Bab 11 - Empty Love Syndrome

Dua bulan kemudian acara pertunangan antara Alden dan Yumna berlangsung lancar di Bandung. Langit dan keluarga kecilnya turut hadir dalam acara tersebut.

Sedangkan Romeo sengaja tak hadir di sana. Walaupun Salwa sudah mengundang kekasihnya itu untuk datang di acara pertunangan sang kakak. Romeo beralasan karena sedang ada pekerjaan di luar kota, sehingga tak bisa ikut bergabung.

"Selamat Yumna!" pekik Nanda seraya memeluk erat sahabatnya itu.

Ia begitu bahagia menyaksikan pertunangan sahabatnya itu dengan Alden yang notabene sepupu dari Charlie, mendiang suami pertamanya.

"Sama-sama Nan," jawab Yumna seraya membalas pelukan Nanda.

"Jangan lama-lama. Segera nikah setelah ini," tutur Nanda.

"Aku maunya begitu, Nan. Tapi bestiemu yang satu ini masih hobi maju-mundur kayak undur-undur. Padahal kan aku sudah tobat," sahut Alden seraya mengerucutkan bibirnya di depan Yumna.

"Sabar, Al. Maklumlah Yumna masih perlu memantapkan hatinya padamu. Kamu yakinkan Yumna bahwa cuma dia yang kamu cintai hingga maut memisahkan kalian," tutur Nanda.

"Benar kata istriku. Jodoh enggak akan lari ke mana kok," sahut Langit.

"Semoga enggak lama-lama banget. Takut karatan nih baz0okaku," ujar Alden seraya matanya melirik senjata laras panjang miliknya yang tengah bersembunyi di dalam celananya. You know what I mean.

Tiba-tiba Yumna mencubit pinggang Alden karena gemas.

"Auuchh..." jerit Alden.

"Haha... syukurin!" ledek Langit seraya tertawa terbahak-bahak melihat Alden menderita.

"Tega kamu, Yank." Alden pun merajuk.

"Habisnya kamu hobi bahas pentu_ngan jumbomu itu enggak kelar-kelar. Dari zaman ayam belum bertelur sampai telurnya netas jadi ayam, tetap saja yang dibahas itu lagi-itu lagi!" desis Yumna.

Ia pun menatap Alden secara tajam bagai sinar laser yang rasanya ingin mengobrak-abrik tubuh calon suaminya itu.

"Maaf..." ucap Alden.

"Hem,"

☘️☘️

Beberapa bulan setelah bertunangan, hubungan Yumna dan Alden tengah mengalami 'empty love syndrome' atau cinta kosong yakni kondisi ketika perasaan cinta dalam sebuah hubungan mulai memudar dan terasa hampa.

Alden terus menanti jawaban dari Yumna perihal kapan mereka akan menikah. Sebab, Yumna hingga detik ini belum memberikan kepastian acara pernikahan mereka.

Apakah dilaksanakan tahun ini, tahun depan atau berapa tahun lagi ?

Ketika Alden tengah serius membina sebuah rumah tangga untuk masa depan bersama, Yumna justru meragu. Bukan meragukan keseriusan Alden, tapi meragukan dirinya sendiri.

Alden pun hanya bisa pasrah dan setia menanti Yumna. Sebab, ia sudah kepalang jatuh cinta pada sahabat Nanda tersebut. Walaupun godaan yang menerpa Alden pastilah banyak.

Wajahnya begitu tampan, berkantong tebal, lingkungan kerjanya serta pertemanan bule mantan playboy itu pun banyak dikelilingi oleh wanita-wanita cantik yang siap menemaninya. Baik menjadi pacar atau hanya sekedar have fun semalam terutama perihal memuaskan baz0oka miliknya yang sudah lama hibernasi dari dunia mandi keringat di atas ranjang.

Bahkan demi menjaga perasaan Yumna serta cintanya pada wanita itu, Alden tidak lagi menginjakkan kakinya ke klub malam kecuali untuk urusan bertemu klien bisnisnya saja.

Saat ini Yumna tengah berada di Bandung. Kebetulan hari ini adalah peringatan kematian ayahnya. Bu Ratih, Yumna dan Salwa berziarah ke makam Pak Latif. Setelah selesai, mereka semua kembali pulang ke rumah. Kini mereka bertiga tengah duduk di ruang tamu.

"Mbak jadinya kapan nikah sama bule kantong kering itu?" cecar Salwa.

"Salwa!" tegur Bu Ratih.

"Habisnya Mbak Yumna sudah bertunangan, tapi kok enggak segera menikah juga. Kan calonnya sudah ada," sindir Salwa.

"Jangan urusi pernikahanku sama Alden. Kamu cari kerja sana. Jangan jadi pengangguran terus!" balas Yumna.

"Aku kan enggak pernah minta uang ke Mbak Yumna. Kok pera_wan tua mendadak sensi. Lagi hamil muda ya," ledek Salwa.

"SALWA !!" pekik Yumna seketika berdiri dan tangan kanannya sudah naik ke atas hendak menampar Salwa.

"Apa? Mau tampar aku? TAMPAR!" teriak Salwa seraya memberikan wajahnya tepat di bagian pipi pada Yumna. "Buruan tampar!" tantang Salwa.

Yumna berusaha menahan tangannya untuk tidak melanjutkan. Perlahan ia menarik napasnya sejenak lalu memukul mundur emosinya pada Salwa.

"Sudah-sudah, jangan bertengkar. Enggak enak didengerin tetangga kalau kita ribut-ribut. Ini di kampung bukan di hutan," ucap Bu Ratih seraya berusaha melerai keduanya.

"Jaga mulutmu! Jika tidak bisa berbicara baik, lebih bijak diam. Paham kamu!" seru Yumna seraya memberi peringatan pada Salwa.

"Mbak Yumna juga jangan PHP. Sudah janji mau nikah, tapi cuma tunangan doang. Sama saja bohong! Bikin acaraku sama Kak Romeo ambura*dul!" desis Salwa tak terima.

"Yang dikatakan Salwa ada benarnya juga, Yum. Kamu sama Alden segeralah menikah. Pamali jarak tunangan sama pernikahan terlalu jauh. Nanti kalau calon suamimu dig0ndol cewek lain, gimana coba?" tutur Bu Ratih.

"Ya, balik kucing jadi pera_wan tua yang nyusahin," sindir Salwa.

"Kamu juga pengangguran nyusahin keluarga. Dikira aku enggak tahu apa kalau kamu sering minta uang ke ibu. Kamu pikir uang ibu dari siapa?"

"Oh, jadi Mbak Yumna sekarang mode itung-itungan. Gak ikhlas kasih uang ke orang tua apalagi ibu kandungmu sendiri yang sudah melahirkan Mbak," Salwa semakin memojokkan Yumna.

"Kalau aku enggak ikhlas kasih uang ke ibu, sudah dari dulu ku lakukan. Mbak selalu ikhlas apapun untuk ibu. Tapi, uang itu ujungnya masuk ke kantongmu kan. Foya-foya enggak jelas. Bukan ibu yang menikmati, tapi kamu!" desis Yumna seraya pergi dari ruang tamu meninggalkan ibunya dan Salwa. Yumna lebih memilih untuk masuk ke dalam kamarnya. Kepalanya saat ini sungguh terasa pening.

"Dasar pera_wan tua!" batin Salwa geram.

☘️☘️

Malang.

Acara syukuran kehamilan Nanda yang telah menginjak empat bulan diadakan di rumah orang tua Langit. Alden dan Yumna turut hadir di acara bahagia sahabat mereka tersebut.

Saat ini keduanya tengah duduk di area pojokan yang kebetulan sepi tamu berlalu-lalang. Keduanya tengah sibuk memandang penuh senyum kebahagiaan Langit dan Nanda bersama Elang serta Ara dari kejauhan dari kejauhan.

"Apa kamu enggak pengin kayak Nanda? Hamil anak kita," ucap Alden yang membuka obrolan dengan Yumna.

"Semua wanita pasti mau lah menikah lalu hamil dan punya anak. Kamu masih sabar kan nunggu aku?" tanya Yumna.

"Sabar kok, Yank. Tapi, usiaku dan usiamu kan juga nambah terus tiap tahun. Aku pengin nanti bisa ajak anak-anak jalan bareng, tapi mereka enggak malu sama kita. Soalnya orang tua mereka enggak tua banget gitu. Jadi enak ngelihatnya dan pasti seru," ucap Alden sambil membayangkan apa yang ia inginkan tersebut. Ia pun tersenyum sumringah di depan Yumna.

"Kenapa sekarang kamu berubah pikiran soal anak? Bukankah dulu kamu belum pengin cepat punya anak setelah kita menikah,"

"Beberapa bulan ini aku terus berpikir dan merenung. Mungkin aku salah dalam berucap soal pending punya anak, sehingga kamu meragukan cintaku dan juga diriku. Yang pada akhirnya hingga detik ini kamu belum memberikan jawaban kapan kita nikah," jawab Alden.

"Sekarang aku akan mengikuti semua kemauanmu. Soal anak tidak akan aku tunda-tunda lagi. Apapun yang kamu minta, aku turutin." Alden berucap serius pada calon istrinya itu.

Yumna semakin merasa bersalah mendengar penuturan Alden barusan. Terlebih lelaki ini berbicara serius padanya dengan nada yang terdengar sendu. Hati Yumna bagai diiris sembilu. Perih.

Rasanya ingin sekali menumpahkan segala yang ada di dalam hatinya pada Alden. Namun apa daya rasa ketakutan dan keraguan masih mendominasinya. Alhasil mulutnya masih terkunci rapat hingga detik ini.

"Maafkan aku jika masih meragu untuk kita menikah. Semoga kamu mengerti ketakutanku dan tetap setia padaku," batin Yumna.

Bersambung...

🍁🍁🍁

Terpopuler

Comments

Nena Anwar

Nena Anwar

sampai kapan kamu akan bungkam terus Yumna apa Alden harus pergi jauh dulu baru kamu sadar, setiap orang punya titik batas kesabaran Yumna dan tak akan berusaha lagi ketika dia merasa kecewa, cobalah bicara jujur dari hati ke hati bersama Alden semua ada resikonya Yumna antara ditinggalkan atau menerima kamu itu aja daripada kamu bungkam gk jelas kasian Alden jadi ngerasa digantung oleh kamu

2024-12-10

3

Eva Karmita

Eva Karmita

setia sampai kapan Yumna sampai ayam berubah jadi kucing, kesabaran seseorang ada batasnya Yum Alden butuh kepastian bukan harapan palsu benar yg dikatakan Alden umur semakin tua tidak butuh cinta"an tapi butuh pendamping hidup yang bisa menemani sampai maut memisahkan jgn kau gantung Yum, kalau belum selesai dgn masa lalu ya cepat selesaikan jgn sampai Alden tau dari Yoga tentang masa lalu kalian

2024-12-10

6

EmakKece

EmakKece

Sampai kapan ??? Gemez sm cewek modelan Yumna begini. kalo mmg belum selesai sm dirimu sdri, ya kmrn jgn terima lamaran Alden

2024-12-10

5

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Pertama Kali Berjumpa
2 Bab 2 - Kapan Nikah ?
3 Bab 3 - Kedatangan Alden ke Bandung
4 Bab 4 - Jalan-Jalan Malam
5 Bab 5 - Tamu di Tengah Malam
6 Bab 6 - Romeo adalah Yoga
7 Bab 7 - Persiapan Pertunangan
8 Bab 8 - Restoran Sayang Jando
9 Bab 9 - Berbicara Empat Mata
10 Bab 10 - Playboy Cap Balsem
11 Bab 11 - Empty Love Syndrome
12 Bab 12 - Kado Ulang Tahun (Spesial)
13 Bab 13 - Awal Mula
14 Bab 14 - Sebuah Kutukan
15 Bab 15 - Gara-Gara Tendangan
16 Bab 16 - Deep Talk
17 Bab 17 - Apa Aku Anak Haram ? (Yumna)
18 Bab 18 - Menikah Tanpa Restu (Masa Lalu~Part 1)
19 Bab 19 - Sebutan Wanita Mandul (Masa Lalu~Part 2)
20 Bab 20 - Bu Titik Meninggal dan Kehamilan Yulia (Masa Lalu~Part 3)
21 Bab 21 - Perihal Wali Nikah
22 Bab 22 - Batal Berbicara
23 Bab 23 - Sebuah Foto
24 Bab 24 - Terungkap Jati Diri Yumna
25 Bab 25 - Bertemu Mantan Kekasih
26 Bab 26 - Menunda Pernikahan
27 Bab 27 - Bule Cap Balsem Ngambek
28 Bab 28 - Pergi ke Bali (Kejutan)
29 Bab 29 - Adu Mulut (Calon Istri vs Mantan Kekasih)
30 Bab 30 - Kegaduhan
31 Bab 31 - Jujur Walau Terasa Pahit
32 Bab 32 - Cita-Cita Yumna Di Masa Lalu (Jodoh Bule)
33 Bab 33 - Ulet Bulu Kelimpungan
34 Bab 34 - Bias Masa Lalu (Bagas-Yulia-Mawar)
35 Bab 35 - Poligami (Bagas-Yulia-Mawar)
36 Bab 36 - Siang Berdarah
37 Bab 37 - Golongan Darah dan Tes DNA
38 Bab 38 - Tabur Tuai
39 Bab 39 - Perkara Harta Warisan
40 Bab 40 - Pinjam Uang
41 Bab 41 - Interview User
42 Bab 42 - Tak Sengaja Terjatuh (Sebuah Petunjuk)
43 Bab 43 - Kun Fayakun
44 Bab 44 - Jalur Langit (Doa Anak yang Salihah)
45 Bab 45 - Penolakan dan Ketakutan Meka
46 Bab 46 - Tiba di Surabaya
47 Bab 47 - Pelukan Ayah dan Anak
48 Bab 48 - Sebuah Tamparan
49 Bab 49 - Diusir Paksa
50 Bab 50 - Apa Kabar Istri Ayah ?
51 Bab 51 - Menyisir Rambut
52 Bab 52 - Meminta Restu
53 Bab 53 - Hamil di Luar Nikah
54 Bab 54 - Gelang Emas Wasiat
55 Bab 55 - Kecurigaan Bu Ratih
56 Bab 56 - Modus Calon Mantu
57 Bab 57 - Tetangga Julid dan Kepo
58 Bab 58 - Gelang Wasiat Berhasil Kembali
59 Bab 59 - Dilarikan ke Rumah Sakit
60 Bab 60 - Akhirnya Menikah (Yumna dan Alden)
61 Bab 61 - Di Atas Langit Masih Ada Langit
62 Bab 62 - Setelah Makan Malam
63 Bab 63 - Menuju Puncak
64 Bab 64 - Keguguran
65 Bab 65 - Minta Maaf dan Penyesalan Salwa
66 Bab 66 - Tabur Tuai
67 Bab 67 - Lanjutin Yuk
68 Bab 68 - Memilikimu Seutuhnya
69 Bab 69 - Menuju Garis Finish
70 Bab 70 - Cinta Sejati (TAMAT)
71 PROMO NOVEl BARU
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Bab 1 - Pertama Kali Berjumpa
2
Bab 2 - Kapan Nikah ?
3
Bab 3 - Kedatangan Alden ke Bandung
4
Bab 4 - Jalan-Jalan Malam
5
Bab 5 - Tamu di Tengah Malam
6
Bab 6 - Romeo adalah Yoga
7
Bab 7 - Persiapan Pertunangan
8
Bab 8 - Restoran Sayang Jando
9
Bab 9 - Berbicara Empat Mata
10
Bab 10 - Playboy Cap Balsem
11
Bab 11 - Empty Love Syndrome
12
Bab 12 - Kado Ulang Tahun (Spesial)
13
Bab 13 - Awal Mula
14
Bab 14 - Sebuah Kutukan
15
Bab 15 - Gara-Gara Tendangan
16
Bab 16 - Deep Talk
17
Bab 17 - Apa Aku Anak Haram ? (Yumna)
18
Bab 18 - Menikah Tanpa Restu (Masa Lalu~Part 1)
19
Bab 19 - Sebutan Wanita Mandul (Masa Lalu~Part 2)
20
Bab 20 - Bu Titik Meninggal dan Kehamilan Yulia (Masa Lalu~Part 3)
21
Bab 21 - Perihal Wali Nikah
22
Bab 22 - Batal Berbicara
23
Bab 23 - Sebuah Foto
24
Bab 24 - Terungkap Jati Diri Yumna
25
Bab 25 - Bertemu Mantan Kekasih
26
Bab 26 - Menunda Pernikahan
27
Bab 27 - Bule Cap Balsem Ngambek
28
Bab 28 - Pergi ke Bali (Kejutan)
29
Bab 29 - Adu Mulut (Calon Istri vs Mantan Kekasih)
30
Bab 30 - Kegaduhan
31
Bab 31 - Jujur Walau Terasa Pahit
32
Bab 32 - Cita-Cita Yumna Di Masa Lalu (Jodoh Bule)
33
Bab 33 - Ulet Bulu Kelimpungan
34
Bab 34 - Bias Masa Lalu (Bagas-Yulia-Mawar)
35
Bab 35 - Poligami (Bagas-Yulia-Mawar)
36
Bab 36 - Siang Berdarah
37
Bab 37 - Golongan Darah dan Tes DNA
38
Bab 38 - Tabur Tuai
39
Bab 39 - Perkara Harta Warisan
40
Bab 40 - Pinjam Uang
41
Bab 41 - Interview User
42
Bab 42 - Tak Sengaja Terjatuh (Sebuah Petunjuk)
43
Bab 43 - Kun Fayakun
44
Bab 44 - Jalur Langit (Doa Anak yang Salihah)
45
Bab 45 - Penolakan dan Ketakutan Meka
46
Bab 46 - Tiba di Surabaya
47
Bab 47 - Pelukan Ayah dan Anak
48
Bab 48 - Sebuah Tamparan
49
Bab 49 - Diusir Paksa
50
Bab 50 - Apa Kabar Istri Ayah ?
51
Bab 51 - Menyisir Rambut
52
Bab 52 - Meminta Restu
53
Bab 53 - Hamil di Luar Nikah
54
Bab 54 - Gelang Emas Wasiat
55
Bab 55 - Kecurigaan Bu Ratih
56
Bab 56 - Modus Calon Mantu
57
Bab 57 - Tetangga Julid dan Kepo
58
Bab 58 - Gelang Wasiat Berhasil Kembali
59
Bab 59 - Dilarikan ke Rumah Sakit
60
Bab 60 - Akhirnya Menikah (Yumna dan Alden)
61
Bab 61 - Di Atas Langit Masih Ada Langit
62
Bab 62 - Setelah Makan Malam
63
Bab 63 - Menuju Puncak
64
Bab 64 - Keguguran
65
Bab 65 - Minta Maaf dan Penyesalan Salwa
66
Bab 66 - Tabur Tuai
67
Bab 67 - Lanjutin Yuk
68
Bab 68 - Memilikimu Seutuhnya
69
Bab 69 - Menuju Garis Finish
70
Bab 70 - Cinta Sejati (TAMAT)
71
PROMO NOVEl BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!