15. Warna Baru

John tiba-tiba teringat sesuatu, dokumen yang diserahkan oleh orang kepercayaannya. Ia bergegas beranjak dari tempatnya berbaring dan mengambil dokumen di atas nakas, membuka dokumen itu dan membacanya. Sudah berkali-kali ia menelusuri informasi tentang Nadira, mencoba memahami siapa gadis ini sebenarnya. Namun, satu hal yang selalu janggal adalah bagian yang tak pernah bisa ia temukan, yaitu nama ayah Nadira.

“Tidak ada nama ayah. Benarkah dia...?” gumam John, berusaha menyingkirkan berbagai dugaan yang berkecamuk di pikirannya.

Ia menghela napas panjang, lalu berusaha menenangkan diri. “Mungkin... mungkin dia memang anak di luar nikah,” pikirnya. Hal itu terasa masuk akal, kenapa nama sang ayah diabaikan dalam dokumen-dokumennya? Mungkinkah Nadira hidup tanpa mengetahui siapa ayahnya?

John menutup dokumen itu dan memijat pelipisnya. “Kalau benar, itu bisa menjelaskan banyak hal… kenapa dia selalu tampak begitu tertutup soal keluarganya, kenapa dia terlihat seperti menyimpan kesedihan yang mendalam," gumamnya.

Namun, sejenak kemudian, perasaan bersalah menyusup di hatinya. “Apa ini alasan aku tak tega bersikap keras padanya? Karena aku merasa kasihan, karena aku ingin melindunginya?”

Ia kembali membuka dokumen ditangannya dan memandang ke arah foto Nadira yang ada di dalam dokumen, sebuah potret sederhana di mana gadis itu tampak tersenyum polos. “Nadira… kalau pun benar kau hidup tanpa sosok seorang ayah, aku tak akan memandangmu berbeda. Tapi… aku hanya ingin tahu, siapa yang begitu tega membiarkanmu sendirian?”

Rasa iba bercampur keinginan untuk melindungi gadis itu semakin menguat dalam hatinya, namun di sisi lain, ia juga diliputi keraguan. “Jika semua ini benar, apa aku siap terikat dengan seseorang yang menyimpan banyak rahasia, masa lalu yang tak pernah ia ungkapkan?”

***

Pagi menjelang, dan Nadira terbangun di jam yang sama seperti biasanya, meskipun tanpa alarm. Suasana di sekitar terasa tenang. Nadira terdiam sejenak, mencoba menyesuaikan diri dengan kenyataan bahwa hari baru telah dimulai. Namun, tiba-tiba sebuah ingatan muncul di benaknya, membuatnya terkejut sejenak.

"Apa Om John menggendongku semalam? gumamnya dalam hati.

Mengingat kejadian semalam, Nadira merasa jantungnya berdetak lebih cepat. Ia ingat betul bagaimana semalam ia terjaga hingga larut malam mengerjakan tugas di ruang tamu, berharap John akan segera pulang dan menemui dirinya. Namun, ia tidak ingat kapan tepatnya ia tertidur. Yang ia ingat, begitu terlelap, ia merasa ada yang mengangkat tubuhnya dan sekarang ia terbangun di kamarnya.

Seulas senyum malu muncul di wajah Nadira, dan wajahnya yang semula cerah kini bersemu merah. ia merasa yakin, John menggendongnya ke kamar. Binar mata Nadira berbicara lebih banyak daripada kata-kata. Ada kebahagiaan yang sulit disembunyikan, meskipun ia berusaha keras untuk tampak tenang.

"Apakah Om John benar-benar peduli padaku?" pikirnya lagi, matanya kembali menerawang.

Dia tahu, mungkin John tidak akan pernah mengakui itu secara langsung. Tapi setiap tindakan kecil pria itu, seperti saat menggendongnya ke kamar, membuat hatinya semakin yakin bahwa ada sesuatu yang lebih dari sekedar hubungan biasa antara mereka. Kejutan-kejutan kecil seperti ini adalah hal yang tak pernah ia harapkan, namun justru membuatnya merasa istimewa.

***

Hari demi hari terus berganti. Sejak malam Nadira mabuk, Nadira tak lagi bersikap kikuk seperti sebelumnya. Pagi-pagi, ia sudah sibuk di dapur, menyiapkan sarapan untuk mereka berdua. Sesekali John melewati dapur dalam perjalanan ke ruang kerja, dan Nadira langsung tersenyum riang, menyapanya dengan nada yang ceria, "Om mau kopi atau teh pagi ini?"

John, yang biasanya dingin, hanya mengangguk singkat sambil menggumamkan pilihannya. Namun, Nadira tampak tak peduli dengan jawaban singkatnya. Setiap pagi ia mulai menyiapkan kopi kesukaan John dan bahkan menambahkan sedikit gula sesuai permintaan yang pernah ia dengar sekali saja dari John.

Di lain waktu, saat John duduk di ruang tamu sambil membaca laporan, Nadira dengan percaya diri mendekat dan duduk di sofa sebelahnya, tanpa berkata apa-apa. Kadang-kadang ia akan mulai bercerita tentang hal-hal sepele yang ia alami hari itu, tentang pengalamannya di kafe, atau di kampus. Walaupun John hanya mendengarkan sambil sesekali memberi anggukan singkat, Nadira tetap bercerita, tampak nyaman berada di dekatnya.

Tak jarang Nadira menunjukkan perhatian kecil padanya. Suatu sore, saat John pulang dengan wajah letih, Nadira langsung menghampiri John yang duduk di sofa. "Om terlihat capek sekali. Biar aku pijat agar bisa sedikit rileks," katanya lembut.

Meskipun John awalnya hendak menolak, tapi pijatan Nadira yang terasa nyaman membuatnya menyerah. Ia hanya diam, membiarkan Nadira memijat bahunya, merasakan pegal di bahunya berkurang. "Gadis ini pintar juga memijat," batin John tanpa sadar memuji Nadira.

Meski John tetap mempertahankan jarak dengan sikap datarnya, namun sikap hangat, keterbukaan dan perhatian Nadira membuat hatinya terasa hangat, meski ia enggan mengakuinya.

John tetap menjaga dinding tak kasatmata di antara mereka, seolah berusaha mencegah dirinya dari perasaan yang lebih dalam. Meski begitu, kehadiran Nadira setiap hari tak bisa ia tolak, gadis itu, dengan caranya yang polos dan penuh semangat, membawa warna baru ke dalam kehidupannya yang dulu terasa sepi.

John berdiri di depan jendela, menatap ke arah luar dengan ekspresi yang sulit dibaca. Tangannya menyelip di saku, namun pandangannya kosong. Pikirannya penuh oleh sosok Nadira yang semakin hari semakin lekat di sisinya. Gadis itu, yang dulunya tampak pemalu, kini menjadi lebih ceria, terbuka, dan penuh perhatian.

“Apa yang dia lakukan padaku?” gumamnya lirih, hampir tak terdengar. Ia menghela napas pelan, tersenyum tipis, menggelengkan kepala, seolah menertawakan dirinya sendiri. “Aku sudah bertekad untuk menjaga jarak... Lalu kenapa setiap kali dia tersenyum, hatiku justru ingin lebih dekat?”

John menarik napas panjang, tetapi hanya perasaan frustrasi yang ia rasakan. Dilema itu mengguncang hatinya, sisi yang rasional terus berkata bahwa ia harus menjauh, harus menjaga jarak, namun bagian lain dari dirinya merasa terperangkap dalam kehangatan yang Nadira bawa. Bayangan akan kehilangan gadis itu, meski hanya sesaat, membuatnya tak tenang.

“Aku harus... lebih kuat dari ini,” pikirnya. “Aku tidak boleh terlalu jauh terlibat... Tapi, kenapa rasanya begitu sulit?”

Sekilas ingatannya kembali ke pagi tadi, saat Nadira dengan santai menyiapkan sarapan sambil mengobrol riang, atau ketika ia menawarkan memijat bahunya dengan senyum tulus yang membuat John merasa nyaman. Momen-momen sederhana seperti itu membuatnya tak rela jika gadis itu pergi.

John menghela napas berat dan menundukkan kepala, mengusap wajahnya yang terlihat letih. “Apa yang sebenarnya aku inginkan? Jauh darinya... atau lebih dekat?”

Namun, ia tahu jawabannya. Di dalam hatinya, John tak ingin kehilangan kehangatan itu, kehangatan yang perlahan menghapus kesepian yang selama ini ia simpan rapat-rapat.

"Apa yang akan terjadi pada kami nanti dengan hubungan seperti ini?" gumamnya lirih dengan perasaan tak menentu.

...🍁💦🍁...

To be continued

Terpopuler

Comments

Dwi Winarni Wina

Dwi Winarni Wina

Om john sangat sangat nyaman dkt nadira ada keinginan john menjaga dan melindungi nadira....
pertahanan dinding tembok yg john bangun perlahan2 runtuh dgn tulus hati nadira sll memberikan perhatiannya....

Jgn gengsian john sebaiknya buka hatimu tuk nadira sangat baik dan tulus gadis itu yg mampu membuat hatimu berdebar2 terus....
lanjut thor

2024-11-24

4

Septya Tya

Septya Tya

ayolah John lebih buka hati mu yg dingin itu dng kehadiran Nadira yg menghangatkan perasaan dng bgtu hari2 mu akan lebih berwarna dn menciptakan kenangan2 indah

2024-11-25

1

kaylla salsabella

kaylla salsabella

om John jangan bangun tembok gengsi gak baik buat kesehatan 🤣🤣🤭🤭

2024-11-25

1

lihat semua
Episodes
1 1. Yang Pertama
2 2. Menunggu
3 3. Kebohongan
4 4. Sementara
5 5. Kepedulian Dibalik Sikap Dingin
6 6. Heran
7 7. Perasaan yang Terusik
8 8. Menahan Rasa
9 9. Tak Pernah Tega
10 10. Pria Misterius
11 11. Dibenci
12 12. Pengakuan
13 13. Terulang Lagi
14 14. Rasa Penasaran
15 15. Warna Baru
16 16. Sebuah Ancaman
17 17. Nekat
18 18. Benar-benar Cemburu
19 19. Gejolak Hati Dibalik Pelukan
20 20. Tantangan
21 21. Menemani
22 22. Membalikkan Keadaan
23 23. Gara-gara Baju Kotor
24 24. Ocehan Angga
25 25. Rencana Licik
26 26. Perasaan Campur Aduk
27 27. Sesuatu yang Membuat Penasaran
28 28. Aku Kalah
29 29. Dimanjakan
30 30. Pembuat Masalah
31 31. Semakin Iri
32 32. Gagal
33 33. Menjengkelkan Tapi Menyenangkan
34 34. Kejujuran John
35 35. Saran Sahabat
36 36. Lamaran
37 37. Tak Ingin Memaksa
38 38. Enggan Pulang
39 39. Sekadar Memberitahu
40 40. Sejak Semalam
41 41. Para Sahabat John
42 42. Kepribadian Rian yang Kontras
43 43. Manggil Apa?
44 44.Ingin Mengacau
45 45. Mengajukan Cuti
46 46. Staf administrasi
47 47. Momen Bahagia
48 48. Pesta Spesial
49 49. Menonton
50 50. Malam Setelah Janji Suci
51 51.Memasang Umpan
52 52. Kejutan
53 53. Tak Percaya
54 54. Sasha Akan Beraksi
55 55. Celah
56 56. Sebuah Kebetulan
57 57. Curiga
58 58. Diskusi
59 59. Menyembunyikan
60 60. Nadira ke Kantor John
61 61. Hadiah
62 62. Nadira Tahu
63 63. Tanpa Solusi
64 64. Nadira Pulang
65 65. Tak Mampu Berkata
66 66. Rahasia yang Terkuak
67 67. Rencana John dan Para Sahabatnya
68 68. Ingin Mengambil Kembali
69 69. Perang Strategi
70 70. Ditangkap
71 71. Kesempatan
72 Dosa yang Kucintai
Episodes

Updated 72 Episodes

1
1. Yang Pertama
2
2. Menunggu
3
3. Kebohongan
4
4. Sementara
5
5. Kepedulian Dibalik Sikap Dingin
6
6. Heran
7
7. Perasaan yang Terusik
8
8. Menahan Rasa
9
9. Tak Pernah Tega
10
10. Pria Misterius
11
11. Dibenci
12
12. Pengakuan
13
13. Terulang Lagi
14
14. Rasa Penasaran
15
15. Warna Baru
16
16. Sebuah Ancaman
17
17. Nekat
18
18. Benar-benar Cemburu
19
19. Gejolak Hati Dibalik Pelukan
20
20. Tantangan
21
21. Menemani
22
22. Membalikkan Keadaan
23
23. Gara-gara Baju Kotor
24
24. Ocehan Angga
25
25. Rencana Licik
26
26. Perasaan Campur Aduk
27
27. Sesuatu yang Membuat Penasaran
28
28. Aku Kalah
29
29. Dimanjakan
30
30. Pembuat Masalah
31
31. Semakin Iri
32
32. Gagal
33
33. Menjengkelkan Tapi Menyenangkan
34
34. Kejujuran John
35
35. Saran Sahabat
36
36. Lamaran
37
37. Tak Ingin Memaksa
38
38. Enggan Pulang
39
39. Sekadar Memberitahu
40
40. Sejak Semalam
41
41. Para Sahabat John
42
42. Kepribadian Rian yang Kontras
43
43. Manggil Apa?
44
44.Ingin Mengacau
45
45. Mengajukan Cuti
46
46. Staf administrasi
47
47. Momen Bahagia
48
48. Pesta Spesial
49
49. Menonton
50
50. Malam Setelah Janji Suci
51
51.Memasang Umpan
52
52. Kejutan
53
53. Tak Percaya
54
54. Sasha Akan Beraksi
55
55. Celah
56
56. Sebuah Kebetulan
57
57. Curiga
58
58. Diskusi
59
59. Menyembunyikan
60
60. Nadira ke Kantor John
61
61. Hadiah
62
62. Nadira Tahu
63
63. Tanpa Solusi
64
64. Nadira Pulang
65
65. Tak Mampu Berkata
66
66. Rahasia yang Terkuak
67
67. Rencana John dan Para Sahabatnya
68
68. Ingin Mengambil Kembali
69
69. Perang Strategi
70
70. Ditangkap
71
71. Kesempatan
72
Dosa yang Kucintai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!