kedatangan Ayah mertua

..."Ya sudahlah, walau dia teman kita, tapi dia tetap harus mendapatkan hukuman Ko, bahkan hukuman penjara buatnya tidak akan sebanding dengan apa yang di rasakan Ajeng." Ucap Damar, Riko pun hanya menganggukan kepala tanda setuju....

..."Kamu tau ko, saat ini Ajeng hamil, dan aku sama sekali tidak tau benih siapa yang tumbuh di rahim istriku, aku hanya bisa berharap kalau dia benar benar anakku." Sambungnya penuh harap....

...***...

"Astagfirullah, aku turut prihatin ya Dam." Ucap Riko menatap kasihan pada sahabatnya ini.

"Iya Ko, sebenarnya aku juga bingung harus bagaimana, terkadang aku berpikir untuk meninggalkan Ajeng, tapi setiap melihat wajah Ajeng, aku tidak sanggup untuk meninggalkannya, bahkan setiap dia menangis rasanya hatiku ikut hancur Ko." Keluh Damar.

Riko melihat betapa hancurnya Damar saat ini, tapi bagaimana pun Riko tidak ingin sahabatnya salah mengambil keputusan, walau bagaimana Ajeng itu wanita baik, dia tidak pantas di sakiti.

"Dam, kamu harus ingat, apa yang di alami Ajeng bukan keinginannya, jangan menghukumnya Dam, dia tidak bersalah, aku harap kamu mengerti apa yang aku maksud." Ucap Riko mencoba memberi pengertian pada Damar.

"Kamu benar Ko, kalau aku meninggalkannya sama saja aku menghukumnya, padahal dia tidak bersalah, semua yang terjadi bukan salahnya, aku tidak boleh menghukumnya, justru aku sebagai suami harus selalu mendampinginya." Ucap Damar.

"Syukurlah kalau kamu mengerti, dia istrimu Dam, artinya anak yang dia kandung adalah anakmu, terlepas dia dari benih mu atau bukan, tapi dia tetaplah anak kalian." Ucap Riko menasehati Damar.

"Iya ko, aku pasti akan menerima anak itu walau pun ternyata dia bukan dari benihku tapi aku akan tetap menyayangi anak itu, karena aku Ayahnya." Ucap Damar yakin.

"Damar." Teriak seseorang.

Damar pun menoleh ke belakan, namun dia begitu terkejut menatap seorang laki laki yang sedang berjalan ke arahnya.

"Papah." Lirih Damar.

Damar dan Riko berdiri menyambut kedatangan Pak Adhitama. Mereka berdua mencium tangannya secara bergantian.

"Papah sedang apa disini?" Tanya Damar.

"Papah baru selesai meeting dengan klien Nak." Jawab laki laki yang ternyata adalah Pak Adhitama Ayah dari Damar.

"Damar, ada yang ingin papah bicarakan sama kamu." Sambung Pak Adhi.

"Ada apa Pah?" Tanya Damar.

Pak Adhi menatap ke arah Riko, Riko yang mengerti pun langsung pamit pulang karena takut menggangu anak dan Ayah yang sudah lama tak bertemu.

"Dam, sepertinya aku harus segera pulang, kapan kapan kita ngobrol lagi ya." Ucap Riko mengambil tas hitam yang ada di belakangnya.

"Ya Ko, terimakasih ya atas bantuannya." Ucap Damar yang mengerti bahwa Riko ingin memberi ruang padanya untuk berbicara empat mata dengan papahnya.

"Sama sama Dam." Ucap Riko segera bangun.

"Om, saya pulang dulu ya, Assalamualaikum." Pamit Riko mencium tangan Pak Adhi sebelum akhirnya berlalu pergi.

Damar menatap kepergian sahabatnya hingga sahabatnya menghilang dari pandangannya.

"Damar, Bisakah kamu kembali ke rumah dan bekerja di perusahaan lagi?" Pinta Pak Adhi to the point.

"Apa papah dan mamah sudah bisa menerima istriku?" bukannya menjawab, Damar justru bertanya balik.

"Damar, apa istrimu lebih penting dibanding mamahmu yang sudah melahirkan kamu, kami yang sudah merawat kamu dari kecil Damar, kenapa kamu lebih memilih istrimu daripada kami." Protes Pak Adhi yang merasa kecewa pada anaknya.

"Pah maaf, bukan maksud Damar menjadi anak durhaka, tapi Damar tidak bisa meninggalkan Ajeng Pah, dia istriku, emang mamah yang melahirkan aku, tapi Ajeng juga akan melahirkan anakku Pah." Ucap Damar.

"Apa maksudmu Damar?" Tanya Pak Adhi.

"Pah, saat ini Ajeng hamil anak Damar, jadi mana mungkin Damar meninggalkannya Pah." Jawab Damar.

"Apa? Ja.. jadi Ajeng hamil?" Kaget Pak Adhi.

"Iya Pah, saat ini Ajeng sedang mengandung, terlepas dari itu Damar juga sangat mencintai Ajeng Pah, Damar tidak akan pernah meninggalkan Ajeng sampai kapanpun." Ucap Damar.

Pak Adhi yang mendengar menantunya tengah hamil tidak bisa berkata apa apa, walau dia tidak menyukai menantunya, tapi anak yang ada di kandungan Ajeng adalah cucunya.

"Pah, Damar akan kembali jika papah dan mamah bisa menerima Ajeng dan juga anak kami." Sambung Damar saat melihat Pak Adhi hanya terdiam.

"Damar harus pulang Pah, Ajeng lebih membutuhkan Damar. Assalamualaikum." Pamit Damar yang segera berlalu meninggalkan Pak Adhi yang masih diam terpaku.

"Damar tunggu." Ucapnya menoleh ke belakang saat tersadar dari lamunannya, namun ternyata Damar sudah berjalan cukup jauh.

"Ajeng hamil? itu artinya aku akan memiliki seorang cucu." Ucapnya tanpa sadar mengukir senyum di bibirnya.

***

"Sayang kamu ngapain?" Tanya Damar saat sampai rumah melihat sang istri sedang membersihkan teras rumah.

"Mas, aku bawa Sapu, sudah pasti aku lagi nyapu, ngga mungkinkan aku bawa sapu pas aku lagi masak." Celetuk Ajeng mengangkat sapu yang ada di tangannya.

"Isshhh kamu ini." Damar turun dari motor langsung menghampiri sang istri mengacak rambut Ajeng yang selalu bisa membuatnya tersenyum.

"Maksud aku ngapain kamu nyapu, kan mas tadi bilang kamu jangan mengerjakan pekerjaan apapun, kamu istirahat saja." Ucap Damar.

"Ya habis gimana Mas, aku bosan tiduran terus. tapi aku cuma nyapu teras aja Mas, kalau dapur belum, soalnya masih agak banjir, aku takut terpleset." Ucap Ajeng.

"Iya jangan sayang, nanti biar aku yang bersihkan, sekarang kamu masuk, aku bawakan kamu siomay, tadi aku lihat di jalan ada tukang somay terus aku ingat kamu, jadi aku beli aja." Ucap Damar memberikan kantong kresek hitam yang berisi dua bungkus siomay.

"Terimakasih ya Mas, kamu memang selalu tau apa yang aku pengen." ucap Ajeng menerima kresek itu dengan senang hati.

"Sama sama sayang, kita masuk ya." Ucap Damar merangkul sang istri dan membawanya masuk ke dalam rumah.

"Kamu tunggu disini, Mas ambilkan piring dulu." Ucap Damar segera masuk ke dapur mengambil dua piring dan dua sendok. Sementara Ajeng segera duduk di kursi.

Setelahnya, damar kembali ke ruang tamu dan duduk di kursi yang ada disana, membuka satu bungkus somay lalu meletakkannya pada piring dan memberikannya pada Ajeng yang duduk di sampingnya.

Saat keduanya sedang menikmati makan somay bersama, terdengar suara ketukan pintu dari depan.

"Siapa ya Mas?" Tanya Ajeng dengan mulut yang masih penuh dengan somay menoleh ke arah pintu.

"Ngga tau sayang, kamu habiskan saja ya somay nya, Mas mau lihat siapa yang datang." Jawab Damar yang segera bangun lalu berjalan ke arah pintu.

Damar sedikit tertegun melihat seseorang yang datang setelah membuka pintunya.

"Pa.. pah, kok papah bisa ada disini?" Tanya Damar terbata.

"Ajeng mana Nak?" Pak Adhi tak menjawab justru mencari menantunya.

"Ajeng? Papah ada perlu apa dengan Ajeng?" Tanya Damar heran.

"Papah hanya ingin melihat menantu Papah, Damar." Ucap Pak Adhi menerobos masuk ke dalam.

Pak Adhi tersenyum saat melihat Ajeng yang begitu lahap makan somay. Pak Adhi berjalan mendekati Ajeng. Damar menutup pintu lalu segera menyusulnya, takut sang papah menyakiti istrinya.

"Papah." teriak Damar saat mengejar papahnya.

Ajeng yang mendengar teriakan Damar menoleh ke belakang, dan betapa terkejutnya Ajeng saat melihat Pak Adhi sudah berada di belakangnya.

"Om Adhi." Lirih Ajeng segera bangun menatap Pak Adhi, namun setelahnya Ajeng segera menundukan kepalanya.

Ajeng begitu takut Papah mertua yang tidak pernah mau menerima dirinya sebagai menantu akan marah padanya. Dan Ajeng bisa menebak jika kedatangannya kesini pasti ingin meminta Damar untuk meninggalkannya, karena hanya itu permintaan beliau pada Ajeng.

Episodes
1 Pernikahan
2 Tragedi
3 Memulai penyelidikan
4 Mual muntah
5 Positif
6 Benih siapa
7 kedatangan Ayah mertua
8 Itu cucu Papah
9 Penangkapan
10 Di usir
11 Aku benci anak ini
12 Persalinan
13 Alesha Almahyra Azzahra
14 Bangga
15 Ajeng tak sadarkan diri
16 Rencana ke Jakarta
17 Laki laki terhebat
18 Transferan dari papah mertua
19 Keluarga yang enak di lihat
20 Ruang ICU
21 Siapa dia?
22 Coffe shop Kevin
23 Cemburu
24 Bicara berdua
25 Anakku
26 Bukan cinta tapi obsesi
27 Penyejuk hati
28 Belum ketemu jodoh
29 Merindukan
30 Hanya masa lalu
31 Curiga
32 Demi sebuah rencana
33 Impian Damar
34 Menjelaskan
35 Mengurusi
36 Mencari Ajeng
37 Rekaman CCTV
38 Ajeng pendarahan
39 Harus segera di lahirkan
40 Ruang perinatologi
41 Zeandra Davi Adhitama
42 Introgasi
43 ASI untuk Zean
44 Adik bayi Shasa
45 Alasan Pak Adhi ingin bercerai
46 Menjenguk Zean
47 Sudah Tau
48 Kebahagiaan Ajeng
49 Pernikahan Riko
50 Bertemu Jihan
51 kebahagiaan Kevin
52 Belanja keperluan Zean
53 Kamar Zean
54 Rama melamar Freya
55 Takut Zean Hilang
56 Bertemu orang tua Rama
57 Bulan depan
58 Gercep
59 Kenapa kamu kembali?
60 Tuduhan
61 Sah
62 Merasa tidak pantas
63 Mendadak punya istri
64 Freya tak sadarkan diri
65 Panik
66 Eps 66
67 Eps 67
68 Eps 68
69 Keras kepala
70 Eps 70
71 Eps 71
72 Eps 72
73 Eps 73
74 Eps 74
75 Eps 75
76 Eps 76
77 Eps 77
78 Eps 78
79 Eps 79
80 Eps 80
81 81
82 Eps 82
83 Eps 83
84 Eps 84
85 Eps 85
86 Eps 86
87 Eps 87
88 Eps 88
89 Eps 89
90 Eps 90
91 Eps 91
92 Eps 92
93 Eps 93
94 Eps 94
95 Eps 95
96 Eps 96
97 Eps 97
98 Eps 98
99 Eps 99
100 Eps 100
101 Eps 101
102 Eps 102
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Pernikahan
2
Tragedi
3
Memulai penyelidikan
4
Mual muntah
5
Positif
6
Benih siapa
7
kedatangan Ayah mertua
8
Itu cucu Papah
9
Penangkapan
10
Di usir
11
Aku benci anak ini
12
Persalinan
13
Alesha Almahyra Azzahra
14
Bangga
15
Ajeng tak sadarkan diri
16
Rencana ke Jakarta
17
Laki laki terhebat
18
Transferan dari papah mertua
19
Keluarga yang enak di lihat
20
Ruang ICU
21
Siapa dia?
22
Coffe shop Kevin
23
Cemburu
24
Bicara berdua
25
Anakku
26
Bukan cinta tapi obsesi
27
Penyejuk hati
28
Belum ketemu jodoh
29
Merindukan
30
Hanya masa lalu
31
Curiga
32
Demi sebuah rencana
33
Impian Damar
34
Menjelaskan
35
Mengurusi
36
Mencari Ajeng
37
Rekaman CCTV
38
Ajeng pendarahan
39
Harus segera di lahirkan
40
Ruang perinatologi
41
Zeandra Davi Adhitama
42
Introgasi
43
ASI untuk Zean
44
Adik bayi Shasa
45
Alasan Pak Adhi ingin bercerai
46
Menjenguk Zean
47
Sudah Tau
48
Kebahagiaan Ajeng
49
Pernikahan Riko
50
Bertemu Jihan
51
kebahagiaan Kevin
52
Belanja keperluan Zean
53
Kamar Zean
54
Rama melamar Freya
55
Takut Zean Hilang
56
Bertemu orang tua Rama
57
Bulan depan
58
Gercep
59
Kenapa kamu kembali?
60
Tuduhan
61
Sah
62
Merasa tidak pantas
63
Mendadak punya istri
64
Freya tak sadarkan diri
65
Panik
66
Eps 66
67
Eps 67
68
Eps 68
69
Keras kepala
70
Eps 70
71
Eps 71
72
Eps 72
73
Eps 73
74
Eps 74
75
Eps 75
76
Eps 76
77
Eps 77
78
Eps 78
79
Eps 79
80
Eps 80
81
81
82
Eps 82
83
Eps 83
84
Eps 84
85
Eps 85
86
Eps 86
87
Eps 87
88
Eps 88
89
Eps 89
90
Eps 90
91
Eps 91
92
Eps 92
93
Eps 93
94
Eps 94
95
Eps 95
96
Eps 96
97
Eps 97
98
Eps 98
99
Eps 99
100
Eps 100
101
Eps 101
102
Eps 102

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!