7. Perasaan yang Terusik

Bagaimana mungkin satu malam itu terasa begitu intens dan berbeda? Padahal, ia sudah terbiasa bersikap dingin dan tak terikat pada wanita manapun.

John mengusap wajahnya, berusaha menepis perasaan yang semakin mendalam itu. Ia sadar, melibatkan perasaan dengan Nadira hanya akan menambah kerumitan dalam hidupnya yang sudah penuh dengan batasan dan prinsip. Namun, bayangan Nadira kembali muncul dalam benaknya, membuatnya tak bisa membohongi diri bahwa ada sesuatu dalam diri gadis itu yang telah mengguncang dinding-dinding hatinya yang selama ini kokoh.

John mendadak tersentak. "Eh, tunggu! Dia sudah bisa keluar rumah dan membawa barang sebanyak itu. Bukankah itu artinya dia sudah sehat?" gumamnya, sorot matanya mulai berubah tajam. "Lalu... mengapa aku masih membiarkan dia di sini?"

John mendesah panjang, namun diikuti oleh kekesalan pada dirinya sendiri. "Tapi... tak mungkin aku menyuruhnya pergi malam-malam begini," bisiknya, mencoba mencari alasan untuk menenangkan dirinya. Bagaimanapun, Nadira sudah terlihat jauh lebih baik, bahkan bisa membawa dua kantong penuh barang-barang dari rumahnya. "Dia bawa barang sebanyak itu ke sini... bukankah itu berarti dia benar-benar ingin tinggal di sini? Apa dia lupa kalau aku hanya memberinya waktu tinggal sampai dia sembuh?"

John mengusap wajahnya kasar, menyadari dirinya mulai kehilangan ketegasan yang selama ini ia banggakan. "Argh... kenapa aku jadi tidak tegas seperti ini? Kenapa aku malah ragu-ragu?"

Namun, di dalam dirinya, John tahu alasannya. Bukan hanya karena ia tak tega, tapi karena kehadiran Nadira sudah mulai mengusik sisi-sisi terdalam hatinya yang lama ia kubur.

"Aku akan mencari tempat untuknya, agar ia tak lagi berada di sini," gumam John, lalu beranjak dari ruangan tamu. Ia duduk di meja kerjanya, menatap layar laptop sambil mencari beberapa tempat tinggal sementara atau bantuan sosial yang mungkin bisa menampung Nadira.

Pagi itu, John dan Nadira duduk berhadapan di meja makan. Sarapan berlangsung tenang, hanya diiringi bunyi piring dan gelas yang sesekali beradu. Nadira beberapa kali mencuri pandang ke arah John, lalu menunduk lagi, berusaha menyembunyikan rona malu di pipinya. Ada sesuatu yang hangat dan aneh di dalam dadanya setiap kali melihat pria itu, sesuatu yang membuatnya tak mengerti kenapa perasaannya bisa begitu dalam untuk seseorang yang dulu asing baginya.

Sambil memotong roti di piringnya, Nadira teringat kembali peristiwa di malam itu, saat John menyelamatkannya.

Satu bulan yang lalu....

Nadira berjalan pulang melewati jalan kecil yang lebih sepi dari biasanya. Dia tidak menyadari beberapa pria yang mengawasinya sejak tadi. Langkahnya cepat, namun suara langkah kaki lain yang terdengar di belakangnya membuat Nadira mulai merasa tidak nyaman. la mempercepat langkah, tetapi tiba-tiba seseorang menarik lengannya dengan kasar.

"Hei, cantik, jalan sendiri aja malam-malam? Nggak takut, ya?" ujar pria bertato di depannya dengan senyum licik.

"Maaf, saya harus pergi," ucap Nadira dengan gugup, mencoba melepaskan tangannya, tetapi genggaman pria itu terlalu kuat.

"Tunggu dulu. Jangan buru-buru. Kita ngobrol dulu, yuk. Temani kami sebentar," sahut pria lain sambil mendekat, memblokir jalannya.

Nadira mulai panik ketika salah satu pria mendekat, mencoba menyentuh pipinya. "Jangan sentuh aku!" teriaknya, namun teriakannya hanya memancing tawa dari pria-pria itu.

Salah satu pria mulai meraih bahunya dengan paksa, membuat Nadira berontak. "Lepas!" bentak Nadira. Namun tenaga mereka terlalu kuat baginya. "Tolong! Emp..." Dua orang pria langsung memegang kedua lengan Nadira dan salah satunya membekap mulut Nadira.

Pria bertato itu menyeringai lebar, tatapannya menyiratkan niat buruk. "Malam ini kita akan bersenang-senang. Cepat bawa dia ke markas!"

Mata para komplotannya berbinar penuh nafsu. "Tidak menyangka kita dapat mangsa segar seperti ini. Mangsa se-fresh ini jarang kita temui."

"Aku yakin dia masih perawan. Malam ini kita beruntung sekali." Mereka tertawa sumbang, suara mereka menggema di malam yang sunyi.

Nadira berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan diri, meronta putus asa. Namun usahanya sia-sia, cengkeraman mereka terlalu kuat. Kekuatannya jauh di bawah mereka. Air matanya mengalir deras, membasahi wajahnya yang pucat.

"Apa aku harus berakhir seperti ini? Ya, Tuhan... begitu banyak cobaan yang Engkau berikan, jika aku harus berakhir dilecehkan orang-orang ini, lebih baik aku mati," gumam Nadira dalam hati putus asa. Air mata terus menetes dari matanya, ia menoleh ke kiri dan kanan mencari bantuan, tetapi jalan itu terlalu sepi.

Tiba-tiba, suara berat yang penuh otoritas menggema di belakang mereka. "Lepaskan dia. Sekarang juga."

Semua pria itu menoleh, dan di sana berdiri John dengan tatapan tajam yang memancarkan amarah. Tubuhnya tegap, dan auranya begitu mengintimidasi sehingga beberapa dari mereka tampak ragu.

Pandangan Nadira bertemu dengan John, bagaikan melihat seutas tali penyelamat di tengah lautan badai. Harapan berkobar di dalam hatinya, mungkin pria bule itu bisa menyelamatkannya

"Siapa kau? Jangan ikut campur urusan orang lain!" bentak salah satu pria dengan suara goyah. John berjalan mendekat denga tenang melangkah mantap, matanya tak lepas dari mereka. "Aku ulangi, lepaskan dia, atau kalian akan menyesal."

Salah satu pria yang lebih besar mencoba mendekati John, tetapi sebelum dia bisa menyerang, John sudah melayangkan pukulan keras ke wajahnya, membuatnya terjatuh ke tanah.

"Dengar baik-baik. Aku tidak punya waktu untuk bermain-main. Pergi sekarang, sebelum aku kehilangan kesabaran," ujar John dengan nada mengancam.

Melihat salah satu teman mereka terkapar dalam satu serangan dan John yang tampak siap untuk melawan, para pria itu saling pandang dan akhirnya memutuskan untuk kabur.

Sepeninggal para pria itu, Nadira jatuh terduduk, tubuhnya tiba-tiba terasa lemas tak bertulang. Ia memeluk lutut, menggigil ketakutan setelah nyaris mengalami pelecehan.

John segera menghampiri Nadira yang masih gemetar ketakutan. "Kau baik-baik saja?" tanyanya lembut, menggenggam kedua bahu gadis itu. "jangan takut, kau sudah aman."

Nadira mengangguk pelan, tetapi air matanya terus menetes. "Aku takut," ucapnya dengan suara bergetar.

John melepas jaketnya dan memakaikannya pada Nadira, membuat tubuhnya yang menggigil sedikit lebih hangat. John menariknya ke dalam pelukan, mencoba menenangkan gadis itu. "Sudah, sudah... Aku di sini sekarang. Tidak ada yang akan menyakitimu lagi," bisiknya dengan nada menenangkan.

Setelah beberapa saat, John melepaskan pelukannya dan menatap wajah Nadira yang penuh kecemasan. "Mulai sekarang, jangan pernah lewat jalan sepi seperti ini lagi. Paham?" Nadira hanya mengangguk sambil menghapus air matanya.

John melirik jam tangannya dengan gelisah. Ia menatap Nadira yang berdiri kikuk di depannya, dengan mata penuh harap seolah meminta jawaban atas kebisuan pria itu sejak tadi. Namun, John tidak berniat melanjutkan percakapan lebih jauh. Ia menatap layar ponselnya, memesan taksi untuk Nadira dengan cepat.

"Taksi akan tiba sebentar lagi. Kau pulanglah," ucapnya dingin, tanpa memberikan kesempatan bagi Nadira untuk membalas.

Nadira mengerutkan kening, tiba-tiba merasa ada jarak yang begitu tebal di antara mereka. "Setidaknya... bisakah aku tahu namamu? Siapa yang baru saja menolongku?" tanyanya pelan, nyaris berbisik.

John mendesah, menatapnya sekilas tanpa ekspresi. "Itu tidak penting," jawabnya pendek, kemudian melangkah mundur, menjauh darinya.

Ketika taksi tiba, Nadira merasa sedikit kecewa. Tapi ia tidak ingin memaksakan jawaban dari John. Ia membuka pintu taksi dan duduk di dalam. Namun, sebelum taksi melaju, suara dari kejauhan membuatnya mengangkat kepala.

"John! Hei, John!" seru seorang pria lain dengan aksen khas.

John refleks menoleh ke sumber suara. Nadira yang duduk di dalam taksi menyadari hal itu. Nama itu, 'John'. Seketika ia mengulangnya dalam hati, memastikan ia tak akan melupakan nama pria yang telah menyelamatkannya malam ini.

Sambil menatap John yang sedang berbicara dengan orang lain, Nadira tersenyum tipis, lalu memalingkan wajahnya ke depan. Saat taksi mulai melaju, ia bergumam pelan, "Terima kasih, John."

...🍁💦🍁...

To be continued

Terpopuler

Comments

Dwi Winarni Wina

Dwi Winarni Wina

Nadira teringat john telah menyelamatkannya dr preman2 yg ingin melecehkannya dan sampai akhirnya di pertemuan keduanya dgn john nadira sampai rela menyerahkan mahkota yg berharga kpd john pria yg menyelamatkannya.....

Kini pikiran John jd kacau balau terusik semenjak kehadiran nadira pdhal John membentengi dirinya dr kaum hawa yg sll mendekatinya.....

kehadiran nadira punya saya tarik sendiri sampai2 pikiran John tdk fokus sll teringat nadira yg polos dan lugu,,,John tidak menyadari/tdk peka telah jatuh cinta sm nadira ada keinginan menjaga dan melindungi gadis itu eh dah bukan gadis lg John dah bobol keperawanannya...

Nadira bertekad akan mengejar cintanya tapi lagi2 Nadira hrs kecewa dan sedih John sangat menjaga jarak dgnnya....
Semangat2 nadira jgn menyerah tuk meluluhkan hati John dingin dan beku itu...

lanjut thor
semangat sll dan sehat sll.....

2024-11-20

5

Anitha Ramto

Anitha Ramto

masa iya Nadira ga inget sm John yang pernah tdr dengannya,ada apa dgn Nadira apa dia ilang ingetan br satu bln kemudian pindah dari rumah John tp Nadira tdk kenal dgn John padahal pernah tinggal satu atap..dan pernah menyatu..duh jd tanda tanya ini

2024-11-20

4

Far~ hidayu❤️😘🇵🇸

Far~ hidayu❤️😘🇵🇸

semoga mereka menikah kerana John sudah mengambil kesucian Nadira

2024-11-20

4

lihat semua
Episodes
1 1. Yang Pertama
2 2. Menunggu
3 3. Kebohongan
4 4. Sementara
5 5. Kepedulian Dibalik Sikap Dingin
6 6. Heran
7 7. Perasaan yang Terusik
8 8. Menahan Rasa
9 9. Tak Pernah Tega
10 10. Pria Misterius
11 11. Dibenci
12 12. Pengakuan
13 13. Terulang Lagi
14 14. Rasa Penasaran
15 15. Warna Baru
16 16. Sebuah Ancaman
17 17. Nekat
18 18. Benar-benar Cemburu
19 19. Gejolak Hati Dibalik Pelukan
20 20. Tantangan
21 21. Menemani
22 22. Membalikkan Keadaan
23 23. Gara-gara Baju Kotor
24 24. Ocehan Angga
25 25. Rencana Licik
26 26. Perasaan Campur Aduk
27 27. Sesuatu yang Membuat Penasaran
28 28. Aku Kalah
29 29. Dimanjakan
30 30. Pembuat Masalah
31 31. Semakin Iri
32 32. Gagal
33 33. Menjengkelkan Tapi Menyenangkan
34 34. Kejujuran John
35 35. Saran Sahabat
36 36. Lamaran
37 37. Tak Ingin Memaksa
38 38. Enggan Pulang
39 39. Sekadar Memberitahu
40 40. Sejak Semalam
41 41. Para Sahabat John
42 42. Kepribadian Rian yang Kontras
43 43. Manggil Apa?
44 44.Ingin Mengacau
45 45. Mengajukan Cuti
46 46. Staf administrasi
47 47. Momen Bahagia
48 48. Pesta Spesial
49 49. Menonton
50 50. Malam Setelah Janji Suci
51 51.Memasang Umpan
52 52. Kejutan
53 53. Tak Percaya
54 54. Sasha Akan Beraksi
55 55. Celah
56 56. Sebuah Kebetulan
57 57. Curiga
58 58. Diskusi
59 59. Menyembunyikan
60 60. Nadira ke Kantor John
61 61. Hadiah
62 62. Nadira Tahu
63 63. Tanpa Solusi
64 64. Nadira Pulang
65 65. Tak Mampu Berkata
66 66. Rahasia yang Terkuak
67 67. Rencana John dan Para Sahabatnya
68 68. Ingin Mengambil Kembali
69 69. Perang Strategi
70 70. Ditangkap
71 71. Kesempatan
72 Dosa yang Kucintai
Episodes

Updated 72 Episodes

1
1. Yang Pertama
2
2. Menunggu
3
3. Kebohongan
4
4. Sementara
5
5. Kepedulian Dibalik Sikap Dingin
6
6. Heran
7
7. Perasaan yang Terusik
8
8. Menahan Rasa
9
9. Tak Pernah Tega
10
10. Pria Misterius
11
11. Dibenci
12
12. Pengakuan
13
13. Terulang Lagi
14
14. Rasa Penasaran
15
15. Warna Baru
16
16. Sebuah Ancaman
17
17. Nekat
18
18. Benar-benar Cemburu
19
19. Gejolak Hati Dibalik Pelukan
20
20. Tantangan
21
21. Menemani
22
22. Membalikkan Keadaan
23
23. Gara-gara Baju Kotor
24
24. Ocehan Angga
25
25. Rencana Licik
26
26. Perasaan Campur Aduk
27
27. Sesuatu yang Membuat Penasaran
28
28. Aku Kalah
29
29. Dimanjakan
30
30. Pembuat Masalah
31
31. Semakin Iri
32
32. Gagal
33
33. Menjengkelkan Tapi Menyenangkan
34
34. Kejujuran John
35
35. Saran Sahabat
36
36. Lamaran
37
37. Tak Ingin Memaksa
38
38. Enggan Pulang
39
39. Sekadar Memberitahu
40
40. Sejak Semalam
41
41. Para Sahabat John
42
42. Kepribadian Rian yang Kontras
43
43. Manggil Apa?
44
44.Ingin Mengacau
45
45. Mengajukan Cuti
46
46. Staf administrasi
47
47. Momen Bahagia
48
48. Pesta Spesial
49
49. Menonton
50
50. Malam Setelah Janji Suci
51
51.Memasang Umpan
52
52. Kejutan
53
53. Tak Percaya
54
54. Sasha Akan Beraksi
55
55. Celah
56
56. Sebuah Kebetulan
57
57. Curiga
58
58. Diskusi
59
59. Menyembunyikan
60
60. Nadira ke Kantor John
61
61. Hadiah
62
62. Nadira Tahu
63
63. Tanpa Solusi
64
64. Nadira Pulang
65
65. Tak Mampu Berkata
66
66. Rahasia yang Terkuak
67
67. Rencana John dan Para Sahabatnya
68
68. Ingin Mengambil Kembali
69
69. Perang Strategi
70
70. Ditangkap
71
71. Kesempatan
72
Dosa yang Kucintai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!