Persalinan

..."Ngga mas, ini bukan anak kita, aku ngga mau anak ini lahir." Namun entah kenapa Ajeng terus saja histeris....

..."Sayang, jangan bicara seperti itu, ini anak kita sayang. Sampai kapanpun ini anak kita." Ucap Damar memeluk Ajeng....

..."Apa yang terjadi sama kamu sayang, tadi pagi kamu baik baik saja, kenapa sekarang kamu seperti ini." Batin Damar bingung....

...***...

Setelah empat Jam, Ajeng kembali di lakukan pemeriksaan dalam untuk melihat kemajuan proses persalinannya.

"Pak, sudah pembukaan tujuh, mungkin sebentar lagi Bayinya akan lahir." Ucap Sang dokter.

"Tapi dok, usia kehamilan istri saya baru delapan Bulan dok, Bayi saya tidak akan kenapa kenapa kan dok? Anak saya akan baik baik saja kan dok?" Tanya Damar yang merasa khawatir pada bayi yang di kandung Sang istri, mengingat usia kehamilan Ajeng yang belum cukup bulan.

"InshaAllah tidak apa apa Pak, karena untuk di pertahankan pun sudah tidak bisa, kita berdoa saja semoga semuanya baik baik saja, tapi kita juga harus siap dengan kemungkinan terburuknya Pak, terlebih kondisi Bu Ajeng sangat tidak kooperatif saat ini." Terang sang dokter.

"Lebih baik Bapak coba tenangkan Bu Ajeng ya Pak, karena saat seperti ini hanya suaminya yang bisa membuatnya lebih tenang." Saran Sang dokter kemudian berlalu.

Damar menatap heran pada Ajeng yang terus ingin menyakiti anak dalam kandungannya.

"Sayang, please kamu tenang ya, jangan seperti ini, ini anak kita sayang, kasihan dia pasti kesakitan kalau kamu terus memukulinya." Ucap Damar yang tetap menahan kedua tangan Ajeng yang terus ingin memukuli perutnya.

"Dia bukan anak kamu Mas, dia bukan anak kamu, dia bukan anak kamu." Ucap Ajeng membuat Damar semakin yakin ada sesuatu yang membuat Ajeng kembali teringat pada kejadian itu.

"Oke, kalau memang dia bukan anakku, terus kenapa? dia tetap anak kamu Ajeng, dia darah daging kamu. Ingat Ajeng kamu ini istriku, jadi anakmu sudah pasti anakku juga Ajeng" Teriak Damar, membuat Ajeng terdiam.

"Please kamu jangan seperti ini, kita akan sama sama membesarkan anak ini." Sambung Damar dengan suara lembutnya. Merapihkan anak rambut Ajeng lalu menyelipkan nya ke belakang telinga. Ajeng terus terisak mendengar ucapan laki laki yang dari dulu selalu mencintainya dengan tulus.

"Kamu harus tenang sayang, kasihan anak kita, dia berhak hidup sayang, kita akan merawatnya bersama ya, kita akan melalui semua ini bersama, jangan berpikir yang macam macam, kita akan menjadi keluarga bahagia, ada kamu, aku dan anak kita. Sesuai apa yang kita impikan selama ini" Bujuk Damar.

"Hmmmm, Ssshhhhh, sakit Mas." Ajeng meringis saat merasakan kontraksi lagi.

"Iya sayang, kamu yang kuat ya sayang demi anak kita. Kita akan berjuang bersama sama." Ucap Damar lalu kembali membaca doa dan surat surat pendek yang Ia Hafal di ubun ubun sang istri.

"Mas, Maafkan aku." Ucap Ajeng sembari menahan sakit.

"Tidak apa apa sayang, kita akan melewati ini bersama. Ada aku yang akan selalu ada di samping kamu. Ya?" Ucap Damar mencium kening Sang istri.

"Alhamdulillah, kamu sudah lebih tenang sayang." Batin Damar yang merasa lega saat Ajeng bisa mengontrol emosinya kembali.

"Akhhh Mas, sepertinya kepala bayinya mau keluar." Ucap Ajeng yang merasa tak bisa menahan rasa ingin mengejannya dan sesuatu sudah mengganjal dibawah sana.

"Apa? kamu yakin sayang." Ucap Damar yang justru terlihat bingung apa yang harus dilakukannya.

"Mas cepat panggilkan dokter atau Bidannya." Teriak Ajeng.

Damar reflek berlari menghampiri dokter yang sedang duduk di deretan meja perawat.

"Dok, sepertinya anak saya sudah mau keluar." Ucap Damar, dokter pun segera bangun dan menghampiri Ajeng. Di susul oleh beberapa Bidan.

Ajeng menarik napas berat, mengerang tertahan, karena dokter baru saja tiba. Dokter segera bersiap untuk menolong persalinan Ajeng.

Keringat dingin bercucuran dari pelipis Ajeng, bahkan dari seluruh tubuhnya, menahan rasa sakit yang datang bertubi tubi. Suara Ajeng bergetar saat berusaha mengatur napas di antara kontraksi yang semakin intens.

Tangannya mencengkram kuat tangan suaminya, membuat Damar meringis menahan sakit.

Seorang dokter kandungan segera melakukan pemeriksaan dalam, dan ternyata pembukaan jalan lahir Ajeng memang hampir lengkap.

"Siapkan peralatan persalinan, pembukaan sudah hampir lengkap. Dan tolong panggilkan dokter specialis anak, karena bayi lahir prematur." Titah sang dokter.

"Baik dok." Sahut beberapa Bidan di sana.

Dokter segera memimpin proses persalinan saat pembukaan Ajeng sudah lengkap. Dokter specialis anak pun sudah mendampingi proses kelahiran bayi dan siap untuk menangani bayi yang kemungkinan akan lahir dengan Prematur.

"Bu, pembukaan sudah lengkap, kita akan mulai proses persalinannya ya." Ucap Dokter pada Ajeng.

"Bapak silahkan naik ke atas ranjang dan pangku kepala Bu Ajeng, atau kalau Bu Ajeng mau dipeluk juga boleh, senyamannya Bu Ajeng saja." Ucap dokter pada Damar.

Damar segera naik ke atas ranjang dan memangku kepala Ajeng sesuai permintaan dokter.

"Bu Ajeng, nanti saat ibu merasakan sakit yang teramat sangat dan tidak bisa di tahan ibu segera mengejan yang kuat ya." Ucap dokter. Ajeng hanya menganggukan kepalanya.

Sesuai yang di pinta sang dokter, saat merasakan sakit yang teramat sangat, Ajeng segera mengejan dengan kuat, mencengkram tangan sang suami hingga Damar merasa kesakitan, namun Damar menahannya demi Ajeng. Setelah beberapa kali mengejan, bayi itu belum juga lahir.

Keringat dingin menetes di pelipis Ajeng. Damar segera mengambil tisu untuk mengusap keringat Ajeng dan terus membacakan doa di ubun ubun Ajeng.

Sungguh Damar sangat ketakutan saat melihat Ajeng berjuang melahirkan anaknya. Damar memeluk Ajeng mencoba memberikan kekuatan pada Ajeng. Terlebih wajah Ajeng sudah terlihat pucat.

"Ya Allah, mudahkan persalinan istri hamba, selamatkan istri dan anak hamba ya Allah." Batin Damar terus berdoa untuk kelancaran persalinan Ajeng.

 "Eeeggghhhhhh, Hu.. Hu.. Hu.. Hu.." Napas Ajeng tersenggal senggal.

"Sakit sekali Mas." Ucap Ajeng di sela kontraksi yang mereda.

"Iya sayang, Mas tau, tapi Mas yakin kamu bisa, kamu wanita kuat dan hebat sayang." Ucap Damar menciumi tangan Sang istri.

"Sekali lagi ya Bu, kepala dedenya sudah terlihat, semangat ibu sebentar lagi dedenya keluar." Ucap dokter memberikan semangat pada Ajeng.

Ajeng pun kembali mengejan saat rasa sakit kembali Ia rasakan. Sembari terus mencengkram tangan Sang suami.

"Hebat. Iya bagus sekali. Sedikit lagi,, Dorongan terakhir...

Damar mengusap keringat yang membanjir di kening Ajeng, sembari meniupnya, Damar seakan ikut menahan napas saat melihat Ajeng kembali mengejan.

Setelah penuh perjuangan, Akhirnya Seorang bayi terlahir ke dunia, namun bayi yang baru saja dilahirkan Ajeng tidak langsung menangis. Dokter dan bidan segera memberikan tindakan pada bayi itu.

"Dok, ada apa dengan anak saya? kenapa dia tidak menangis dok?" Tanya Damar cemas.

"Tenang ya Pak, dokter saat ini sedang memberikan tindakan." Ucap Bidan yang kini bertugas mengambil alih tindakan pada Ajeng untuk mengeluarkan plasenta.

Sementara dokter kandungan dan juga dokter specialis anak tengah menangani bayi mereka.

"Ya Allah, selamatkan anak hamba." Ucap Damar dengan airmata yang terus membasahi pipinya, Damar tak henti berdoa saat melihat perjuangan dokter untuk menyelamatkan bayi kecil itu.

"Kuat Nak, kamu kuat, Ayah disini Nak, Ayah akan selalu ada untuk kamu. Kamu harus kuat ya Nak, Ayah menunggu kamu disini, Ayah sangat ingin mengendong kamu." Ucap Damar yang tak mengalihkan pandangannya dari bayi mungil itu.

Episodes
1 Pernikahan
2 Tragedi
3 Memulai penyelidikan
4 Mual muntah
5 Positif
6 Benih siapa
7 kedatangan Ayah mertua
8 Itu cucu Papah
9 Penangkapan
10 Di usir
11 Aku benci anak ini
12 Persalinan
13 Alesha Almahyra Azzahra
14 Bangga
15 Ajeng tak sadarkan diri
16 Rencana ke Jakarta
17 Laki laki terhebat
18 Transferan dari papah mertua
19 Keluarga yang enak di lihat
20 Ruang ICU
21 Siapa dia?
22 Coffe shop Kevin
23 Cemburu
24 Bicara berdua
25 Anakku
26 Bukan cinta tapi obsesi
27 Penyejuk hati
28 Belum ketemu jodoh
29 Merindukan
30 Hanya masa lalu
31 Curiga
32 Demi sebuah rencana
33 Impian Damar
34 Menjelaskan
35 Mengurusi
36 Mencari Ajeng
37 Rekaman CCTV
38 Ajeng pendarahan
39 Harus segera di lahirkan
40 Ruang perinatologi
41 Zeandra Davi Adhitama
42 Introgasi
43 ASI untuk Zean
44 Adik bayi Shasa
45 Alasan Pak Adhi ingin bercerai
46 Menjenguk Zean
47 Sudah Tau
48 Kebahagiaan Ajeng
49 Pernikahan Riko
50 Bertemu Jihan
51 kebahagiaan Kevin
52 Belanja keperluan Zean
53 Kamar Zean
54 Rama melamar Freya
55 Takut Zean Hilang
56 Bertemu orang tua Rama
57 Bulan depan
58 Gercep
59 Kenapa kamu kembali?
60 Tuduhan
61 Sah
62 Merasa tidak pantas
63 Mendadak punya istri
64 Freya tak sadarkan diri
65 Panik
66 Eps 66
67 Eps 67
68 Eps 68
69 Keras kepala
70 Eps 70
71 Eps 71
72 Eps 72
73 Eps 73
74 Eps 74
75 Eps 75
76 Eps 76
77 Eps 77
78 Eps 78
79 Eps 79
80 Eps 80
81 81
82 Eps 82
83 Eps 83
84 Eps 84
85 Eps 85
86 Eps 86
87 Eps 87
88 Eps 88
89 Eps 89
90 Eps 90
91 Eps 91
92 Eps 92
93 Eps 93
94 Eps 94
95 Eps 95
96 Eps 96
97 Eps 97
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Pernikahan
2
Tragedi
3
Memulai penyelidikan
4
Mual muntah
5
Positif
6
Benih siapa
7
kedatangan Ayah mertua
8
Itu cucu Papah
9
Penangkapan
10
Di usir
11
Aku benci anak ini
12
Persalinan
13
Alesha Almahyra Azzahra
14
Bangga
15
Ajeng tak sadarkan diri
16
Rencana ke Jakarta
17
Laki laki terhebat
18
Transferan dari papah mertua
19
Keluarga yang enak di lihat
20
Ruang ICU
21
Siapa dia?
22
Coffe shop Kevin
23
Cemburu
24
Bicara berdua
25
Anakku
26
Bukan cinta tapi obsesi
27
Penyejuk hati
28
Belum ketemu jodoh
29
Merindukan
30
Hanya masa lalu
31
Curiga
32
Demi sebuah rencana
33
Impian Damar
34
Menjelaskan
35
Mengurusi
36
Mencari Ajeng
37
Rekaman CCTV
38
Ajeng pendarahan
39
Harus segera di lahirkan
40
Ruang perinatologi
41
Zeandra Davi Adhitama
42
Introgasi
43
ASI untuk Zean
44
Adik bayi Shasa
45
Alasan Pak Adhi ingin bercerai
46
Menjenguk Zean
47
Sudah Tau
48
Kebahagiaan Ajeng
49
Pernikahan Riko
50
Bertemu Jihan
51
kebahagiaan Kevin
52
Belanja keperluan Zean
53
Kamar Zean
54
Rama melamar Freya
55
Takut Zean Hilang
56
Bertemu orang tua Rama
57
Bulan depan
58
Gercep
59
Kenapa kamu kembali?
60
Tuduhan
61
Sah
62
Merasa tidak pantas
63
Mendadak punya istri
64
Freya tak sadarkan diri
65
Panik
66
Eps 66
67
Eps 67
68
Eps 68
69
Keras kepala
70
Eps 70
71
Eps 71
72
Eps 72
73
Eps 73
74
Eps 74
75
Eps 75
76
Eps 76
77
Eps 77
78
Eps 78
79
Eps 79
80
Eps 80
81
81
82
Eps 82
83
Eps 83
84
Eps 84
85
Eps 85
86
Eps 86
87
Eps 87
88
Eps 88
89
Eps 89
90
Eps 90
91
Eps 91
92
Eps 92
93
Eps 93
94
Eps 94
95
Eps 95
96
Eps 96
97
Eps 97

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!