Aku benci anak ini

..."Damar angkat dong, istrimu membuat aku panik Damar." Ucap Kevin sembari mondar mandir di depan Ajeng yang sedang duduk....

..."Arrrggghhhh, sakit."Tiba Tiba Ajeng merintih kesakitan sembari memegangi perutnya....

...Seketika kevin panik, terlebih saat kevin melihat cairan bening mengalir di kaki Ajeng, ya tiba tiba saja air ketuban Ajeng pecah, tanpa pikir panjang kevin segera mengambil mobilnya untuk membawa Ajeng ke rumah sakit....

...***...

Sementara di perusahaan Adhitama, Damar baru saja keluar dari ruang Meeting, Damar berjalan menuju ruangannya, Damar membuka pintu ruang kerjanya dan hendak masuk, namun langkahnya terhenti saat seseorang memanggilnya.

"Damar." Teriak orang itu.

Damar menoleh ke sumber suara dan terkejut saat melihat Aditya, salah satu sahabatnya yang juga tergabung dalam grup Shadow light tengah berjalan menghampirinya.

"Adit, ini beneran kamu?" tanya Damar tak percaya, pasalnya sudah beberapa tahun ini Aditya bertugas diluar pulau Jawa sebagai dokter.

"Ya ini aku, memang siapa lagi." sahutnya.

"MashaAllah, kamu semakin gagah saja, aku sampe pangling, tapi kok ngga bilang kalau sudah pulang ke Jakarta?" Tanya Damar.

"Kalau bilang kan aku bisa kasih tau yang lain buat ketemuan, udah lama kita ngga ngumpul bareng kan." Sambung Damar.

"Iya aku pulang juga mendadak karena dapat tugas dari atasan, tapi Alhamdulillah tugas udah selesai, sekarang lagi pengen jalan jalan aja sebelum terbang lagi ke kalimantan." Jawab Aditya.

"Kita ngopi di tempat biasa Yuk?" ajak Aditya.

"Oke, tapi tunggu, aku akan kasih tau yang lainnya, biar kita bisa ngumpul lagi." Ucap Damar segera mengambil ponselnya.

Namun Damar sedikit mengerutkan keningnya saat melihat ada beberapa panggilan tak terjawab dari Kevin.

"Ada apa Dam?" Tanya Aditya heran.

"Sebentar, ini Kevin ternyata dari tadi hubungi aku." Jawab Damar lalu segera menghubungi Kevin.

***

"Arrrggghhh, Sakit." Teriak Ajeng sembari terus memegangi perutnya. keringat dingin sudah membasahi seluruh tubuhnya.

"Aduhh aku harus bagaimana ini? Ajeng kamu yang sabar ya? Sebentar lagi kita sampai rumah sakit." Bingungnya dan hanya bisa meminta Ajeng untuk bersabar.

Drettt Drettt Drettt.

Ditengah kebingungannya, ponsel kevin berbunyi, kevin segera merogoh saku celana untuk mengambil ponselnya.

"Damar." Lirihnya saat melihat nama yang menghubunginya adalah orang yang sedari tadi sangat sulit di hubungi.

"Damar, kamu darimana saja?" Tanya Kevin setelah menggeser tombol hijau.

"Maaf tadi aku sedang meeting, Ada apa Vin?" Tanya Damar.

"Arrggghhhhh, Sakit." Rintih Ajeng lagi yang kali ini terdengar oleh Damar.

"Vin, itu suara siapa? Kok seperti suara Ajeng?" Tanya Damar.

"Iya emang suara Ajeng, tadi aku telpon kamu mau ngasih tau kondisi Ajeng, sebentar lagi aku sampai rumah sakit Padma Indah, kamu cepat menyusul ya, aku bingung harus bagaimana? Istri kamu sepertinya mau melahirkan tadi air ketuban nya udah pecah." Jawab Kevin.

"Apa? oke oke aku kesana sekarang." Ucap Damar yang segera menutup sambungan telponnya.

"Ada apa Dam?" Tanya Aditya heran saat melihat raut wajah Damar yang berubah panik.

"Ajeng istriku mau melahirkan, dia sedang di bawa kevin ke rumah sakit." Jawab Damar sembari memasukan ponselnya ke saku celana.

"Kok bisa Kevin yang membawa istri kamu Dam?" heran Aditya.

"Mungkin kebetulan Kevin melihat Ajeng, soalnya kontrakan yang aku tempati bersama Ajeng itu berdekatan dengan Caffe milik Kevin." Jawab Damar.

"Aku harus ke rumah sakit sekarang, kamu mau ikut atau..."

"Aku ikut Dam." Jawab Aditya.

"Oke." Sahut Damar lalu keduanya berjalan menuju parkiran Mobil.

Sesampainya di parkiran, Damar mencari kunci mobil di saku celananya namun dia tidak menemukannya.

"Pakai mobil aku aja Dam, dan biar aku yang mengemudikan nya, kamu pasti sangat cemas sama istri kamu." ucap Aditya saat melihat tubuh Damar bahkan sampai bergetar.

"Iya Dit, terimakasih." Ucap Damar kemudian mereka segera naik ke mobil Aditya.

***

Mobil kevin berhenti tepat di depan rumah sakit Padma Indah, kevin segera keluar dari mobil dan meminta perawat yang berjaga di depan UGD untuk membantunya.

"Mas, tolong ada yang mau melahirkan." teriaknya.

Seorang perawat laki-laki mengambil brangkar yang berada di ruang UGD lalu segera mendorongnya mendekat ke mobil di bantu oleh dua perawat perempuan.

Kevin memindahkan tubuh Ajeng dari mobil ke Brangkar lalu ketiga perawat itu segera mendorongnya menuju ruang tindakan.

"Apa Bapak suaminya?" Tanya salah satu perawat saat Ajeng sudah masuk ke dalam ruang tindakan.

"Bukan Mas, saya saudaranya." Jawab Kevin.

"Kemana suaminya Pak?" tanya Perawat itu.

"Sedang dalam perjalanan Mas, tadi sudah saya hubungi." jawab Kevin.

"Oh baik Pak." Sahut perawat itu lalu segera masuk ke ruang tindakan.

Kevin menunggu di depan ruang tindakan sembari mondar mandir disana, dia sangat mengkhawatirkan kondisi Ajeng, terlebih Damar belum juga datang.

"Kevin." Teriak Damar saat melihat Kevin.

"Alhamdulillah, akhirnya kamu datang juga Damar." Ucap Kevin lega karena Damar sudah sampai.

"Ajeng dimana Vin?" Tanya Damar cemas.

"Ada di dalam, sedang di periksa dokter." Jawab Kevin.

Damar segera mendekat ke arah ruang tindakan dan berdiri di depan pintu, menunggu seorang dokter keluar dari sana.

"Apa kabar Vin?" Tanya Aditya kemudian, Kevin sedikit terkejut karena tidak menyadari adanya Aditya disampingnya karena saking paniknya.

"Loh, Aditya?" Kaget Kevin.

"MashaAllah, kok kamu bisa sama Damar?" Tanya kevin.

"Iya tadi aku sengaja mampir ke perusahaannya Damar, niatnya mau ngajak ngopi tapi malah ada kabar istrinya mau melahirkan, jadi ya kita langsung kesini." Jawab Aditya.

"Bagaimana istri saya dok? Apa benar dia akan melahirkan?" Tanya Damar saat seorang dokter membuka pintu ruang tindakan.

"Iya Pak, Istri anda akan melahirkan, saat ini sudah pembukaan tiga." Jawab dokter.

"Apa saya boleh menemani istri saya dok?" Tanya Damar.

"Silahkan Pak, saya permisi." Jawab sang dokter segera berlalu.

"Kevin, Adit saya masuk ke dalam dulu." Izin Damar lalu segera masuk ke ruang tindakan setelah mendapat anggukan dari kevin dan Aditya.

"Sayang." Panggil Damar mendekati sang istri yang masih merintih kesakitan.

"Mas.. Arrrgghhh." Rintihan kesakitan kembali keluar dari mulut Ajeng, membuat Damar tak kuasa menahan tangisnya.

"Iya sayang, aku sudah ada disini, kamu yang kuat ya?" Ucap Damar sembari menciumi lengan sang istri.

"Kamu pergi saja Mas." Usir Ajeng saat tidak ada kontraksi.

"Kenapa sayang? Aku ingin menemani kamu, kita akan menyambut kelahiran anak kita." Tolak Damar.

"Ngga Mas ini bukan anak kamu, lebih baik kamu pergi Mas." Ucap Ajeng yang kembali mengusir Damar.

"Ngga sayang, aku ngga akan pergi, aku ingin menemani kamu." Kekeh Damar.

"Arrgghhhh, sakit sekali." Teriak Ajeng.

Damar segera mengusap punggung Ajeng, berusaha mengurangi rasa sakit yang di rasakan Ajeng sembari membaca doa di ubun ubun Ajeng.

"Aku benci, aku benci anak ini, aku benci." Teriak Ajeng sembari memukuli perutnya saat kontraksi kembali hilang.

"Astagfirullah, apa yang kamu lakukan sayang, kamu jangan seperti ini." Ucap Damar menahan tangan Ajeng yang terus memukuli perutnya.

"Aku ngga mau melahirkan anak hasil pemerkosaan Mas, aku benci anak ini, harusnya dulu aku gugurkan saja." Teriak Ajeng Frustasi.

"Astagfirullah, sayang ini anak kita, kamu jangan bicara seperti itu, istigfar sayang. Istigfar" Ucap Damar kembali mencoba menenangkan Ajeng.

"Ngga mas, ini bukan anak kita, aku ngga mau anak ini lahir." Namun entah kenapa Ajeng terus saja histeris.

"Sayang, jangan bicara seperti itu, ini anak kita sayang. Sampai kapanpun ini anak kita." Ucap Damar memeluk Ajeng.

"Apa yang terjadi sama kamu sayang, tadi pagi kamu baik baik saja, kenapa sekarang kamu seperti ini." Batin Damar bingung.

Episodes
1 Pernikahan
2 Tragedi
3 Memulai penyelidikan
4 Mual muntah
5 Positif
6 Benih siapa
7 kedatangan Ayah mertua
8 Itu cucu Papah
9 Penangkapan
10 Di usir
11 Aku benci anak ini
12 Persalinan
13 Alesha Almahyra Azzahra
14 Bangga
15 Ajeng tak sadarkan diri
16 Rencana ke Jakarta
17 Laki laki terhebat
18 Transferan dari papah mertua
19 Keluarga yang enak di lihat
20 Ruang ICU
21 Siapa dia?
22 Coffe shop Kevin
23 Cemburu
24 Bicara berdua
25 Anakku
26 Bukan cinta tapi obsesi
27 Penyejuk hati
28 Belum ketemu jodoh
29 Merindukan
30 Hanya masa lalu
31 Curiga
32 Demi sebuah rencana
33 Impian Damar
34 Menjelaskan
35 Mengurusi
36 Mencari Ajeng
37 Rekaman CCTV
38 Ajeng pendarahan
39 Harus segera di lahirkan
40 Ruang perinatologi
41 Zeandra Davi Adhitama
42 Introgasi
43 ASI untuk Zean
44 Adik bayi Shasa
45 Alasan Pak Adhi ingin bercerai
46 Menjenguk Zean
47 Sudah Tau
48 Kebahagiaan Ajeng
49 Pernikahan Riko
50 Bertemu Jihan
51 kebahagiaan Kevin
52 Belanja keperluan Zean
53 Kamar Zean
54 Rama melamar Freya
55 Takut Zean Hilang
56 Bertemu orang tua Rama
57 Bulan depan
58 Gercep
59 Kenapa kamu kembali?
60 Tuduhan
61 Sah
62 Merasa tidak pantas
63 Mendadak punya istri
64 Freya tak sadarkan diri
65 Panik
66 Eps 66
67 Eps 67
68 Eps 68
69 Keras kepala
70 Eps 70
71 Eps 71
72 Eps 72
73 Eps 73
74 Eps 74
75 Eps 75
76 Eps 76
77 Eps 77
78 Eps 78
79 Eps 79
80 Eps 80
81 81
82 Eps 82
83 Eps 83
84 Eps 84
85 Eps 85
86 Eps 86
87 Eps 87
88 Eps 88
89 Eps 89
90 Eps 90
91 Eps 91
92 Eps 92
93 Eps 93
94 Eps 94
95 Eps 95
96 Eps 96
97 Eps 97
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Pernikahan
2
Tragedi
3
Memulai penyelidikan
4
Mual muntah
5
Positif
6
Benih siapa
7
kedatangan Ayah mertua
8
Itu cucu Papah
9
Penangkapan
10
Di usir
11
Aku benci anak ini
12
Persalinan
13
Alesha Almahyra Azzahra
14
Bangga
15
Ajeng tak sadarkan diri
16
Rencana ke Jakarta
17
Laki laki terhebat
18
Transferan dari papah mertua
19
Keluarga yang enak di lihat
20
Ruang ICU
21
Siapa dia?
22
Coffe shop Kevin
23
Cemburu
24
Bicara berdua
25
Anakku
26
Bukan cinta tapi obsesi
27
Penyejuk hati
28
Belum ketemu jodoh
29
Merindukan
30
Hanya masa lalu
31
Curiga
32
Demi sebuah rencana
33
Impian Damar
34
Menjelaskan
35
Mengurusi
36
Mencari Ajeng
37
Rekaman CCTV
38
Ajeng pendarahan
39
Harus segera di lahirkan
40
Ruang perinatologi
41
Zeandra Davi Adhitama
42
Introgasi
43
ASI untuk Zean
44
Adik bayi Shasa
45
Alasan Pak Adhi ingin bercerai
46
Menjenguk Zean
47
Sudah Tau
48
Kebahagiaan Ajeng
49
Pernikahan Riko
50
Bertemu Jihan
51
kebahagiaan Kevin
52
Belanja keperluan Zean
53
Kamar Zean
54
Rama melamar Freya
55
Takut Zean Hilang
56
Bertemu orang tua Rama
57
Bulan depan
58
Gercep
59
Kenapa kamu kembali?
60
Tuduhan
61
Sah
62
Merasa tidak pantas
63
Mendadak punya istri
64
Freya tak sadarkan diri
65
Panik
66
Eps 66
67
Eps 67
68
Eps 68
69
Keras kepala
70
Eps 70
71
Eps 71
72
Eps 72
73
Eps 73
74
Eps 74
75
Eps 75
76
Eps 76
77
Eps 77
78
Eps 78
79
Eps 79
80
Eps 80
81
81
82
Eps 82
83
Eps 83
84
Eps 84
85
Eps 85
86
Eps 86
87
Eps 87
88
Eps 88
89
Eps 89
90
Eps 90
91
Eps 91
92
Eps 92
93
Eps 93
94
Eps 94
95
Eps 95
96
Eps 96
97
Eps 97

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!