6. Heran

Setelah panggilan berakhir, Nadira menarik napas panjang. Tanggung jawabnya sebagai asisten dosen dan penerima beasiswa memberinya alasan untuk bertahan dan berjuang. Mungkin, jika ia terus melakukan yang terbaik, ia bisa membuktikan bahwa dirinya berharga, bukan hanya di mata dosennya, tapi juga mungkin suatu hari di mata John.

Baru saja Nadira menarik napas lega setelah panggilan dari dosennya selesai, ponselnya kembali berdering. Nama “Bu Vira” tertera di layar, atasan tempatnya bekerja paruh waktu di kafe dekat kampus. Nadira menggigit bibir, perasaannya mulai bercampur aduk. Ia tahu Bu Vira jarang menelepon kecuali ada hal mendesak.

“Halo, Bu,” Nadira menjawab pelan, berusaha terdengar sopan meski jantungnya mulai berdetak lebih cepat.

“Nadira, kamu sudah dua hari nggak masuk kerja tanpa kabar,” suara Bu Vira terdengar tegas namun ada kekhawatiran yang tersirat. “Kamu baik-baik saja? Biasanya kamu selalu teliti soal jadwal kerja.”

Nadira menelan ludah, merasa sedikit bersalah. “Maaf, Bu. Saya... saya sedang ada masalah keluarga, jadi agak sulit buat datang,” katanya, mencoba memberi alasan sehalus mungkin. Ia tidak ingin Bu Vira tahu bahwa ia sebenarnya sedang kabur dari rumah.

“Baik, Nadira. Saya paham kalau kamu sedang ada masalah, tapi tolong kabari kami kalau tidak bisa masuk. Kafe lagi kekurangan orang, dan pelanggan tetap mencari kamu,” suara Bu Vira melembut. “Besok sore, kalau bisa kamu datang ya, setidaknya untuk shift malam.”

Nadira terdiam sejenak, lalu mengangguk meski tahu Bu Vira tak bisa melihatnya. “Iya, Bu. Besok saya akan datang, saya janji,” ucapnya dengan penuh tekad.

Setelah panggilan berakhir, Nadira merasakan tekanan yang semakin besar di dadanya. Panggilan-panggilan ini mengingatkannya akan kehidupan yang harus ia jalani, tanggung jawab yang tak bisa ia abaikan begitu saja. Tapi di sisi lain, rasa ingin tinggal bersama John semakin kuat. Nadira terjebak di antara keinginannya untuk kabur dari rumah dan realitas yang menuntutnya untuk tetap bertanggung jawab.

"Astaga...!" gumam Nadira menyadari bahwa semua barang yang ia butuhkan, laptop, buku catatan, dan dokumen kuliah penting, masih tertinggal di rumah. Bagaimana aku bisa mengerjakan tugas tanpa semua itu? pikirnya, rasa cemas mulai merayap. Sementara ini, ia tak mungkin kembali ke rumah dengan kondisi keluarganya yang begitu menekan.

Mengambil napas dalam, Nadira akhirnya teringat satu orang yang mungkin bisa membantunya: pelayan kepercayaannya, seseorang yang selalu memperlakukannya dengan baik di rumah dan kerap membantu saat ia dalam kesulitan. Dengan ragu, Nadira membuka pesan dan mengetik dengan hati-hati, meminta bantuan untuk mengambilkan semua barang yang ia perlukan.

“Aku harap dia bisa mengambilkannya tanpa ketahuan,” gumamnya pelan. Di satu sisi, Nadira merasa khawatir melibatkan pelayannya dalam masalah ini, tetapi ia tahu betapa ia sangat membutuhkan barang-barang itu.

***

Meskipun tubuhnya belum sepenuhnya pulih, Nadira tetap memutuskan untuk kembali ke rumah. "Aku harus mengambil semua yang berhubungan dengan kuliahku," pikirnya. Langkahnya penuh kehati-hatian saat ia menyelinap melalui sisi belakang rumah. Di sana, ia bertemu dengan pelayan kepercayaannya yang setia, seorang wanita paruh baya yang selalu memperlakukannya dengan baik.

Pelayan itu menyodorkan dua buah kantong sampah besar pada Nadira, wajahnya tampak tegang. “Maaf, Nona, saya harus meletakkannya di sini agar tidak dicurigai oleh yang lain,” bisiknya pelan, matanya sibuk mengawasi sekitar. “Saya juga sudah memasukkan sebagian pakaian Nona di sini. Saya harap ini tidak masalah.”

Nadira mengangguk, memahami situasi mereka yang serba hati-hati. "Terima kasih banyak, Bik," ujarnya penuh rasa syukur. Ia menerima kantong besar itu dan melihat sekilas isinya, memastikan laptop, buku-buku, dan dokumen kuliahnya semua ada di dalam.

"Jaga diri Nona baik-baik," ucap pelayan itu menatap Nadira dengan perasaan campur aduk antara iba, tak tega, kasihan dan khawatir. Nadira hanya mengangguk pelan penuh rasa terima kasih. Tak ingin mengambil risiko lebih lama, pelayan itu langsung berbalik dan bergegas kembali ke dalam rumah, meninggalkan Nadira dengan dua kantong sampah yang besar itu.

Perjalanan kembali ke apartemen John terasa penuh perhatian orang-orang di sekitarnya. Nadira bisa merasakan tatapan aneh dari mereka yang melihatnya, terutama ketika ia membawa kantong sampah besar yang tampak tidak lazim. "Oh, pasti mereka berpikir aneh-aneh tentangku sekarang," pikir Nadira dengan sedikit tersipu, namun ia tak peduli. Baginya, yang terpenting adalah membawa semua barang-barang itu ke apartemen dan melanjutkan pekerjaannya.

John baru saja duduk di sofa ruang tamu, melepas lelah sambil memeriksa pesan-pesan penting di ponselnya. Baru lima menit yang lalu ia kembali dari rapat pemegang saham yang cukup melelahkan di salah satu perusahaan. Pikirannya masih dipenuhi angka-angka dan rencana investasi ketika tiba-tiba suara pintu yang terbuka dari luar mengalihkan perhatiannya.

Ia mendongak, matanya menyipit melihat sosok Nadira yang masuk dengan susah payah membawa kantong sampah besar di kedua tangannya. Alis John langsung berkerut.

"Nadira?" tanya John, suaranya terdengar penuh keheranan. “Apa yang kau bawa?”

Nadira sedikit canggung, berusaha memasang senyum saat ia menurunkan kantong besar itu di lantai. “Ini… barang-barangku, Om,” ujarnya sambil sedikit tertawa, seolah mencoba meredakan suasana.

John masih menatapnya, bingung sekaligus tidak percaya. “Kau membawa barang-barangmu... di kantong sampah?” Nadanya terdengar skeptis, dan ia memandang kantong itu dengan tatapan penuh pertanyaan.

Nadira mengangguk pelan, wajahnya sedikit memerah. “Aku tak punya tas atau koper untuk membawa barang-barangku. Jadi, ya…” Ia mengangkat bahu, seolah berkata bahwa ini satu-satunya pilihan yang ada.

John terdiam sejenak, lalu menarik napas panjang sambil mengusap wajahnya. “Kau benar-benar nekat, ya…” Ia sedikit menggelengkan kepala, antara kesal dan kagum pada tekad Nadira.

Sadar John mungkin masih menatapnya dengan tatapan tak percaya, Nadira menunduk dan menggumamkan permintaan maaf, “Maaf kalau ini mengganggu, Om…”

John mendesah lagi, melembut. “Sudahlah, bawa saja barang-barangmu ke kamar dan keluarkan dari kantong itu. Tapi lain kali, pikirkan cara yang lebih... masuk akal.”

Nadira mengangguk cepat sambil tersenyum malu, "Iya, Om, terima kasih," ucapnya ceria sebelum segera membawa kantong besar itu dan bergegas masuk ke kamarnya. John hanya bisa menghela napas sambil menatap punggung Nadira yang semakin menjauh. Ia menyandarkan diri ke sofa, memijat pelipisnya yang terasa berdenyut.

"Gadis ini..." gumamnya pelan, suaranya penuh keheranan sekaligus geli. “Tidak pernah kehabisan cara untuk membuatku terheran-heran.”

Ia menatap ke arah pintu kamar Nadira yang tertutup, memikirkan betapa keras kepalanya gadis itu. Meski tampak polos dan terkadang ceroboh, Nadira selalu punya caranya sendiri untuk bertahan dan menunjukkan tekadnya. John pun tersenyum tipis, menyadari bahwa kehadirannya mulai membawa warna baru yang tak terduga dalam hidupnya.

John tiba-tiba termenung, pikirannya kembali mengembara ke malam itu, malam ketika Nadira tiba-tiba muncul di kamar hotelnya dengan wajah bingung, takut namun dengan sorot mata yang penuh harap dan ketulusan. Tanpa disadari, kenangan saat keduanya berada begitu dekat, hingga melampaui batas-batas yang pernah ia tetapkan bagi dirinya sendiri itu tak bisa ia lupakan.

Ia menghela napas panjang, merasakan desiran hangat yang entah mengapa begitu berbeda. Biasanya, baginya, hubungan fisik hanyalah sebuah kebutuhan biologis, tidak lebih, sekadar pelepasan tanpa ikatan. Namun, bersama Nadira... ada sesuatu yang lain, sesuatu yang membuatnya meremang bahkan hanya dengan mengingat sentuhan mereka.

“Kenapa gadis itu begitu... memengaruhiku?” pikirnya, merasa aneh pada dirinya sendiri.

...🍁💦🍁...

.

To be continued

Terpopuler

Comments

Dwi Winarni Wina

Dwi Winarni Wina

Berarti gadis polos dan lugu itu jodohmu John yg bs membuat pikiran dan hati John kacau balau....
Tanpa disadari hatinya sudah terpikat dgn gadis polos dan lugu itu perasaannya sll aneh dkt nadira....

kehadiran nadira akan mengobati luka hati John yg pernah dicampakkan mantan pacarnya....

Sabar nadira alon2 asal kelakon meluluhkan hatinya John agar dpt mencintaimu....
John punya trauma sm mantan pacarnya dulu tidak percaya sm namanya komitmen pernikahan....

Nadira tunjukan keayahmu bs hidup mandiri tanpa menyusahkan orgtua...
tega skl ayahmu menyodorkan ajak gadis kerekan bisnisnya hanya utk keuntungan bisnisnya...

hidup nadira penuh tekanan dan tidak bahagia ayahnya sll mmengabaikannya,,,tidak menyayanginya hanya sayang sm keluarga barunya....
lanjut thor...
semangar sll dan sehat sll....

2024-11-20

4

Anitha Ramto

Anitha Ramto

Semangat Nadira kamu wanita yang cerdas dan mandiri,semoga kamu bs terlepas dari tekanan orang tuamu yg kejam itu dan kamu tunjukan ke mereka bahwa km mampu hidup mandiri tanpa bantuan siapspun termasuk John

si John ini fikirannya msh suka plin plan..
kl mau nolong Nadira jgn setengah² John
lama² km bakal bucin sm Nadira

2024-11-19

3

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

nadira gadis kuat, semoga sukses kedepannya. jangan abaikan dia, jhon

2024-11-19

3

lihat semua
Episodes
1 1. Yang Pertama
2 2. Menunggu
3 3. Kebohongan
4 4. Sementara
5 5. Kepedulian Dibalik Sikap Dingin
6 6. Heran
7 7. Perasaan yang Terusik
8 8. Menahan Rasa
9 9. Tak Pernah Tega
10 10. Pria Misterius
11 11. Dibenci
12 12. Pengakuan
13 13. Terulang Lagi
14 14. Rasa Penasaran
15 15. Warna Baru
16 16. Sebuah Ancaman
17 17. Nekat
18 18. Benar-benar Cemburu
19 19. Gejolak Hati Dibalik Pelukan
20 20. Tantangan
21 21. Menemani
22 22. Membalikkan Keadaan
23 23. Gara-gara Baju Kotor
24 24. Ocehan Angga
25 25. Rencana Licik
26 26. Perasaan Campur Aduk
27 27. Sesuatu yang Membuat Penasaran
28 28. Aku Kalah
29 29. Dimanjakan
30 30. Pembuat Masalah
31 31. Semakin Iri
32 32. Gagal
33 33. Menjengkelkan Tapi Menyenangkan
34 34. Kejujuran John
35 35. Saran Sahabat
36 36. Lamaran
37 37. Tak Ingin Memaksa
38 38. Enggan Pulang
39 39. Sekadar Memberitahu
40 40. Sejak Semalam
41 41. Para Sahabat John
42 42. Kepribadian Rian yang Kontras
43 43. Manggil Apa?
44 44.Ingin Mengacau
45 45. Mengajukan Cuti
46 46. Staf administrasi
47 47. Momen Bahagia
48 48. Pesta Spesial
49 49. Menonton
50 50. Malam Setelah Janji Suci
51 51.Memasang Umpan
52 52. Kejutan
53 53. Tak Percaya
54 54. Sasha Akan Beraksi
55 55. Celah
56 56. Sebuah Kebetulan
57 57. Curiga
58 58. Diskusi
59 59. Menyembunyikan
60 60. Nadira ke Kantor John
61 61. Hadiah
62 62. Nadira Tahu
63 63. Tanpa Solusi
64 64. Nadira Pulang
65 65. Tak Mampu Berkata
66 66. Rahasia yang Terkuak
67 67. Rencana John dan Para Sahabatnya
68 68. Ingin Mengambil Kembali
69 69. Perang Strategi
70 70. Ditangkap
71 71. Kesempatan
72 Dosa yang Kucintai
Episodes

Updated 72 Episodes

1
1. Yang Pertama
2
2. Menunggu
3
3. Kebohongan
4
4. Sementara
5
5. Kepedulian Dibalik Sikap Dingin
6
6. Heran
7
7. Perasaan yang Terusik
8
8. Menahan Rasa
9
9. Tak Pernah Tega
10
10. Pria Misterius
11
11. Dibenci
12
12. Pengakuan
13
13. Terulang Lagi
14
14. Rasa Penasaran
15
15. Warna Baru
16
16. Sebuah Ancaman
17
17. Nekat
18
18. Benar-benar Cemburu
19
19. Gejolak Hati Dibalik Pelukan
20
20. Tantangan
21
21. Menemani
22
22. Membalikkan Keadaan
23
23. Gara-gara Baju Kotor
24
24. Ocehan Angga
25
25. Rencana Licik
26
26. Perasaan Campur Aduk
27
27. Sesuatu yang Membuat Penasaran
28
28. Aku Kalah
29
29. Dimanjakan
30
30. Pembuat Masalah
31
31. Semakin Iri
32
32. Gagal
33
33. Menjengkelkan Tapi Menyenangkan
34
34. Kejujuran John
35
35. Saran Sahabat
36
36. Lamaran
37
37. Tak Ingin Memaksa
38
38. Enggan Pulang
39
39. Sekadar Memberitahu
40
40. Sejak Semalam
41
41. Para Sahabat John
42
42. Kepribadian Rian yang Kontras
43
43. Manggil Apa?
44
44.Ingin Mengacau
45
45. Mengajukan Cuti
46
46. Staf administrasi
47
47. Momen Bahagia
48
48. Pesta Spesial
49
49. Menonton
50
50. Malam Setelah Janji Suci
51
51.Memasang Umpan
52
52. Kejutan
53
53. Tak Percaya
54
54. Sasha Akan Beraksi
55
55. Celah
56
56. Sebuah Kebetulan
57
57. Curiga
58
58. Diskusi
59
59. Menyembunyikan
60
60. Nadira ke Kantor John
61
61. Hadiah
62
62. Nadira Tahu
63
63. Tanpa Solusi
64
64. Nadira Pulang
65
65. Tak Mampu Berkata
66
66. Rahasia yang Terkuak
67
67. Rencana John dan Para Sahabatnya
68
68. Ingin Mengambil Kembali
69
69. Perang Strategi
70
70. Ditangkap
71
71. Kesempatan
72
Dosa yang Kucintai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!