Alesha Almahyra Azzahra

..."Ya Allah, selamatkan anak hamba." Ucap Damar dengan airmata yang terus membasahi pipinya, Damar tak henti berdoa saat melihat perjuangan dokter untuk menyelamatkan bayi kecil itu....

..."Kuat Nak, kamu kuat, Ayah disini Nak, Ayah akan selalu ada untuk kamu. Kamu harus kuat ya Nak, Ayah menunggu kamu disini, Ayah sangat ingin mengendong kamu." Ucap Damar yang tak mengalihkan pandangannya dari bayi mungil itu....

...***...

Beberapa dokter terus berusaha menyelamatkan bayi mungil itu dengan tindakan yang dilakukan untuk membantu bayi bernapas setelah lahir.

Dengan jantung yang terus berdebar, airmata yang terus mengalir di pipinya serta mulut yang tiada henti berdoa, Damar menantikan tangisan dari bayi mungil itu, hingga akhirnya...

Oek oek oek

Bayi menangis begitu kuat, semua dokter mengusap keringat dengan rasa syukur yang begitu besar karena berhasil menyelamatkan nyawa dari seorang bayi yang baru saja lahir.

Dengan senyum mengembang dokter itu segera meminta seorang Bidan untuk membersihkan bayi tersebut.

Tangan Damar masih menggenggam erat tangan Ajeng yang baru saja selesai di bersihkan, pakaian Ajeng pun sudah berganti, namun mata Damar dan Ajeng tak bisa berpaling dari bayi mungil itu. Sesekali mereka saling pandang lalu tersenyum, kemudian kembali menatap bayi itu.

Seorang Bidan dengan cekatan membersihkan bayi mungil itu, tidak lupa Ia juga mengukur tinggi dan berat badan bayi, setelah itu bayi segera di pakaikan pakaian lalu di bedong, semua itu tidak luput dari pandangan Damar dan juga Ajeng.

"Selamat ya Pak, Bu, bayi kalian perempuan, sangat cantik seperti ibunya." Ucap Bidan itu.

"Alhamdulillah, sayang anak kita perempuan." Ucap Damar sembari menatap Ajeng dengan wajah penuh kebahagiaan, entah kenapa mendengar anak yang lahir perempuan, hati Damar begitu bahagia.

"Bapak silahkan ikut kami ke ruang NICU, karena bayi anda lahir prematur dan masih sangat lemah jadi akan di rawat di ruang NICU agar mendapatkan perawatan insentif di inkubator." Ucap Bidan tersebut.

"Baik Bu Bidan, tapi bagaimana dengan istri saya?" Tanya Damar kemudian yang tidak ingin meninggalkan Ajeng sendirian.

"Bu Ajeng akan kami pindahkan ke ruangan VIP sesuai permintaan Bapak, setelah Bapak selesai mengurus berkas berkas di sana, Bapak bisa langsung menemani istri Bapak kembali" Jawab Bidan.

"Sayang, mas ke ruang bayi dulu ya, ngga apa apa kan mas tinggal?" Pamit Dimas sembari mencium kening Ajeng.

"Mas, jangan lama lama." Ucap Ajeng menahan tangan Damar.

"Iya sayang." Jawab Damar, Ajeng pun melepas genggaman tangannya, membiarkan Damar mengikuti Bidan yang tengah mendorong Box bayinya.

Keluar dari ruang tindakan, Damar di sambut oleh Kevin dan aditya yang masih setia menunggunya.

"Kalian masih disini?" Kaget Damar.

"Iya, kami menunggu disini, takut kamu membutuhkan apa apa Damar." Jawab Aditya.

"Terimakasih ya kalian selalu perduli sama aku dan Ajeng." Ucap Damar.

"Sama sama Dam, kita kan sahabat, sudah sepantasnya kita saling perduli." Jawab kevin.

"Eh, itu anak kamu Dam, Cewek atau cowok?" Tanya Aditya saat melihat Bidan mendorong Box bayi keluar dari ruang persalinan.

"Iya itu anakku, Alhamdulillah anak aku cewek." Jawab Damar.

Mendengar anak Damar berjenis kelamin perempuan, Kevin dan Aditya begitu antusias mendekati box bayi hanya untuk melihat anak Damar.

"MashaAllah cantik sekali anak kamu Dam." Puji Aditya.

"Mari Pak." Ajak Bidan itu lalu kembali mendorong Box bayi.

"Vin, Adit, aku ke ruang Bayi sebentar ya, kalian tunggu disini, takutnya Ajeng membutuhkan sesuatu, aku titip Ajeng. oke?" Pamit Damar.

"Siap brow." Ucap kevin dan Adit kompak.

***

Di ruang NICU

Damar segera mengurus berkas berkas untuk keperluan rawat putrinya, sementara putrinya saat ini sedang mendapatkan perawatan insentif.

Setelah selesai dengan berkas berkasnya, Damar segera menemui putrinya untuk mengadzaninya.

"Silahkan Pak, di adzani bayinya." Ucap seorang perawat yang menunjukan inkubator tempat putri Damar mendapat perawatan.

Damar berjalan mendekati inkubator tersebut, terlihat beberapa alat medis terpasang di tubuh mungil putrinya saat ini. Damar menatapnya dengan perasaan penuh haru.

"Sus, apa saya boleh menggendongnya?" Tanya Damar.

"Boleh Pak, tapi hati hati ya Pak. dan silahkan Bapak cuci tangan dulu disana." Jawab perawat itu sembari menunjuk wastafel untuk mencuci tangan.

"Baik Sus, terimakasih." Sahut Damar lalu segera berjalan menuju wastafel tersebut, Damar gegas mencuci tangannya.

Selesai cuci tangan, Damar segera kembali ke tempat anaknya mendapat perawatan, perlahan Damar membuka inkubator tersebut. Dengan tangan gemetar, Damar menggendong anak perempuan yang akan menjadikan dirinya cinta pertamanya.

Dengan airmata yang sama sekali tidak bisa di tahan, Damar segera mengadzani anak perempuannya di telinga kanan lalu Iqamah di telinga kiri.

"Assalamualaikum Putri Ayah, kamu cantik sekali Nak, kamu persis seperti Bunda, terimakasih sayang sudah hadir di hidup Ayah dan Bunda. Kelak jadilah anak yang Shalihah Nak, yang taat pada perintah Allah, dan jadilah anak yang membanggakan Ayah dan Bunda" Ucap Damar lalu mencium pipi putrinya.

"Oh ya, Ayah sudah siapkan nama yang cantik untuk anak ayah yang cantik ini, Ayah kasih kamu nama 'Alesha Almahyra Azzahra', yang artinya wanita cantik, bijak, bercahaya dan Pandai yang selalu dilindungi Allah." Ucap Damar kembali mencium pipi putrinya.

***

11 tahun kemudian...

Seorang anak perempuan berusia sebelas tahun, tengah berlarian mengejar layangan yang putus di area pesawahan pedesaan bersama dengan teman temannya, padahal hari sudah hampir maghrib, membuat para orang tuanya merasa cemas.

"Shasa, Kamu dimana Nak?" Teriak Damar saat mencari putrinya yang sudah mau beranjak remaja karena sudah hampir maghrib namun tak kunjung pulang ke rumah.

"Shasa sayang, kamu dimana, ayo pulang Nak, sudah mau maghrib." Teriakan itu terdengar dari mulut ajeng yang ikut membantu mencari putrinya.

"Mas, Shasa kemana?" Tanya Ajeng melirik ke arah suaminya dengan airmata yang sudah menggenang di sudut matanya.

"Sabar sayang, kita cari lagi ya, mungkin dia bermain di pinggiran sawah, kita cari kesana ya." Ucap Damar menggandeng tangan sang istri.

Namun yang di cari saat ini justru tengah berada diatas pohon untuk mengambil layangan yang nyangkut disana.

Dengan menggunakan tangkai kayu, gadis itu terus berusaha menggapai layangan itu. hingga akhirnya..

"Aaaaaaaa." Gadis itu berteriak saat terpleset dari batang pohon yang Ia injak.

Gadis itu memejam kan matanya bersiap untuk menahan sakit saat bokongnya harus mendarat ke tanah.

Namun... satu menit...dua menit... tiga menit, gadis itu merasa heran saat tak kunjung mendarat ke tanah.

Karena penasaran gadis itu perlahan membuka matanya, dan terkejut saat melihat seseorang yang sangat dia sayangi sudah menangkap tubuhnya hingga Ia tak sampai jatuh ke tanah.

"Ayah..." Suara lembut terdengar dari mulut gadis yang memiliki paras cantik, berkulit putih, bola mata coklat dengan bulu mata lentik, bibir merah alami dengan rambut ikal sebahu berwarna hitam kecoklatan.

Gadis itu segera turun dari gendongan Ayahnya, dengan perasaan takut. Teman teman Shasa yah ikut mengejar layangan pun berlarian karena takut kena marah orang tua Shasa.

Episodes
1 Pernikahan
2 Tragedi
3 Memulai penyelidikan
4 Mual muntah
5 Positif
6 Benih siapa
7 kedatangan Ayah mertua
8 Itu cucu Papah
9 Penangkapan
10 Di usir
11 Aku benci anak ini
12 Persalinan
13 Alesha Almahyra Azzahra
14 Bangga
15 Ajeng tak sadarkan diri
16 Rencana ke Jakarta
17 Laki laki terhebat
18 Transferan dari papah mertua
19 Keluarga yang enak di lihat
20 Ruang ICU
21 Siapa dia?
22 Coffe shop Kevin
23 Cemburu
24 Bicara berdua
25 Anakku
26 Bukan cinta tapi obsesi
27 Penyejuk hati
28 Belum ketemu jodoh
29 Merindukan
30 Hanya masa lalu
31 Curiga
32 Demi sebuah rencana
33 Impian Damar
34 Menjelaskan
35 Mengurusi
36 Mencari Ajeng
37 Rekaman CCTV
38 Ajeng pendarahan
39 Harus segera di lahirkan
40 Ruang perinatologi
41 Zeandra Davi Adhitama
42 Introgasi
43 ASI untuk Zean
44 Adik bayi Shasa
45 Alasan Pak Adhi ingin bercerai
46 Menjenguk Zean
47 Sudah Tau
48 Kebahagiaan Ajeng
49 Pernikahan Riko
50 Bertemu Jihan
51 kebahagiaan Kevin
52 Belanja keperluan Zean
53 Kamar Zean
54 Rama melamar Freya
55 Takut Zean Hilang
56 Bertemu orang tua Rama
57 Bulan depan
58 Gercep
59 Kenapa kamu kembali?
60 Tuduhan
61 Sah
62 Merasa tidak pantas
63 Mendadak punya istri
64 Freya tak sadarkan diri
65 Panik
66 Eps 66
67 Eps 67
68 Eps 68
69 Keras kepala
70 Eps 70
71 Eps 71
72 Eps 72
73 Eps 73
74 Eps 74
75 Eps 75
76 Eps 76
77 Eps 77
78 Eps 78
79 Eps 79
80 Eps 80
81 81
82 Eps 82
83 Eps 83
84 Eps 84
85 Eps 85
86 Eps 86
87 Eps 87
88 Eps 88
89 Eps 89
90 Eps 90
91 Eps 91
92 Eps 92
93 Eps 93
94 Eps 94
95 Eps 95
96 Eps 96
97 Eps 97
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Pernikahan
2
Tragedi
3
Memulai penyelidikan
4
Mual muntah
5
Positif
6
Benih siapa
7
kedatangan Ayah mertua
8
Itu cucu Papah
9
Penangkapan
10
Di usir
11
Aku benci anak ini
12
Persalinan
13
Alesha Almahyra Azzahra
14
Bangga
15
Ajeng tak sadarkan diri
16
Rencana ke Jakarta
17
Laki laki terhebat
18
Transferan dari papah mertua
19
Keluarga yang enak di lihat
20
Ruang ICU
21
Siapa dia?
22
Coffe shop Kevin
23
Cemburu
24
Bicara berdua
25
Anakku
26
Bukan cinta tapi obsesi
27
Penyejuk hati
28
Belum ketemu jodoh
29
Merindukan
30
Hanya masa lalu
31
Curiga
32
Demi sebuah rencana
33
Impian Damar
34
Menjelaskan
35
Mengurusi
36
Mencari Ajeng
37
Rekaman CCTV
38
Ajeng pendarahan
39
Harus segera di lahirkan
40
Ruang perinatologi
41
Zeandra Davi Adhitama
42
Introgasi
43
ASI untuk Zean
44
Adik bayi Shasa
45
Alasan Pak Adhi ingin bercerai
46
Menjenguk Zean
47
Sudah Tau
48
Kebahagiaan Ajeng
49
Pernikahan Riko
50
Bertemu Jihan
51
kebahagiaan Kevin
52
Belanja keperluan Zean
53
Kamar Zean
54
Rama melamar Freya
55
Takut Zean Hilang
56
Bertemu orang tua Rama
57
Bulan depan
58
Gercep
59
Kenapa kamu kembali?
60
Tuduhan
61
Sah
62
Merasa tidak pantas
63
Mendadak punya istri
64
Freya tak sadarkan diri
65
Panik
66
Eps 66
67
Eps 67
68
Eps 68
69
Keras kepala
70
Eps 70
71
Eps 71
72
Eps 72
73
Eps 73
74
Eps 74
75
Eps 75
76
Eps 76
77
Eps 77
78
Eps 78
79
Eps 79
80
Eps 80
81
81
82
Eps 82
83
Eps 83
84
Eps 84
85
Eps 85
86
Eps 86
87
Eps 87
88
Eps 88
89
Eps 89
90
Eps 90
91
Eps 91
92
Eps 92
93
Eps 93
94
Eps 94
95
Eps 95
96
Eps 96
97
Eps 97

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!