadaan Arvin dan Amara
23
Prameswari Corp
24
Makan Siang
25
Keributan Di Cafe
26
Keberanian Vara
27
Sidang Perceraian
28
Terlalu Cerdas
29
Tikus Perusahaan
30
Makan Siang Bersama
31
Keluarga Tidak Tahu Malu
32
Penyelidikan Si Bocil Vara
33
Vara Di Culik
34
Aksi Vara
35
Memulai Latihan
36
Kondisi Arvin
37
Bertemu Keluarga Andrian
38
Kejujuran Vara
39
Keluarga Vincent
40
Makan Malam
41
Aksi Ibu dan Anak
42
Pembalasan Vara
43
Membersihkan Sisanya.
44
Kedatangan Arvin
45
Berkunjung Ke Mansion Mahardika
46
Lamaran
47
Fitting Baju Pengantin
48
Pelajaran Untuk Para Kunti
49
Resepsi Pernikahan
50
Resepsi Pernikahan 2
51
Kehidupan Baru
52
Kabar Baik
53
Mall
54
Pengorbanan Sang Ayah
55
Kesedihan Yang Mendalam
56
Pemakaman Arvin
57
Menangkap Prayoga
58
Beberapa Tahun Berlalu
59
Kedatangan Dom
60
Kelakuan Dominic
61
Ke Makam Arvin
62
Keposesifan Zayn, Zeno dan Leon.
63
Mereka Mulai Bergerak
64
Peredaran Uang Palsu
65
Langkah Pertama
66
Identitas Baru
67
Ajakan Dominic
68
Alessia
69
Alessia VS Agnes
70
Ternyata
71
Masa Lalu Agnes
72
Kejadian
73
Siapa Dia?
74
Agatha
75
Seperti Badut Bodoh
76
Dia adalah Lunaira
77
Menangkap Alessia
78
Dominic Kebelet Kawin
79
Lamaran Dadakan
80
Mandi Kembang
81
Mencari Agnes
82
Menyelamatkan Agnes
83
Menangkap Orlando
84
Fitting Baju
85
Tingkah Laku Ayah dan Adik
86
Rencana Licik
87
Persiapan Pernikahan
88
Pernikahan
89
Kekacauan
90
Kemenangan
91
Musuh Terkejut
92
Berakhir?
93
Malam Yang Menyedihkan
94
Tendangan Pagi
95
Pembalasan Untuk Pengkhianat
96
Bulan Madu
97
Pulang
98
Alessia Asli Sadar
99
Ulah Orang Tua Alessia
100
Meminta Maaf
101
Musuh Baru?
102
Oracle System
103
Empat Hadiah
104
Menyerang Livia dan Gerald
105
Musuh Yang Bodoh
106
Ngidam Vara
107
Mencari Sekutu
108
Memanggil Mereka
109
Sang Pewaris Memanggil
110
Pasukan Baru
111
Bersiaplah
112
Bergerak
113
Perang Dan Kelahiran
114
Hancurkan Semuanya!
115
Perang Berlanjut
116
Harimau Beraksi
117
Akhir Dan Kelahiran
118
Bahagia
119
Kelakuan Dominic Sachet dan Vara Sachet
120
Kejahilan Empat Penerus
121
Promosi Karya Baru
122
Karya Baru Fantasi
123
Promosi Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!