Transferan dari papah mertua

Setelah panggilan berakhir, Ajeng dan Damar bingung sendiri saat Pak Adhi meminta nomor rekeningnya, pasalnya baik Damar maupun Ajeng tidak memiliki buku rekening.

"Mas, apa kita numpang di rekeningnya Bu Diana saja? Kalau untuk bikin kan kita harus ke kota Mas, jauh. Jadi lebih baik kita pinjam saja Mas." Ucap Ajeng mencoba memberi solusi setelah keduanya lama berpikir.

"Ya sudah, kamu coba saja Tanya ke Bu Diana boleh tidak kalau mau numpang transfer ke rekeningnya." Timpal Damar yang merasa ide Ajeng cukup bagus karena dia tidak harus ke kota hanya demi membuat buku rekening.

"Iya Mas, aku akan coba Tanya ke Bu Diana sekarang." Jawab Ajeng lalu berusaha menemui Bu Diana yang rumahnya bersebelahan dengannya.

"Assalamualaikum." salam Ajeng sembari mengetuk pintu rumah Bu Diana.

"Wa'alaikumsalam, Ehh Nak Ajeng." Sahut Bu Diana yang segera menghampiri tamunya.

"Ada apa nak?" Tanya Bu Diana kemudian.

"Maaf Bu saya mengganggu, Saya mau minta tolong bisa Bu?" Ucap Ajeng lalu segera memberitahu tujuannya datang ke rumah Bu Diana.

"Minta tolong apa Nak?" Tanya Bu Diana dengan wajah penasaran.

"Begini Bu, Ayah mertua saya mau mengirim uang, tapi saya dan Mas Damar tidak memiliki buku rekening, kalau boleh kami mau menumpang ke Rekening Bu Diana, apa boleh?" Jawab Ajeng menundukan kepalanya karena sedikit malu.

"Ohh bagitu, tentu saja boleh Nak." Jawab Bu Diana dengan wajah sumringahnya.

"Terimakasih Bu, kalau begitu saya boleh minta nomor rekening Ibu, soalnya Papah mau mengirim uang hari ini juga Bu." Ucap Ajeng meminta nomor rekening pada Bu Diana.

"Oh, sebentar, saya ambilkan dulu." Ucap Bu Diana yang segera masuk ke kamarnya.

Tak lama kemudian Bu Diana kembali dengan membawa secarik kertas yang berisi Nomor rekening miliknya.

"Ini Bu, sudah saya tuliskan nomornya disini beserta nama saya dan juga nama Banknya." Ucap Bu Diana memberikan secarik kertas itu pada Ajeng.

"Terimakasih Bu." Ucap Ajeng setelah menerima kertas itu.

"Kalau begitu saya permisi dulu ya Bu. Assalamualaikum." Pamit Ajeng.

"Wa'alaikumsalam." Jawab Bu Diana.

***

Tring...

Notif pesan masuk di ponsel Bu Diana.

Bu Diana yang sedang menonton TV pun mengambil ponselnya yang ada di atas meja. Dilihatnya pesan dari Bank yang memberitahu adanya transferan masuk.

Bu Diana segera membuka pesan itu, dan mata Bu Diana membulat sempurna saat melihat nominal uang yang masuk di dalam rekeningnya. Bahkan kepalanya sampai pusing melihat angka nol yang berjejer di belakang angka satu itu.

"Ini aku ngga salah lihat kan?" Ucap Bi Diana sembari mengucek matanya, lalu kembali menatap ponselnya.

"Ini beneran ada transferan masuk segini banyaknya, apa yang kirim uang salah ketik atau jangan jangan memang ada yang salah kirim kali ya." Gumam Bu Diana nampak bingung sembari berpikir kira kira siapa yang mengirimi uang sebanyak itu ke rekeningnya.

"Oh ya tadi Ajeng minta nomor rekening ke aku, dia bilang mertuanya ingin mengirim uang, apa mungkin mertua Ajeng yang mengirim uang sebanyak ini." Gumamnya lagi yang nampak syok setiap melihat ponselnya.

"Assalamualaikum. Bu diana." Teriak Ajeng sembari mengetuk pintu rumah Bu Diana.

Bu Diana sontak terkejut mendengar teriakan dari Ajeng.

"Wa'alaikumsalam." Jawab Bu Diana lalu keluar dari rumah menemui Ajeng sembari membawa ponselnya.

"Maaf Bu saya mengganggu, cuma mau mastiin aja Bu, apa sudah ada transferan yang masuk ke rekening Ibu, soalnya Papah bilang sudah transfer Bu." Ucap Ajeng sopan.

"Ja.. jadi Be..benar Mertua kamu yang transfer Ajeng. U..uangnya Banyak Banget, I..itu beneran Mertua kamu kirim segitu, atau mungkin mertua kamu salah ketik ya, kelebihan nolnya." Ucap Bu Diana sedikit terbata karena Syok.

"Memang transferan yang masuk berapa Bu?" Tanya Ajeng heran saat melihat Bu Diana nampak Syok.

"Lihat saja Jeng."Jawab Bu Diana lalu memperlihatkan pesan yang masuk di ponselnya. Ajeng pun sama terkejutnya dengan Bu Diana saat melihat nominal yang di transfer Papah mertuanya.

***

Satu minggu berlalu...

Ajeng dan Damar kini tengah berkemas untuk pergi ke Jakarta, Shasa sudah lebih dulu berangkat ke sekolahnya, karena memang masih ada pelajaran yang harus Ia ikuti.

"Mas, Papah terlalu banyak mengirim uang, kita gunakan secukupnya saja, selebihnya nanti kita kembalikan lagi saja Mas ke Papah. Kemarin kemarin aku dan Bu Diana sampai kaget melihat nominalnya Mas.

Terlebih saat mengambil uangnya aku juga tetap harus ke kota karena uang sebanyak itu tidak bisa di ambil di ATM, akhirnya kemarin aku dan Bu Diana pergi ke Bank yang ada di kota." Ucap Ajeng yang tengah duduk di tepi ranjang seraya melipat baju.

"Memang Papah kirim berapa Sayang? kok bisa kalian sampai kaget gitu?" Tanya Damar yang juga sedang melipat baju dan memasukannya ke dalam tas besar.

"Seratus juta Mas, itukan terlalu banyak Mas. Padahal kita hanya butuh sekitar dua juta aja, tapi Papah malah kasih sebanyak itu. Bu Diana sampai syok loh Mas lihat uang di ATM nya bisa sebanyak itu" Jawab Ajeng.

"Terus waktu Bu Diana antar aku ambil uangnya, dia kaget juga mas lihat uang gepokan segitu banyak. Dia sampe ternganga, katanya baru kali ini dia melihat uang sebanyak itu." Sambung Ajeng.

"Oh ya, untung tidak sampai pingsan ya." Ucap Damar yang kini tengah melipat baju terakhirnya.

"Wahh kalau sampai pingsan bisa gawat Mas, nanti aku yang repot." Ucap Ajeng tersenyum lalu berdiri dan hendak mengambil Tasnya yang ada di lemari.

"Hahahaha, tapi ngga pingsan kan?" Tanya Damar sembari menutup kopernya.

"Untungnya ngga sih Mas." Jawab Ajeng yang segera duduk kembali di tepi ranjang setelah mengambil tasnya.

"Tapi Mas jangan lupa ya nanti kalau ketemu Papah Mas kembalikan uang sisanya." Ucap Ajeng yang merasa tidak enak hati pada papah mertuanya.

"Ya sudah nanti Mas akan coba bicara sama Papah ya, semoga Papah ngga kecewa kalau kita mengembalikan uang pemberiannya." Ucap Damar.

"Iya Mas." Sahut Ajeng lalu keduanya melanjutkan berkemas hingga barang barang yang akan mereka bawa ke Jakarta sudah rapih di dalam koper dan Tas.

"Sayang, kamu istirahat dulu saja, masih ada waktu tiga jam lagi sebelum kita berangkat." Pinta Damar.

"Iya Mas." Sahut Ajeng yang memang berniat untuk merebahkan tubuhnya setelah selesai berkemas.

Entah kenapa kehamilan sekarang membuat Ajeng mudah capek, tak jarang Ajeng mengeluh seluruh badannya sakit, untungnya Damar selalu bersedia memijat Ajeng setiap Ajeng mengeluh sakit.

"Sayang." Panggil Damar yang kembali masuk ke kamar setelah beberapa menit keluar dari kamarnya.

Damar ingin mengajak Ajeng makan soto kesukaannya yang baru saja Ia beli dari langganannya. Namun Damar melihat wajah tenang istrinya yang sudah terlelap.

"Cepet banget tidurnya." Ucap Damar segera pergi ke dapur untuk menyimpan soto yang Ia bawa.

"Makannya nanti aja deh, nunggu Ajeng bangun." Gumam Damar segera meletakkan dua bungkus soto di atas meja.

Kemudian Damar kembali ke kamarnya dan membaca beberapa pesan yang masuk di ponselnya.

Damar sedikit mengerutkan keningnya saat membaca pesan dari Papahnya.

"Damar, tolong sampaikan pada Shasa, Papah minta maaf karena sepertinya Papah tidak bisa hadir di acara perlombaan nanti. Mamah sakit, Papah harus menjaga mamah Nak." Pesan dari Pak Adhi.

"Mamah sakit?" Kaget Damar...

Episodes
1 Pernikahan
2 Tragedi
3 Memulai penyelidikan
4 Mual muntah
5 Positif
6 Benih siapa
7 kedatangan Ayah mertua
8 Itu cucu Papah
9 Penangkapan
10 Di usir
11 Aku benci anak ini
12 Persalinan
13 Alesha Almahyra Azzahra
14 Bangga
15 Ajeng tak sadarkan diri
16 Rencana ke Jakarta
17 Laki laki terhebat
18 Transferan dari papah mertua
19 Keluarga yang enak di lihat
20 Ruang ICU
21 Siapa dia?
22 Coffe shop Kevin
23 Cemburu
24 Bicara berdua
25 Anakku
26 Bukan cinta tapi obsesi
27 Penyejuk hati
28 Belum ketemu jodoh
29 Merindukan
30 Hanya masa lalu
31 Curiga
32 Demi sebuah rencana
33 Impian Damar
34 Menjelaskan
35 Mengurusi
36 Mencari Ajeng
37 Rekaman CCTV
38 Ajeng pendarahan
39 Harus segera di lahirkan
40 Ruang perinatologi
41 Zeandra Davi Adhitama
42 Introgasi
43 ASI untuk Zean
44 Adik bayi Shasa
45 Alasan Pak Adhi ingin bercerai
46 Menjenguk Zean
47 Sudah Tau
48 Kebahagiaan Ajeng
49 Pernikahan Riko
50 Bertemu Jihan
51 kebahagiaan Kevin
52 Belanja keperluan Zean
53 Kamar Zean
54 Rama melamar Freya
55 Takut Zean Hilang
56 Bertemu orang tua Rama
57 Bulan depan
58 Gercep
59 Kenapa kamu kembali?
60 Tuduhan
61 Sah
62 Merasa tidak pantas
63 Mendadak punya istri
64 Freya tak sadarkan diri
65 Panik
66 Eps 66
67 Eps 67
68 Eps 68
69 Keras kepala
70 Eps 70
71 Eps 71
72 Eps 72
73 Eps 73
74 Eps 74
75 Eps 75
76 Eps 76
77 Eps 77
78 Eps 78
79 Eps 79
80 Eps 80
81 81
82 Eps 82
83 Eps 83
84 Eps 84
85 Eps 85
86 Eps 86
87 Eps 87
88 Eps 88
89 Eps 89
90 Eps 90
91 Eps 91
92 Eps 92
93 Eps 93
94 Eps 94
95 Eps 95
96 Eps 96
97 Eps 97
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Pernikahan
2
Tragedi
3
Memulai penyelidikan
4
Mual muntah
5
Positif
6
Benih siapa
7
kedatangan Ayah mertua
8
Itu cucu Papah
9
Penangkapan
10
Di usir
11
Aku benci anak ini
12
Persalinan
13
Alesha Almahyra Azzahra
14
Bangga
15
Ajeng tak sadarkan diri
16
Rencana ke Jakarta
17
Laki laki terhebat
18
Transferan dari papah mertua
19
Keluarga yang enak di lihat
20
Ruang ICU
21
Siapa dia?
22
Coffe shop Kevin
23
Cemburu
24
Bicara berdua
25
Anakku
26
Bukan cinta tapi obsesi
27
Penyejuk hati
28
Belum ketemu jodoh
29
Merindukan
30
Hanya masa lalu
31
Curiga
32
Demi sebuah rencana
33
Impian Damar
34
Menjelaskan
35
Mengurusi
36
Mencari Ajeng
37
Rekaman CCTV
38
Ajeng pendarahan
39
Harus segera di lahirkan
40
Ruang perinatologi
41
Zeandra Davi Adhitama
42
Introgasi
43
ASI untuk Zean
44
Adik bayi Shasa
45
Alasan Pak Adhi ingin bercerai
46
Menjenguk Zean
47
Sudah Tau
48
Kebahagiaan Ajeng
49
Pernikahan Riko
50
Bertemu Jihan
51
kebahagiaan Kevin
52
Belanja keperluan Zean
53
Kamar Zean
54
Rama melamar Freya
55
Takut Zean Hilang
56
Bertemu orang tua Rama
57
Bulan depan
58
Gercep
59
Kenapa kamu kembali?
60
Tuduhan
61
Sah
62
Merasa tidak pantas
63
Mendadak punya istri
64
Freya tak sadarkan diri
65
Panik
66
Eps 66
67
Eps 67
68
Eps 68
69
Keras kepala
70
Eps 70
71
Eps 71
72
Eps 72
73
Eps 73
74
Eps 74
75
Eps 75
76
Eps 76
77
Eps 77
78
Eps 78
79
Eps 79
80
Eps 80
81
81
82
Eps 82
83
Eps 83
84
Eps 84
85
Eps 85
86
Eps 86
87
Eps 87
88
Eps 88
89
Eps 89
90
Eps 90
91
Eps 91
92
Eps 92
93
Eps 93
94
Eps 94
95
Eps 95
96
Eps 96
97
Eps 97

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!