Tragedi

..."Ekhmmm, Rupanya pengantin baru ini terlihat begitu bahagia." Ucap seseorang yang tiba tiba terdengar tepat dari belakang Ajeng....

...Ajeng segera menoleh, dan sedikit terkejut saat melihat seseorang yang sedang berdiri di hadapannya saat ini....

...***...

"Mbak Kayla." Kaget Ajeng.

"Hallo Ajeng, Apa kabar? Sepertinya kamu sangat bahagia setelah menikah dengan Damar?" Ucap wanita yang bernama Kayla yang merupakan wanita yang dijodohkan dengan Damar oleh keluarganya namun Damar selalu menolaknya.

"Ternyata kalian bisa bahagia juga ya walaupun menikah tanpa restu dari kedua orang tua Damar." Sambungnya terus berusaha mendekati Ajeng dengan melipat kedua tangannya di dada.

Ajeng yang ketakutan terus berjalan mundur menjauhi Kayla, hingga akhirnya mentok di dinding rumah kontrakan itu.

"Kenapa? kamu takut? aku tidak akan menyakiti kamu, jadi kamu tenang saja." Ucap Kayla dengan nada sedikit lembut.

"By the way, kamu mau kan menjadi temanku? aku sudah ikhlas kalau Damar memilihmu, jadi tidak ada salahnya kan kalau kita berteman." Sambung Kayla lalu mengulurkan tangannya.

Ajeng mengangkat tangannya untuk menjabat tangan Kayla walau dengan perasaan takut dan ragu sembari berkata, "I.. iya Mbak.. ki. kita berteman sekarang." ucapnya terbata menjabat tangan Kayla.

"Terimakasih Ajeng, kamu memang wanita yang baik, pantas Damar lebih memilih kamu." Puji Kayla.

"Sama Sama Mbak." Sahut Ajeng.

"Baiklah kalau begitu aku pulang dulu ya, Bye." Ucap Kayla dan berlalu sembari melambaikan tangannya.

Ajeng menatap kepergian Kayla dan segera masuk saat Kayla sudah melajukan mobilnya.

"Hufffttt, semoga mbak Kayla memang tulus ingin berteman denganku." Gumam Ajeng lalu kembali melakuan aktifitas membersihkan rumahnya.

***

"Kamu pikir aku akan membiarkan kalian hidup bahagia, kita akan lihat, bagaimana aku akan menghancurkan kebahagiaan kalian ini." Ucap Kayla saat menghentikan mobilnya tak jauh daro kontrakan Damar.

Kayla mengambil ponsel yang ada di Tasnya, lalu menghubungi seseorang.

"Lakukan apa yang aku minta sekarang, aku sudah mengshare lokasinya dan aku sudah pastikan dia hanya sendiri di rumah." Ucap Kayla memberikan perintah saat panggilan terhubung.

"Baik Bos." Sahut seseorang di sebrang sana.

"Kita lihat saja Ajeng, apa setelah ini kamu masih bisa tersenyum seperti sekarang." Gumam Kayla dengan seringai di wajahnya setelah panggilan terputus.

***

Tok Tok Tok

Sebuah ketukan terdengar dari pintu rumah kontrakan itu, Ajeng yang masih membersihkan kamar menghentikan aktifitasnya, di letakan nya sapu yang sedang Ia pegang di sisi Ranjang, Ajeng mengelap keringat yang ada di dahinya lalu segera mencuci tangannya.

"Siapa ya? apa mungkin Mas Damar, tapi baru jam segini masa pulang sih." Gumam Ajeng saat suara ketukan pintu masih terdengar.

Dengan penuh ragu Ajeng segera membuka kunci pintu lalu membuka pintunya.

"Ma..maaf ka..kalian si..siapa ya?" Tanya Ajeng yang ketakutan saat melihat empat orang laki laki sedang berdiri di hadapannya.

Keempat laki laki itu langsung masuk sembari menyeret tubuh Ajeng, salah satu orang itu segera mengunci pintu kontrakan dan membuang kuncinya sembarang, sementara mulut Ajeng langsung di bekap.

"Hmmmm, Hmmmm." Ajeng terus berontak mencoba melepaskan diri dari ke tiga pria yang memegangnya.

Ajeng di dorong dengan kasar ke atas ranjang. Ajeng yang panik tak sengaja melihat sapu yang ada di pinggir ranjang, Ia pun segera mengambil sapu yang tadi belum sempat Ia simpan di dapur, Ajeng memukul keempat laki laki itu dengan sapu, lalu segera melarikan diri dari kamar.

Ajeng meraih ponselnya sambil terus berlari hendak keluar rumah, namun pintu terkunci dan kuncinya entah ada di mana sepertinya laki laki itu membawa kuncinya.

Ajeng berusaha menghubungi sang suami, namun saat panggilan terhubung, salah satu laki laki itu menampar wajah Ajeng hingga Ajeng jatuh terkapar di lantai dan ponsel Ajeng pun langsung di injak oleh salah satu laki laki itu hingga remuk.

"Kau pikir bisa melarikan diri dari sini." Ucap laki laki yang menginjak ponsel Ajeng.

"Ayo lah cantik, kita akan bersenang senang. Kami jamin kamu akan merasa puas, hahaha" Ucap laki laki yang tadi menampar Ajeng.

"Tolong.... tolong..." Teriak Ajeng dengan suara yang begitu keras. Namun detik berikutnya seorang laki laki memukul kepalanya hingga Ajeng tak sadarkan diri.

"Hei, kenapa kau memukul kepalanya, kalau sampai dia mati bagaimana?" Protes seorang laki laki yang sedari tadi tidak melakukan apapun, dia merasa iba pada wanita yang sekarang sudah tak sadarkan diri.

"Berisik lu, mau dia hidup atau mati yang pasti kita bisa bersenang senang dengan tubuhnya sekarang" Bentak Seseorang lainnya.

"Kalian saja, aku yang akan mengawasi tempat ini." Ujarnya lalu ketiga laki laki itu membawa Ajeng yang sudah tak sadarkan diri dikamar, sementara dia hanya berjaga di depan pintu kamar. Menunggu ketiga temannya yang sedang menggilir wanita malang itu.

***

Sementara di tempat lain, Damar yang baru saja menerima panggilan dari sang istri merasa khawatir saat panggilan tiba tiba terputus, namun dia seperti mendengar benda yang terjatuh.

"Vin, tadi istriku telpon tapi pas aku angkat panggilannya langsung terputus, perasaan ku jadi tidak enak begini, aku izin pulang saja ya, kita lanjutkan pekerjaanya nanti saja. aku takut istriku kenapa kenapa." Ucap Damar izin untuk pulang lebih dulu.

"Ya sudah, tidak apa apa, saya izinkan kamu pulang, maaf ya, harusnya kamu mendapat cuti tapi karena tadi ada acara di caffe jadi saya meminta semua karyawan untuk datang, karena ini demi kepuasan pelanggan yang sudah membooking Caffe di acara pertunangannya." Ucap Kevin yang merupakan sahabat sekaligus pemilik Caffe tempat Damar bekerja.

"Iya tidak apa apa Vin, kalau begitu saya permisi dulu ya." Ucap Damar lalu segera keluar dari Caffe setelah mendapat anggukan dari atasannya.

Damar segera menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi, entah kenapa perasaannya saat ini benar benar tidak enak dan merasa sesuatu terjadi pada istrinya.

Jarak antara Caffe dan rumah memang cukup jauh, hingga memakan waktu hampir tiga puluh menit Damar baru hampir sampai di kontrakannya.

Damar semakin khawatir saat melihat dua motor yang baru saja keluar dari pekarangan kontrakannya dengan kecepatan tinggi. Damar hendak mengejarnya namun saat melihat pintu kontrakan yang terbuka, Ia mengurungkan Niatnya dan lebih memilih untuk melihat keadaan sang istri.

Damar masuk ke dalam rumah dengan kondisi rumah yang sudah sangat berantakan, tikar yang tadi pagi rapih kini begitu berantakan, sapu berserakan di lantai. Mata Damar tak sengaja menangkap ponsel Ajeng, Damar segera mengambil ponsel yang sudah remuk itu.

"Apa yang terjadi padamu Sayang." Gumam Damar lalu mengedarkan pandangannya ke sekeliling rumah.

"Akhhhhhh." terdengar teriakan Ajeng dari dalam kamar, Damar pun langsung berlari masuk ke kamarnya.

Hati Damar begitu hancur saat melihat kondisi istrinya yang sangat mengenaskan dimana baju yang tadi pagi Ajeng kenakan begitu rapih kini penuh robekan di segala sisinya.

"Sayang." Teriak Damar lirih mendekati sang istri, namun saat hendak memeluknya, Ajeng justru histeris.

"Akhhh jangan.. jangan sentuh aku.. jangan.. sentuh aku... Mas Damar.. Tolong.." Teriaknya sembari terus menutupi tubuhnya dengan seprei.

"Sayang ini aku Damar, suamimu." Ucap Damar yang masih berusaha memeluk istrinya.

"Jangan... jangan sentuh aku.." Ajeng terus histeris, hingga akhirnya tak sadarkan diri lagi.

"Astagfirullah, Sayang." Panik Damar.

Sungguh hati Damar begitu sakit melihat wanitanya dalam kondisi seperti ini. Damar memeluk sang istri dengan tangisan yang begitu memilukan.

"Maafkan aku sayang, maafkan aku, aku tidak bisa menjaga mu." Sesal Damar yang kembali menangis.

Episodes
1 Pernikahan
2 Tragedi
3 Memulai penyelidikan
4 Mual muntah
5 Positif
6 Benih siapa
7 kedatangan Ayah mertua
8 Itu cucu Papah
9 Penangkapan
10 Di usir
11 Aku benci anak ini
12 Persalinan
13 Alesha Almahyra Azzahra
14 Bangga
15 Ajeng tak sadarkan diri
16 Rencana ke Jakarta
17 Laki laki terhebat
18 Transferan dari papah mertua
19 Keluarga yang enak di lihat
20 Ruang ICU
21 Siapa dia?
22 Coffe shop Kevin
23 Cemburu
24 Bicara berdua
25 Anakku
26 Bukan cinta tapi obsesi
27 Penyejuk hati
28 Belum ketemu jodoh
29 Merindukan
30 Hanya masa lalu
31 Curiga
32 Demi sebuah rencana
33 Impian Damar
34 Menjelaskan
35 Mengurusi
36 Mencari Ajeng
37 Rekaman CCTV
38 Ajeng pendarahan
39 Harus segera di lahirkan
40 Ruang perinatologi
41 Zeandra Davi Adhitama
42 Introgasi
43 ASI untuk Zean
44 Adik bayi Shasa
45 Alasan Pak Adhi ingin bercerai
46 Menjenguk Zean
47 Sudah Tau
48 Kebahagiaan Ajeng
49 Pernikahan Riko
50 Bertemu Jihan
51 kebahagiaan Kevin
52 Belanja keperluan Zean
53 Kamar Zean
54 Rama melamar Freya
55 Takut Zean Hilang
56 Bertemu orang tua Rama
57 Bulan depan
58 Gercep
59 Kenapa kamu kembali?
60 Tuduhan
61 Sah
62 Merasa tidak pantas
63 Mendadak punya istri
64 Freya tak sadarkan diri
65 Panik
66 Eps 66
67 Eps 67
68 Eps 68
69 Keras kepala
70 Eps 70
71 Eps 71
72 Eps 72
73 Eps 73
74 Eps 74
75 Eps 75
76 Eps 76
77 Eps 77
78 Eps 78
79 Eps 79
80 Eps 80
81 81
82 Eps 82
83 Eps 83
84 Eps 84
85 Eps 85
86 Eps 86
87 Eps 87
88 Eps 88
89 Eps 89
90 Eps 90
91 Eps 91
92 Eps 92
93 Eps 93
94 Eps 94
95 Eps 95
96 Eps 96
97 Eps 97
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Pernikahan
2
Tragedi
3
Memulai penyelidikan
4
Mual muntah
5
Positif
6
Benih siapa
7
kedatangan Ayah mertua
8
Itu cucu Papah
9
Penangkapan
10
Di usir
11
Aku benci anak ini
12
Persalinan
13
Alesha Almahyra Azzahra
14
Bangga
15
Ajeng tak sadarkan diri
16
Rencana ke Jakarta
17
Laki laki terhebat
18
Transferan dari papah mertua
19
Keluarga yang enak di lihat
20
Ruang ICU
21
Siapa dia?
22
Coffe shop Kevin
23
Cemburu
24
Bicara berdua
25
Anakku
26
Bukan cinta tapi obsesi
27
Penyejuk hati
28
Belum ketemu jodoh
29
Merindukan
30
Hanya masa lalu
31
Curiga
32
Demi sebuah rencana
33
Impian Damar
34
Menjelaskan
35
Mengurusi
36
Mencari Ajeng
37
Rekaman CCTV
38
Ajeng pendarahan
39
Harus segera di lahirkan
40
Ruang perinatologi
41
Zeandra Davi Adhitama
42
Introgasi
43
ASI untuk Zean
44
Adik bayi Shasa
45
Alasan Pak Adhi ingin bercerai
46
Menjenguk Zean
47
Sudah Tau
48
Kebahagiaan Ajeng
49
Pernikahan Riko
50
Bertemu Jihan
51
kebahagiaan Kevin
52
Belanja keperluan Zean
53
Kamar Zean
54
Rama melamar Freya
55
Takut Zean Hilang
56
Bertemu orang tua Rama
57
Bulan depan
58
Gercep
59
Kenapa kamu kembali?
60
Tuduhan
61
Sah
62
Merasa tidak pantas
63
Mendadak punya istri
64
Freya tak sadarkan diri
65
Panik
66
Eps 66
67
Eps 67
68
Eps 68
69
Keras kepala
70
Eps 70
71
Eps 71
72
Eps 72
73
Eps 73
74
Eps 74
75
Eps 75
76
Eps 76
77
Eps 77
78
Eps 78
79
Eps 79
80
Eps 80
81
81
82
Eps 82
83
Eps 83
84
Eps 84
85
Eps 85
86
Eps 86
87
Eps 87
88
Eps 88
89
Eps 89
90
Eps 90
91
Eps 91
92
Eps 92
93
Eps 93
94
Eps 94
95
Eps 95
96
Eps 96
97
Eps 97

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!