Memulai penyelidikan

...Sungguh hati Damar begitu sakit melihat wanitanya dalam kondisi seperti ini. Damar memeluk sang istri dengan tangisan yang begitu memilukan....

..."Maafkan aku sayang, maafkan aku, aku tidak bisa menjaga mu." Sesal Damar yang kembali menangis....

...***...

Damar segera mengganti pakaian Ajeng, dengan airmata yang terus mengalir di pipinya. Setelah mengganti pakaian, Damar membenarkan posisi tidur ajeng lalu menyelimutinya.

Kemudian Damar pergi ke puskesmas, meminta seorang dokter datang ke rumahnya untuk memeriksa Ajeng.

Tak lama, Damar kembali dengan seorang dokter perempuan yang akan memeriksa Ajeng.

Dokter itu segera memeriksa Tekanan darah, Suhu tubuh, nadi dan respirasi Ajeng. Kemudian memeriksa dada dan perut Ajeng menggunakan stetoskop nya.

"Apa yang terjadi dengan Ibu Ajeng Pak?" Tanya sang dokter saat melihat ada beberapa memar di tubuh pasiennya.

"Dok, istri saya... istri saya... baru saja mengalami pelecehan dok, dia di nodai oleh beberapa pria, saya baru saja pulang kerja dan melihat istri saya sudah seperti ini." Terang Damar dengan air mata yang berkaca kaca.

"Astagfirullah, siapa orang yang sudah tega berbuat keji seperti itu Pak?" Tanya dokter itu merasa prihatin pada wanita malang yang menjadi pasiennya saat ini.

"Saya tidak tau Dok." Jawab Damar yang memang belum mengetahui pelakunya.

"Tapi istri saya tidak apa apa kan Dok?" Tanyanya kemudian yang mengkhawatirkan kondisi istrinya.

"Kalau dilihat dari fisik mungkin hanya ada beberapa memar di kepala dan tubuhnya, tapi untuk Psikisnya bisa di pastikan Bu Ajeng akan mengalami Trauma Pak." Ucap sang dokter yang menebak Ajeng akan mengalami trauma.

"Oh iya dok, tadi istri saya memang sempat histeris." Ucap Damar.

"Saya turut prihatin ya pak, semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi, dan Bapak yang sabar ya, apapun yang terjadi pada istri bapak, saya harap Bapak tidak meninggalkannya, karena apa yang terjadi dengan istri Bapak tidak pernah diinginkan oleh istri Bapak." Ucap sang dokter berusaha membesarkan hati Damar untuk menerima keadaan Ajeng.

"Baik dok, Terimakasih." Ucap Damar

"Kalau begitu saya harus kembali ke puskesmas, Bapak nanti bisa ambil obat di apotek yang ada di puskesmas Pak. Ini resepnya." Ucap Dokter itu lalu segera memberikan resep obat pada Damar.

"Baik dok, Mari saya antar ke puskesmas lagi dok." Ucap Damar setelah mengantongi kertas resep yang baru saja diberikan oleh dokter. Lalu segera mengantar dokter kembali ke puskesmas. Tak lupa Damar menebus obat di apotek puskesmas.

***

Setelah mengantar dokter ke puskesmas dan mendapatkan obat yang di butuhkan Ajeng, Damar segera kembali ke rumah. Dia masuk ke kamarnya dan tidur di samping Ajeng, lalu mengusap lembut wajah Ayu istrinya.

"Aku tidak akan pernah meninggalkan kamu sayang, apapun yang terjadi aku akan tetap di samping kamu, aku bersumpah akan mencari dan membalas orang orang yang sudah menyakiti kamu." Ucapnya yang kemudian teringat pada sahabatnya yang merupakan anggota kepolisian.

Damar segera mengambil ponselnya kemudian segera menghubungi sahabatnya itu.

"Hallo, Assalamualaikum." Sapa Riko sahabat Damar.

"Wa'alaikumsalam, Ko apa kamu sedang sibuk?" Tanya Damar.

"Tidak, kebetulan saya sedang lepas dinas." Jawab Riko.

"Ada apa, Damar?" Tanya Riko.

"Hmmm aku mau minta bantuan padamu Ko, apa boleh?" Jawab Damar.

"Kamu seperti sama siapa saja." Ucap Riko.

"Katakan apa yang bisa aku bantu?" Tanya Riko kemudian.

"Istriku ko, dia baru mengalami hal yang mengerikan, dia di nodai beberapa pria, aku ingin meminta bantuan mu untuk menyelidiki pelakunya." Jawab Damar dengan airmata yang kembali menetes setiap mengingat apa yang di alami istrinya.

"Astagfirullah, Oke aku kesana sekarang, kamu masih tinggal di kontrakan yang dulu kan?" Ucap Riko yang memang pernah datang kesana sebelumnya.

"Iya ko, aku masih di kontrakan." Jawab Damar.

"Oke, aku kesana sekarang, kamu Jangan sentuh apapun disana, takutnya akan merusak sidik jari yang bisa aku gunakan untuk menyelidiki para pelaku." Pintanya.

"Baik Ko." Sahutnya lalu segera mengakhiri panggilannya.

Saat pangilan berakhir Damar menaruh ponsel di samping bantal lalu kembali menatap wajah Ajeng yang meski pun tertidur namun airmatanya masih terus menetes, Damar pun menyeka air mata Ajeng.Tiba tiba saja Damar mendengar suara getaran ponsel, Ia pun segera meraih ponselnya, namun tidak ada panggilan dari siapapun di ponselnya. Dia pun mencari ponsel Ajeng yang Ia taruh di atas nakas, namun saat melihatnya ponsel Ajeng sudah tidak berfungsi karena hancur.

"Kalau bukan ponselku dan ponsel Ajeng, lalu ponsel siapa?" Gumamnya lalu segera mencari sumber suara getaran yang Ia dengar.

Damar menemukan sebuah ponsel di bawah tepat tidurnya, tapi dia tidak tau itu ponsel siapa, namun saat Damar hendak mengambil ponsel tersebut, Ia teringat dengan ucapan Riko yang memintanya agar tidak menyentuh apapun, akhirnya damar mengurungkan niatnya dan membiarkan ponsel itu terus berdering.

"Aahhhhh lepaskan,, lepaskan,, tolong jangan sentuh aku,,, lepaskan.. Mas Damar,,, Mas Damar.. tolong aku Mas,, mereka menyentuhku...Mas." Teriak Ajeng membuat Damar segera berdiri dan langsung menggapai istrinya lalu merengkuhnya kedalam pelukan.

Awalnya Ajeng terus memberontak namun Ajeng segera mempererat pelukannya saat menyadari orang yang sedang memeluknya adalah Damar suaminya saat Damar berkata, "Tenang sayang, aku sudah ada disini, semua akan baik baik saja." Ucapnya.

"Mas, mereka menyentuhku Mas, mereka..."

"Iya sayang, kamu yang tenang ya." Sela Damar mengusap tengkuk Ajeng lalu mencium keningnya.

Tak lama, terdengar deru mobil di depan rumahnya, Damar bisa menebak bahwa itu adalah Riko.

"Sayang, sebentar ya Mas ke depan dulu." Ucapnya melepas pelukan Ajeng, namun Ajeng menggelengkan kepalanya, dia seakan enggan di tinggal Damar lagi.

"Hanya sebentar sayang, sepertinya diluar ada tamu." Bujuk Damar.

"Jangan Mas, mereka orang jahat, Mas jangan buka pintu." Ucap Ajeng lalu kembali memeluk Damar.

"Tidak sayang, di depan ada temanku, dia akan membantu kita untuk menemukan orang orang yang sudah membuat kamu seperti ini." Bujuknya lagi.

"Assalamu'alaikum." Terdengar seseorang mengucap salam setelah mengetuk pintu.

"Tuh kan sayang, dia temanku, kamu tunggu disini sebentar ya?" Ucapnya, Ajeng pun melepas pelukannya.

"Sebentar ya sayang." Ucap Damar mengusap kepala Ajeng lalu segera keluar kamar untuk membuka pintu.

"Wa'alaikumsalam." Ucapnya lalu membuka pintu kontrakannya lebar, menampilkan seorang laki laki yang merupakan sahabat baiknya saat SMA dulu.

"Masuk Ko." Ajaknya mempersilahkan Riko masuk.

Riko masuk sembari menelisik kontrakan yang dulu begitu rapih saat Ia berkunjung namun saat ini menjadi sangat berantakan.

Riko memakai sarung tangannya dan segera mencari sesuatu yang bisa saja menjadi barang bukti atau paling tidak ada sesuatu yang kemungkinan terdapat sidik jari para pelaku.

"Oh ya Ko, tadi aku melihat sebuah ponsel di bawah tempat tidur, itu bukan ponselku atau ponsel Ajeng, sepertinya ponsel itu milik salah satu dari pelakunya." Ucap Damar yang teringat dengan ponsel yang baru saja ingin Ia pegang.

"Kalau begitu kita lihat sekarang." Ajak Riko yang meminta Damar untuk menunjukan tempatnya.

Damar membuka pintu kamarnya, namun kembali mendapat sambutan teriakan dari Ajeng.

"Ahhhh, jangan mendekat, pergi... pergi.." Teriak Ajeng kembali yang kini duduk bersandar sembari menutupi tubuhnya dengan selimut, Damar berlari dan langsung memeluk sang istri.

"Tenang sayang, ini Mas sayang." Ucap Damar kembali menenangkan sang istri.

"Mas Damar." Lirihnya.

"Iya sayang." Sahut Damar, Ajeng pun langsung membalas pelukan Damar erat.

Riko yang melihat kondisi istri sahabatnya ikut merasa sedih, baru saja mereka bahagia karena sudah bersatu dalam ikatan pernikahan, namun ujian kembali datang menguji cinta mereka. Riko adalah sahabat Damar, sudah pasti dia tau bagaimana perjalanan cinta mereka.

Drettt Drettt Dretttt

Suara getaran ponsel kembali terdengar dari bawah tempat tidur, Damar menatap Riko seakan memintanya segera memeriksa ponsel yang ada di bawah tempat tidur.

Riko yang mengerti pun mendekat ke ke tempat tidur lalu berjongkok dan segera mengambil ponsel yang ada disana.

Riko segera menekan tombol berwarna hijau lalu menekan tombol untuk mengeraskan suara.

"Hei kalian, apa kalian begitu menikmati permainan kalian, hingga tidak sempat menerima panggilan ku." Suara bentakan terdengar dari ponsel itu.

Episodes
1 Pernikahan
2 Tragedi
3 Memulai penyelidikan
4 Mual muntah
5 Positif
6 Benih siapa
7 kedatangan Ayah mertua
8 Itu cucu Papah
9 Penangkapan
10 Di usir
11 Aku benci anak ini
12 Persalinan
13 Alesha Almahyra Azzahra
14 Bangga
15 Ajeng tak sadarkan diri
16 Rencana ke Jakarta
17 Laki laki terhebat
18 Transferan dari papah mertua
19 Keluarga yang enak di lihat
20 Ruang ICU
21 Siapa dia?
22 Coffe shop Kevin
23 Cemburu
24 Bicara berdua
25 Anakku
26 Bukan cinta tapi obsesi
27 Penyejuk hati
28 Belum ketemu jodoh
29 Merindukan
30 Hanya masa lalu
31 Curiga
32 Demi sebuah rencana
33 Impian Damar
34 Menjelaskan
35 Mengurusi
36 Mencari Ajeng
37 Rekaman CCTV
38 Ajeng pendarahan
39 Harus segera di lahirkan
40 Ruang perinatologi
41 Zeandra Davi Adhitama
42 Introgasi
43 ASI untuk Zean
44 Adik bayi Shasa
45 Alasan Pak Adhi ingin bercerai
46 Menjenguk Zean
47 Sudah Tau
48 Kebahagiaan Ajeng
49 Pernikahan Riko
50 Bertemu Jihan
51 kebahagiaan Kevin
52 Belanja keperluan Zean
53 Kamar Zean
54 Rama melamar Freya
55 Takut Zean Hilang
56 Bertemu orang tua Rama
57 Bulan depan
58 Gercep
59 Kenapa kamu kembali?
60 Tuduhan
61 Sah
62 Merasa tidak pantas
63 Mendadak punya istri
64 Freya tak sadarkan diri
65 Panik
66 Eps 66
67 Eps 67
68 Eps 68
69 Keras kepala
70 Eps 70
71 Eps 71
72 Eps 72
73 Eps 73
74 Eps 74
75 Eps 75
76 Eps 76
77 Eps 77
78 Eps 78
79 Eps 79
80 Eps 80
81 81
82 Eps 82
83 Eps 83
84 Eps 84
85 Eps 85
86 Eps 86
87 Eps 87
88 Eps 88
89 Eps 89
90 Eps 90
91 Eps 91
92 Eps 92
93 Eps 93
94 Eps 94
95 Eps 95
96 Eps 96
97 Eps 97
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Pernikahan
2
Tragedi
3
Memulai penyelidikan
4
Mual muntah
5
Positif
6
Benih siapa
7
kedatangan Ayah mertua
8
Itu cucu Papah
9
Penangkapan
10
Di usir
11
Aku benci anak ini
12
Persalinan
13
Alesha Almahyra Azzahra
14
Bangga
15
Ajeng tak sadarkan diri
16
Rencana ke Jakarta
17
Laki laki terhebat
18
Transferan dari papah mertua
19
Keluarga yang enak di lihat
20
Ruang ICU
21
Siapa dia?
22
Coffe shop Kevin
23
Cemburu
24
Bicara berdua
25
Anakku
26
Bukan cinta tapi obsesi
27
Penyejuk hati
28
Belum ketemu jodoh
29
Merindukan
30
Hanya masa lalu
31
Curiga
32
Demi sebuah rencana
33
Impian Damar
34
Menjelaskan
35
Mengurusi
36
Mencari Ajeng
37
Rekaman CCTV
38
Ajeng pendarahan
39
Harus segera di lahirkan
40
Ruang perinatologi
41
Zeandra Davi Adhitama
42
Introgasi
43
ASI untuk Zean
44
Adik bayi Shasa
45
Alasan Pak Adhi ingin bercerai
46
Menjenguk Zean
47
Sudah Tau
48
Kebahagiaan Ajeng
49
Pernikahan Riko
50
Bertemu Jihan
51
kebahagiaan Kevin
52
Belanja keperluan Zean
53
Kamar Zean
54
Rama melamar Freya
55
Takut Zean Hilang
56
Bertemu orang tua Rama
57
Bulan depan
58
Gercep
59
Kenapa kamu kembali?
60
Tuduhan
61
Sah
62
Merasa tidak pantas
63
Mendadak punya istri
64
Freya tak sadarkan diri
65
Panik
66
Eps 66
67
Eps 67
68
Eps 68
69
Keras kepala
70
Eps 70
71
Eps 71
72
Eps 72
73
Eps 73
74
Eps 74
75
Eps 75
76
Eps 76
77
Eps 77
78
Eps 78
79
Eps 79
80
Eps 80
81
81
82
Eps 82
83
Eps 83
84
Eps 84
85
Eps 85
86
Eps 86
87
Eps 87
88
Eps 88
89
Eps 89
90
Eps 90
91
Eps 91
92
Eps 92
93
Eps 93
94
Eps 94
95
Eps 95
96
Eps 96
97
Eps 97

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!