BAB 07 - Malu Semalu-Malunya.

"Dasar bo-doh!! Harusnya kamu bangun, Net, bangun!!"

Jika di luar Faaz sampai istighfar akibat kelakuannya, di sisi lain Ganeeta tengah mengutuk diri sendiri karena mengira mimpi buruknya benar-benar terjadi.

Sembari menikmati guyuran air di atas kepala, Ganeeta menangis sedih dan membersihkan tubuhnya dengan kasar seakan-akan tak terima.

Efek buruk sangka dan terlalu lelah membuat otak Ganeeta agaknya tak beres. Berawal dari mimpi aneh dimana Faaz menuntut haknya secara paksa dan menyaksikan noda da-rah di celana sewaktu terjaga membuat Ganeeta lagi dan lagi kehilangan akal sehatnya.

Tanpa bertanya dia melayangkan fitnah kejam kepada sang suami yang sama sekali tidak bersalah. Benar kata orang, dalam keadaan panik manusia kerap kali tidak dapat berpikir jernih dan menarik kesimpulan tanpa mencaritahu keberadaannya lebih dulu.

Cukup lama Ganeeta menghabiskan waktu di kamar mandi, hingga ketukan pintu terdengar baru dia tergerak untuk mengakhiri ritualnya.

Itu pun dia lakukan karena takut Faaz memaksa masuk dan kembali meng-gaulinya. Terlalu banyak membaca karya fiksi yang tidak sesuai kenyataan dan isinya ngawur juga menjadi alasan kenapa Faaz ketiban si-al pagi ini.

"Iya, sebentar!!" Sembari mengeratkan ikatan bathrobe yang melilit tubuhnya, Ganeeta berteriak dengan harapan Faaz berhenti mengetuk pintu tersebut.

Setelah dirasa aman, barulah Ganeeta memberanikan diri untuk membuka pintu.

"Are you okay?" tanya Faaz bersedekap dada seraya melayangkan tatapan terbaca ke arahnya.

Ganeeta yang belum memahami keadaan masih menatap Faaz penuh kebencian. Ekspresi pria itu seketika membuatnya kian murka dan curiga.

"Dasar licik, beraninya sama anak kecil."

"Huft, pagi-pagi sudah marah ... mending buruan pakai celana gih, khawatir netes ke lantai da-rah ha-idnya," ucap Faaz menepuk pundak Ganeeta beberapa kali sebelum kemudian masuk ke kamar mandi.

Tentu saja hal itu membuat Ganeeta seketika bergeming. Sesekali mengerjap pelan dan mencoba memahami kata demi kata yang tadi Faaz utarakan.

"Ha-id?" Ganeeta bermonolog, perlahan dia menunduk dan menyaksikan dengan mata kepalanya memang benar ada yang menetes di bawahnya.

"Eh? Kok?"

Seakan tak puas dengan bukti itu, Ganeeta menunduk dan memeriksa sendiri area sensitifnya. Benar saja, begitu sadar wajah Ganeeta seketika memerah.

Tak dapat dia bayangkan hendak bersikap bagaimana di hadapan Faaz nantinya. Hingga, begitu mendengar pintu kamar mandi terbuka Ganeeta menginjak da-rah yang tadi menetes di lantai secepatnya.

"Heum? Kenapa masih di sini?" tanya Faaz mengerutkan dahi.

Berbeda dengan sebelumnya, lidah Ganeeta mendadak kelu lantaran malu, malu semalu-malunya. Otaknya juga seakan beku dan tidak bisa diajak berpikir jernih, padahal baru saja mandi dan keramas yang bersih.

"Ganeeta?"

"Ah? I-iya ... kenapa?" Dengan suara yang terdengar gemetar, Ganeeta gugup bukan main.

"Mas tanya kenapa masih di sini? Ganti bajunya kapan?"

"Ehm, nanti ... tiba-tiba banget kebelet ee', jadi sekalian saja," ucapnya beralasan.

"Ah begitu, ya sudah masuklah, Mas sudah selesai," tutur Faaz mempersilakan dan belum tergerak untuk berpindah dari posisinya.

Hal itu membuat Ganeeta terjebak dalam situasi yang rumit. Hendak mengusir pria di hadapannya itu tidak mungkin, tapi jika dia ke kamar mandi saat ini maka akan terlihat apa yang dia sembunyikan saat ini.

"Oh iya, mau shalat subuh di masjid, 'kan ya?" tanya Ganeeta antusias karena ada harapan Faaz angkat kaki dari hadapannya.

Tak sesuai harapan Ganeeta, pria itu menggeleng. "Hujan deras di luar, sepertinya subuh kali ini di rumah saja."

"Loh, kan ada payung."

"Oh iya? Dimana payungnya?"

"Di bawah banyak, Mas cari saja sendiri ... ada disusun di lemari dekat pintu masuk sebelah kiri," ucap Ganeeta semangat sekali menunjukkan dimana tempat penyimpanan payung dengan harapan Faaz akan beranjak segera.

"Baiklah, nanti Mas cari," timpal Faaz kemudian menjauh darinya.

Saat itulah, Ganeeta mulai mengambil tindakan dengan cara berjalan mundur untuk kembali ke kamar mandi. Tak lupa dengan menyeret kaki kirinya demi menutupi jejak, tapi tetap saja masih sedikit terlihat.

Dia berpikir, caranya berkamuflase demi menyembunyikan bukti agar tidak terlalu malu sudah begitu baik. Tak sedikitpun Ganeeta ketahui bahwa sejak tadi Faaz susah payah menahan tawa saking lucunya tingkah Ganeeta.

"Dasar, bagaimana mungkin bisa marah kalau kelakuannya begitu," gumam Faaz seraya menggelegeng pelan.

Meski dia memang agak tertekan dengan sikap Ganeeta yang kerap di luar dugaan, tapi ada saja hal unik di akhir sebagai penghapus segala lelahnya.

Sama seperti sikap Ganeeta semalam, senyuman dan ucapan terima kasih dalam keadaan terpejam membuat Faaz melupakan bibir asal ceplos Ganeeta yang menjulukinya orang-orangan sawah.

.

.

Kembali ke dalam kamar mandi, Ganeeta masih belum memiliki keberanian untuk menampakkan diri. Bahkan, sengaja dirinya menunggu azan berkumandang agar tidak lagi dipertemukan dengan sang suami.

Setelah dirasa aman, baru Ganeeta melangkah keluar dengan hati-hati. Tak ubahnya bak seorang pencuri, Ganeeta memastikan sekeliling sebelum melanjutkan misi.

"Aman, sepertinya memang sudah pergi ... dia ke masjid, 'kan?" Tak ada orang di sana, tapi Ganeeta bertanya tanpa mengharap jawaban dari pihak manapun tentu saja.

Bergegas Ganeeta mengenakan pakaian sebelum Faaz datang. Dia juga mendadak rajin dan bersiap untuk kuliah pagi ini.

Sampai-sampai, buku dan semua perlengkapan dia tata di dalam tas, padahal biasanya asal saja karena diburu waktu.

Berhubung pagi ini dia bangun lebih awal perkara salah sangka dan suudzon tingkat dewa, hidup si pemalas itu agak sedikit tertata.

"Perfect, sekarang tinggal make-up terus catok rambut," ucapnya kemudian menyibukkan diri di meja rias.

Berharap dengan cara ini, sewaktu Faaz datang rasa malunya sedikit tertutup dengan kesibukan.

Baru juga memulai, Faaz telah kembali dengan ditandai pintu yang kini dibuka pelan-pelan.

"Assalamualaikum ...."

Hanya Assalamualaikum yang Faaz ucapkan, tapi Ganeeta gugup setengah mati lantaran masih malu perkara yang tadi.

Alhasil, dia memilih untuk menjawab dalam hati dan berlagak seakan tidak mendengar karena fokus menata rambutnya.

"Assalamualaikum, Ganeeta Maheswari," ulang Faaz sekali lagi dan kali ini disertai dengan memanggil nama lengkapnya.

Tak ayal, wajah Ganeeta seketika memanas dengan jantung yang berdegup tak karu-karuan. Sadar jika kini Faaz semakin mendekat, dengan sangat terpaksa Ganeeta menjawab pada akhirnya.

"Wa-waalaikumussalam," jawab Ganeeta kemudian mengatupkan bibirnya.

"Nah gitu, kalau ada yang ucap salam harus dijawab karena dalam Islam ... hukum mengucapkan salam itu sunah sementara menjawab salam adalah wajib."

Mulai, sesuai dengan dugaan Ganeeta menjadi istri Faaz sama halnya dengan ikut kajian setiap saat.

Tanpa merespon lebih dulu, Ganeeta hanya menatap pantulan wajah tampan pria berbaju koko lengkap dengan peci dan sarungnya itu.

"Paham sampai sini?"

"Iya, Pak Ustadz, paham," sahut Ganeeta dengan nada mengejek disertai helaan napas kasar seraya membatin. "Masih pagi sudah ceramah, agak siangan dikit dipaksa berhijab kayaknya."

.

.

- To Be Continued -

Terpopuler

Comments

Suky Sukeni

Suky Sukeni

hahahahaha sumpah dari novel pertama sampai novel terakhir ini yg kubaca gak Ada yg gagal bikin perut mulessss

2024-12-07

1

Widi

Widi

Fyp ku Habib Zaidan semua semenjak ada kisah Faaz, kalau Habib Zaidan lewat inget Faaz, kalau baca cerita ini ingat Habib Zaidan l, jadi aku ngebayangin Faaz itu seperti Habib Zaidan 🤭😍

2024-11-03

4

Sri Ayuu

Sri Ayuu

Pagi-Pagi. udah kena ceramah Aneet 🤣🤣🤣
Ntar siang malah di suruh berhijab, ampunlah Aneet tapi untung aja Gus Faaz sabar malah jadi sering senyum kalo melihat tingkah aneh Anet yg diluar Nurul 🤣🤣🤣
mungkin dengan kelembutan Gus Faaz Amet bisa berubah perlahan tapi pasti 😁

2024-11-03

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Awal
2 BAB 02 - Perintah, Bukan Penawaran.
3 BAB 03 - Waspada Mode On
4 BAB 04 - Amunisi Pengantin Baru
5 BAB 05 - Mas Faaz ~
6 BAB 06 - Mulai Pagi dengan Istighfar
7 BAB 07 - Malu Semalu-Malunya.
8 BAB 08 - Tanggung Jawab Suamimu
9 BAB 09 - Di Balik Sarung Gus Faaz
10 BAB 10 - Besok Aku Pakai Hijab
11 BAB 11 - Migrain
12 BAB 12 - Menyenangkan Hati Suami
13 BAB 13 - Makasih Saja?
14 BAB 14 - Pacar Semata Wayang
15 BAB 15 - Putuskan Pacarmu!!
16 BAB 16 - Babak Baru, Ujian Lama.
17 BAB 17 - Mumpung LDR
18 BAB 18 - Kita Impas!! - Ganeeta
19 BAB 19 - Bukan Hukuman Biasa
20 BAB 20 - Fitnah Kesekian Kalinya
21 BAB 21 - Cari Uang Ala Ganeeta
22 BAB 22 - Morning Kiss
23 BAB 23 - Aku Sudah Bersuami
24 BAB 24 - Bulan Madu, Yuk
25 BAB 25 - Lagi-Lagi Papi
26 BAB 26 - Tak Ternilai
27 BAB 27 - Mahkota Seorang Wanita
28 BAB 28 - Sambutan Adik Ipar
29 BAB 29 - Kamu Mencintainya? - Faaz
30 BAB 30 - Bukan Salah Takdir
31 BAB 31 - Tidak Seburuk Dugaanmu!!
32 BAB 32 - Kamu Itu Aneh - Faaz
33 BAB 33 - Meresahkan
34 BAB 34 - Orang Sabar Disayang Mertua
35 BAB 35 - Menikahinya Adalah Ibadah - Faaz
36 BAB 36 - Terasa Berbeda
37 BAB 37 - Bukan Salah Jodoh.
38 BAB 38 - Tidak Bisa Ditebak
39 BAB 39 - Haruskah Kurebut?
40 BAB 40 - Seperti Simpanan
41 BAB 41 - Tidak Ada Yang Sempurna
42 BAB 42 - Belum Siap Jadi Oma
43 BAB 43 - Sang Pendusta
44 BAB 44 - Bukan Khayalan
45 BAB 45 - Mendadak Konsultasi
46 BAB 46 - Setua Itu?
47 BAB 47 - Tidak Harus Dia
48 BAB 48 - Janji Ganeeta
49 BAB 49 - Kita Bisa Romantis
50 BAB 50 - Tekad Ganeeta
51 BAB 51 - Di Bawah Selimut
52 BAB 52 - Like A Fireworks
53 BAB 53 - Perang Dunia Ke-3
54 BAB 54 - Sambutan Duka
55 BAB 55 - Terlambat ~
56 BAB 56 - Hanya Rabun
57 BAB 57 - Tidak Sesuci Itu
58 BAB 58 - Bukan Teh Manis Biasa
59 BAB 59 - Seperti Papi
60 BAB 60 - Matanya Jelalatan
61 BAB 61 - Peringatan Faaz
62 BAB 62 - Sangat Peka
63 BAB 63 - Salah Minum Obat?
64 BAB 64 - Menolak Keras LDR
65 BAB 65 - Berakhir di Hotel Bintang Lima
66 BAB 66 - Bukan Sekadar Partner Ranjang
67 BAB 67 - Sad/Happy Ending
68 BAB 68 - Tidak Sebaik Perkiraanmu ~ Faaz
69 BAB 69 - Apa Aku Centil?
70 BAB 70 - Tidak Akan Tinggal Diam
71 BAB 71 - Tarian Pemanggil Suami
72 BAB 72 - Pura-Pura Tidur
73 BAB 73 - Sibuk Jadi Istri
74 BAB 74 - Insting Seorang Lelaki
75 BAB 75 - Tamu Tak diundang
76 BAB 76 - Pemandangan Tak Terduga
77 BAB 77 - Rahasia Besar
78 BAB 78 - Kurang Berbakat
79 BAB 79 - Awal Kehancuran Fandy
80 BAB 80 - Ember
81 BAB 81 - Pantang Dipuji
82 BAB 82 - Takut Ditikung Juga
83 BAB 83 - Akhiri Saja
84 BAB 84 - Dipulangkan Baik-baik
85 BAB 85 - Makan Daging Mauren?
86 Promo Karya Mama Reni - PEMBALASAN ISTRI : AKU YANG DIANGGAP BONEKA
87 BAB 86 - Prahara Apel Bang Mamat
88 BAB 87 - Kejutan Untuk Mami
89 BAB 88 - Misteri Ngidamnya Anet.
90 BAB 89 - Berkah Dari Hongkong!!
91 BAB 90 - Tuhan Maha Tahu
92 BAB 91 - Kalah Saing
93 BAB 92 - Good Job, Mbak Alifah!!
94 BAB 93 - Bukan Santri Biasa
95 BAB 94 - Mendadak Resepsi
96 Promosi Karya Baru - Tawanan Cinta Pria Bayaran (Abimanyu)
97 BAB 95 - Pernikahan Impian
98 BAB 96 - Doa di Ujung Malam
99 BAB 97 - Aku Akan Bertanggung Jawab
100 BAB 98 - Kejutan di Awal Hari
101 BAB 99 - Masih Mau Jadi Istri Mas?
102 BAB 100 - Mas Bukan Pendosa ~ Ganeeta
103 BAB 101 - Aku Percaya ~
104 BAB 102 - Tapi Aku Sakit ~
105 BAB 103 - Mati Rasa?
106 BAB 104 - Dimana Dia?
107 BAB 105 - Deal
108 BAB 106 - Akmal Serius Mode On
109 BAB 107 - Allah Sebaik-baiknya Pelindung
110 BAB 108 - Hidup Segan Mati Tak Mau ~ Ganeeta
111 BAB 109 - Sama Iyanya
112 Visual Cast
113 Promosi Karya Baru
114 BAB 110 - Bukan Pillow Talk Biasa
115 BAB 111 - Kayak Om Faaz
116 BAB 112 - Waktuku Untukmu, Neta.
117 BAB 113 - 99 Persen
118 BAB 114 - Kita, Bukan Mas Saja.
119 BAB 115 - Istri Kecilmu Itu Sudah Dewasa
120 BAB 116 - Tekad Faaz
121 BAB 117 - Tidak Sesabar Itu
122 BAB 118 - Hasil DNA Sebenarnya
123 BAB 119 - Kita Perlu Penjelasan!! ~ Ganeeta
124 BAB 120 - Jangan Gegabah!! ~ Faaz
125 BAB 121 - Dilema Akmal
126 BAB 122 - Mengerti, Tapi Tidak Kumaklumi.
127 BAB 123 - Ada Syaratnya!! ~ Ganeeta
128 BAB 124 - Pulang ke JKT
129 BAB 125 - Tidak Sesederhana Itu
130 BAB 126 - Apapun untuk Anet
131 BAB 127 - Kurang Puas (Sedikit)
132 BAB 128 - I'm Pregnant
133 BAB 129 - Masing-Masing
134 BAB 130 - Pulang ~
135 BAB 131 - Bukan Ngambek Biasa
136 BAB 132 - Hikmah Dibalik Duka
137 BAB 133 - Sentuh Dikit Bereaksi
138 BAB 134 - Astaghfirullah, Istighfar Suamiku.
139 BAB 135 - Tak Terduga
140 BAB 136 - Labil Mode On
141 BAB 137 - TerFaaz-Faaz
142 BAB 138 - Kumat
143 BAB 139 - Tanpa Suami
144 BAB 140 - Takut Karma
145 BAB 141 - Surga yang Kuimpikan (Tamat)
146 BONUS CHAPTER 01
147 Promo Karya Baru - Bukan Pernikahan Biasa (Iqlima)
148 BONUS CHAPTER 02
149 BONUS CHAPTER 03
150 BONUS CHAPTER 04
151 BONUS CHAPTER 05 - Edisi Akmal - Alifah
152 BONUS CHAPTER 06 - Edisi Akmal - Alifah
153 BONUS CHAPTER 07 - Edisi Akmal - Alifah
Episodes

Updated 153 Episodes

1
BAB 01 - Awal
2
BAB 02 - Perintah, Bukan Penawaran.
3
BAB 03 - Waspada Mode On
4
BAB 04 - Amunisi Pengantin Baru
5
BAB 05 - Mas Faaz ~
6
BAB 06 - Mulai Pagi dengan Istighfar
7
BAB 07 - Malu Semalu-Malunya.
8
BAB 08 - Tanggung Jawab Suamimu
9
BAB 09 - Di Balik Sarung Gus Faaz
10
BAB 10 - Besok Aku Pakai Hijab
11
BAB 11 - Migrain
12
BAB 12 - Menyenangkan Hati Suami
13
BAB 13 - Makasih Saja?
14
BAB 14 - Pacar Semata Wayang
15
BAB 15 - Putuskan Pacarmu!!
16
BAB 16 - Babak Baru, Ujian Lama.
17
BAB 17 - Mumpung LDR
18
BAB 18 - Kita Impas!! - Ganeeta
19
BAB 19 - Bukan Hukuman Biasa
20
BAB 20 - Fitnah Kesekian Kalinya
21
BAB 21 - Cari Uang Ala Ganeeta
22
BAB 22 - Morning Kiss
23
BAB 23 - Aku Sudah Bersuami
24
BAB 24 - Bulan Madu, Yuk
25
BAB 25 - Lagi-Lagi Papi
26
BAB 26 - Tak Ternilai
27
BAB 27 - Mahkota Seorang Wanita
28
BAB 28 - Sambutan Adik Ipar
29
BAB 29 - Kamu Mencintainya? - Faaz
30
BAB 30 - Bukan Salah Takdir
31
BAB 31 - Tidak Seburuk Dugaanmu!!
32
BAB 32 - Kamu Itu Aneh - Faaz
33
BAB 33 - Meresahkan
34
BAB 34 - Orang Sabar Disayang Mertua
35
BAB 35 - Menikahinya Adalah Ibadah - Faaz
36
BAB 36 - Terasa Berbeda
37
BAB 37 - Bukan Salah Jodoh.
38
BAB 38 - Tidak Bisa Ditebak
39
BAB 39 - Haruskah Kurebut?
40
BAB 40 - Seperti Simpanan
41
BAB 41 - Tidak Ada Yang Sempurna
42
BAB 42 - Belum Siap Jadi Oma
43
BAB 43 - Sang Pendusta
44
BAB 44 - Bukan Khayalan
45
BAB 45 - Mendadak Konsultasi
46
BAB 46 - Setua Itu?
47
BAB 47 - Tidak Harus Dia
48
BAB 48 - Janji Ganeeta
49
BAB 49 - Kita Bisa Romantis
50
BAB 50 - Tekad Ganeeta
51
BAB 51 - Di Bawah Selimut
52
BAB 52 - Like A Fireworks
53
BAB 53 - Perang Dunia Ke-3
54
BAB 54 - Sambutan Duka
55
BAB 55 - Terlambat ~
56
BAB 56 - Hanya Rabun
57
BAB 57 - Tidak Sesuci Itu
58
BAB 58 - Bukan Teh Manis Biasa
59
BAB 59 - Seperti Papi
60
BAB 60 - Matanya Jelalatan
61
BAB 61 - Peringatan Faaz
62
BAB 62 - Sangat Peka
63
BAB 63 - Salah Minum Obat?
64
BAB 64 - Menolak Keras LDR
65
BAB 65 - Berakhir di Hotel Bintang Lima
66
BAB 66 - Bukan Sekadar Partner Ranjang
67
BAB 67 - Sad/Happy Ending
68
BAB 68 - Tidak Sebaik Perkiraanmu ~ Faaz
69
BAB 69 - Apa Aku Centil?
70
BAB 70 - Tidak Akan Tinggal Diam
71
BAB 71 - Tarian Pemanggil Suami
72
BAB 72 - Pura-Pura Tidur
73
BAB 73 - Sibuk Jadi Istri
74
BAB 74 - Insting Seorang Lelaki
75
BAB 75 - Tamu Tak diundang
76
BAB 76 - Pemandangan Tak Terduga
77
BAB 77 - Rahasia Besar
78
BAB 78 - Kurang Berbakat
79
BAB 79 - Awal Kehancuran Fandy
80
BAB 80 - Ember
81
BAB 81 - Pantang Dipuji
82
BAB 82 - Takut Ditikung Juga
83
BAB 83 - Akhiri Saja
84
BAB 84 - Dipulangkan Baik-baik
85
BAB 85 - Makan Daging Mauren?
86
Promo Karya Mama Reni - PEMBALASAN ISTRI : AKU YANG DIANGGAP BONEKA
87
BAB 86 - Prahara Apel Bang Mamat
88
BAB 87 - Kejutan Untuk Mami
89
BAB 88 - Misteri Ngidamnya Anet.
90
BAB 89 - Berkah Dari Hongkong!!
91
BAB 90 - Tuhan Maha Tahu
92
BAB 91 - Kalah Saing
93
BAB 92 - Good Job, Mbak Alifah!!
94
BAB 93 - Bukan Santri Biasa
95
BAB 94 - Mendadak Resepsi
96
Promosi Karya Baru - Tawanan Cinta Pria Bayaran (Abimanyu)
97
BAB 95 - Pernikahan Impian
98
BAB 96 - Doa di Ujung Malam
99
BAB 97 - Aku Akan Bertanggung Jawab
100
BAB 98 - Kejutan di Awal Hari
101
BAB 99 - Masih Mau Jadi Istri Mas?
102
BAB 100 - Mas Bukan Pendosa ~ Ganeeta
103
BAB 101 - Aku Percaya ~
104
BAB 102 - Tapi Aku Sakit ~
105
BAB 103 - Mati Rasa?
106
BAB 104 - Dimana Dia?
107
BAB 105 - Deal
108
BAB 106 - Akmal Serius Mode On
109
BAB 107 - Allah Sebaik-baiknya Pelindung
110
BAB 108 - Hidup Segan Mati Tak Mau ~ Ganeeta
111
BAB 109 - Sama Iyanya
112
Visual Cast
113
Promosi Karya Baru
114
BAB 110 - Bukan Pillow Talk Biasa
115
BAB 111 - Kayak Om Faaz
116
BAB 112 - Waktuku Untukmu, Neta.
117
BAB 113 - 99 Persen
118
BAB 114 - Kita, Bukan Mas Saja.
119
BAB 115 - Istri Kecilmu Itu Sudah Dewasa
120
BAB 116 - Tekad Faaz
121
BAB 117 - Tidak Sesabar Itu
122
BAB 118 - Hasil DNA Sebenarnya
123
BAB 119 - Kita Perlu Penjelasan!! ~ Ganeeta
124
BAB 120 - Jangan Gegabah!! ~ Faaz
125
BAB 121 - Dilema Akmal
126
BAB 122 - Mengerti, Tapi Tidak Kumaklumi.
127
BAB 123 - Ada Syaratnya!! ~ Ganeeta
128
BAB 124 - Pulang ke JKT
129
BAB 125 - Tidak Sesederhana Itu
130
BAB 126 - Apapun untuk Anet
131
BAB 127 - Kurang Puas (Sedikit)
132
BAB 128 - I'm Pregnant
133
BAB 129 - Masing-Masing
134
BAB 130 - Pulang ~
135
BAB 131 - Bukan Ngambek Biasa
136
BAB 132 - Hikmah Dibalik Duka
137
BAB 133 - Sentuh Dikit Bereaksi
138
BAB 134 - Astaghfirullah, Istighfar Suamiku.
139
BAB 135 - Tak Terduga
140
BAB 136 - Labil Mode On
141
BAB 137 - TerFaaz-Faaz
142
BAB 138 - Kumat
143
BAB 139 - Tanpa Suami
144
BAB 140 - Takut Karma
145
BAB 141 - Surga yang Kuimpikan (Tamat)
146
BONUS CHAPTER 01
147
Promo Karya Baru - Bukan Pernikahan Biasa (Iqlima)
148
BONUS CHAPTER 02
149
BONUS CHAPTER 03
150
BONUS CHAPTER 04
151
BONUS CHAPTER 05 - Edisi Akmal - Alifah
152
BONUS CHAPTER 06 - Edisi Akmal - Alifah
153
BONUS CHAPTER 07 - Edisi Akmal - Alifah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!