14. Rasa Penasaran

John menghela napas, berdiri di tepi lokasi proyek sambil mengamati pekerja yang lalu lalang. Usianya sudah memasuki kepala tiga, dan kini, pikirannya penuh oleh sosok Nadira, gadis dua puluh tahunan yang entah bagaimana membuat hatinya terikat. Ia menyadari betul perbedaan usia di antara mereka, dan kekhawatiran pun muncul. Bagaimana reaksi sahabat-sahabatnya? Mereka yang sudah ia anggap seperti keluarga pasti tak akan membiarkannya lepas dari godaan jika mereka tahu.

"Kalau mereka tahu soal Nadira, pasti aku akan jadi bahan lelucon," gumamnya pelan, menghela napas panjang membayangkan wajah-wajah usil sahabatnya.

Tiba-tiba, teleponnya berbunyi. Salah satu sahabatnya mengirim pesan mengajaknya bertemu malam nanti, seperti biasa. John menatap layar ponselnya, sedikit bimbang. Pertemuan itu biasanya penuh dengan candaan dan tawa, tapi ia tahu jika sedikit saja tersirat perubahan sikapnya, pasti mereka akan mencium ada sesuatu yang berbeda.

“Jadi bagaimana ini?” John bergumam pada dirinya sendiri. Bagian dari dirinya ingin menceritakan kisah rumit dengan Nadira, tapi ia juga ragu. "Semoga mereka tidak menebak apa-apa. Aku hanya... belum siap," ujarnya dalam hati, mencoba membuang semua pikiran sebelum ia harus kembali berkonsentrasi pada pekerjaannya.

***

Malam hari di kafe yang cukup ramai, John duduk bersama sahabat-sahabatnya yang kini sudah ia anggap keluarga. Sebenarnya, ia datang dengan setengah hati, karena ia tahu topik utama yang akan muncul adalah status jomblonya. Dan benar saja, belum sepuluh menit berlalu, Angga, sahabat yang paling usil, membuka percakapan.

“Jadi, John,” ujar Angga sambil tersenyum lebar, “kapan kita bakal datang ke pesta pernikahanmu, nih? Dari kita berlima, cuma kamu yang masih sendiri.”

John menghela napas, mencoba tersenyum meski terasa canggung. Sebelum ia sempat menjawab, Rian, yang terkenal tengil dan tak pernah melewatkan kesempatan untuk menggoda, ikut bersuara.

“Kamu butuh bantuan kita untuk cari kandidat, bro?” Rian mengedipkan mata jail. “Mau yang seperti apa? Aku punya koneksi, lho! Mungkin tipe yang kalem, mandiri... atau, kamu lebih suka yang berkarakter kuat?”

John tertawa kering, merasa makin terpojok. Ia belum siap bercerita tentang Nadira, apalagi menyebutkan usianya yang lebih muda. Ia hanya mengangkat bahu dan tersenyum seolah tak ada yang perlu dibahas.

Ello, yang selalu tampak serius tapi punya selera humor tak terduga, ikut berkomentar, “Mungkin John butuh gadis muda yang masih polos, biar bisa menciptakan kisah cinta klasik. Coba bayangin, bule ganteng dengan gadis Indonesia yang lugu.”

Teman-temannya tertawa mendengar ide itu, dan John mencoba tersenyum. Tapi sejujurnya, kata-kata Ello justru mengingatkannya pada Nadira. Nadira memang gadis muda yang polos dan penuh rasa ingin tahu, yang selalu membuatnya merasa ingin melindunginya.

Zion, yang biasanya tenang dan penuh perhatian, akhirnya berbicara. Dengan nada santai namun tajam, ia menatap John. “Akhir-akhir ini kamu sering galau, John. Jangan-jangan sudah ada hati yang tersangkut di suatu tempat, ya?”

John sedikit tersentak mendengar komentar Zion, namun ia berusaha menutupi kebingungannya. Ia merasa seluruh perhatian sahabat-sahabatnya kini tertuju padanya. Di satu sisi, ia ingin membantah, tapi di sisi lain, apa yang dikatakan Zion mungkin tidak sepenuhnya salah.

“Yah... kalian terlalu mendramatisir,” jawab John akhirnya, tertawa canggung. “Aku hanya fokus dengan pekerjaan, itu saja. Kalian tahu, proyek ini cukup menyita waktu.”

Meski berusaha mengalihkan perhatian mereka, John tahu bahwa mereka sudah menaruh kecurigaan. Bagaimana pun, ia hanya bisa berharap mereka tidak membaca terlalu dalam perubahan dalam dirinya, terutama soal hubungan rumit yang perlahan mulai terbentuk dengan Nadira.

Angga, dengan senyum lebarnya yang khas, menatap John dan menyikut lengannya. “Gimana kalau kita pergi ke klub malam buat minum, bro? Biar penatnya hilang. Siapa tahu, malah ketemu jodoh juga.”

John terkekeh, tapi sebelum ia sempat menjawab, Ello langsung bereaksi. “Ya ampun, jagan! Mau-mau aja ikut ide sesatnya si Angga ini,” ucapnya dengan nada bercanda, menggelengkan kepala seperti dokter yang prihatin.

Rian, yang juga berprofesi sebagai dokter, menambahkan dengan nada setengah serius, “Betul tuh, minum-minum nggak baik buat kesehatan. Ini kayak ngajak jantung buat nambah kerja ekstra.”

Angga hanya menatap mereka dengan pandangan protes, mengangkat tangan seolah menyerah dengan ceramah dari dua dokter di antara mereka.

Lalu, Zion, yang terkenal sebagai orang paling tenang di kelompok itu, tersenyum tipis dan berkata, “Kalau aku minum, bukannya hilang penat, malah diusir dari kamar sama istriku.”

Pengakuan Zion yang jujur namun santai itu sukses membuat yang lainnya meledak dalam tawa. Mereka semua tahu betapa Zion sebenarnya sangat takut pada istrinya dalam hal-hal tertentu, meskipun ia jarang mengakuinya dengan terang-terangan.

John menghela napas lega melihat suasana berubah lebih santai dan akrab. Meski ia tahu pertanyaan soal statusnya mungkin akan kembali diungkit, setidaknya untuk saat ini, mereka masih bisa bercanda tanpa terlalu banyak tekanan.

John pulang ke apartemennya agak larut malam. Berkumpul dengan orang-orang terdekat sering kali membuat waktu terasa begitu cepat berlalu. Begitu ia membuka pintu, pandangannya langsung tertuju pada sosok Nadira yang tertidur di sofa ruang tamu. Gadis itu bersandar dengan posisi yang tampak tidak nyaman, sementara laptop di atas meja masih menyala, menampilkan berbagai dokumen yang berkaitan dengan tugasnya sebagai asisten dosen.

John mendekat dengan langkah perlahan, berniat membangunkannya agar ia pindah ke tempat tidur. Namun, ketika melihat wajah lelah Nadira yang terpejam, ia mengurungkan niatnya. "Gadis ini... Apa dia memaksakan diri untuk menyelamatkan tugasnya?" gumamnya lirih. Sesaat, rasa kasihan muncul dalam dirinya, dan tanpa pikir panjang, ia memutuskan untuk menutup laptopnya dengan hati-hati.

Dengan lembut, John mengangkat Nadira, menggendongnya ke kamarnya. Perlahan, ia membaringkannya di atas tempat tidur, memastikan agar Nadira tetap nyaman dan tidak terbangun. Setelah menyelimutinya, John sempat terdiam, memerhatikan wajah Nadira yang polos dalam tidurnya.

Ia bergumam pelan, “Kamu ini tidak pernah merawat diri, ya?” Pikirannya mulai berkelana, memperhatikan wajah Nadira yang terlihat sedikit kusam. “Begini saja sudah cantik… bagaimana kalau kamu mulai merawat dirimu sendiri?”

John tersenyum tipis, lalu menggelengkan kepalanya, sadar akan arah pikirannya. “Apa yang sedang aku pikirkan ini?” batinnya. Mengusap wajahnya sendiri, ia pun segera memutuskan untuk beranjak keluar dari kamar Nadira, mencoba menenangkan pikirannya yang terasa campur aduk.

John berbaring di tempat tidurnya, tetapi pikirannya terus melayang, kembali pada sosok Nadira. Ada sesuatu tentang gadis itu yang selalu berhasil membuatnya penasaran. Meski tampak sederhana, John menyadari ada banyak hal yang belum ia ketahui tentang kehidupan Nadira. Wajah cantiknya memang tidak bisa disembunyikan, tetapi terlihat sedikit kusam, seperti seseorang yang terbiasa mengabaikan perawatan diri.

Ia memikirkan pakaian Nadira yang selalu sederhana dan tak pernah mencolok. Selama ini, ia tak pernah melihat Nadira mengenakan barang bermerek atau aksesori mahal. Bahkan laptop yang digunakan Nadira sudah terlihat usang, tetapi ia tetap menggunakannya tanpa pernah mengeluh. John tak bisa menahan rasa penasaran, bagaimana Nadira menjalani hidupnya selama ini.

Pikirannya pun terlintas pada kartu ATM yang pernah ia berikan padanya. John tahu bahwa Nadira tidak sering mengambil uang dari sana, bahkan hanya menggunakan secukupnya untuk kebutuhan apartemen. Ia bisa melihat bahwa Nadira bukan tipe wanita yang suka berfoya-foya atau memanfaatkan bantuan orang lain. Sikap itu membuat John merasa semakin kagum sekaligus bingung.

“Gadis ini… sebenarnya seperti apa kehidupannya?” gumam John pada dirinya sendiri. Ia tak bisa menahan rasa keinginannya untuk tahu lebih banyak tentang masa lalu dan latar belakang Nadira. Rasanya ada lebih banyak hal yang tersembunyi di balik sosok sederhana itu, dan entah bagaimana, ia mulai merasa ingin melindunginya lebih dari sekadar tanggung jawab biasa.

...🍁💦🍁...

To be continued

Terpopuler

Comments

Dwi Winarni Wina

Dwi Winarni Wina

zion ello angga dan rian blm tahu aja sijohn lg dkt dgn seorang gadis bahkan tinggal bareng dan bahkan 2x menghabiskan mlm panas.....

John sangat galau skl krn kepikiran soal nadira blm yakin skl tentang perasaannya ke nadira....
John belajarlah membuka hatimu buat nadira dan pelan2 lupakan masalalu....

Hanya nadira yg membuat pikiran dan hati om John jd kacau balau dan nadira yg bs bikin jantung om John berdebar2 terus....
ada perasaan aneh muncul dihati om john....
lanjut thor....

2024-11-23

6

Anitha Ramto

Anitha Ramto

ooh para Cogan sahabat²nya John pada ngeledek..ayo John jujur sj sm mereka jgn tkt jd lelucon karena umur Nadira msh 20th...tunjukin John ke mereka kl k. sdh punya calon...rawatlah Nadira biar tambah cantik...tuhkaan km sdh mulai suka sm Nadira

2024-11-24

2

Erny Manangkari

Erny Manangkari

jhon apakah kamu ingin tahu kehidupan nadira kamu tinggal menyuruh orang kepercayanmu untuk menyelidikibsgimsna kehidupan nadira

2024-12-01

1

lihat semua
Episodes
1 1. Yang Pertama
2 2. Menunggu
3 3. Kebohongan
4 4. Sementara
5 5. Kepedulian Dibalik Sikap Dingin
6 6. Heran
7 7. Perasaan yang Terusik
8 8. Menahan Rasa
9 9. Tak Pernah Tega
10 10. Pria Misterius
11 11. Dibenci
12 12. Pengakuan
13 13. Terulang Lagi
14 14. Rasa Penasaran
15 15. Warna Baru
16 16. Sebuah Ancaman
17 17. Nekat
18 18. Benar-benar Cemburu
19 19. Gejolak Hati Dibalik Pelukan
20 20. Tantangan
21 21. Menemani
22 22. Membalikkan Keadaan
23 23. Gara-gara Baju Kotor
24 24. Ocehan Angga
25 25. Rencana Licik
26 26. Perasaan Campur Aduk
27 27. Sesuatu yang Membuat Penasaran
28 28. Aku Kalah
29 29. Dimanjakan
30 30. Pembuat Masalah
31 31. Semakin Iri
32 32. Gagal
33 33. Menjengkelkan Tapi Menyenangkan
34 34. Kejujuran John
35 35. Saran Sahabat
36 36. Lamaran
37 37. Tak Ingin Memaksa
38 38. Enggan Pulang
39 39. Sekadar Memberitahu
40 40. Sejak Semalam
41 41. Para Sahabat John
42 42. Kepribadian Rian yang Kontras
43 43. Manggil Apa?
44 44.Ingin Mengacau
45 45. Mengajukan Cuti
46 46. Staf administrasi
47 47. Momen Bahagia
48 48. Pesta Spesial
49 49. Menonton
50 50. Malam Setelah Janji Suci
51 51.Memasang Umpan
52 52. Kejutan
53 53. Tak Percaya
54 54. Sasha Akan Beraksi
55 55. Celah
56 56. Sebuah Kebetulan
57 57. Curiga
58 58. Diskusi
59 59. Menyembunyikan
60 60. Nadira ke Kantor John
61 61. Hadiah
62 62. Nadira Tahu
63 63. Tanpa Solusi
64 64. Nadira Pulang
65 65. Tak Mampu Berkata
66 66. Rahasia yang Terkuak
67 67. Rencana John dan Para Sahabatnya
68 68. Ingin Mengambil Kembali
69 69. Perang Strategi
70 70. Ditangkap
71 71. Kesempatan
72 Dosa yang Kucintai
Episodes

Updated 72 Episodes

1
1. Yang Pertama
2
2. Menunggu
3
3. Kebohongan
4
4. Sementara
5
5. Kepedulian Dibalik Sikap Dingin
6
6. Heran
7
7. Perasaan yang Terusik
8
8. Menahan Rasa
9
9. Tak Pernah Tega
10
10. Pria Misterius
11
11. Dibenci
12
12. Pengakuan
13
13. Terulang Lagi
14
14. Rasa Penasaran
15
15. Warna Baru
16
16. Sebuah Ancaman
17
17. Nekat
18
18. Benar-benar Cemburu
19
19. Gejolak Hati Dibalik Pelukan
20
20. Tantangan
21
21. Menemani
22
22. Membalikkan Keadaan
23
23. Gara-gara Baju Kotor
24
24. Ocehan Angga
25
25. Rencana Licik
26
26. Perasaan Campur Aduk
27
27. Sesuatu yang Membuat Penasaran
28
28. Aku Kalah
29
29. Dimanjakan
30
30. Pembuat Masalah
31
31. Semakin Iri
32
32. Gagal
33
33. Menjengkelkan Tapi Menyenangkan
34
34. Kejujuran John
35
35. Saran Sahabat
36
36. Lamaran
37
37. Tak Ingin Memaksa
38
38. Enggan Pulang
39
39. Sekadar Memberitahu
40
40. Sejak Semalam
41
41. Para Sahabat John
42
42. Kepribadian Rian yang Kontras
43
43. Manggil Apa?
44
44.Ingin Mengacau
45
45. Mengajukan Cuti
46
46. Staf administrasi
47
47. Momen Bahagia
48
48. Pesta Spesial
49
49. Menonton
50
50. Malam Setelah Janji Suci
51
51.Memasang Umpan
52
52. Kejutan
53
53. Tak Percaya
54
54. Sasha Akan Beraksi
55
55. Celah
56
56. Sebuah Kebetulan
57
57. Curiga
58
58. Diskusi
59
59. Menyembunyikan
60
60. Nadira ke Kantor John
61
61. Hadiah
62
62. Nadira Tahu
63
63. Tanpa Solusi
64
64. Nadira Pulang
65
65. Tak Mampu Berkata
66
66. Rahasia yang Terkuak
67
67. Rencana John dan Para Sahabatnya
68
68. Ingin Mengambil Kembali
69
69. Perang Strategi
70
70. Ditangkap
71
71. Kesempatan
72
Dosa yang Kucintai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!