Jantung Bu Ratih seketika berdegup kencang. Khawatir rahasia yang ia simpan selama ini terutama pada Yumna akan terbongkar. Ia masih belum siap membukanya.
"Eh, maaf Des. Kami sedang buru-buru. Mendadak ada keperluan. Lain waktu kita bisa ketemu lagi. Permisi, Des."
Bu Ratih segera menarik tangan Yumna untuk pergi dari sana. Keduanya urung membeli baju. Bu Ratih beralasan perutnya mendaak sakit sehingga meminta pulang cepat pada Yumna.
Bu Desi pun tak bisa mencegah kepergian Bu Ratih dan Yumna.
"Ya ampun, aku sampai lupa mau minta nomor ponsel Ratih atau alamatnya. Fiuh..." gumamnya setelah tersadar hal penting tersebut.
Bu Desi mencoba keluar dari toko lalu mencari keberadaan Bu Ratih dan Yumna. Bahkan hingga ke area parkiran mall. Namun hasilnya nihil. Ia kehilangan jejak Bu Ratih dan Yumna.
Setibanya di rumah, Yumna bergegas membuatkan segelas teh hangat untuk Bu Ratih.
"Minum dulu, Bu. Mumpung tehnya masih hangat,"
Bu Ratih yang awalnya merebahkan dirinya di atas tempat tidur, seketika bangun. Lalu, ia pun meminumnya.
"Makasih, Yum."
"Gimana, udah enakan perutnya?"
"Alhamdulillah," jawabnya.
"Maafin kalau ibu bohong sama kamu, Yum. Ibu bingung harus bicara dari mana. Ibu takut kamu pergi ninggalin ibu dan Salwa," batin Bu Ratih dilanda cemas dan ketakutan.
Setelah melihat ibunya tidur, Yumna memutuskan keluar dari kamar Bu Ratih. Ia pun masuk ke dalam kamarnya sendiri.
Saat menatap langit-langit kamarnya, pikirannya tertuju dengan yang terjadi ketika di pusat perbelanjaan tadi.
"Yulia itu siapa? Kenapa Tante Desi bilang wajahku mirip Yulia? batin Yumna.
Dirinya sengaja tidak menanyakan pada Bu Ratih sewaktu pulang dari mall karena tak tega melihat wajah ibunya yang sedang pucat. Terlebih Bu Ratih mengeluh sakit perut. Ia pun berencana menanyakan hal ini lain waktu.
Namun yang terjadi justru Yumna terlupa menanyakan perihal sosok Yulia pada Bu Ratih. Bahkan ketika Yumna sudah kembali ke Jogja. Bu Ratih bernapas lega karena Yumna tak menanyakan hal tersebut.
☘️☘️
Beberapa hari kemudian.
Yumna sudah kembali ke Jogjakarta dan beraktivitas seperti sedia kala. Begitu pun Alden yang berada di Bali.
Hari ini kebetulan Alden sedang free. Ia sengaja bertandang ke vila tempat Langit dan Nanda menginap di Bali, setelah ia mendapat kabar dari sahabatnya itu.
"Hai, Bro. Gimana bulan madu kalian? Seru?" sapa Alden pada Langit yang tengah menekuk wajahnya. Keduanya saat ini sudah duduk di kursi dekat kolam renang.
"Seru apaan kalau tiap malam tidur bertiga!" jawab Langit menggerutu sebal.
"Bhuaahahaaa..." Alden pun tertawa terbahak-bahak tanpa dosa.
"Itu bulan madu apa kedatangan bulan? Haha..." ledek Alden.
"Terus saja ledekin. Nanti kalau kamu nikah sama Yumna terus gagal pendakian, giliran aku ledekin balik." Langit pun membalasnya.
"Ya kamu sih, bulan madu malah ajak anak segala. Itu namanya liburan keluarga, bukan bulan madu, Bro."
Tiba-tiba Langit terbesit ide cemerlang dan ia pun tersenyum penuh makna tersembunyi. Dan Alden tak melihat hal itu.
Lelaki itu sedang sibuk membalas pesan dari Yumna perihal acara tunangan mereka yang akan dilaksanakan sekitar dua bulan lagi di Bandung. Tepatnya di kediaman orang tua Yumna.
Malam hari pun tiba.
Suasana vila tempat Langit dan Nanda menginap, mendadak sunyi dan tenang. Berbeda sejak tiga hari belakangan ini. Kini tak ada riuh suara Ara yang biasanya berceloteh dengan Elang. Senyum terus terpancar sejak sore hingga sekarang di wajah Langit Gemintang Laksono.
Nanda sebenarnya tak tega jika berjauhan dengan kedua buah hatinya, namun apa mau dikata. Sejak keluarga kecilnya tiba di Bali, Ara susah lepas darinya. Alhasil mereka sepakat menitipkan Elang dan Ara pada Alden.
Di tempat lain, Alden tengah menggerutu sebal. Sekarang ia sedang melakukan panggilan video dengan Yumna dan melaporkan pada calon tunangannya tersebut kelakuan Langit.
"Dasar Langit kurang kerjaan banget sih! Masak cakep-cakep begini, aku disuruh jadi baby sitter, Yank. Turun deh pamor aku," keluh Alden.
"Ya, bagus dong. Melatih kamu sebelum jadi bapak beneran. Biar nanti enggak kaget kalau punya anak sendiri," jawab Yumna seraya cekikikan di seberang sana.
"Aku enggak mau dipanggil bapak. Kamu kan tahu kalau aku ini bule. Barangku saja big size beda sama lokal punya. Dijamin Ayank puas nanti kalau sudah jadi istriku. Soalnya enggak pakai campuran bonpedes, tawas, apalagi formalin. Ya panggil Daddy dong, Yank." Alden tak terima.
"Iya, Daddy. Jangan ngambek gitu dong. Nanti gantengnya ilang kepatok ayam loh," ujar Yumna seraya terkekeh sendiri. Ia berusaha menghibur Alden.
"Kepatok cintamu saja. Aku enggak mau kepatok ayam atau yang lain. Gak enak soalnya. Cuma kamu yang manis kayak gulali," kelakar Alden tanda-tanda mulai kambuh merayu alias gombalan playboynya yang receh perlahan eksis.
"Itu kepentok bukan kepatok atuh," ucap Yumna seraya memutar bola matanya jengah pada Alden.
"Terserah, pokoknya itu lah. Yang penting kamu paham maksudku. Oh ya, aku belum mau punya anak dulu, Yank. Setelah kita nikah, maunya kawin sama kamu setahun apa dua tahun gitu. Setelah itu baru program baby," ucap Alden seraya bibirnya mengerucut manja di depan Yumna melalui udara.
"Aku enggak mau pakai K B, Al. Kata teman-temanku kalau sudah pakai K B di awal pernikahan, konon katanya nanti susah dapat anak. Pas kita pengin punya anak malah repot loh kalau enggak segera dikasih-kasih," tutur Yumna seraya menolak halus kemauan Alden.
"Ya enggak usah pakai K B. Tenang saja, kamu enggak bakalan hamil dulu kok, Yank. Kamu lupa ya calon suamimu ini siapa dulunya. Mantan playboy kelas kakap, bukan kelas teri apalagi kelas bulu. Jadi bisa ngajak kamu kawin terus tanpa harus bun_ting dan enggak perlu si K B - K B an itu masuk ke tubuhmu," jelas Alden yang memang jam terbangnya tak perlu diragukan lagi soal begituan. You know what I mean.
Yumna seketika menepuk jidatnya sendiri.
"Dasar playboy cap balsem!" batin Yumna yang baru teringat masa lalu calon suaminya ini.
Bersambung...
🍁🍁🍁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Teh Euis Tea
yeyyy gimana sih km alden orang" nikah lngsng pengen punya anak lah ini malah di tunda inget umur kalian udah 30an udah rawan bagi perempuan hamil
2024-12-09
1
Andariya 💖
kamu juga harus cerita yumna, tetang masa lalu kamu biar tdk jadi bumerang..nantinya
2024-12-09
3
sitimusthoharoh
kalok bisa ju2r aj yum m alden toh dulu kamu ngelakuin itu bukan karna maumu tapi karna jebakan pasti alden ngerti
lanjut
2024-12-09
1