Salam Perkenalan Untuk Pelakor

Amara menyipitkan matanya. "Upgrade? Dasar omong kosong. Kamu masih anak kecil yang nggak tahu apa-apa. Aku bisa bikin kamu keluar dari rumah bersama ibumu itu, kalau aku mau." Mata wanita glamor itu semakin melotot tajam.

Vara tersenyum manis, dan menjawab, "Celius? Tante mau aku kelual dali lumah? Kalau aku pelgi, ciapa yang bakal celita ke Papa coal kaltu kledit Tante yang dipakai buat beli tas palcu untuk Oma?" tanya bocah perempuan itu dengan wajah polosnya.

Amara tercengang "Kamu tahu darimana soal itu?!" wanita itu semakin mengintimidasi bocah perempuan didepannya itu.

Vara menghela napasnya dramatis. "Tante, aku ini bocah 3 tahun. Tapi mataku dan telinga ku lebih tajam dari CCTV di mal. Aku tahu banyak hal, bahkan yang Papa belum tahu."

Vara bersandar dengan santai, menikmati wajah merah wanita didepannya itu. Dia memang sedikit-sedikit sudah menggali informasi tentang keluarga baru bocah perempuan itu.

Untungnya, Vara sempat meminjam hp sang ibu dengan alasan bermain game. Padahal hanya untuk meretas sesuatu.

Amara berdiri dari duduknya dan mendekat. "Dengar, ya, bocah. Jangan sok pintar! Kalau kamu buka mulut ke ayahmu, aku pastikan kamu akan menyesal." wanita itu menunjuk kening Vara dengan kuku tajamnya, tapi Vara dengan cepat menepisnya.

Wajah Vara berubah, tadinya polos kini memandang sinis istri kedua ayah dari pemilik tubuh itu. "Menyecal? Tante, aku pelnah dikejal mafia dali Lucia (Rusia), lompat dari helikoptel tanpa palasut, dan tetap hidup. Intimidaci Tante? Hmm ... levelnya macih TK."

Vara berbicara seolah-olah dia adalah orang dewasa. Sedangkan ibu tiri Vara itu hanya menganggapnya hanya guyonan.

Amara geram, wanita itu menunjuk wajah bocah. "Dasar mulutmu itu! Kamu pikir aku takut dengan ancamanmu?" tantang Amara dengan senyum mengejek.

Vara tersenyum licik. "Aku nggak mengancam, Tante. Aku cuma bilang fakta. Oh, ngomong-ngomong, aku juga tahu Tante celing ke cebuah bal untuk belcenang-cenang!" ujar bocah perempuan imut itu dengan menyeringai.

Amara semakin jengkel. "Kamu ini ... setan kecil!" hardik Amara.

Vara berpura-pura bingung. "Cetan kecil? Kok Tante tahu? Apa Tante udah ketemu mereka di mimpinya? Hihihi ...."

Pintu kamar tiba-tiba terbuka, membuat Amara mengurungkan niatnya, membentak bocah kecil itu. Dia menatap suster yang berjalan dengan memegangi botol infus.

"Lho! Ada apa ini? Sepertinya seru sekali pembicaraannya!" suster itu mencoba berbasa-basi, saat mendengar suara keras Amara.

Amara berpura-pura bersandiwara sedih. "Saya sedih banget suster! Walaupun saya ibu tiri, tapi saya sudah menganggap Vara anak kandung saya. Tapi dia sangat tidak sopan pada orangtua! Harusnya dia dia ajari oleh ibunya berbicara sopan!" ucap wanita itu mengeluh, mencoba menjelekkan Selvira.

Vara menatap sang suster. "Custel! Tante ini kayaknya butuh luang konsultasi khucus, deh. Atau kulcus teatel ceni," ujar Vara dengan wajah polosnya.

Sang suster mengerutkan keningnya bingung. "Konsultasi! Bukannya Tante ini baik-baik saja!" sahut suster itu.

Vara mencondongkan tubuhnya pada suster itu. "Dia mungkin cudah cetles! Bawa dia ke luang lelakcasi, cebelum heels-nya bikin lantai lumah cakit letak!" bisik Vara yang masih di dengar oleh Amara.

Astaga! Belibet banget deh, enggak bisa bilang R dan S! teriak Vara.

Mata Amara semakin melotot, sedangkan si suster mulutnya mulai berkedut menahan tawa.

"Jangan dengarkan dia suster! Dia ini bocah aneh!" ucap Amara merasa kesal.

Wajah Vara masih tetap polos. "Aku memang aneh, Tante. Tapi aku enggak jalan-jalan di lumah cakit pakai palfum yang lebih tajam dali alat bedah!" balas bocah itu dengan lidah tajamnya.

Sang suster segera keluar, karena tidak bisa menahan untuk tidak tertawa. Sedangkan Amara bertambah murka, memang parfumnya sangat menyengat. Bahkan, parfumnya itu tersebar ke seluruh ruangan membuat Vara pusing.

"Kau ... dasar anak kurang ajar!" Amara mencubit pipi Vara yang gembul, membuat bocah itu sedikit meringis.

"Wow! Cubitan Tante enggak telaca cakit, cepeltina Tante kulang olahlaga, apa aku pellu mengajali Tante, cala mencubit!" Vara semakin memprovokasi wanita itu.

Amara semakin kesal, dia berpindah mencubit pinggang Vara. Dia memang selalu menyiksa anak itu dengan mencubitnya, tapi Vara tidak pernah melapor.

Tiba-tiba Vara menjerit, bersamaan dengan terbukanya pintu. Membuat Amara gelagapan.

Arvin segera menghampiri sang putri. "Kamu kenapa sayang?" tanya pria tampan itu pada sang putri.

"A—anu Mas! Kami cuman bercanda tadi, tapi Vara tiba-tiba nangis begitu saja!" ucap Amara mencoba menghalangi Vara mengadu pada Arvin.

Terlihat mata wanita itu melotot tajam, seolah mengancam Vara melalui mata. Hal yang sering dia lakukan. Tapi ini bukan Vara yang dulu, sekarang si agen berbakat yang ada di tubuh gadis kecil itu.

"Hiks! Hiks! Hiks! Papa, Tante Amala cubit pipi cama pinggang, Vala!" aduh Vara dengan air mata mengalir deras, yang entah bagaimana bisa keluar.

Wah! Mata bocah ini bagus juga, dia bisa mengeluarkan airmata yang banyak. Benar-benar bisa membuat akting ku sempurna! batin Vara bersorak gembira.

Mata Amara membulat sempurna, sedangkan Selvira dan Arvin menatap wanita itu, yang kini di landa kegugupan.

"Nih, Papa. Belbekas, di pinggang Vala!" Vara menunjukkan pinggangnya yang di cubit, terlihat memerah bercampur biru.

Bocah perempuan itu mengangkat baju pasiennya, membuat Selvira merasa geram pada madu nya itu.

"Keterlaluan kamu Mbak! Bisa-bisanya kamu mencubit Putriku, sampai begini!" Selvira memang sabar dan berhati lembut, namun jika menyangkut sang putri. Dia akan melawan.

"Apa benar kamu mencubit Vara?" tanya Arvin dengan suara datar.

Lah! Nih, orang. Sudah di perlihatkan buktinya, malah nanya lagi! Dasar bapak bodoh! maki Vara dalam hati merasa kesal dengan Arvin.

Amara terlihat pucat dan gugup. "M—mas ... tadi aku cuman bercanda ringan kok! Namanya anak-anak 'kan, suka bercanda!" sahut wanita itu beralasan.

Vara yang sedang di obati lukanya oleh Selvira berceletuk, "Papa! Vala cuka becanda, tapi enggak cuka kalau ada kekelacan ficik! Tante ini juga mencubit pipi Vala, aku khawatil pipi Vala jadi adonan loti, kalau di cubit telus!" sahut Vara polos.

Mata Arvin tajam, menatap istri keduanya itu. "Baru saja kamu ingin mengatakan, jika Vara mau kamu asuh! Tapi ternyata kamu sudah mencubitnya!" ucap Arvin.

Amara mendekati suaminya itu. "Mas! Aku —"

"Aku tidak setuju Mas! Jika Mbak Amara, ingin menjaga putri kita. Aku tidak bisa membayangkannya, baru sebentar saja dia sudah menyakiti putriku seperti ini!" potong Selvira cepat.

"Mas—"

"Keluar kamu dari ruangan ini! Kita akan berbicara di mansion!" ucap Arvin dingin.

Tangan Amara mengepal kuat, baru kali ini dia merasa kalah telak dari Selvira dan putrinya. Dulu, dia yang menindas kedua orang itu.

Diam-diam Vara menyeringai puas, melihat kepergian Amara dengan wajah memerah, dia sengaja membiarkan Amara mencubitnya. Karena dia tahu, Arvin akan datang.

Tentu kemampuannya tidak hilang, dia bisa mendeteksi orang yang dekat dengan ruangan itu, hanya dengan suara langkah kakinya.

Ini hadiah perkenalan dari ku, pelakor! Tunggu selanjutnya lagi! batin Vara merasa puas.

Terpopuler

Comments

Siti Aisyah

Siti Aisyah

baru kali ini baca novel gendre transformasi jiwa jatuh nya ke anak kecil...bikin penasaran..

2025-01-10

2

Kini Wati

Kini Wati

kok cepat sekali dia tau kalo dianya punya musuh padahal tidak ada di ceritakan tentang ingatan masa lalunya si bocah itu

2024-12-15

1

Zerazat

Zerazat

bagus cerita nya thor suka, bikin kacau Amara dasar Kang selingkuh mau sama Arvin karena mo morotin hartanya aja dasar Arvin oon ajah

2025-02-12

0

lihat semua
Episodes
1 Dua Tragedi
2 Bertransmigrasi ke tubuh bocah
3 Pertemuan Pertama Dengan Pelakor
4 Salam Perkenalan Untuk Pelakor
5 Perdebatan
6 Keluar Dari Rumah sakit
7 Anak Pelakor Berulah
8 Hukuman Untuk Lunaira
9 Kedatangan Tamu
10 Dominic
11 Keluarga Vale
12 Butik
13 Pertemuan Tak Terduga.
14 Semakin Renggang
15 Terkejut
16 Pesta Yang Kacau
17 Fitnah
18 Terungkap
19 Terungkap 2
20 Pulang Ke Mansion Prameswari
21 Tuan Dan Nyonya Prameswari Terkejut
22 Keadaan Arvin dan Amara
23 Prameswari Corp
24 Makan Siang
25 Keributan Di Cafe
26 Keberanian Vara
27 Sidang Perceraian
28 Terlalu Cerdas
29 Tikus Perusahaan
30 Makan Siang Bersama
31 Keluarga Tidak Tahu Malu
32 Penyelidikan Si Bocil Vara
33 Vara Di Culik
34 Aksi Vara
35 Memulai Latihan
36 Kondisi Arvin
37 Bertemu Keluarga Andrian
38 Kejujuran Vara
39 Keluarga Vincent
40 Makan Malam
41 Aksi Ibu dan Anak
42 Pembalasan Vara
43 Membersihkan Sisanya.
44 Kedatangan Arvin
45 Berkunjung Ke Mansion Mahardika
46 Lamaran
47 Fitting Baju Pengantin
48 Pelajaran Untuk Para Kunti
49 Resepsi Pernikahan
50 Resepsi Pernikahan 2
51 Kehidupan Baru
52 Kabar Baik
53 Mall
54 Pengorbanan Sang Ayah
55 Kesedihan Yang Mendalam
56 Pemakaman Arvin
57 Menangkap Prayoga
58 Beberapa Tahun Berlalu
59 Kedatangan Dom
60 Kelakuan Dominic
61 Ke Makam Arvin
62 Keposesifan Zayn, Zeno dan Leon.
63 Mereka Mulai Bergerak
64 Peredaran Uang Palsu
65 Langkah Pertama
66 Identitas Baru
67 Ajakan Dominic
68 Alessia
69 Alessia VS Agnes
70 Ternyata
71 Masa Lalu Agnes
72 Kejadian
73 Siapa Dia?
74 Agatha
75 Seperti Badut Bodoh
76 Dia adalah Lunaira
77 Menangkap Alessia
78 Dominic Kebelet Kawin
79 Lamaran Dadakan
80 Mandi Kembang
81 Mencari Agnes
82 Menyelamatkan Agnes
83 Menangkap Orlando
84 Fitting Baju
85 Tingkah Laku Ayah dan Adik
86 Rencana Licik
87 Persiapan Pernikahan
88 Pernikahan
89 Kekacauan
90 Kemenangan
91 Musuh Terkejut
92 Berakhir?
93 Malam Yang Menyedihkan
94 Tendangan Pagi
95 Pembalasan Untuk Pengkhianat
96 Bulan Madu
97 Pulang
98 Alessia Asli Sadar
99 Ulah Orang Tua Alessia
100 Meminta Maaf
101 Musuh Baru?
102 Oracle System
103 Empat Hadiah
104 Menyerang Livia dan Gerald
105 Musuh Yang Bodoh
106 Ngidam Vara
107 Mencari Sekutu
108 Memanggil Mereka
109 Sang Pewaris Memanggil
110 Pasukan Baru
111 Bersiaplah
112 Bergerak
113 Perang Dan Kelahiran
114 Hancurkan Semuanya!
115 Perang Berlanjut
116 Harimau Beraksi
117 Akhir Dan Kelahiran
118 Bahagia
119 Kelakuan Dominic Sachet dan Vara Sachet
120 Kejahilan Empat Penerus
121 Promosi Karya Baru
122 Karya Baru Fantasi
123 Promosi Karya Baru
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Dua Tragedi
2
Bertransmigrasi ke tubuh bocah
3
Pertemuan Pertama Dengan Pelakor
4
Salam Perkenalan Untuk Pelakor
5
Perdebatan
6
Keluar Dari Rumah sakit
7
Anak Pelakor Berulah
8
Hukuman Untuk Lunaira
9
Kedatangan Tamu
10
Dominic
11
Keluarga Vale
12
Butik
13
Pertemuan Tak Terduga.
14
Semakin Renggang
15
Terkejut
16
Pesta Yang Kacau
17
Fitnah
18
Terungkap
19
Terungkap 2
20
Pulang Ke Mansion Prameswari
21
Tuan Dan Nyonya Prameswari Terkejut
22
Keadaan Arvin dan Amara
23
Prameswari Corp
24
Makan Siang
25
Keributan Di Cafe
26
Keberanian Vara
27
Sidang Perceraian
28
Terlalu Cerdas
29
Tikus Perusahaan
30
Makan Siang Bersama
31
Keluarga Tidak Tahu Malu
32
Penyelidikan Si Bocil Vara
33
Vara Di Culik
34
Aksi Vara
35
Memulai Latihan
36
Kondisi Arvin
37
Bertemu Keluarga Andrian
38
Kejujuran Vara
39
Keluarga Vincent
40
Makan Malam
41
Aksi Ibu dan Anak
42
Pembalasan Vara
43
Membersihkan Sisanya.
44
Kedatangan Arvin
45
Berkunjung Ke Mansion Mahardika
46
Lamaran
47
Fitting Baju Pengantin
48
Pelajaran Untuk Para Kunti
49
Resepsi Pernikahan
50
Resepsi Pernikahan 2
51
Kehidupan Baru
52
Kabar Baik
53
Mall
54
Pengorbanan Sang Ayah
55
Kesedihan Yang Mendalam
56
Pemakaman Arvin
57
Menangkap Prayoga
58
Beberapa Tahun Berlalu
59
Kedatangan Dom
60
Kelakuan Dominic
61
Ke Makam Arvin
62
Keposesifan Zayn, Zeno dan Leon.
63
Mereka Mulai Bergerak
64
Peredaran Uang Palsu
65
Langkah Pertama
66
Identitas Baru
67
Ajakan Dominic
68
Alessia
69
Alessia VS Agnes
70
Ternyata
71
Masa Lalu Agnes
72
Kejadian
73
Siapa Dia?
74
Agatha
75
Seperti Badut Bodoh
76
Dia adalah Lunaira
77
Menangkap Alessia
78
Dominic Kebelet Kawin
79
Lamaran Dadakan
80
Mandi Kembang
81
Mencari Agnes
82
Menyelamatkan Agnes
83
Menangkap Orlando
84
Fitting Baju
85
Tingkah Laku Ayah dan Adik
86
Rencana Licik
87
Persiapan Pernikahan
88
Pernikahan
89
Kekacauan
90
Kemenangan
91
Musuh Terkejut
92
Berakhir?
93
Malam Yang Menyedihkan
94
Tendangan Pagi
95
Pembalasan Untuk Pengkhianat
96
Bulan Madu
97
Pulang
98
Alessia Asli Sadar
99
Ulah Orang Tua Alessia
100
Meminta Maaf
101
Musuh Baru?
102
Oracle System
103
Empat Hadiah
104
Menyerang Livia dan Gerald
105
Musuh Yang Bodoh
106
Ngidam Vara
107
Mencari Sekutu
108
Memanggil Mereka
109
Sang Pewaris Memanggil
110
Pasukan Baru
111
Bersiaplah
112
Bergerak
113
Perang Dan Kelahiran
114
Hancurkan Semuanya!
115
Perang Berlanjut
116
Harimau Beraksi
117
Akhir Dan Kelahiran
118
Bahagia
119
Kelakuan Dominic Sachet dan Vara Sachet
120
Kejahilan Empat Penerus
121
Promosi Karya Baru
122
Karya Baru Fantasi
123
Promosi Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!