Terungkap 2

Langit senja mulai meredup, menyelimuti kediaman megah keluarga Mahardika. Di tengah keheningan itu, suasana di halaman rumah begitu tegang.

Arvin berdiri diam di tengah, memandang amplop cokelat di tangannya yang baru saja diberikan oleh Vara, anak yang dikatakannya bukan darah dagingnya.

"Pasien didiagnosis dengan azoospermia. Probabilitas fertilitas: nihil."

Arvin tersentak, tubuhnya seolah lumpuh. Kata-kata itu terus terngiang-ngiang di kepalanya.

"Ini ... ini tidak mungkin! Pasti ada kesalahan! Vara, dari mana kau mendapatkan ini?" tanya Arvin mencoba menyangkalnya.

Dengan wajah polos Vara menjawab, "Itu dari kulil. Kata tukang kulil itu, itu dali doktel Lian. Tapi aku balu membelikannya, pada Tuan Alvin."

Deg!

Tatapan Vara penuh ketegasan. Arvin merasa kakinya goyah. Ia tidak hanya dihadapkan pada kenyataan bahwa dirinya mandul, tetapi juga bahwa Vara anak yang ia katakan anak haram adalah satu-satunya darah dagingnya..

Disisi lain, Amara tampak terlihat santai. Terlihat salah satu pelayan kepercayaan membawakan koper miliknya juga koper putrinya.

"Arvin, lihat apa yang kau dapat? Kau sudah tidak pantas lagi menjadi bagian dari keluarga ini! Kau telah mempermalukan nama besar Mahardika! Pergilah, dan bawa perempuan serta anak tirimu itu bersamamu!" suara tuan Mahardika terdengar tegas.

Arvin menoleh ke arah ayahnya, wajahnya memohon. Namun, Tuan Mahardika tidak menunjukkan belas kasihan sedikit pun.

"Amara ... apa benar, anak yang ada di dalam kandunganmu, bukan darah dagingku?" tanya Arvin menatap istri keduanya.

Amara tersenyum tipis, penuh ejekan. "Anak ini? Tentu saja bukan anakmu, Arvin. Kau tidak bisa memiliki anak, bukan? Kau sendiri yang membaca hasilnya tadi."

Arvin menggeleng cepat. "Tolong ... katakan kau berbohong, Amara. Katakan anak ini milikku ...."

Amara berdiri dengan bersedekap dada. "Kenapa aku harus berbohong? Aku hanya mengatakan kebenaran. Kau sudah tidak punya apa-apa lagi, Arvin. Semua hartamu telah diwariskan kepada Vara, anakmu dengan Selvira. Tidak ada lagi yang bisa ku pertahankan darimu. Aku menikah denganmu hanya karena kupikir kau punya harta."

Sudah kepalang basah, Amara tidak ingin hidup miskin. Jadi, dia mengeluarkan semua uneg-unegnya dalam hati.

Pernyataan Amara, menghantam Arvin seperti badai. Ia kini sadar betapa bodohnya ia mempercayai Amara dan meninggalkan Selvira—istrinya yang setia.

Arvin ingat bagaimana ia menceraikan Selvira karena fitnah kejam Amara yang menuduh Selvira berselingkuh. Bahkan, mengatai putrinya sendiri anak haram.

Emosi Arvin menggelegak, dengan cepat dia berjalan ke arah istri keduanya itu dan memberikan Amara sesuatu yang membuatnya terkejut.

Plak!

Suara tamparan keras menggema, membuat Amara memalingkan wajahnya. Orang-orang yang ada disana hanya diam menyaksikan hal itu.

"Dasar pelacur kau, Amara! Kau membodohi ku, hingga aku menceraikan Selvira!" bentak Arvin.

Savage mah ini! Vara bersorak gembira dalam hati.

Amara memegangi pipinya yang memerah, terlihat bibirnya robek karena tamparan tersebut.

Mata Amara memperlihatkan kebencian. "Kau saja yang bodoh, Arvin! Mau-maunya percaya padaku!" balas Amara tidak merasa bersalah sama sekali.

"Sekarang kau tidak memiliki apa-apa lagi! Percuma aku tinggal bersama mu. Aku tidak ingin hidup dalam kemiskinan bersamamu, lebih baik aku ke ayah dari bayi yang ku kandung ini."

Eh! Kau mau kemana? Kau tidak akan bisa lari kunti bogel! seru Vara dalam hati menyeringai.

Setelah mengatakan hal itu, Amara berjalan menuju gerbang dengan langkah cepat. Ia menggandeng tangan Lunaira, sementara seorang pengasuh baru Lunaira, bernama Nina membawakan tas-tas mereka.

Namun sebelum mereka sempat keluar, suara sirene polisi menggelegar. Dua mobil polisi berhenti di depan gerbang, dan beberapa petugas keluar dengan langkah tegas.

"Amara Mahardika, Anda kami tangkap atas tuduhan percobaan pembunuhan terhadap Vara Mahardika!"

Deg!

Tubuh Amara membeku, matanya terbelalak. Napasnya tercekat di tenggorokan. Arvin yang melihat hal itu penasaran.

"Ada apa ini?" tanya Arvin penasaran, dia bahkan melupakan hal lainnya.

Para polisi itu menatap Arvin. "Tuan Arvin Mahardika. Kami datang kesini, atas laporan kalau nyonya Amara adalah dalang dari percobaan pembunuhan terhadap nona Vara!"

Mata Arvin membulat sempurna, dia tak menyangka jika istri keduanya yang dikiranya sosok ibu peri yang penyayang. Ternyata ada sesosok iblis.

"Tidak! Kalian berbohong!" teriak Amara panik, saat tangannya mulai di borgol.

"Anda bisa jelaskan di kantor polisi. Pelaku atas nama, Santi. Sudah memberitahu kami, jika Anda lah yang menyuruhnya, untuk mendorong nona Vara ke kolam renang," ucap polisi tersebut.

Tubuh Amara bergetar hebat, dia tak menyangka akan ketahuan seperti ini. Tadinya dia akan ke rumah selingkuhannya, dan akan membalas dendam pada Selvira dan Vara.

"Tidak! Aku tidak bersalah! Itu semua fitnah!" teriak Amara memberontak.

"Ikut kami, atau Anda kami tembak!" ancam petugas itu karena Amara tidak berhenti memberontak.

"Jangan bawa Mama ku!" teriak Lunaira menangis di pelukan pengasuhnya, Nina.

Amara berusaha melawan lagi, tetapi usahanya sia-sia. Polisi membawanya menuju mobil patroli, meninggalkan Lunaira yang terus memanggil-manggil ibunya.

"Mas Arvin tolong aku!" teriak Amara.

Arvin berdiri terpaku, tidak memedulikan Amara lagi. Pandangannya kini tertuju pada Vara, yang tetap tenang di tengah kekacauan itu.

Terlihat juga Selvira yang berdiri disamping sang ibu, nyonya Prameswari. Wajah cantiknya bersinar, tetapi matanya tidak bisa dibohongi yang memancarkan luka, yang berubah menjadi kebekuan.

Arvin mencoba berjalan mendekati sang mantan istri, namun tuan Prameswari menghalanginya..

"Selvira ... aku minta maaf. Aku telah salah. Aku tidak pernah seharusnya menceraikan mu. Tolong, beri aku kesempatan kedua. Aku akan memperbaiki semuanya!"

Ucapan Arvin terdengar sangat tidak tahu malu, bahkan orangtuanya merasa malu terhadap besannya.

"Kesempatan kedua? Kau memintaku kembali setelah semua yang terjadi? Bahkan aku rela dimadu hanya untuk membuktikan cintaku, tapi kau malah tidak mempercayai ku. Kau bahkan mengatakan, jika Vara bukanlah anak kandungmu. Maaf aku tidak akan memberimu kesempatan!"

Ucapan Selvira membuat jatuh Arvin jatuh berlutut, air matanya mengalir tanpa henti. Selvira memalingkan wajahnya, lalu menggenggam tangan Vara dengan lembut.

Arvin merasa sangat menyesal. Bahkan dia ingin memutar waktu, dan tidak ingin bertemu dengan Amara lagi.

"Inilah ular yang kau pelihara, dia bahkan dengan liciknya hampir mencelakai cucuku. Mama sudah dari awal tidak menyukainya, karena Mama tau, dia bukan wanita baik-baik. Tapi kau malah membelanya, bahkan menjadikannya istri kedua," ujar nyonya Lena Mahardika.

"Jangan pernah menganggu putri dan cucuku lagi. Kau sudah membuangnya, dan tidak akan pernah kau, aku biarkan sedikit pun menyentuh mereka," sahut tuan Prameswari dingin.

Pria parubaya itu kemudian menatap cucu dan putrinya. "Ayo Vara sayang! Kita pulang ke rumah asli kita!" ajak tuan Prameswari.

"Tuan dan Nyonya Mahardika, aku masih mengijinkan kalian untuk menjenguk Vara. Karena dia tetap keturunan kalian," sambung tuan Prameswari.

Tuan dan nyonya Mahardika hanya mengangguk, dia menyesalkan sikap Arvin yang tidak tahu diri.

Tentu mereka tidak bisa membantah, karena keluarga Prameswari masih di atas mereka.

Selvira menarik lembut tangan sang putri. "Ayo Vara sayang!"

"Baik Mama!"

Arvin menatap punggung mantan istri dan putrinya, semuanya telah hancur lebur.

Terpopuler

Comments

Tala Sakila

Tala Sakila

bagus thor ceritanya gercep gk bertele2

2024-12-30

1

Tiara Bella

Tiara Bella

kapok kan...Arvin skrng mw tinggal dimna diusir dr rmhnya sndiri belain uler sh

2024-12-10

2

Anna

Anna

waktu di awal ceritanya tentang agen apalah. lha kok sekarang jadi sinetron pelakor. ini gimana ya thor?

2025-02-24

0

lihat semua
Episodes
1 Dua Tragedi
2 Bertransmigrasi ke tubuh bocah
3 Pertemuan Pertama Dengan Pelakor
4 Salam Perkenalan Untuk Pelakor
5 Perdebatan
6 Keluar Dari Rumah sakit
7 Anak Pelakor Berulah
8 Hukuman Untuk Lunaira
9 Kedatangan Tamu
10 Dominic
11 Keluarga Vale
12 Butik
13 Pertemuan Tak Terduga.
14 Semakin Renggang
15 Terkejut
16 Pesta Yang Kacau
17 Fitnah
18 Terungkap
19 Terungkap 2
20 Pulang Ke Mansion Prameswari
21 Tuan Dan Nyonya Prameswari Terkejut
22 Keadaan Arvin dan Amara
23 Prameswari Corp
24 Makan Siang
25 Keributan Di Cafe
26 Keberanian Vara
27 Sidang Perceraian
28 Terlalu Cerdas
29 Tikus Perusahaan
30 Makan Siang Bersama
31 Keluarga Tidak Tahu Malu
32 Penyelidikan Si Bocil Vara
33 Vara Di Culik
34 Aksi Vara
35 Memulai Latihan
36 Kondisi Arvin
37 Bertemu Keluarga Andrian
38 Kejujuran Vara
39 Keluarga Vincent
40 Makan Malam
41 Aksi Ibu dan Anak
42 Pembalasan Vara
43 Membersihkan Sisanya.
44 Kedatangan Arvin
45 Berkunjung Ke Mansion Mahardika
46 Lamaran
47 Fitting Baju Pengantin
48 Pelajaran Untuk Para Kunti
49 Resepsi Pernikahan
50 Resepsi Pernikahan 2
51 Kehidupan Baru
52 Kabar Baik
53 Mall
54 Pengorbanan Sang Ayah
55 Kesedihan Yang Mendalam
56 Pemakaman Arvin
57 Menangkap Prayoga
58 Beberapa Tahun Berlalu
59 Kedatangan Dom
60 Kelakuan Dominic
61 Ke Makam Arvin
62 Keposesifan Zayn, Zeno dan Leon.
63 Mereka Mulai Bergerak
64 Peredaran Uang Palsu
65 Langkah Pertama
66 Identitas Baru
67 Ajakan Dominic
68 Alessia
69 Alessia VS Agnes
70 Ternyata
71 Masa Lalu Agnes
72 Kejadian
73 Siapa Dia?
74 Agatha
75 Seperti Badut Bodoh
76 Dia adalah Lunaira
77 Menangkap Alessia
78 Dominic Kebelet Kawin
79 Lamaran Dadakan
80 Mandi Kembang
81 Mencari Agnes
82 Menyelamatkan Agnes
83 Menangkap Orlando
84 Fitting Baju
85 Tingkah Laku Ayah dan Adik
86 Rencana Licik
87 Persiapan Pernikahan
88 Pernikahan
89 Kekacauan
90 Kemenangan
91 Musuh Terkejut
92 Berakhir?
93 Malam Yang Menyedihkan
94 Tendangan Pagi
95 Pembalasan Untuk Pengkhianat
96 Bulan Madu
97 Pulang
98 Alessia Asli Sadar
99 Ulah Orang Tua Alessia
100 Meminta Maaf
101 Musuh Baru?
102 Oracle System
103 Empat Hadiah
104 Menyerang Livia dan Gerald
105 Musuh Yang Bodoh
106 Ngidam Vara
107 Mencari Sekutu
108 Memanggil Mereka
109 Sang Pewaris Memanggil
110 Pasukan Baru
111 Bersiaplah
112 Bergerak
113 Perang Dan Kelahiran
114 Hancurkan Semuanya!
115 Perang Berlanjut
116 Harimau Beraksi
117 Akhir Dan Kelahiran
118 Bahagia
119 Kelakuan Dominic Sachet dan Vara Sachet
120 Kejahilan Empat Penerus
121 Promosi Karya Baru
122 Karya Baru Fantasi
123 Promosi Karya Baru
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Dua Tragedi
2
Bertransmigrasi ke tubuh bocah
3
Pertemuan Pertama Dengan Pelakor
4
Salam Perkenalan Untuk Pelakor
5
Perdebatan
6
Keluar Dari Rumah sakit
7
Anak Pelakor Berulah
8
Hukuman Untuk Lunaira
9
Kedatangan Tamu
10
Dominic
11
Keluarga Vale
12
Butik
13
Pertemuan Tak Terduga.
14
Semakin Renggang
15
Terkejut
16
Pesta Yang Kacau
17
Fitnah
18
Terungkap
19
Terungkap 2
20
Pulang Ke Mansion Prameswari
21
Tuan Dan Nyonya Prameswari Terkejut
22
Keadaan Arvin dan Amara
23
Prameswari Corp
24
Makan Siang
25
Keributan Di Cafe
26
Keberanian Vara
27
Sidang Perceraian
28
Terlalu Cerdas
29
Tikus Perusahaan
30
Makan Siang Bersama
31
Keluarga Tidak Tahu Malu
32
Penyelidikan Si Bocil Vara
33
Vara Di Culik
34
Aksi Vara
35
Memulai Latihan
36
Kondisi Arvin
37
Bertemu Keluarga Andrian
38
Kejujuran Vara
39
Keluarga Vincent
40
Makan Malam
41
Aksi Ibu dan Anak
42
Pembalasan Vara
43
Membersihkan Sisanya.
44
Kedatangan Arvin
45
Berkunjung Ke Mansion Mahardika
46
Lamaran
47
Fitting Baju Pengantin
48
Pelajaran Untuk Para Kunti
49
Resepsi Pernikahan
50
Resepsi Pernikahan 2
51
Kehidupan Baru
52
Kabar Baik
53
Mall
54
Pengorbanan Sang Ayah
55
Kesedihan Yang Mendalam
56
Pemakaman Arvin
57
Menangkap Prayoga
58
Beberapa Tahun Berlalu
59
Kedatangan Dom
60
Kelakuan Dominic
61
Ke Makam Arvin
62
Keposesifan Zayn, Zeno dan Leon.
63
Mereka Mulai Bergerak
64
Peredaran Uang Palsu
65
Langkah Pertama
66
Identitas Baru
67
Ajakan Dominic
68
Alessia
69
Alessia VS Agnes
70
Ternyata
71
Masa Lalu Agnes
72
Kejadian
73
Siapa Dia?
74
Agatha
75
Seperti Badut Bodoh
76
Dia adalah Lunaira
77
Menangkap Alessia
78
Dominic Kebelet Kawin
79
Lamaran Dadakan
80
Mandi Kembang
81
Mencari Agnes
82
Menyelamatkan Agnes
83
Menangkap Orlando
84
Fitting Baju
85
Tingkah Laku Ayah dan Adik
86
Rencana Licik
87
Persiapan Pernikahan
88
Pernikahan
89
Kekacauan
90
Kemenangan
91
Musuh Terkejut
92
Berakhir?
93
Malam Yang Menyedihkan
94
Tendangan Pagi
95
Pembalasan Untuk Pengkhianat
96
Bulan Madu
97
Pulang
98
Alessia Asli Sadar
99
Ulah Orang Tua Alessia
100
Meminta Maaf
101
Musuh Baru?
102
Oracle System
103
Empat Hadiah
104
Menyerang Livia dan Gerald
105
Musuh Yang Bodoh
106
Ngidam Vara
107
Mencari Sekutu
108
Memanggil Mereka
109
Sang Pewaris Memanggil
110
Pasukan Baru
111
Bersiaplah
112
Bergerak
113
Perang Dan Kelahiran
114
Hancurkan Semuanya!
115
Perang Berlanjut
116
Harimau Beraksi
117
Akhir Dan Kelahiran
118
Bahagia
119
Kelakuan Dominic Sachet dan Vara Sachet
120
Kejahilan Empat Penerus
121
Promosi Karya Baru
122
Karya Baru Fantasi
123
Promosi Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!