Butik

Pagi harinya, mentari bersinar lembut melalui jendela besar mansion megah keluarga Mahardika. Rumah yang biasanya tenang mulai riuh dengan suara langkah kaki dan percakapan kecil.

Di kamar paling ujung, seorang bocah perempuan berusia tiga tahun sedang duduk di atas tempat tidur berhias seprai putih dengan pola bunga.

Rambutnya yang hitam mengilap dikepang dua oleh bi Asih. Namun, di balik mata bulat bocah kecil dan polos itu.

Terdapat seorang agen cerdas dan berbakat, tak terasa dia sudah berada di tubuh bocah itu selama beberapa minggu.

Sial! Aku belum menemukan penyebab Vara asli kecelakaan! batin Vara kesal.

Vara tidak bisa leluasa bergerak, karena setiap sudut cctv terpasang. Dia harus selalu berpura-pura layaknya anak kecil, jika ingin kemana-mana.

Lebih baik aku retas cctv saja! Tapi aku tidak punya hp ataupun laptop! batin Vara. bocah kecil itu terlihat berpikir.

Tiba-tiba seorang wanita berusia 27 tahun masuk, setelah mengetuk pintu. "Sayang! Vara sudah siap gak?" tanya Selvira tersenyum lembut, menghampiri sang putri.

Vara segera mengubah raut wajahnya, lalu bertanya, "Memangnya hali ini kita mau kemana Ma?" tanya Vara polos.

"Kita akan akan ke butik sayang!" ajak Selvira.

"Ma! Boleh Vala minta cecuatu?!" tanya bocah perempuan cantik itu.

Selvira mengeryit heran. "Minta apa sayang? Katakan sama Mama!" sahut wanita itu lembut.

Mata Vara berbinar terang. "Ma! Vala mau tablet!" sahut gadis kecil itu.

"Memangnya Vara sudah pintar memainkannya?" tanya Selvira lembut.

Vara mengangguk polos. "Vala ini celdas Ma!" ucapnya bangga.

Selvira terkekeh. "Baiklah! Nanti kita beli tablet, tapi dengan syarat, Vara tidak boleh terlalu lama bermain game. Ok?!"

Vara mengangguk. "Ok Mama! Telima kacih!" ucapnya tersenyum.

"Sama-sama sayang!"

Ah! Akhirnya, aku tidak perlu sembunyi-sembunyi lagi untuk meminjam hp Mama! batin Vara bersorak gembira.

"Ayo kita ke bawah!" ajak Selvira.

Di ruang keluarga, kini mereka berkumpul untuk sarapan. Terlihat Arvin duduk di kursi kepala keluarga dengan memakai jas mahal.

Pria berusia 29 tahun itu, nampak tampan dengan tubuh yang kekar. Sayangnya, kata Vara percuma ganteng, kalau tidak setia.

Di samping kanannya, ada Amara bersama putrinya Lunaira yang sudah terlihat sangat bersemangat. Dan di samping kiri Arvin, ada Selvira dan Vara.

Arvin terbatuk kecil, untuk mencairkan suasana. "Ayo kita sarapan dulu! Setelah itu, kita ke butik. Tidak lama lagi, hari spesial untuk Lunaira. Jadi, kita akan membeli gaun, untuk pesta nanti!' ucap pria itu.

Lunaira tersenyum lebar. "Terima kasih Papa! Aku sudah tahu, gaun apa yang akan kubeli!" sahut bocah perempuan 6 tahun itu.

"Hmm ... sama-sama sayang!" ucap Arvin.

Semalam dia berdebat dengan Amara, karena sikap keluarga Vale. Jadi, sebagai permintaan maafnya pada istri keduanya.

Dia memenuhi permintaan Amara, untuk merayakan ulang tahun Lunaira dengan sangat meriah di hotel milik keluarga Vale.

Selvira tersenyum tipis. "Semoga semuanya berjalan lancar. Aku juga akan memesan gaun untuk Vara, saat pesta itu."

Amara tersenyum kepura-puraan. "Tentu Mbak. Tapi kupikir, anak kecil sepertinya tidak membutuhkan sesuatu yang terlalu istimewa!" sahutnya lembut tapi terdengar mengejek. Dia masih sangat kesal terhadap kejadian semalam.

Dih! Nih kunti bogel, emang kenapa kalau aku dapat yang istimewa?! Takut kalah saing sama anaknya yang titisan kunti yaa! batin Vara.

"Sudah! Ayo kita sarapan dulu!" ucap Arvin.

Akhirnya keluarga itu makan dengan tenang, sedangkan Vara berpikir bagaimana caranya untuk mencari tahu rahasia Amara.

Tak berselang lama, akhirnya mereka berangkat bersama. Terlihat dua mobil mewah berwarna hitam dan juga putih, sudah tersedia.

Selvira segera menarik lembut tangan sang putri untuk ke mobilnya yang berwarna putih. Membuat Arvin mengerutkan keningnya.

"Vira! Kita naik mobil yang sama!" ajak Arvin lembut.

Selvira menatap suaminya acuh. "Aku bersama Vira saja!" sahutnya datar.

Arvin menghela napasnya, dia tahu istri pertamanya masih kecewa dengan perbuatannya semalam.

"Ayo Mas! Hari sudah sangat siang!" ajak Amara menarik lengan Arvin.

Arvin mengangguk, kemudian melangkah masuk ke mobil berwarna hitam. Kedua mobil itu segera meluncur, diikuti oleh satu mobil pengawal Mahardika.

Setibanya di butik mewah, para staf segera menyambut mereka dengan ramah. Ruangan itu dipenuhi gaun-gaun cantik beraneka warna.

Mata Lunaira langsung berbinar, sementara Amara dengan gaya angkuhnya mengarahkan staf butik untuk membawa koleksi terbaik untuk putrinya.

"Bawakan saya koleksi gaun terbaik di butik ini untuk putriku!" ucapnya angkuh.

Di belakang ada Vara dan juga Selvira yang terlihat santai.

Dih! Kalau orang kaya baru mah gitu! Terlihat angkuh tapi norak! cibir Vara melihat kelakuan ibu dan anak itu.

Lunaira terlihat antusias mencoba gaun-gaun yang terlihat sangat cantik, tak henti-hentinya dirinya berputar di depan cermin.

"Papa! Lihat, gaun ini sudah cocok untukku, 'kan?" tanya Lunaira.

Arvin mengangguk. "Tentu sayang! Luna terlihat cantik!" pujinya.

Wajah Lunaira semakin sombong menatap Vara, sedangkan Vara hanya membalas dengan wajah polosnya. Meski dalam hati, Vara mencibir.

Amara juga ikut memiliki gaun, dengan wajah angkuhnya seolah ingin menunjukkan statusnya.

Selvira sama sekali tidak mempedulikan tingkah madunya itu. Dia memanggil staf untuk membawakan beberapa gaun untuk sang putri.

Beberapa menit kemudian, staf datang dengan membawa beberapa pilihan. Terlihat gaun-gaun itu hasil dari rancangan desainer terkenal sesuai pemilik butik.

Pilihan Selvira jatuh pada gaun berwarna biru pastel yang terlihat sederhana namun sangat elegan.

"Ayo sayang! Kamu coba yang ini!" ucap Selvira lembut.

Tak berapa lama, Vara keluar dengan gaun tersebut, Selvira tersenyum manis.

"Kamu suka sayang?" tanyanya.

Vara mengangguk polos, dia hanya mengikuti kemauan Selvira. Karena sebenarnya dia tidak suka terlalu feminim.

"Vala cuka!"

Di sudut kanan, terlihat Lunaira dan ibunya berwajah masam. Mereka tidak suka jika ada yang menyaingi mereka.

Sialan! Ibu dan anak itu tidak boleh terlihat lebih bagus dari aku dan putriku!

Diam-diam Amara membisikkan sesuatu pada putrinya. Lunaira terlihat mengangguk tersenyum lebar.

Ketika semua orang sibuk, diam-diam Lunaira mendekat ke arah beberapa gaun yang tergantung dengan membawa gunting yang diambil dari meja milik staf.

Dengan cepat dia merusak gaun biru pastel itu dengan wajah penuh kebencian. "Kau tidak akan bisa mengalahkan aku Vara!"

Lunaira pergi dengan tersenyum puas, setelah melihat gaun itu rusak. Tak lupa dia juga merusak gaun yang dikiranya milik Selvira. Sedangkan disudut lain, Vara hanya mengangkat alisnya sambil tersenyum kecil.

Kini semua berkumpul di area utama butik, terlihat seorang wanita 30 tahunan tersenyum ramah. Dia adalah seorang desainer terkenal sekaligus pemilik butik.

Kini beberapa staff kembali membawa gaun yang sudah dipilih, saat Amara dan Lunaira mencoba gaunnya kembali. Ibu dan anak itu tiba-tiba berteriak.

"Kenapa gaun milik kami rusak begini?!" teriak Amara geram.

Para staf kini saling pandang, mereka terlihat takut. Meski mereka tidak salah.

Arvin segera mendekat. "Ada apa ini?" tanya pria itu.

Amara menatap sang suami. "Mas! Gaun mahal yang sudah ku pilih dan Lunaira rusak! Pasti ada seseorang yang mencoba mensabotase!" ucap Amara, sambil melirik ke arah Selvira.

"Tunggu dulu! Bagaimana ini bisa terjadi! Bisa Anda jelaskan, Nyonya Megan!" ucap Arvin menatap sang desainer.

"Kami juga tidak tahu Tuan Arvin, sebelumnya. Hal ini tidak pernah terjadi!" jawab Megan tegas.

"Lalu ini apa?!" suara Amara terdengar khawatir dan marah. Sedangkan Lunaira kini mulai gugup, sepertinya dia salah merusak gaun.

"Atau jangan-jangan ini kelakuan Vara! Dia pasti iri karena ulang tahunnya kemarin, tidak dirayakan! Ayo ngaku kamu!" bentak Amara menunjuk Vara.

Vara berpura-pura ketakutan, lalu memeluk sang ibu. Membuat Selvira geram. "Jaga bicaramu Mbak! Apa kamu punya bukti, kalau putriku pelakunya?! Putriku masih polos dan tidak tahu apa-apa!" balas Selvira dengan suara tegas.

"Alah! Omong kosong! Pasti putrimu pelakunya! Ayo ngaku kamu!" Amara semakin mendesak Vara.

"Jangan sentuh putriku!" ucap Selvira menghalangi Amara.

"Cukup!" ucap Arvin dengan suara tegas. Dia sangat pusing melihat dua istrinya berdebat.

Pusingkan! Makanya jangan sok punya istri dua. Gak bisa adilkan kamu! batin Vara mengejek.

"Begini saja! Kami akan memeriksa cctv! Kami juga mengalami kerugian jika terjadi seperti ini!" ucap Megan.

"Ayo kita buktikan!" ucap Amara penuh percaya diri.

Lunaira kini terdiam dengan wajah gugup, tangannya saling bertautan karena merasa sangat takut.

Para pengunjung lain, ikut penasaran. Apakah perkataan wanita bergaun merah ( Amara) mengatakan kebenaran.

Tak lama staff itu memberikan iPad milik Megan, terlihat Megan menyuruh staffnya dibagian cctv untuk melihatnya.

Tak lama, wajah mereka nampak geram. Lalu menatap Lunaira hanya terdiam membisu dengan wajah pucat.

"Bagaimana?!" Arvin menatap penasaran Megan.

Tanpa berkata-kata, Megan sang pemilik butik memperlihatkan video cctv itu. Wajah Arvin memerah karena merasa malu dan geram.

"Lunaira! Kenapa kamu melakukan hal itu?!" bentak Arvin.

"Apa maksudmu Mas? Kenapa kamu memarahi Luna? Harusnya kamu memarahi Vara!" ucap Amara kesal.

"Diam kamu!" bentak Arvin membuat Amara tersentak.

"Lihat sendiri!" Arvin memperlihatkan cctv itu, membuat mata Amara membulat sempurna. Wajahnya memerah antara malu dan marah.

"Sudah tahu 'kan? Putriku tidak bersalah!" sahut Selvira geram.

"Ayo sayang! Kita pulang!" Selvira menarik lembut tangan Vara.

Sebelum pergi, diam-diam Vara memberikan salam jari tengah pada Amara. Membuat wanita itu semakin geram.

Ini belum seberapa! Lihat apa pesta putrimu akan berjalan lancar! batin Vara menyeringai.

Terpopuler

Comments

Putrii Marfuah

Putrii Marfuah

gemws pjngin nabok muka arvin Dan nendang amara ke planet mars

2024-12-07

1

iin marlina

iin marlina

mantap Thor
bikin Arvin jadi gembel kayaknya seru Thor
ketawa jahat

2024-12-05

1

Iki Agustina

Iki Agustina

Yuhuhuuu ah sukaaa sekali double upnyaaa terima kasih kaka

2024-12-05

1

lihat semua
Episodes
1 Dua Tragedi
2 Bertransmigrasi ke tubuh bocah
3 Pertemuan Pertama Dengan Pelakor
4 Salam Perkenalan Untuk Pelakor
5 Perdebatan
6 Keluar Dari Rumah sakit
7 Anak Pelakor Berulah
8 Hukuman Untuk Lunaira
9 Kedatangan Tamu
10 Dominic
11 Keluarga Vale
12 Butik
13 Pertemuan Tak Terduga.
14 Semakin Renggang
15 Terkejut
16 Pesta Yang Kacau
17 Fitnah
18 Terungkap
19 Terungkap 2
20 Pulang Ke Mansion Prameswari
21 Tuan Dan Nyonya Prameswari Terkejut
22 Keadaan Arvin dan Amara
23 Prameswari Corp
24 Makan Siang
25 Keributan Di Cafe
26 Keberanian Vara
27 Sidang Perceraian
28 Terlalu Cerdas
29 Tikus Perusahaan
30 Makan Siang Bersama
31 Keluarga Tidak Tahu Malu
32 Penyelidikan Si Bocil Vara
33 Vara Di Culik
34 Aksi Vara
35 Memulai Latihan
36 Kondisi Arvin
37 Bertemu Keluarga Andrian
38 Kejujuran Vara
39 Keluarga Vincent
40 Makan Malam
41 Aksi Ibu dan Anak
42 Pembalasan Vara
43 Membersihkan Sisanya.
44 Kedatangan Arvin
45 Berkunjung Ke Mansion Mahardika
46 Lamaran
47 Fitting Baju Pengantin
48 Pelajaran Untuk Para Kunti
49 Resepsi Pernikahan
50 Resepsi Pernikahan 2
51 Kehidupan Baru
52 Kabar Baik
53 Mall
54 Pengorbanan Sang Ayah
55 Kesedihan Yang Mendalam
56 Pemakaman Arvin
57 Menangkap Prayoga
58 Beberapa Tahun Berlalu
59 Kedatangan Dom
60 Kelakuan Dominic
61 Ke Makam Arvin
62 Keposesifan Zayn, Zeno dan Leon.
63 Mereka Mulai Bergerak
64 Peredaran Uang Palsu
65 Langkah Pertama
66 Identitas Baru
67 Ajakan Dominic
68 Alessia
69 Alessia VS Agnes
70 Ternyata
71 Masa Lalu Agnes
72 Kejadian
73 Siapa Dia?
74 Agatha
75 Seperti Badut Bodoh
76 Dia adalah Lunaira
77 Menangkap Alessia
78 Dominic Kebelet Kawin
79 Lamaran Dadakan
80 Mandi Kembang
81 Mencari Agnes
82 Menyelamatkan Agnes
83 Menangkap Orlando
84 Fitting Baju
85 Tingkah Laku Ayah dan Adik
86 Rencana Licik
87 Persiapan Pernikahan
88 Pernikahan
89 Kekacauan
90 Kemenangan
91 Musuh Terkejut
92 Berakhir?
93 Malam Yang Menyedihkan
94 Tendangan Pagi
95 Pembalasan Untuk Pengkhianat
96 Bulan Madu
97 Pulang
98 Alessia Asli Sadar
99 Ulah Orang Tua Alessia
100 Meminta Maaf
101 Musuh Baru?
102 Oracle System
103 Empat Hadiah
104 Menyerang Livia dan Gerald
105 Musuh Yang Bodoh
106 Ngidam Vara
107 Mencari Sekutu
108 Memanggil Mereka
109 Sang Pewaris Memanggil
110 Pasukan Baru
111 Bersiaplah
112 Bergerak
113 Perang Dan Kelahiran
114 Hancurkan Semuanya!
115 Perang Berlanjut
116 Harimau Beraksi
117 Akhir Dan Kelahiran
118 Bahagia
119 Kelakuan Dominic Sachet dan Vara Sachet
120 Kejahilan Empat Penerus
121 Promosi Karya Baru
122 Karya Baru Fantasi
123 Promosi Karya Baru
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Dua Tragedi
2
Bertransmigrasi ke tubuh bocah
3
Pertemuan Pertama Dengan Pelakor
4
Salam Perkenalan Untuk Pelakor
5
Perdebatan
6
Keluar Dari Rumah sakit
7
Anak Pelakor Berulah
8
Hukuman Untuk Lunaira
9
Kedatangan Tamu
10
Dominic
11
Keluarga Vale
12
Butik
13
Pertemuan Tak Terduga.
14
Semakin Renggang
15
Terkejut
16
Pesta Yang Kacau
17
Fitnah
18
Terungkap
19
Terungkap 2
20
Pulang Ke Mansion Prameswari
21
Tuan Dan Nyonya Prameswari Terkejut
22
Keadaan Arvin dan Amara
23
Prameswari Corp
24
Makan Siang
25
Keributan Di Cafe
26
Keberanian Vara
27
Sidang Perceraian
28
Terlalu Cerdas
29
Tikus Perusahaan
30
Makan Siang Bersama
31
Keluarga Tidak Tahu Malu
32
Penyelidikan Si Bocil Vara
33
Vara Di Culik
34
Aksi Vara
35
Memulai Latihan
36
Kondisi Arvin
37
Bertemu Keluarga Andrian
38
Kejujuran Vara
39
Keluarga Vincent
40
Makan Malam
41
Aksi Ibu dan Anak
42
Pembalasan Vara
43
Membersihkan Sisanya.
44
Kedatangan Arvin
45
Berkunjung Ke Mansion Mahardika
46
Lamaran
47
Fitting Baju Pengantin
48
Pelajaran Untuk Para Kunti
49
Resepsi Pernikahan
50
Resepsi Pernikahan 2
51
Kehidupan Baru
52
Kabar Baik
53
Mall
54
Pengorbanan Sang Ayah
55
Kesedihan Yang Mendalam
56
Pemakaman Arvin
57
Menangkap Prayoga
58
Beberapa Tahun Berlalu
59
Kedatangan Dom
60
Kelakuan Dominic
61
Ke Makam Arvin
62
Keposesifan Zayn, Zeno dan Leon.
63
Mereka Mulai Bergerak
64
Peredaran Uang Palsu
65
Langkah Pertama
66
Identitas Baru
67
Ajakan Dominic
68
Alessia
69
Alessia VS Agnes
70
Ternyata
71
Masa Lalu Agnes
72
Kejadian
73
Siapa Dia?
74
Agatha
75
Seperti Badut Bodoh
76
Dia adalah Lunaira
77
Menangkap Alessia
78
Dominic Kebelet Kawin
79
Lamaran Dadakan
80
Mandi Kembang
81
Mencari Agnes
82
Menyelamatkan Agnes
83
Menangkap Orlando
84
Fitting Baju
85
Tingkah Laku Ayah dan Adik
86
Rencana Licik
87
Persiapan Pernikahan
88
Pernikahan
89
Kekacauan
90
Kemenangan
91
Musuh Terkejut
92
Berakhir?
93
Malam Yang Menyedihkan
94
Tendangan Pagi
95
Pembalasan Untuk Pengkhianat
96
Bulan Madu
97
Pulang
98
Alessia Asli Sadar
99
Ulah Orang Tua Alessia
100
Meminta Maaf
101
Musuh Baru?
102
Oracle System
103
Empat Hadiah
104
Menyerang Livia dan Gerald
105
Musuh Yang Bodoh
106
Ngidam Vara
107
Mencari Sekutu
108
Memanggil Mereka
109
Sang Pewaris Memanggil
110
Pasukan Baru
111
Bersiaplah
112
Bergerak
113
Perang Dan Kelahiran
114
Hancurkan Semuanya!
115
Perang Berlanjut
116
Harimau Beraksi
117
Akhir Dan Kelahiran
118
Bahagia
119
Kelakuan Dominic Sachet dan Vara Sachet
120
Kejahilan Empat Penerus
121
Promosi Karya Baru
122
Karya Baru Fantasi
123
Promosi Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!