BAB 20 - Fitnah Kesekian Kalinya

"Bercanda, gitu doang langsung istighfar," ucap Ganeeta tertawa pelan.

Setelah tadi dia membatin lantaran sang suami terlihat liar dan berbeda, Ganeeta seketika tenang tatkala suaminya kembali seperti semula.

Beberapa hari terakhir, istighfar-nya Faaz seolah menjadi hiburan hingga berasa kurang andai Ganeeta tidak mendengarnya.

"Kamu ngaco mulutnya."

"Aku kan kaget, biasanya Mas tidak begini," jawabnya mulai lupa diri tentang kekesalan yang tadi dan kembali mengikis jarak tanpa diminta.

Tak lupa, Ganeeta menyingkirkan guling dan menenggelamkan wajahnya ke dada bidang Faaz demi mencari ketenangan.

Pengkhianatan yang Zion lakukan seolah menjadi tamparan keras untuknya. Tak ayal, dengan begitu Faaz tidak perlu susah payah membujuk ataupun menghasutnya agar berpaling.

Sampai detik ini, Ganeeta tidak bercerita dan memilih diam meski sesak di dadanya masih tersisa. Sementara di sisi lain, Faaz yang memang mengetahui hal itu juga tidak berniat bertanya, dia percaya Ganeeta akan bicara nanti.

Satu menit, dua menit hingga sepuluh menit berlalu, keduanya masih terbelenggu dalam kebisuan.

"Mas ...."

"Heum?"

Faaz beralih menatapnya, wajah Ganeeta tampak sedih di sana hingga dia ikut merasakan hal serupa.

"Kenapa? Ada masalah?"

Tak menjawab, Ganeeta hanya mengangguk dan lanjut memejamkan mata. "Maaf ya."

"Maaf? Maaf untuk apa?" Kening Faaz berkerut seketika tatkala Ganeeta melontarkan kata maaf dengan tiba-tiba.

"Waktu itu aku ngeyel."

"Soal apa?" tanya Faaz berlagak tidak tahu apa-apa, padahal jelas paham tanpa dijelaskan sebenarnya.

Ganeeta melonggarkan pelukannya, dia menatap langit-langit kamar sembari mulai bercerita. Dengan mata berkaca-kaca dan suara yang bergetar, dia menceritakan kronologinya.

Tanpa ditutup-tutupi, terlihat jelas seberapa sesaknya Ganeeta sewaktu menjelaskan yang tadi dia lihat.

"Aku tidak pernah menduga bahwa dia bisa berkhianat sejauh itu ... selama ini, Zion tidak pernah sampai mengajakku tidur atau berbuat mes-um ... karena itu aku percaya, dia berbeda dan tidak senakal yang orang-orang katakan, tapi ternyata ...." Ucapan Ganeeta terhenti, dia terisak sebelum kemudian menyeka air matanya dengan begitu kasar.

Faaz yang mendengar problematika kisah remaja ini hanya membuang napas kasar. Sungguh kisah cinta yang tragis dan cukup miris, usia masih belasan, tapi bermainnya sudah di ranjang.

"Turut prihatin, tapi laki-laki seperti dia tidak perlu ditangisi."

"Aku bukan menangisi orangnya, tapi diriku sendiri," jelas Ganeeta kemudian menutup mata demi menyembunyikan wajahnya.

Faaz tidak bisa banyak bicara, dia juga bingung hendak menenangkan Ganeeta dengan cara apa. Karena itu, satu-satunya cara yang bisa dia lakukan adalah mendekap sang istri seraya mengusap pundaknya.

"Sudah, yang lalu biar berlalu ... tidak perlu kamu tangisi apalagi sesali," ucap Faaz penuh kelembutan seraya menatap mata sang istri lekat-lekat.

Tak selesai di sana, dia juga mengulas senyum hangat sebelum kemudian lanjut bicara. "Satu hal yang perlu kamu ketahui, Allah tidak akan mempertemukanmu dengan seseorang tanpa alasan, Ganeeta."

Ganeeta mendengar dengan seksama, satu persatu kata yang terlontar dari bibir Faaz dia pahami dan renungi saat itu juga.

Dipikir-pikir memang benar, jika tidak ada Zion maka tidak akan ada Faaz dalam hidupnya. Karena, salah-satu akar masalah kenapa Papi Cakra menjodohkannya adalah pergaulan bebas yang Ganeeta jalani sejak mengenal Zion.

"Benar begitu?"

"Tentu saja, dari dulu konsepnya memang begitu."

"Termasuk kita berdua?"

"Betul sekali," jawab Faaz disertai anggukan pelan.

"Kira-kira apa tujuannya, Mas?" tanya Ganeeta dengan begitu percaya diri, padahal siapapun juga tahu alasannya kenapa Tuhan menghadirkan sosok Faaz dalam hidupnya.

Kendati begitu, tentu saja Faaz yang luar biasa rendah hati itu tidak akan menjawab dengan kata-kata menyakitkan. "Mungkin saling melengkapi, iya 'kan?"

"Ah, hidup Mas kurang lengkap gitu ya?"

Faaz terkekeh, gen narsistik keluarga Megantara mengalir begitu deras di dalam darah Ganeeta. Sudah jelas siapa yang kurang, dia justru melontarkan pertanyaan semacam itu.

"Hem, anggap saja begitu."

"Oh I see, sama seperti Kak Azkara yang dilengkapi Kak Shanum, 'kan?" tanya Ganeeta entah ada angin apa secara tiba-tiba justru menjadikan Shanum yang tidak lain adalah masa lalu Faaz sebagai contohnya.

Faaz mengangguk, dia tidak mau cari perkara dan mengiyakan ucapan Ganeeta begitu saja.

"Terus Mami yang dewasa Allah pertemukan sama Papi yang masih berondong?"

"He'em."

"Terus contoh lagi, tetangga sebelah nikahnya sama pelaut karena dia kuat LDR."

"Iya."

"Terus Kak Haura yang super seksi sama suami cab-ulnya?"

"Boleh."

"Terus ada lag_"

Cup

Terlalu banyak terusnya, Faaz mengecup bibir cerewet Ganeeta dengan harapan agar segera berhenti bicara.

"Sebut saja semua, kapan tidurnya?" tanya Faaz dengan mata yang sudah sayu karena memang ngantuk sebenarnya.

Ganeeta yang ditegur dengan cara itu seketika mengatupkan bibir dan menyembunyikan wajah ke tempat favoritnya, ketiak Faaz.

.

.

Keesokan harinya.

"Selamat pagi, Cantik ...."

"Pagi, Mas Faaz," jawabnya sembari menguap lebar dan menggaruk sana-sini seperti biasa.

Setelah tadi malam melewati malam yang begitu menenangkan di pelukan sang suami, Ganeeta terbangun tatkala Faaz sudah siap dengan baju koko dan sarungnya.

"Jam berapa?" tanya Ganeeta terdengar tak jelas karena sembari menguap, maklum saja nyawanya belum terkumpul semua.

"Jam 03:30."

"Masih lama ... kok sudah rapi, mau ngapain?"

"Shalat tahajud, mau ikut?" Faaz mengajak, tapi caranya berbeda, yaitu dengan memberikan penawaran.

Sejenak berpikir, Ganeeta yang sebenarnya pernah rutin menjalani shalat tersebut selama masa hukuman kembali berlagak seperti orang bodoh, persis seperti dia yang tidak bisa mengaji sama sekali.

"Shalat tahajud buat apa?"

"Banyak, salah-satunya meningkatkan peluang doamu dikabulkan," jelas Faaz dengan bahasa yang paling mudah untuk Ganeeta pahami.

"Memangnya pasti?"

"Insya Allah, sebagai Hamba kita hanya bisa berdoa."

"Tapi tiap hari aku sudah berdoa."

"Dengan tahajud akan lebih besar peluang dikabulkan, Sayang."

"Oh gitu, berarti doa minta uang jajannya ditambahin boleh tidak?" tanya Ganeeta secara tidak langsung mulai melayangkan protes lantaran sudah satu minggu ini dijatahi 50 ribu perhari tanpa tambahan dari pihak lain, baik itu mami maupun papinya.

Faaz tertawa, padahal tentang itu Ganeeta bisa meminta langsung sebenarnya. "Bisa, doanya bebas ... buruan ambil wudhu sana."

Sesuai arahan, Ganeeta mengikutinya. Untuk pertama kali, Faaz menjadi imam Ganeeta untuk shalat malam karena selama ini, Faaz sendiri sementara istrinya masih asyik bermimpi.

Tuntas menunaikan dua rakaatnya, Faaz lanjut berdoa. Selesai dengan itu, dia menoleh dengan maksud agar Ganeeta mencium punggung tangannya.

Namun, alih-alih mendapat ketentraman, Faaz justru mengelus dada tatkala melihat Ganeeta masih setia dengan posisi sujud yang dia yakini tengah tertidur.

"Allahu Akbar."

Berbeda dengan biasanya, kali ini Faaz sudah bukan lagi istighfar, tapi takbir saking parahnya. Tanpa berniat membangunkan, Faaz membopong istrinya ke atas tempat tidur.

"Aduh ... aku ketiduran."

"Hem, tadi shalatnya sampai salam tidak?"

"Sampai," jawab Ganeeta sejenak membuat napas Faaz lebih lega. "Kayaknya," tambahnya lagi.

"Astaghfirullah, shalat ulang sana."

"Ha-ha-ha, bercanda, ngucap terus nanti darah tinggi, Mas," ucap Ganeeta tergelak hingga membuat Faaz kian gemas.

Berhubung sudah di atas tempat tidur, Faaz segera melepas mukena Ganeeta dan menguncinya dalam pelukan.

"Akhir-akhir ini kamu suka bercanda ya?"

"Ih Mas mau ngapain? Aku aduin papi nanti lihat saj_aaaaawwwhhmmmp." Ganeeta sontak menutup mulutnya dengan telapak tangan tatkala Faaz tak sengaja menyentuh bagian sensitifnya.

"Kamu kenapa tiba-tiba nde-sah?"

"Jangan pura-pura bo-doh deh, Mas greepe-greepe dari tadi."

"Sembarangan, cuma kesentuh dibilang greepe-greepe."

"Lah ngeles aja kayak bajaj, emang beneran kok aku bisa rasain."

"Fitnah, Mas greepe-greepe beneran mau?"

Gleg

.

.

- To Be Continued -

Terpopuler

Comments

Ani Suwarni

Ani Suwarni

piye Neet,mau tidak?jangan lama² jawabnya neet.bukan mas Faaz aja yg nunggu jawabanmu.kita² juga dag dig dug nunggu jawabanmu.🤣🤣🤣

aduuhhh anaknya papi Cakra bikin guemesh setiap saat.

wis Gus langsung wae gak usah ditanya kayaknya si Aneet dah siap dan pasrah.secara kan dia juga penisirin dengan cerita Haura yang iya iya ituuu 😄😄

2024-11-08

49

wibowo andhika

wibowo andhika

salah satu sifat keturunan dalam gen Megantara selain narsistik tapi juga kurang sadar diri,,udah jelas2 mas Fa'az yg akan melengkapi kekurangan mu bukan malah sebaliknya 🤣🤣🤣...sabar ya mas Fa'az selain qm harus terbiasa dengan sikap Anett tapi qm juga harus terbiasa dengan mulutnya yg asal ceplos aja,,itu baru Anett besok2 masih banyak yg bakal qm dengar dari para senior maupun junior Megantara..saking keselnya udah bukan istighfar lagi tapi langsung takbir,,emangg ajaib bgtt kelakuannya si Anett 🤣🤣🤣🤣🤣

2024-11-08

6

Ani Suwarni

Ani Suwarni

wuihhhh tempat favorit katanya,,,,

ketiaknya mas Faaz harum yaa Neet.Nyaman kan,,,betah kan,,,,?🤣🤣🤣

2024-11-08

26

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Awal
2 BAB 02 - Perintah, Bukan Penawaran.
3 BAB 03 - Waspada Mode On
4 BAB 04 - Amunisi Pengantin Baru
5 BAB 05 - Mas Faaz ~
6 BAB 06 - Mulai Pagi dengan Istighfar
7 BAB 07 - Malu Semalu-Malunya.
8 BAB 08 - Tanggung Jawab Suamimu
9 BAB 09 - Di Balik Sarung Gus Faaz
10 BAB 10 - Besok Aku Pakai Hijab
11 BAB 11 - Migrain
12 BAB 12 - Menyenangkan Hati Suami
13 BAB 13 - Makasih Saja?
14 BAB 14 - Pacar Semata Wayang
15 BAB 15 - Putuskan Pacarmu!!
16 BAB 16 - Babak Baru, Ujian Lama.
17 BAB 17 - Mumpung LDR
18 BAB 18 - Kita Impas!! - Ganeeta
19 BAB 19 - Bukan Hukuman Biasa
20 BAB 20 - Fitnah Kesekian Kalinya
21 BAB 21 - Cari Uang Ala Ganeeta
22 BAB 22 - Morning Kiss
23 BAB 23 - Aku Sudah Bersuami
24 BAB 24 - Bulan Madu, Yuk
25 BAB 25 - Lagi-Lagi Papi
26 BAB 26 - Tak Ternilai
27 BAB 27 - Mahkota Seorang Wanita
28 BAB 28 - Sambutan Adik Ipar
29 BAB 29 - Kamu Mencintainya? - Faaz
30 BAB 30 - Bukan Salah Takdir
31 BAB 31 - Tidak Seburuk Dugaanmu!!
32 BAB 32 - Kamu Itu Aneh - Faaz
33 BAB 33 - Meresahkan
34 BAB 34 - Orang Sabar Disayang Mertua
35 BAB 35 - Menikahinya Adalah Ibadah - Faaz
36 BAB 36 - Terasa Berbeda
37 BAB 37 - Bukan Salah Jodoh.
38 BAB 38 - Tidak Bisa Ditebak
39 BAB 39 - Haruskah Kurebut?
40 BAB 40 - Seperti Simpanan
41 BAB 41 - Tidak Ada Yang Sempurna
42 BAB 42 - Belum Siap Jadi Oma
43 BAB 43 - Sang Pendusta
44 BAB 44 - Bukan Khayalan
45 BAB 45 - Mendadak Konsultasi
46 BAB 46 - Setua Itu?
47 BAB 47 - Tidak Harus Dia
48 BAB 48 - Janji Ganeeta
49 BAB 49 - Kita Bisa Romantis
50 BAB 50 - Tekad Ganeeta
51 BAB 51 - Di Bawah Selimut
52 BAB 52 - Like A Fireworks
53 BAB 53 - Perang Dunia Ke-3
54 BAB 54 - Sambutan Duka
55 BAB 55 - Terlambat ~
56 BAB 56 - Hanya Rabun
57 BAB 57 - Tidak Sesuci Itu
58 BAB 58 - Bukan Teh Manis Biasa
59 BAB 59 - Seperti Papi
60 BAB 60 - Matanya Jelalatan
61 BAB 61 - Peringatan Faaz
62 BAB 62 - Sangat Peka
63 BAB 63 - Salah Minum Obat?
64 BAB 64 - Menolak Keras LDR
65 BAB 65 - Berakhir di Hotel Bintang Lima
66 BAB 66 - Bukan Sekadar Partner Ranjang
67 BAB 67 - Sad/Happy Ending
68 BAB 68 - Tidak Sebaik Perkiraanmu ~ Faaz
69 BAB 69 - Apa Aku Centil?
70 BAB 70 - Tidak Akan Tinggal Diam
71 BAB 71 - Tarian Pemanggil Suami
72 BAB 72 - Pura-Pura Tidur
73 BAB 73 - Sibuk Jadi Istri
74 BAB 74 - Insting Seorang Lelaki
75 BAB 75 - Tamu Tak diundang
76 BAB 76 - Pemandangan Tak Terduga
77 BAB 77 - Rahasia Besar
78 BAB 78 - Kurang Berbakat
79 BAB 79 - Awal Kehancuran Fandy
80 BAB 80 - Ember
81 BAB 81 - Pantang Dipuji
82 BAB 82 - Takut Ditikung Juga
83 BAB 83 - Akhiri Saja
84 BAB 84 - Dipulangkan Baik-baik
85 BAB 85 - Makan Daging Mauren?
86 Promo Karya Mama Reni - PEMBALASAN ISTRI : AKU YANG DIANGGAP BONEKA
87 BAB 86 - Prahara Apel Bang Mamat
88 BAB 87 - Kejutan Untuk Mami
89 BAB 88 - Misteri Ngidamnya Anet.
90 BAB 89 - Berkah Dari Hongkong!!
91 BAB 90 - Tuhan Maha Tahu
92 BAB 91 - Kalah Saing
93 BAB 92 - Good Job, Mbak Alifah!!
94 BAB 93 - Bukan Santri Biasa
95 BAB 94 - Mendadak Resepsi
96 Promosi Karya Baru - Tawanan Cinta Pria Bayaran (Abimanyu)
97 BAB 95 - Pernikahan Impian
98 BAB 96 - Doa di Ujung Malam
99 BAB 97 - Aku Akan Bertanggung Jawab
100 BAB 98 - Kejutan di Awal Hari
101 BAB 99 - Masih Mau Jadi Istri Mas?
102 BAB 100 - Mas Bukan Pendosa ~ Ganeeta
103 BAB 101 - Aku Percaya ~
104 BAB 102 - Tapi Aku Sakit ~
105 BAB 103 - Mati Rasa?
106 BAB 104 - Dimana Dia?
107 BAB 105 - Deal
108 BAB 106 - Akmal Serius Mode On
109 BAB 107 - Allah Sebaik-baiknya Pelindung
110 BAB 108 - Hidup Segan Mati Tak Mau ~ Ganeeta
111 BAB 109 - Sama Iyanya
112 Visual Cast
113 Promosi Karya Baru
114 BAB 110 - Bukan Pillow Talk Biasa
115 BAB 111 - Kayak Om Faaz
116 BAB 112 - Waktuku Untukmu, Neta.
117 BAB 113 - 99 Persen
118 BAB 114 - Kita, Bukan Mas Saja.
119 BAB 115 - Istri Kecilmu Itu Sudah Dewasa
120 BAB 116 - Tekad Faaz
121 BAB 117 - Tidak Sesabar Itu
122 BAB 118 - Hasil DNA Sebenarnya
123 BAB 119 - Kita Perlu Penjelasan!! ~ Ganeeta
124 BAB 120 - Jangan Gegabah!! ~ Faaz
125 BAB 121 - Dilema Akmal
126 BAB 122 - Mengerti, Tapi Tidak Kumaklumi.
127 BAB 123 - Ada Syaratnya!! ~ Ganeeta
128 BAB 124 - Pulang ke JKT
129 BAB 125 - Tidak Sesederhana Itu
130 BAB 126 - Apapun untuk Anet
131 BAB 127 - Kurang Puas (Sedikit)
132 BAB 128 - I'm Pregnant
133 BAB 129 - Masing-Masing
134 BAB 130 - Pulang ~
135 BAB 131 - Bukan Ngambek Biasa
136 BAB 132 - Hikmah Dibalik Duka
137 BAB 133 - Sentuh Dikit Bereaksi
138 BAB 134 - Astaghfirullah, Istighfar Suamiku.
139 BAB 135 - Tak Terduga
140 BAB 136 - Labil Mode On
141 BAB 137 - TerFaaz-Faaz
142 BAB 138 - Kumat
143 BAB 139 - Tanpa Suami
144 BAB 140 - Takut Karma
145 BAB 141 - Surga yang Kuimpikan (Tamat)
146 BONUS CHAPTER 01
147 Promo Karya Baru - Bukan Pernikahan Biasa (Iqlima)
148 BONUS CHAPTER 02
149 BONUS CHAPTER 03
150 BONUS CHAPTER 04
151 BONUS CHAPTER 05 - Edisi Akmal - Alifah
152 BONUS CHAPTER 06 - Edisi Akmal - Alifah
153 BONUS CHAPTER 07 - Edisi Akmal - Alifah
Episodes

Updated 153 Episodes

1
BAB 01 - Awal
2
BAB 02 - Perintah, Bukan Penawaran.
3
BAB 03 - Waspada Mode On
4
BAB 04 - Amunisi Pengantin Baru
5
BAB 05 - Mas Faaz ~
6
BAB 06 - Mulai Pagi dengan Istighfar
7
BAB 07 - Malu Semalu-Malunya.
8
BAB 08 - Tanggung Jawab Suamimu
9
BAB 09 - Di Balik Sarung Gus Faaz
10
BAB 10 - Besok Aku Pakai Hijab
11
BAB 11 - Migrain
12
BAB 12 - Menyenangkan Hati Suami
13
BAB 13 - Makasih Saja?
14
BAB 14 - Pacar Semata Wayang
15
BAB 15 - Putuskan Pacarmu!!
16
BAB 16 - Babak Baru, Ujian Lama.
17
BAB 17 - Mumpung LDR
18
BAB 18 - Kita Impas!! - Ganeeta
19
BAB 19 - Bukan Hukuman Biasa
20
BAB 20 - Fitnah Kesekian Kalinya
21
BAB 21 - Cari Uang Ala Ganeeta
22
BAB 22 - Morning Kiss
23
BAB 23 - Aku Sudah Bersuami
24
BAB 24 - Bulan Madu, Yuk
25
BAB 25 - Lagi-Lagi Papi
26
BAB 26 - Tak Ternilai
27
BAB 27 - Mahkota Seorang Wanita
28
BAB 28 - Sambutan Adik Ipar
29
BAB 29 - Kamu Mencintainya? - Faaz
30
BAB 30 - Bukan Salah Takdir
31
BAB 31 - Tidak Seburuk Dugaanmu!!
32
BAB 32 - Kamu Itu Aneh - Faaz
33
BAB 33 - Meresahkan
34
BAB 34 - Orang Sabar Disayang Mertua
35
BAB 35 - Menikahinya Adalah Ibadah - Faaz
36
BAB 36 - Terasa Berbeda
37
BAB 37 - Bukan Salah Jodoh.
38
BAB 38 - Tidak Bisa Ditebak
39
BAB 39 - Haruskah Kurebut?
40
BAB 40 - Seperti Simpanan
41
BAB 41 - Tidak Ada Yang Sempurna
42
BAB 42 - Belum Siap Jadi Oma
43
BAB 43 - Sang Pendusta
44
BAB 44 - Bukan Khayalan
45
BAB 45 - Mendadak Konsultasi
46
BAB 46 - Setua Itu?
47
BAB 47 - Tidak Harus Dia
48
BAB 48 - Janji Ganeeta
49
BAB 49 - Kita Bisa Romantis
50
BAB 50 - Tekad Ganeeta
51
BAB 51 - Di Bawah Selimut
52
BAB 52 - Like A Fireworks
53
BAB 53 - Perang Dunia Ke-3
54
BAB 54 - Sambutan Duka
55
BAB 55 - Terlambat ~
56
BAB 56 - Hanya Rabun
57
BAB 57 - Tidak Sesuci Itu
58
BAB 58 - Bukan Teh Manis Biasa
59
BAB 59 - Seperti Papi
60
BAB 60 - Matanya Jelalatan
61
BAB 61 - Peringatan Faaz
62
BAB 62 - Sangat Peka
63
BAB 63 - Salah Minum Obat?
64
BAB 64 - Menolak Keras LDR
65
BAB 65 - Berakhir di Hotel Bintang Lima
66
BAB 66 - Bukan Sekadar Partner Ranjang
67
BAB 67 - Sad/Happy Ending
68
BAB 68 - Tidak Sebaik Perkiraanmu ~ Faaz
69
BAB 69 - Apa Aku Centil?
70
BAB 70 - Tidak Akan Tinggal Diam
71
BAB 71 - Tarian Pemanggil Suami
72
BAB 72 - Pura-Pura Tidur
73
BAB 73 - Sibuk Jadi Istri
74
BAB 74 - Insting Seorang Lelaki
75
BAB 75 - Tamu Tak diundang
76
BAB 76 - Pemandangan Tak Terduga
77
BAB 77 - Rahasia Besar
78
BAB 78 - Kurang Berbakat
79
BAB 79 - Awal Kehancuran Fandy
80
BAB 80 - Ember
81
BAB 81 - Pantang Dipuji
82
BAB 82 - Takut Ditikung Juga
83
BAB 83 - Akhiri Saja
84
BAB 84 - Dipulangkan Baik-baik
85
BAB 85 - Makan Daging Mauren?
86
Promo Karya Mama Reni - PEMBALASAN ISTRI : AKU YANG DIANGGAP BONEKA
87
BAB 86 - Prahara Apel Bang Mamat
88
BAB 87 - Kejutan Untuk Mami
89
BAB 88 - Misteri Ngidamnya Anet.
90
BAB 89 - Berkah Dari Hongkong!!
91
BAB 90 - Tuhan Maha Tahu
92
BAB 91 - Kalah Saing
93
BAB 92 - Good Job, Mbak Alifah!!
94
BAB 93 - Bukan Santri Biasa
95
BAB 94 - Mendadak Resepsi
96
Promosi Karya Baru - Tawanan Cinta Pria Bayaran (Abimanyu)
97
BAB 95 - Pernikahan Impian
98
BAB 96 - Doa di Ujung Malam
99
BAB 97 - Aku Akan Bertanggung Jawab
100
BAB 98 - Kejutan di Awal Hari
101
BAB 99 - Masih Mau Jadi Istri Mas?
102
BAB 100 - Mas Bukan Pendosa ~ Ganeeta
103
BAB 101 - Aku Percaya ~
104
BAB 102 - Tapi Aku Sakit ~
105
BAB 103 - Mati Rasa?
106
BAB 104 - Dimana Dia?
107
BAB 105 - Deal
108
BAB 106 - Akmal Serius Mode On
109
BAB 107 - Allah Sebaik-baiknya Pelindung
110
BAB 108 - Hidup Segan Mati Tak Mau ~ Ganeeta
111
BAB 109 - Sama Iyanya
112
Visual Cast
113
Promosi Karya Baru
114
BAB 110 - Bukan Pillow Talk Biasa
115
BAB 111 - Kayak Om Faaz
116
BAB 112 - Waktuku Untukmu, Neta.
117
BAB 113 - 99 Persen
118
BAB 114 - Kita, Bukan Mas Saja.
119
BAB 115 - Istri Kecilmu Itu Sudah Dewasa
120
BAB 116 - Tekad Faaz
121
BAB 117 - Tidak Sesabar Itu
122
BAB 118 - Hasil DNA Sebenarnya
123
BAB 119 - Kita Perlu Penjelasan!! ~ Ganeeta
124
BAB 120 - Jangan Gegabah!! ~ Faaz
125
BAB 121 - Dilema Akmal
126
BAB 122 - Mengerti, Tapi Tidak Kumaklumi.
127
BAB 123 - Ada Syaratnya!! ~ Ganeeta
128
BAB 124 - Pulang ke JKT
129
BAB 125 - Tidak Sesederhana Itu
130
BAB 126 - Apapun untuk Anet
131
BAB 127 - Kurang Puas (Sedikit)
132
BAB 128 - I'm Pregnant
133
BAB 129 - Masing-Masing
134
BAB 130 - Pulang ~
135
BAB 131 - Bukan Ngambek Biasa
136
BAB 132 - Hikmah Dibalik Duka
137
BAB 133 - Sentuh Dikit Bereaksi
138
BAB 134 - Astaghfirullah, Istighfar Suamiku.
139
BAB 135 - Tak Terduga
140
BAB 136 - Labil Mode On
141
BAB 137 - TerFaaz-Faaz
142
BAB 138 - Kumat
143
BAB 139 - Tanpa Suami
144
BAB 140 - Takut Karma
145
BAB 141 - Surga yang Kuimpikan (Tamat)
146
BONUS CHAPTER 01
147
Promo Karya Baru - Bukan Pernikahan Biasa (Iqlima)
148
BONUS CHAPTER 02
149
BONUS CHAPTER 03
150
BONUS CHAPTER 04
151
BONUS CHAPTER 05 - Edisi Akmal - Alifah
152
BONUS CHAPTER 06 - Edisi Akmal - Alifah
153
BONUS CHAPTER 07 - Edisi Akmal - Alifah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!