Pesta Yang Kacau

Malam ini, mansion megah keluarga Arvin penuh dengan suara musik klasik yang mengalun lembut, bercampur tawa para tamu yang memenuhi aula utama.

Pesta ulang tahun Lunaira kini digelar meriah. Dekorasi serba pink dan emas, lengkap dengan balon unicorn, membuat ruangan terlihat seperti kerajaan peri.

Namun di tengah kemegahan itu, Selvira, istri pertama Arvin, dan putri kecilnya, Vara, menjadi pusat perhatian tersembunyi.

Selvira, wanita anggun bergaun biru sederhana namun elegan berjalan turun dari lantai tiga dengan putrinya, Vara, yang mengenakan gaun biru mungil dengan pita biru.

Meski baru berusia tiga tahun, Vara memiliki pembawaan yang membuat orang sulit mengalihkan pandangan.

Terlihat Arvin dan Amara yang sedang berbincang dengan para tamu, seketika menoleh ke arah ibu dan anak itu.

Hubungan Arvin dan Selvira memang semakin renggang, bahkan keduanya sangat jarang bertemu.

Awalnya Vara ingin mengajaknya keluar dari rumah itu, setelah insiden malam itu. Namun, Selvira menolaknya dengan lembut dan mengatakan akan menyelesaikan masalahnya.

Saat tiba di aula utama, Amara mendekati Selvira dengan senyum yang tampak terlalu lebar, diikuti oleh Lunaira yang melangkah anggun dengan gaun penuh payet.

"Mbak Selvira, akhirnya kau datang juga. Aku hampir khawatir kau terlalu sibuk untuk menghadiri acara sebesar ini," kata Amara dengan nada yang jelas bermaksud menyindir.

"Tentu saja, Mbak Amara. Aku tidak akan melewatkan ulang tahun Lunaira. Vara juga sangat bersemangat untuk hadir, bukan begitu, sayang?" Selvira menoleh ke Vara.

Vara mengangguk polos, menatap Lunaira dengan senyum manis. Tapi dalam hatinya mengomel.

Males banget hadiri pesta yang diisi para manusia bermuka dua! batin Vara.

"Celamat ulang tahun, Kak Lunaila! Pecta ini indah sekali. Apa Kak Lunaila yang mendecain cemua ini?" tanya Vara polos.

Lunaira terkejut, tidak menyangka pertanyaan seperti itu dari anak sekecil Vara.

"Eh, tidak. Mama yang mengurus semuanya," jawab Lunaira sinis.

Beberapa tamu berdecak kagum melihat penampilan Vara yang sangat cantik. Mereka bahkan memuji Vara dan bertanya siapa gerangan anak itu..

Lunaira, merasa terganggu dengan perhatian yang mulai beralih ke Vara, mencoba mengembalikan sorotan pada dirinya sendiri.

"Mama, tadi aku menunjukkan pada teman-teman kalau aku bisa membaca cerita dengan lancar. Semua orang bilang aku sangat pintar!" katanya bangga.

Cih! Mau pamer nih! batin Vara.

Amara tersenyum lebar merasa punya kesempatan. "Tentu saja, sayang. Kau memang anak yang luar biasa. Vara pasti tidak tahu apa-apa soal membaca, kan? Padahal di usia Lunaira saat tiga tahu, dia sudah pintar mengenal huruf," sahutnya sombong.

Dih! Emak-emak kayak gini nih suka membanding-bandingkan anak orang! Perlu diberi pelajaran ini! batin Vara.

Vara memiringkan kepala, tersenyum kecil. "Aku juga cudah bica membaca celita tapi aku lebih cuka mendengalkan celita mama cebelum tidul, Kak Lunaila, celita favolit Kakak apa?" tanyanya.

"Um ... aku suka Putri Salju. Kau tahu cerita itu, kan? Pasti tidak!" Lunaira menjawab sombong.

"Tentu aja aku tahu. Tapi apakah Kakak tahu kalau celita Putli Calju peltama kali belasal dali Jelman? Nama aslinya Schneewittchen. Altinya 'putli dengan kulit ceputih calju." Vara berbicara seperti orang dewasa.

Lunaira melongo, tidak tahu harus berkata apa. Para tamu yang sebelumnya meremehkan Vara mulai memandangnya dengan takjub.

Ibu bergaun merah berceletuk, "Anak ini luar biasa. Bagaimana bisa dia tahu hal seperti itu di usia tiga tahun?"

Bisik-bisik kagum mulia terdengar, bahkan Arvin merasa takjub dengan putrinya Vara. Tapi dia tak berani mendekat, apalagi dia memiliki kolega bisnis yang datang.

Amara, yang merasa posisi Lunaira terancam, mencoba mengalihkan perhatian.

"Yah, semua anak punya bakat masing-masing. Tapi Lunaira jelas lebih unggul dalam hal seni. Sayang, kenapa tidak tunjukkan tarian yang kau pelajari?"

Dih! Baru segitu udah merasa sombong! batin Vara

Namun sebelum Lunaira sempat bergerak, Vara melangkah maju.

"Ibu Amala, aku juga cuka ceni. Apakah Kak Lunaila tahu cala melukis dengan cat ail? Aku balu caja menyelecaikan lukican bunga untukmu cebagai kado dali aku!"

Amara terdiam. Ia tahu bahwa Lunaira hampir tidak pernah memegang kuas. Bahkan Lunaira juga ikut terdiam.

Amara segera mengalihkan perhatian, dia tak ingin kalah. Jadi, dia masih berusaha untuk menjatuhkan Selvira bersama anaknya.

"Selvira, aku selalu kagum dengan caramu menjaga kedudukan di rumah ini meskipun … ya, keadaan sudah berbeda. Rasanya sulit, bukan, tinggal sebagai bagian kecil dalam rumah tangga yang besar ini?!" suara Amara terdengar merendahkan.

Beberapa tamu di sekitar mereka tertawa kecil, ikut menambah rasa tidak nyaman. Mereka tidak menyangka jika Selvira dan putrinya orang ketiga dalam hubungan Amara bersama sang suami, Arvin.

Mereka juga berpikiran jika Selvira dan anaknya hanya menumpang disini. Apalagi Arvin terlihat sangat memanjakan Amara.

Seorang tamu, wanita bergaun merah dengan anting berlian besar, mendekati mereka.

"Oh, jadi ini Selvira dan putrinya? Kupikir mereka lebih suka tinggal di tempat yang lebih ... sederhana." Wanita itu menutup mulutnya sambil terkekeh kecil.

"Tentu saja. Maksudku, tidak mudah menjadi tamu permanen di rumah milik orang lain, 'kan?" sahut wanita bergaun hijau.

"Seharusnya dia dan putrinya merasa segan, apalagi dia hanyalah orang ketiga dalam rumah tangga, nyonya Amara dan tuan Arvin!" sahut yang lain sinis.

Wah! Nih orang perlu di lem mulutnya! batin Vara geram.

Para tamu tertawa lagi, sementara Amara tersenyum puas. Selvira tetap tenang, tapi Vara memandang para tamu itu dengan mata tajam yang penuh kecerdasan.

"Tante, kalau ceceolang tinggal di lumahnya cendili, apakah itu belalti meleka tamu?" tanya Vara dengan nada polos.

Tamu bergaun merah terdiam, tidak tahu harus menjawab apa.

Vara kembali melanjutkan ucapannya, "Aku dengal dali oma Lena Mahaldika, lumah ini dibangun atas nama Mama Celvila cebelum aku lahil. Jadi cebenalnya, ciapa yang menumpang?"

"Apalagi, Mama cebagai istli peltama tentu mendapatkan kedudukan yang lebih baik. Dibandingkan istli kedua yang hanya numpang belsama anaknya!" ucap Vara pedas.

Keheningan tiba-tiba menyelimuti kelompok itu. Selvira menahan senyum, sementara Amara tampak tidak nyaman dan juga sangat geram.

Orang-orang mulai berbisik tentang kebenaran itu, mereka terkejut setelah tahu jika teman mereka Amara adalah istri kedua

"Ayo sayang! Sepertinya acara tiup lilin dimulai!" Amara lebih menghindar dan mencoba mengalihkan perhatian.

Kedua ibu dan anak itu naik ke panggung diikuti oleh Arvin. Tapi yang membuat mereka panas, karena Amara diam-diam di cibir oleh tamu.

Mereka tidak menyangka jika Amara lah yang istri kedua, dan menjadi benalu di rumah tangga Selvira dan Arvin.

Belum acara inti masuk, mereka tiba-tiba pulang semua sambil mengajak anak-anak mereka. Tentu membuat Amara dan putrinya syok. Sedangkan Arvin tidak tahu harus berkata apa.

Amara langsung menghalangi mereka semua, membuat para tamu mendelik sinis.

"Nyonya-nyonya dan Tuan-tuan! Acara belum selesai, kenapa kalian ingin pulang?" tanya Amara lembut.

"Maaf Nyonya Amara! Kami tidak ingin anak kami berteman dengan anak seorang pelakor! Takut anak kamu juga sama sifatnya seperti ibunya!" ucap wanita bergaun merah.

Amara mencoba menahan amarahnya. "Lho, tunggu —"

Mereka segera melangkah keluar, tanpa mendengar ucapan dari Amara. Membuat wanita itu merasa frustasi. Lunaira kini sudah menangis.

Terpopuler

Comments

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

seruuuuu....mampus lah kalian para sampah..

2025-01-06

2

Lintong

Lintong

tak masuk akal, tamu kok nyindirin tuan rumah,,, semoga di real life tidak ada seperti itu..

2025-02-28

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

mamam tuh karma karna skrng mulai berjalan pd kalian 😏😏

2025-01-29

1

lihat semua
Episodes
1 Dua Tragedi
2 Bertransmigrasi ke tubuh bocah
3 Pertemuan Pertama Dengan Pelakor
4 Salam Perkenalan Untuk Pelakor
5 Perdebatan
6 Keluar Dari Rumah sakit
7 Anak Pelakor Berulah
8 Hukuman Untuk Lunaira
9 Kedatangan Tamu
10 Dominic
11 Keluarga Vale
12 Butik
13 Pertemuan Tak Terduga.
14 Semakin Renggang
15 Terkejut
16 Pesta Yang Kacau
17 Fitnah
18 Terungkap
19 Terungkap 2
20 Pulang Ke Mansion Prameswari
21 Tuan Dan Nyonya Prameswari Terkejut
22 Keadaan Arvin dan Amara
23 Prameswari Corp
24 Makan Siang
25 Keributan Di Cafe
26 Keberanian Vara
27 Sidang Perceraian
28 Terlalu Cerdas
29 Tikus Perusahaan
30 Makan Siang Bersama
31 Keluarga Tidak Tahu Malu
32 Penyelidikan Si Bocil Vara
33 Vara Di Culik
34 Aksi Vara
35 Memulai Latihan
36 Kondisi Arvin
37 Bertemu Keluarga Andrian
38 Kejujuran Vara
39 Keluarga Vincent
40 Makan Malam
41 Aksi Ibu dan Anak
42 Pembalasan Vara
43 Membersihkan Sisanya.
44 Kedatangan Arvin
45 Berkunjung Ke Mansion Mahardika
46 Lamaran
47 Fitting Baju Pengantin
48 Pelajaran Untuk Para Kunti
49 Resepsi Pernikahan
50 Resepsi Pernikahan 2
51 Kehidupan Baru
52 Kabar Baik
53 Mall
54 Pengorbanan Sang Ayah
55 Kesedihan Yang Mendalam
56 Pemakaman Arvin
57 Menangkap Prayoga
58 Beberapa Tahun Berlalu
59 Kedatangan Dom
60 Kelakuan Dominic
61 Ke Makam Arvin
62 Keposesifan Zayn, Zeno dan Leon.
63 Mereka Mulai Bergerak
64 Peredaran Uang Palsu
65 Langkah Pertama
66 Identitas Baru
67 Ajakan Dominic
68 Alessia
69 Alessia VS Agnes
70 Ternyata
71 Masa Lalu Agnes
72 Kejadian
73 Siapa Dia?
74 Agatha
75 Seperti Badut Bodoh
76 Dia adalah Lunaira
77 Menangkap Alessia
78 Dominic Kebelet Kawin
79 Lamaran Dadakan
80 Mandi Kembang
81 Mencari Agnes
82 Menyelamatkan Agnes
83 Menangkap Orlando
84 Fitting Baju
85 Tingkah Laku Ayah dan Adik
86 Rencana Licik
87 Persiapan Pernikahan
88 Pernikahan
89 Kekacauan
90 Kemenangan
91 Musuh Terkejut
92 Berakhir?
93 Malam Yang Menyedihkan
94 Tendangan Pagi
95 Pembalasan Untuk Pengkhianat
96 Bulan Madu
97 Pulang
98 Alessia Asli Sadar
99 Ulah Orang Tua Alessia
100 Meminta Maaf
101 Musuh Baru?
102 Oracle System
103 Empat Hadiah
104 Menyerang Livia dan Gerald
105 Musuh Yang Bodoh
106 Ngidam Vara
107 Mencari Sekutu
108 Memanggil Mereka
109 Sang Pewaris Memanggil
110 Pasukan Baru
111 Bersiaplah
112 Bergerak
113 Perang Dan Kelahiran
114 Hancurkan Semuanya!
115 Perang Berlanjut
116 Harimau Beraksi
117 Akhir Dan Kelahiran
118 Bahagia
119 Kelakuan Dominic Sachet dan Vara Sachet
120 Kejahilan Empat Penerus
121 Promosi Karya Baru
122 Karya Baru Fantasi
123 Promosi Karya Baru
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Dua Tragedi
2
Bertransmigrasi ke tubuh bocah
3
Pertemuan Pertama Dengan Pelakor
4
Salam Perkenalan Untuk Pelakor
5
Perdebatan
6
Keluar Dari Rumah sakit
7
Anak Pelakor Berulah
8
Hukuman Untuk Lunaira
9
Kedatangan Tamu
10
Dominic
11
Keluarga Vale
12
Butik
13
Pertemuan Tak Terduga.
14
Semakin Renggang
15
Terkejut
16
Pesta Yang Kacau
17
Fitnah
18
Terungkap
19
Terungkap 2
20
Pulang Ke Mansion Prameswari
21
Tuan Dan Nyonya Prameswari Terkejut
22
Keadaan Arvin dan Amara
23
Prameswari Corp
24
Makan Siang
25
Keributan Di Cafe
26
Keberanian Vara
27
Sidang Perceraian
28
Terlalu Cerdas
29
Tikus Perusahaan
30
Makan Siang Bersama
31
Keluarga Tidak Tahu Malu
32
Penyelidikan Si Bocil Vara
33
Vara Di Culik
34
Aksi Vara
35
Memulai Latihan
36
Kondisi Arvin
37
Bertemu Keluarga Andrian
38
Kejujuran Vara
39
Keluarga Vincent
40
Makan Malam
41
Aksi Ibu dan Anak
42
Pembalasan Vara
43
Membersihkan Sisanya.
44
Kedatangan Arvin
45
Berkunjung Ke Mansion Mahardika
46
Lamaran
47
Fitting Baju Pengantin
48
Pelajaran Untuk Para Kunti
49
Resepsi Pernikahan
50
Resepsi Pernikahan 2
51
Kehidupan Baru
52
Kabar Baik
53
Mall
54
Pengorbanan Sang Ayah
55
Kesedihan Yang Mendalam
56
Pemakaman Arvin
57
Menangkap Prayoga
58
Beberapa Tahun Berlalu
59
Kedatangan Dom
60
Kelakuan Dominic
61
Ke Makam Arvin
62
Keposesifan Zayn, Zeno dan Leon.
63
Mereka Mulai Bergerak
64
Peredaran Uang Palsu
65
Langkah Pertama
66
Identitas Baru
67
Ajakan Dominic
68
Alessia
69
Alessia VS Agnes
70
Ternyata
71
Masa Lalu Agnes
72
Kejadian
73
Siapa Dia?
74
Agatha
75
Seperti Badut Bodoh
76
Dia adalah Lunaira
77
Menangkap Alessia
78
Dominic Kebelet Kawin
79
Lamaran Dadakan
80
Mandi Kembang
81
Mencari Agnes
82
Menyelamatkan Agnes
83
Menangkap Orlando
84
Fitting Baju
85
Tingkah Laku Ayah dan Adik
86
Rencana Licik
87
Persiapan Pernikahan
88
Pernikahan
89
Kekacauan
90
Kemenangan
91
Musuh Terkejut
92
Berakhir?
93
Malam Yang Menyedihkan
94
Tendangan Pagi
95
Pembalasan Untuk Pengkhianat
96
Bulan Madu
97
Pulang
98
Alessia Asli Sadar
99
Ulah Orang Tua Alessia
100
Meminta Maaf
101
Musuh Baru?
102
Oracle System
103
Empat Hadiah
104
Menyerang Livia dan Gerald
105
Musuh Yang Bodoh
106
Ngidam Vara
107
Mencari Sekutu
108
Memanggil Mereka
109
Sang Pewaris Memanggil
110
Pasukan Baru
111
Bersiaplah
112
Bergerak
113
Perang Dan Kelahiran
114
Hancurkan Semuanya!
115
Perang Berlanjut
116
Harimau Beraksi
117
Akhir Dan Kelahiran
118
Bahagia
119
Kelakuan Dominic Sachet dan Vara Sachet
120
Kejahilan Empat Penerus
121
Promosi Karya Baru
122
Karya Baru Fantasi
123
Promosi Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!