BAB 04 - Amunisi Pengantin Baru

"Ck, pakai acara istighfar segala ... dikira aku sebangsa jin apa gimana?" gumam Ganeeta begitu pelan, tapi masih terdengar jelas di telinga Faaz yang memang tidak begitu jauh darinya.

Tanpa peduli Faaz akan segera tidur atau masih ingin merenungi nasib, tapi yang pasti Ganeeta sudah mencari posisi nyaman sembari membelakangi pria itu.

Perlahan Ganeeta memejamkan mata, rasa kantuk secara alami menyerang setelah sempat mengeluarkan tenaga hanya demi melampiaskan amarah.

Secepat itu dia berlabuh dan mengarungi bahtera mimpi setelah apa yang terjadi. Sebaliknya, Faaz justru tak bisa tidur meski sudah dia paksa.

Semakin dicoba, rasanya semakin gelisah hingga Faaz kembali duduk dan bersandar di sandaran tempat tidur. Sejenak, pria itu memandangi sekeliling yang persis kapal pecah.

Lama dia berpikir, sampai pada akhirnya mencoba mencari kesibukan dan banyak gerak. Menurut yang dia ketahui, salah-satu cara jitu jika sulit tidur ialah harus lelah lebih dulu.

Karena itulah, meski tanpa izin yang punya kamar, Faaz merapikan kamar istrinya itu. Toh lama kelamaan akan jadi kamarnya juga. Sesuai dengan kesepakatan, hingga waktu yang tidak ditentukan Faaz memang akan tetap tinggal di kediaman keluarga Darmawangsa.

Bukan tanpa alasan kenapa Papi Cakra tidak mengizinkan Faaz mandiri bersama putrinya, tapi dia khawatir Ganeeta akan semakin kurang ajar jika hanya berdua saja.

Tentang hal ini Faaz tidak keberatan, dia tahu betul yang dilakukan mertuanya lagi dan lagi demi kebaikan. Sementara itu, di sisi lain kedua orang tuanya juga tidak masalah.

"Luar biasa ... badan sekecil itu bisa menggeser meja seberat ini?" Faaz bermonolog di sela-sela kegiatannya.

Setelah selesai dengan mengumpulkan berbagai barang kecil yang berserakan, Faaz beralih menata yang berat-berat.

Meski belum pernah masuk ke kamar ini sebelumnya, tapi dengan posisi mejanya yang menyilang seperti ini Faaz dapat menyimpulkan bahwa Ganeeta memang telah menggesernya.

Entah dengan ditendang atau didorong, Faaz juga tidak mengerti. Dia yang laki-laki saja agak butuh perjuangan untuk meletakan meja belajar itu hingga bersentuhan dengan tembok.

Selesai dengan meja belajar, Faaz beralih ke meja rias dan di sana dia memijat pelipis tatkala melihat kacanya sudah retak seribu dengan serpihan beberapa kemasan produk perawatan kulitnya.

"Astaghfirullahaladzim ...." Sembari mengelus dada, Faaz menarik napas dalam-dalam sebelum kemudian dia embuskan perlahan.

Setelah dirasa cukup tenang, baru Faaz kembali melanjutkan kegiatan bersih-bersih di kamar yang luasnya mengalahkan tiga kamar santri di pondok pesantren milik abinya.

Total dua jam hingga semuanya benar-benar tuntas dan kamar itu sedap dipandang mata. Cukup lama karena Faaz tak tanggung-tanggung dalam menyelesaikan pekerjaan.

Bahkan, dia beberapa kali keluar demi meminta alat yang bisa menunjang aktivitasnya kepada bibi. Tak heran, saat ini tubuh Faaz merasakan efek sampingnya dan terkapar di tempat tidur.

Baru juga hendak tertidur, Ganeeta yang berada di sebelahnya justru terjaga. Tanpa malu sedikit pun, dia menguap lebar-lebar sembari menggaruk kepala hingga rambutnya kian acak-acakan.

Sesekali menggaruk leher dan ya, persis hewan primata yang tidak akan Faaz sebut lebih jelasnya.

"Jam berapa?" tanyanya terdengar tak jelas karena memang sambil menguap.

"Hampir jam 12," jawab Faaz seketika membuat Ganeeta panik dan matanya membulat sempurna.

"Se-serius jam 12?"

"Iya, benar."

"Aduh, berarti telat dong ... kenapa tidak dibangunkan? Aku ada kelas pagi hari ini," ucapnya dengan suara yang terdengar berbeda, seperti menahan amarah.

"Malam, bukan siang," jelas Faaz hampir saja tertawa kecil lantaran sang istri terlalu lucu.

Ganeeta menghela napas lega, beberapa saat terdiam dan kembali memandang sekeliling kamar. Tadinya sempat mengira hari sudah pagi karena kamarnya terlihat rapi, begitu tahu masih jam 12 malam, jelas muncul pertanyaan baru di benaknya.

"Kamarnya siapa yang beresin? Bibi?"

Faaz menggeleng, bukan maksud ingin jasanya terlihat oleh Ganeeta, tapi mau tidak mau dia harus mengakui hasil kerjanya.

"Mas lah, siapa lagi? Memangnya kamu lihat orang lain di kamar ini?"

"Oh."

Alih-alih berterima kasih, Ganeeta hanya meloloskan satu kata begitu tahu bahwa Faaz telah membersihkan kamarnya.

"Oh saja?" tanya Faaz berusaha memancing Ganeeta untuk berbuat lebih.

"Maksudnya?"

"Lupakan, kamu lapar?" tanya Faaz mengalihkan pembicaraan.

Tutup buku masalah terima kasih yang memang tidak tidak dapat diharapkan, Faaz kembali fokus pada amanah mertuanya untuk memastikan perut Ganeeta harus terisi malam ini.

Tak menjawab dengan lisan, Ganeeta mengangguk dan bergegas turun dari tempat tidur. Sudah tentu tujuannya adalah turun untuk urusan perut.

Faaz yang tahu tujuan Ganeeta tak tinggal diam, segera dia ikuti hingga langkah Ganeeta seketika terhenti.

"Aku bisa sendiri, tidak perlu ditemani," ucapnya terdengar lebih lembut meski tetap masih menolak ujung-ujungnya.

"Mas mau minum, haus." Faaz beralasan hingga Ganeeta tidak dapat berbuat apa-apa.

.

.

Begitu turun ternyata di ruang tamu masih ramai karena di isi oleh para sepupunya. Jujur saja Ganeeta malas dan sempat terbesit untuk mengurungkan niat.

Akan tetapi, karena Azkara - Kakak sepupunya paling menyebalkan itu sudah telanjur sadar akan kehadirannya, niat Ganeeta mendadak urung.

"Pengantin baru ngapain keluar tengah malam?"

Mulai, Ganeeta sudah memasang wajah datar sedatar-datarnya sebagai peringatan kalau tidak sedang dalam keadaan baik untuk diajak bercanda, tapi si pemantik api itu sudah memulai aksinya.

"Pakai tanya kenapa, jelasnya butuh amunisi, Bro," sahut Ervano, musuh bebuyutan Ganeeta yang tampak paling atas pernikahannya.

"Ha-ha-ha benar juga ... amunisi sebelum atau sesudah kejadian nih, Net?"

Tak ingin ketinggalan, Abimanyu juga ikut-ikutan yang kemudian menciptakan gelak tawa di antara mereka hingga Ganeeta bergegas menuju saklar lampu dan membuat mereka terjebak dalam gulita.

"Aduh, kok gelap?"

"Mungkin kau buta, Bim."

"Buta kepalamu!! Ini lampunya mati, Dong-o!!"

"Habis token mungkin."

"Tidak ada ceritanya Om Cakra kehabisan token, Ervano ... ini sih sepertinya karena penunggu rumah ini marah."

"Aww seram, rumah semegah ini ternyata punya kisah mistis juga?"

"Tentu saja, makhluk ghaib justru suka, Van."

Tindakan Ganeeta justru semakin dijadikan lelucon oleh mereka yang membuat pemilik wajah cantik itu benar-benar murka.

Tanpa berucap sepatah kata pun, dia kembali ke kamar dengan langkah cepat. Lampu yang dia matikan juga berimbas pada langkahnya, beberapa kali hampir salah injak anak tangga tapi dia mampu kembali ke kamar dengan selamat.

Ganeeta merasakan hari ini seperti hari terburuk dalam hidupnya. Tiada yang peduli, bahkan semua orang justru tertawa di atas penderitaannya.

Tak berselang lama, pintu kembali terbuka dengan Faaz yang kini datang membawa sepiring nasi dan juga air untuknya.

"Makanlah, Mas tidak tahu porsi makanmu gimana ... kalau tidak habis jangan paksakan, biar Mas yang habiskan."

.

.

- To Be Continued -

Selamat pagi, kita mulai hari ini dengan Faaz yang super sweet dan meneduhkan hati 🫰

Terpopuler

Comments

Telik sandi Megantara

Telik sandi Megantara

kalau biasanya peran istri adalah pengatur suhu admosfir dalam rumah tangga kali ini 180° berkebalikan. maklum singa anakan lagi ngamuk mencari hati diri yg nemang gak jelas

2024-11-02

13

Ani Suwarni

Ani Suwarni

duuhhh mas Faaz bikin hatiku meleyot leyot.kenapa gak sepiring berdua sekalian mas?suapi Aneet gitu,,,,siapa tahu hatinya jadi rodok melunak.asyik kan suap²an dikamar gelap²an.

papaka sadar gak yaa kelakuannya dulu juga gitu.matiin saklar listrik gara² gak mau terganggu adik² yg berisik,hudzai,saka,sama ,,,,aaahhhh siapa sih? aku lupa nama adik angkatnya Azkara 😆😆

2024-11-02

64

Neng Ima Adhikari

Neng Ima Adhikari

kebanyakan kan cerita keluarga megantara ini nikah yg awalnya terpaksa ya.. yg awal mau tidur nya saling cuek... pernah gk kalian membayangkan disaat seperti itu, salah satu dari mereka ada yg kentut.... hahahaha pasti ngakak banget....

udah tradisi banget dikeluarga ini... siapa pun yg pengantin baru pasti di bully sampe ke akar-akarnya....

2024-11-02

11

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Awal
2 BAB 02 - Perintah, Bukan Penawaran.
3 BAB 03 - Waspada Mode On
4 BAB 04 - Amunisi Pengantin Baru
5 BAB 05 - Mas Faaz ~
6 BAB 06 - Mulai Pagi dengan Istighfar
7 BAB 07 - Malu Semalu-Malunya.
8 BAB 08 - Tanggung Jawab Suamimu
9 BAB 09 - Di Balik Sarung Gus Faaz
10 BAB 10 - Besok Aku Pakai Hijab
11 BAB 11 - Migrain
12 BAB 12 - Menyenangkan Hati Suami
13 BAB 13 - Makasih Saja?
14 BAB 14 - Pacar Semata Wayang
15 BAB 15 - Putuskan Pacarmu!!
16 BAB 16 - Babak Baru, Ujian Lama.
17 BAB 17 - Mumpung LDR
18 BAB 18 - Kita Impas!! - Ganeeta
19 BAB 19 - Bukan Hukuman Biasa
20 BAB 20 - Fitnah Kesekian Kalinya
21 BAB 21 - Cari Uang Ala Ganeeta
22 BAB 22 - Morning Kiss
23 BAB 23 - Aku Sudah Bersuami
24 BAB 24 - Bulan Madu, Yuk
25 BAB 25 - Lagi-Lagi Papi
26 BAB 26 - Tak Ternilai
27 BAB 27 - Mahkota Seorang Wanita
28 BAB 28 - Sambutan Adik Ipar
29 BAB 29 - Kamu Mencintainya? - Faaz
30 BAB 30 - Bukan Salah Takdir
31 BAB 31 - Tidak Seburuk Dugaanmu!!
32 BAB 32 - Kamu Itu Aneh - Faaz
33 BAB 33 - Meresahkan
34 BAB 34 - Orang Sabar Disayang Mertua
35 BAB 35 - Menikahinya Adalah Ibadah - Faaz
36 BAB 36 - Terasa Berbeda
37 BAB 37 - Bukan Salah Jodoh.
38 BAB 38 - Tidak Bisa Ditebak
39 BAB 39 - Haruskah Kurebut?
40 BAB 40 - Seperti Simpanan
41 BAB 41 - Tidak Ada Yang Sempurna
42 BAB 42 - Belum Siap Jadi Oma
43 BAB 43 - Sang Pendusta
44 BAB 44 - Bukan Khayalan
45 BAB 45 - Mendadak Konsultasi
46 BAB 46 - Setua Itu?
47 BAB 47 - Tidak Harus Dia
48 BAB 48 - Janji Ganeeta
49 BAB 49 - Kita Bisa Romantis
50 BAB 50 - Tekad Ganeeta
51 BAB 51 - Di Bawah Selimut
52 BAB 52 - Like A Fireworks
53 BAB 53 - Perang Dunia Ke-3
54 BAB 54 - Sambutan Duka
55 BAB 55 - Terlambat ~
56 BAB 56 - Hanya Rabun
57 BAB 57 - Tidak Sesuci Itu
58 BAB 58 - Bukan Teh Manis Biasa
59 BAB 59 - Seperti Papi
60 BAB 60 - Matanya Jelalatan
61 BAB 61 - Peringatan Faaz
62 BAB 62 - Sangat Peka
63 BAB 63 - Salah Minum Obat?
64 BAB 64 - Menolak Keras LDR
65 BAB 65 - Berakhir di Hotel Bintang Lima
66 BAB 66 - Bukan Sekadar Partner Ranjang
67 BAB 67 - Sad/Happy Ending
68 BAB 68 - Tidak Sebaik Perkiraanmu ~ Faaz
69 BAB 69 - Apa Aku Centil?
70 BAB 70 - Tidak Akan Tinggal Diam
71 BAB 71 - Tarian Pemanggil Suami
72 BAB 72 - Pura-Pura Tidur
73 BAB 73 - Sibuk Jadi Istri
74 BAB 74 - Insting Seorang Lelaki
75 BAB 75 - Tamu Tak diundang
76 BAB 76 - Pemandangan Tak Terduga
77 BAB 77 - Rahasia Besar
78 BAB 78 - Kurang Berbakat
79 BAB 79 - Awal Kehancuran Fandy
80 BAB 80 - Ember
81 BAB 81 - Pantang Dipuji
82 BAB 82 - Takut Ditikung Juga
83 BAB 83 - Akhiri Saja
84 BAB 84 - Dipulangkan Baik-baik
85 BAB 85 - Makan Daging Mauren?
86 Promo Karya Mama Reni - PEMBALASAN ISTRI : AKU YANG DIANGGAP BONEKA
87 BAB 86 - Prahara Apel Bang Mamat
88 BAB 87 - Kejutan Untuk Mami
89 BAB 88 - Misteri Ngidamnya Anet.
90 BAB 89 - Berkah Dari Hongkong!!
91 BAB 90 - Tuhan Maha Tahu
92 BAB 91 - Kalah Saing
93 BAB 92 - Good Job, Mbak Alifah!!
94 BAB 93 - Bukan Santri Biasa
95 BAB 94 - Mendadak Resepsi
96 Promosi Karya Baru - Tawanan Cinta Pria Bayaran (Abimanyu)
97 BAB 95 - Pernikahan Impian
98 BAB 96 - Doa di Ujung Malam
99 BAB 97 - Aku Akan Bertanggung Jawab
100 BAB 98 - Kejutan di Awal Hari
101 BAB 99 - Masih Mau Jadi Istri Mas?
102 BAB 100 - Mas Bukan Pendosa ~ Ganeeta
103 BAB 101 - Aku Percaya ~
104 BAB 102 - Tapi Aku Sakit ~
105 BAB 103 - Mati Rasa?
106 BAB 104 - Dimana Dia?
107 BAB 105 - Deal
108 BAB 106 - Akmal Serius Mode On
109 BAB 107 - Allah Sebaik-baiknya Pelindung
110 BAB 108 - Hidup Segan Mati Tak Mau ~ Ganeeta
111 BAB 109 - Sama Iyanya
112 Visual Cast
113 Promosi Karya Baru
114 BAB 110 - Bukan Pillow Talk Biasa
115 BAB 111 - Kayak Om Faaz
116 BAB 112 - Waktuku Untukmu, Neta.
117 BAB 113 - 99 Persen
118 BAB 114 - Kita, Bukan Mas Saja.
119 BAB 115 - Istri Kecilmu Itu Sudah Dewasa
120 BAB 116 - Tekad Faaz
121 BAB 117 - Tidak Sesabar Itu
122 BAB 118 - Hasil DNA Sebenarnya
123 BAB 119 - Kita Perlu Penjelasan!! ~ Ganeeta
124 BAB 120 - Jangan Gegabah!! ~ Faaz
125 BAB 121 - Dilema Akmal
126 BAB 122 - Mengerti, Tapi Tidak Kumaklumi.
127 BAB 123 - Ada Syaratnya!! ~ Ganeeta
128 BAB 124 - Pulang ke JKT
129 BAB 125 - Tidak Sesederhana Itu
130 BAB 126 - Apapun untuk Anet
131 BAB 127 - Kurang Puas (Sedikit)
132 BAB 128 - I'm Pregnant
133 BAB 129 - Masing-Masing
134 BAB 130 - Pulang ~
135 BAB 131 - Bukan Ngambek Biasa
136 BAB 132 - Hikmah Dibalik Duka
137 BAB 133 - Sentuh Dikit Bereaksi
138 BAB 134 - Astaghfirullah, Istighfar Suamiku.
139 BAB 135 - Tak Terduga
140 BAB 136 - Labil Mode On
141 BAB 137 - TerFaaz-Faaz
142 BAB 138 - Kumat
143 BAB 139 - Tanpa Suami
144 BAB 140 - Takut Karma
145 BAB 141 - Surga yang Kuimpikan (Tamat)
146 BONUS CHAPTER 01
147 Promo Karya Baru - Bukan Pernikahan Biasa (Iqlima)
148 BONUS CHAPTER 02
149 BONUS CHAPTER 03
150 BONUS CHAPTER 04
151 BONUS CHAPTER 05 - Edisi Akmal - Alifah
152 BONUS CHAPTER 06 - Edisi Akmal - Alifah
153 BONUS CHAPTER 07 - Edisi Akmal - Alifah
Episodes

Updated 153 Episodes

1
BAB 01 - Awal
2
BAB 02 - Perintah, Bukan Penawaran.
3
BAB 03 - Waspada Mode On
4
BAB 04 - Amunisi Pengantin Baru
5
BAB 05 - Mas Faaz ~
6
BAB 06 - Mulai Pagi dengan Istighfar
7
BAB 07 - Malu Semalu-Malunya.
8
BAB 08 - Tanggung Jawab Suamimu
9
BAB 09 - Di Balik Sarung Gus Faaz
10
BAB 10 - Besok Aku Pakai Hijab
11
BAB 11 - Migrain
12
BAB 12 - Menyenangkan Hati Suami
13
BAB 13 - Makasih Saja?
14
BAB 14 - Pacar Semata Wayang
15
BAB 15 - Putuskan Pacarmu!!
16
BAB 16 - Babak Baru, Ujian Lama.
17
BAB 17 - Mumpung LDR
18
BAB 18 - Kita Impas!! - Ganeeta
19
BAB 19 - Bukan Hukuman Biasa
20
BAB 20 - Fitnah Kesekian Kalinya
21
BAB 21 - Cari Uang Ala Ganeeta
22
BAB 22 - Morning Kiss
23
BAB 23 - Aku Sudah Bersuami
24
BAB 24 - Bulan Madu, Yuk
25
BAB 25 - Lagi-Lagi Papi
26
BAB 26 - Tak Ternilai
27
BAB 27 - Mahkota Seorang Wanita
28
BAB 28 - Sambutan Adik Ipar
29
BAB 29 - Kamu Mencintainya? - Faaz
30
BAB 30 - Bukan Salah Takdir
31
BAB 31 - Tidak Seburuk Dugaanmu!!
32
BAB 32 - Kamu Itu Aneh - Faaz
33
BAB 33 - Meresahkan
34
BAB 34 - Orang Sabar Disayang Mertua
35
BAB 35 - Menikahinya Adalah Ibadah - Faaz
36
BAB 36 - Terasa Berbeda
37
BAB 37 - Bukan Salah Jodoh.
38
BAB 38 - Tidak Bisa Ditebak
39
BAB 39 - Haruskah Kurebut?
40
BAB 40 - Seperti Simpanan
41
BAB 41 - Tidak Ada Yang Sempurna
42
BAB 42 - Belum Siap Jadi Oma
43
BAB 43 - Sang Pendusta
44
BAB 44 - Bukan Khayalan
45
BAB 45 - Mendadak Konsultasi
46
BAB 46 - Setua Itu?
47
BAB 47 - Tidak Harus Dia
48
BAB 48 - Janji Ganeeta
49
BAB 49 - Kita Bisa Romantis
50
BAB 50 - Tekad Ganeeta
51
BAB 51 - Di Bawah Selimut
52
BAB 52 - Like A Fireworks
53
BAB 53 - Perang Dunia Ke-3
54
BAB 54 - Sambutan Duka
55
BAB 55 - Terlambat ~
56
BAB 56 - Hanya Rabun
57
BAB 57 - Tidak Sesuci Itu
58
BAB 58 - Bukan Teh Manis Biasa
59
BAB 59 - Seperti Papi
60
BAB 60 - Matanya Jelalatan
61
BAB 61 - Peringatan Faaz
62
BAB 62 - Sangat Peka
63
BAB 63 - Salah Minum Obat?
64
BAB 64 - Menolak Keras LDR
65
BAB 65 - Berakhir di Hotel Bintang Lima
66
BAB 66 - Bukan Sekadar Partner Ranjang
67
BAB 67 - Sad/Happy Ending
68
BAB 68 - Tidak Sebaik Perkiraanmu ~ Faaz
69
BAB 69 - Apa Aku Centil?
70
BAB 70 - Tidak Akan Tinggal Diam
71
BAB 71 - Tarian Pemanggil Suami
72
BAB 72 - Pura-Pura Tidur
73
BAB 73 - Sibuk Jadi Istri
74
BAB 74 - Insting Seorang Lelaki
75
BAB 75 - Tamu Tak diundang
76
BAB 76 - Pemandangan Tak Terduga
77
BAB 77 - Rahasia Besar
78
BAB 78 - Kurang Berbakat
79
BAB 79 - Awal Kehancuran Fandy
80
BAB 80 - Ember
81
BAB 81 - Pantang Dipuji
82
BAB 82 - Takut Ditikung Juga
83
BAB 83 - Akhiri Saja
84
BAB 84 - Dipulangkan Baik-baik
85
BAB 85 - Makan Daging Mauren?
86
Promo Karya Mama Reni - PEMBALASAN ISTRI : AKU YANG DIANGGAP BONEKA
87
BAB 86 - Prahara Apel Bang Mamat
88
BAB 87 - Kejutan Untuk Mami
89
BAB 88 - Misteri Ngidamnya Anet.
90
BAB 89 - Berkah Dari Hongkong!!
91
BAB 90 - Tuhan Maha Tahu
92
BAB 91 - Kalah Saing
93
BAB 92 - Good Job, Mbak Alifah!!
94
BAB 93 - Bukan Santri Biasa
95
BAB 94 - Mendadak Resepsi
96
Promosi Karya Baru - Tawanan Cinta Pria Bayaran (Abimanyu)
97
BAB 95 - Pernikahan Impian
98
BAB 96 - Doa di Ujung Malam
99
BAB 97 - Aku Akan Bertanggung Jawab
100
BAB 98 - Kejutan di Awal Hari
101
BAB 99 - Masih Mau Jadi Istri Mas?
102
BAB 100 - Mas Bukan Pendosa ~ Ganeeta
103
BAB 101 - Aku Percaya ~
104
BAB 102 - Tapi Aku Sakit ~
105
BAB 103 - Mati Rasa?
106
BAB 104 - Dimana Dia?
107
BAB 105 - Deal
108
BAB 106 - Akmal Serius Mode On
109
BAB 107 - Allah Sebaik-baiknya Pelindung
110
BAB 108 - Hidup Segan Mati Tak Mau ~ Ganeeta
111
BAB 109 - Sama Iyanya
112
Visual Cast
113
Promosi Karya Baru
114
BAB 110 - Bukan Pillow Talk Biasa
115
BAB 111 - Kayak Om Faaz
116
BAB 112 - Waktuku Untukmu, Neta.
117
BAB 113 - 99 Persen
118
BAB 114 - Kita, Bukan Mas Saja.
119
BAB 115 - Istri Kecilmu Itu Sudah Dewasa
120
BAB 116 - Tekad Faaz
121
BAB 117 - Tidak Sesabar Itu
122
BAB 118 - Hasil DNA Sebenarnya
123
BAB 119 - Kita Perlu Penjelasan!! ~ Ganeeta
124
BAB 120 - Jangan Gegabah!! ~ Faaz
125
BAB 121 - Dilema Akmal
126
BAB 122 - Mengerti, Tapi Tidak Kumaklumi.
127
BAB 123 - Ada Syaratnya!! ~ Ganeeta
128
BAB 124 - Pulang ke JKT
129
BAB 125 - Tidak Sesederhana Itu
130
BAB 126 - Apapun untuk Anet
131
BAB 127 - Kurang Puas (Sedikit)
132
BAB 128 - I'm Pregnant
133
BAB 129 - Masing-Masing
134
BAB 130 - Pulang ~
135
BAB 131 - Bukan Ngambek Biasa
136
BAB 132 - Hikmah Dibalik Duka
137
BAB 133 - Sentuh Dikit Bereaksi
138
BAB 134 - Astaghfirullah, Istighfar Suamiku.
139
BAB 135 - Tak Terduga
140
BAB 136 - Labil Mode On
141
BAB 137 - TerFaaz-Faaz
142
BAB 138 - Kumat
143
BAB 139 - Tanpa Suami
144
BAB 140 - Takut Karma
145
BAB 141 - Surga yang Kuimpikan (Tamat)
146
BONUS CHAPTER 01
147
Promo Karya Baru - Bukan Pernikahan Biasa (Iqlima)
148
BONUS CHAPTER 02
149
BONUS CHAPTER 03
150
BONUS CHAPTER 04
151
BONUS CHAPTER 05 - Edisi Akmal - Alifah
152
BONUS CHAPTER 06 - Edisi Akmal - Alifah
153
BONUS CHAPTER 07 - Edisi Akmal - Alifah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!