Dominic

Disinilah Vara sekarang, di taman bunga mansion Mahardika. Bocah perempuan itu terlihat malas, apalagi anak laki-laki tampan itu terus mengikutinya.

"Kamu kenapa telus mengikuti ku?" tanya Vara kesal.

"Vara kan amnesia, jadi aku harus menjaga Vara. Biar Vara tidak tersesat!"

Aku tidak amnesia cuk! teriak Vara dalam hati merasa kesal

Bocah perempuan itu bertambah kesal, pasalnya dia ingin berjalan-jalan untuk melihat semua sudut mansion yang ada. Dia ingin melihat lokasi tempat celakanya Vara asli.

"Aku pernah berjanji, untuk melindungi Vara!" ucap anak laki-laki tampan itu lagi.

Dih! Aku tidak akan tergoda dengan seorang bocah ingusan! batin Vara merasa kesal.

Tidak ada pilihan lain, akhirnya Vara duduk di rumput yang bersih lalu mengambil boneka edisi khusus yang diberikan keluarga Vale. Diikuti oleh Dominic.

Ck, sultan mah bebas! Masa boneka seperti ini seharga mobil batin Vara meringis menelisik boneka yang ada ditangannya.

Walaupun Vara telah memiliki banyak uang, tapi dulu dia pernah merasakan kemiskinan. Makan pun harus berbagi bersama anak-anak panti lainnya.

"Kenapa kau kecini lagi?" tanya Vara mengerutkan dahinya.

"Aku ingin bermain dengan Vara," jawab Dominic lembut.

"Ck, dacal bocah!" sinis Vara.

Dominic terkekeh. "Kamu yang bocah, aku sudah 6 tahun. Sedangkan kamu masih berusia 3 tahun." anak laki-laki tampan itu mengacak rambut Vara.

Bocah ini ternyata ganteng juga yak! Wajahnya kek aktor! Eh! Astaga, apa yang kau pikirkan Kara. Ingat! Dia itu masih bocah! batin Vara menggeleng-gelengkan kepalanya, membuat Dominic khawatir.

"Kamu kenapa? Apa Vara merasa pusing?" tanya Dominic perhatian.

Lah! Bocah ini perhatian banget cuk! Masih kecil aja udah romantis! batin Vara terkekeh.

"Gak ada apa-apa kok!" sahut Vara polos.

"Ya, sudah! Jika kamu tidak ingin diganggu. Kamu harus menerima tantanganku untuk bermain lomba lari!" ucap Dominic lembut.

"Wah! Bocah ini melemehkan aku!" ucap Vara tersinggung.

"Baiklah aku ciap!" sahut Vara tersenyum sombong.

Dominic kembali terkekeh, mendengar celotehan bocah perempuan didepannya itu.

"Kalau aku menang, kamu harus menjadi milikku! Kalau kamu menang, aku tidak akan menggangu mu!" ucap Dominic lagi.

Mata Vara melotot lucu, tapi dia juga tak ingin diganggu oleh bocah laki-laki di depannya itu. Akhirnya dia mengangguk.

Bocah ini tidak akan membiarkan aku! Lebih baik aku terima saja deh! Lari mah kecil! batin Vara tersenyum puas.

"Baiklah! Deal!" Vara menyodorkan tangannya untuk bersalaman.

"Deal!"

Diam-diam Dominic menyeringai, sepertinya Vara tidak menyadari lagi jika sekarang, dia hanya bocah tiga tahun. Bukan seorang agen ganda lagi.

"Aku hitung satu sampai tiga yah! Kita akan memutari mansion ini!" ucap Dominic.

Vara mengangguk. "Hmm ...."

Keduanya kini bersiap, saat hitungan ketiga. Dominic melesat jauh, sedangkan Vara tertinggal di belakang.

"Ya ampun! Aku balu ingat, aku di tubuh ceolang bocil," gumam Vara merasa menyesal sudah menerima tantangan itu.

"Duh! Kenapa tubuh bocah ini cangat belat?!" gerutu Vara berlari.

Belum juga ada setengah putaran, Vara sudah sangat ngos-ngosan. Wajah bocah perempuan itu sudah sangat memerah karena terkena sinar matahari.

Sedangkan Brian, Tania, Selvira dan Arvin terkekeh kecil. Mereka memperhatikan tingkah keduanya. Brian masih merasa marah dengan Arvin, jadi posisi mereka terlihat berjauhan.

"Putramu sangat pandai memanipulasi putriku!" ucap Selvira terkekeh geli.

"Keturunan Vale harus bisa menguasai hal itu!" jawab Tania terkekeh.

Akhirnya Dominic tiba lebih dulu, membuat Vara cemberut. Dia hanya berjalan, karena tak kuat untuk berlari lagi.

"Kamu culang! Kaki kamu, cangat panjang!" gerutu Vara.

Dominic terkekeh. "Aku tidak curang! Kakimu saja yang pendek!" balas Dominic mengacak rambut Vara.

"Akhirnya, kamu akan terus menjadi milikku!" ucap Dominic dengan wajah seriusnya.

Vara mengabaikan perkataan bocah laki-laki tampan itu, dia pikir ini hanyalah permainan anak-anak yang akan segera dilupakan. Tak tahu saja dia, jika di masa depan. Dominic akan terus mengingat hal itu.

Kini malam pun menjelang, terlihat keluarga Mahardika makan malam bersama tamunya. Dominic tak henti-hentinya memberikan lauk di piring Vara membuat bocah perempuan itu kesal.

Melihat Vara hanya makan sedikit, Tania bertanya, "Vara sayang! Kenapa kamu makannya sedikit sayang?" tanya wanita elegan itu.

"Vala lagi ploglam diet!" jawab Vara polos.

"Uhuk ... uhuk ..." Mereka kompak tersedak makanan, saat mendengar penuturan bocah perempuan cantik berusia 3 tahun.

"Sayang! Siapa yang mengajari kamu diet? Kamu itu masih perlu makanan bergizi untuk membantu pertumbuhan Vara!" ucap Selvira lembut.

Lah! Aku emang diet cuk! Ini semua gara-gara bocah ini! maki Vara menatap sinis Dominic.

Vara masih kesal, karena merasa telah dipermainkan oleh bocah 6 tahun.

"Tidak ada yang mau cama Vala nanti, kalau Vala gendut!" jawab Vara asal.

"Aku ada kok! Aku akan selalu mau sama Vara, bagaimana pun keadaan Vara?!" sahut Dominic serius.

Dih! Nih bocah mulutnya gampang banget tebar janji! Jangan-jangan bocah ini playboy cap cicak ini! batin Vara melirik Dominic.

"Nah! Lihat putraku! Dia ini gentleman sama seperti aku!" ucap Brian bangga.

"Tidak! Putriku masih kecil! Jangan mendekatinya!" ucap Selvira terkekeh.

"Ayolah! Kita akan menjadi besan di masa depan!" ucap Tania antusias.

Vara menatap horor pada orang tua itu, dia sangat tidak ingin berjodoh dengan bocah laki-laki di depannya ini. Mereka tertawa kecil, kemudian melanjutkan makan malam mereka.

Sedangkan Amara dan anaknya, mereka seolah-olah tidak dianggap oleh keluarga Vale itu. Hanya Arvin yang mencoba menenangkan sang istri kedua.

Setelah makan, mereka berkumpul di ruang keluarga. Terlihat Dominic terus menempeli Vara, sedangkan Lunaira terus menempel pada Dominic, membuat bocah laki-laki itu risih.

"Bagaimana dengan pembicaraan kita tadi? Aku serius ingin menjodohkan Vara dengan Putraku Dominic!" ucap Brian serius.

"Uhuk ... uhuk ..."

Kini giliran Vara tersedak ludahnya sendiri. Dengan sigap Dominic memberikan air minum untuk Vara. Membuat Vara dengan sigap mengambil air tersebut.

"Telima kacih!" kata Vara merasa lega.

Tentu kelakuan dua bocah itu menjadi perhatian sang orang tua. Tania sudah sangat senang.

"Aku setuju dengan Mas Brian, Vara akan menjadi menantuku di masa depan!" sahut Tania antusias.

Lah masih lama cuk! Lagian aku ini wanita dewasa, mana mungkin mau nikah sama bocah! batin Vara menggerutu.

Amara yang sudah tidak tahan, angkat suara, "Apa tidak terlalu jomplang, bukankah lebih baik yang dijodohkan dengan Nak Dominic itu adalah Lunaira. Usia mereka juga sama, benarkan, Mas?!" wanita itu meminta pendapat pada sang suami.

Sedangkan Brian dan Tania kini berwajah dingin, Selvira hanya diam. Karena Amara adalah kesayangan Arvin, dia terlalu bodoh mempertahankan pernikahannya.

Terpopuler

Comments

cha_cha96

cha_cha96

ya ampun kara sadar sayang kamu itu vara anak usia 3 tahun 🤣

2025-01-08

3

vj'z tri

vj'z tri

eh siapa Luh mau jodoh jodohin .Dom suka nya juga sama Vara bukan ma anak lu 🤣🤣🤣🤣 udah jelas jelas di tolak 🫣🫣🫣

2025-01-02

2

neng ade

neng ade

risih juga ya itu kelakuan nya si pelakor sm anak nya seolah mereka lah nyonya besar di rumah itu ..

2025-01-07

2

lihat semua
Episodes
1 Dua Tragedi
2 Bertransmigrasi ke tubuh bocah
3 Pertemuan Pertama Dengan Pelakor
4 Salam Perkenalan Untuk Pelakor
5 Perdebatan
6 Keluar Dari Rumah sakit
7 Anak Pelakor Berulah
8 Hukuman Untuk Lunaira
9 Kedatangan Tamu
10 Dominic
11 Keluarga Vale
12 Butik
13 Pertemuan Tak Terduga.
14 Semakin Renggang
15 Terkejut
16 Pesta Yang Kacau
17 Fitnah
18 Terungkap
19 Terungkap 2
20 Pulang Ke Mansion Prameswari
21 Tuan Dan Nyonya Prameswari Terkejut
22 Keadaan Arvin dan Amara
23 Prameswari Corp
24 Makan Siang
25 Keributan Di Cafe
26 Keberanian Vara
27 Sidang Perceraian
28 Terlalu Cerdas
29 Tikus Perusahaan
30 Makan Siang Bersama
31 Keluarga Tidak Tahu Malu
32 Penyelidikan Si Bocil Vara
33 Vara Di Culik
34 Aksi Vara
35 Memulai Latihan
36 Kondisi Arvin
37 Bertemu Keluarga Andrian
38 Kejujuran Vara
39 Keluarga Vincent
40 Makan Malam
41 Aksi Ibu dan Anak
42 Pembalasan Vara
43 Membersihkan Sisanya.
44 Kedatangan Arvin
45 Berkunjung Ke Mansion Mahardika
46 Lamaran
47 Fitting Baju Pengantin
48 Pelajaran Untuk Para Kunti
49 Resepsi Pernikahan
50 Resepsi Pernikahan 2
51 Kehidupan Baru
52 Kabar Baik
53 Mall
54 Pengorbanan Sang Ayah
55 Kesedihan Yang Mendalam
56 Pemakaman Arvin
57 Menangkap Prayoga
58 Beberapa Tahun Berlalu
59 Kedatangan Dom
60 Kelakuan Dominic
61 Ke Makam Arvin
62 Keposesifan Zayn, Zeno dan Leon.
63 Mereka Mulai Bergerak
64 Peredaran Uang Palsu
65 Langkah Pertama
66 Identitas Baru
67 Ajakan Dominic
68 Alessia
69 Alessia VS Agnes
70 Ternyata
71 Masa Lalu Agnes
72 Kejadian
73 Siapa Dia?
74 Agatha
75 Seperti Badut Bodoh
76 Dia adalah Lunaira
77 Menangkap Alessia
78 Dominic Kebelet Kawin
79 Lamaran Dadakan
80 Mandi Kembang
81 Mencari Agnes
82 Menyelamatkan Agnes
83 Menangkap Orlando
84 Fitting Baju
85 Tingkah Laku Ayah dan Adik
86 Rencana Licik
87 Persiapan Pernikahan
88 Pernikahan
89 Kekacauan
90 Kemenangan
91 Musuh Terkejut
92 Berakhir?
93 Malam Yang Menyedihkan
94 Tendangan Pagi
95 Pembalasan Untuk Pengkhianat
96 Bulan Madu
97 Pulang
98 Alessia Asli Sadar
99 Ulah Orang Tua Alessia
100 Meminta Maaf
101 Musuh Baru?
102 Oracle System
103 Empat Hadiah
104 Menyerang Livia dan Gerald
105 Musuh Yang Bodoh
106 Ngidam Vara
107 Mencari Sekutu
108 Memanggil Mereka
109 Sang Pewaris Memanggil
110 Pasukan Baru
111 Bersiaplah
112 Bergerak
113 Perang Dan Kelahiran
114 Hancurkan Semuanya!
115 Perang Berlanjut
116 Harimau Beraksi
117 Akhir Dan Kelahiran
118 Bahagia
119 Kelakuan Dominic Sachet dan Vara Sachet
120 Kejahilan Empat Penerus
121 Promosi Karya Baru
122 Karya Baru Fantasi
123 Promosi Karya Baru
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Dua Tragedi
2
Bertransmigrasi ke tubuh bocah
3
Pertemuan Pertama Dengan Pelakor
4
Salam Perkenalan Untuk Pelakor
5
Perdebatan
6
Keluar Dari Rumah sakit
7
Anak Pelakor Berulah
8
Hukuman Untuk Lunaira
9
Kedatangan Tamu
10
Dominic
11
Keluarga Vale
12
Butik
13
Pertemuan Tak Terduga.
14
Semakin Renggang
15
Terkejut
16
Pesta Yang Kacau
17
Fitnah
18
Terungkap
19
Terungkap 2
20
Pulang Ke Mansion Prameswari
21
Tuan Dan Nyonya Prameswari Terkejut
22
Keadaan Arvin dan Amara
23
Prameswari Corp
24
Makan Siang
25
Keributan Di Cafe
26
Keberanian Vara
27
Sidang Perceraian
28
Terlalu Cerdas
29
Tikus Perusahaan
30
Makan Siang Bersama
31
Keluarga Tidak Tahu Malu
32
Penyelidikan Si Bocil Vara
33
Vara Di Culik
34
Aksi Vara
35
Memulai Latihan
36
Kondisi Arvin
37
Bertemu Keluarga Andrian
38
Kejujuran Vara
39
Keluarga Vincent
40
Makan Malam
41
Aksi Ibu dan Anak
42
Pembalasan Vara
43
Membersihkan Sisanya.
44
Kedatangan Arvin
45
Berkunjung Ke Mansion Mahardika
46
Lamaran
47
Fitting Baju Pengantin
48
Pelajaran Untuk Para Kunti
49
Resepsi Pernikahan
50
Resepsi Pernikahan 2
51
Kehidupan Baru
52
Kabar Baik
53
Mall
54
Pengorbanan Sang Ayah
55
Kesedihan Yang Mendalam
56
Pemakaman Arvin
57
Menangkap Prayoga
58
Beberapa Tahun Berlalu
59
Kedatangan Dom
60
Kelakuan Dominic
61
Ke Makam Arvin
62
Keposesifan Zayn, Zeno dan Leon.
63
Mereka Mulai Bergerak
64
Peredaran Uang Palsu
65
Langkah Pertama
66
Identitas Baru
67
Ajakan Dominic
68
Alessia
69
Alessia VS Agnes
70
Ternyata
71
Masa Lalu Agnes
72
Kejadian
73
Siapa Dia?
74
Agatha
75
Seperti Badut Bodoh
76
Dia adalah Lunaira
77
Menangkap Alessia
78
Dominic Kebelet Kawin
79
Lamaran Dadakan
80
Mandi Kembang
81
Mencari Agnes
82
Menyelamatkan Agnes
83
Menangkap Orlando
84
Fitting Baju
85
Tingkah Laku Ayah dan Adik
86
Rencana Licik
87
Persiapan Pernikahan
88
Pernikahan
89
Kekacauan
90
Kemenangan
91
Musuh Terkejut
92
Berakhir?
93
Malam Yang Menyedihkan
94
Tendangan Pagi
95
Pembalasan Untuk Pengkhianat
96
Bulan Madu
97
Pulang
98
Alessia Asli Sadar
99
Ulah Orang Tua Alessia
100
Meminta Maaf
101
Musuh Baru?
102
Oracle System
103
Empat Hadiah
104
Menyerang Livia dan Gerald
105
Musuh Yang Bodoh
106
Ngidam Vara
107
Mencari Sekutu
108
Memanggil Mereka
109
Sang Pewaris Memanggil
110
Pasukan Baru
111
Bersiaplah
112
Bergerak
113
Perang Dan Kelahiran
114
Hancurkan Semuanya!
115
Perang Berlanjut
116
Harimau Beraksi
117
Akhir Dan Kelahiran
118
Bahagia
119
Kelakuan Dominic Sachet dan Vara Sachet
120
Kejahilan Empat Penerus
121
Promosi Karya Baru
122
Karya Baru Fantasi
123
Promosi Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!