BAB 06 - Mulai Pagi dengan Istighfar

Tak salah dengar, Ganeeta memanggil Faaz dengan sebutan Mas, sesuai dengan perintah orang-orang terdekatnya. Meski Faaz paham Ganeta melakukan hal tersebut lantaran ada maunya, bagi Faaz sama sekali tidak masalah.

"Gambar?" tanya Faaz kembali memastikan.

"Iya, gambar ... bisa?"

Tak lekas menjawab, Faaz berpikir sejenak. "Ehm bisa sedikit-sedikit," akunya kemudian.

Sedari dulu Faaz memang mencintai seni dan memang berprestasi. Cukup banyak piagam penghargaan yang dia dapati dari skill-nya sejak usia dini.

Seketika itu, pengakuan Faaz membuat Ganeeta tersenyum dan merasa ada harapan untuknya bisa menyelesaikan tugas dengan lebih cepat.

"Kalau gitu, minta tolong gambarin bisa?" Kembali dia bertanya dengan mata bulat dan memperlihatkan wajah imut yang kerap dia jadikan senjata tatkala meminta sesuatu pada papinya.

"Gambar? Gambar apa?" tanya Faaz sedikit khawatir yang digambar justru di luar ekspektasinya.

"Anatomi ginjal."

"Hah?" Mata Faaz seketika membulat sempurna.

Meski sudah menduga Ganeeta tidak akan memintanya menggambar keindahan alam atau semacamnya, tapi Faaz tetap terkejut.

"Anatomi ginjal?"

"Iya, aku kasih contohnya ... bentar," ucapnya kemudian mengambil buku yang lain sebagai referensi.

Sebenarnya Faaz tahu, walau memang tidak sedetail itu, tapi dulu juga dia pernah belajar. Hanya saja, untuk kategori anak kedokteran tentu saja harus dilukis dengan sedetail mungkin.

"Nah gini, tidak perlu mirip seratus persen, asal jelas ... aku mau ngerjain yang lain, nanti kalau sudah aku lanjutin nulis bagian-bagiannya," jelas Ganeeta dengan begitu santainya membagi tugas kepada Faaz.

Padahal, jelas-jelas semua ini adalah tanggung jawabnya. Lagi pula, tugas tersebut sudah diberikan dari minggu lalu dan Aruni - sahabat sekaligus keponakan Ganeeta sudah memperingatkannya hampir setiap waktu.

Dasar Ganeeta saja yang malas. Beralasan badmood, kini berakhir merepotkan Faaz. Beruntungnya, pria itu tak terlihat keberatan dan bersedia untuk memenuhi permintaannya.

Begitu mendapat persetujuan, Ganeeta bergegas menarik kursi di meja rias untuknya dan mempersilakan Faaz untuk di kursi yang biasa dia gunakan sewaktu belajar.

Mereka kini bekerja sama dengan tugas yang berbeda. Faaz mulai menggoreskan pensil kemudian mengikuti contohnya dengan begitu teliti. Sementara itu, sesuai dengan kesepakatan Ganeeta menyelesaikan tugas yang lain.

Sesekali Ganeeta mengintip progres gambaran Faaz. Di menit-menit pertama Ganeeta agak pesimis, tapi semakin lama hasil goresan tangan Faaz semakin menyala.

Terlebih lagi, sewaktu sudah diberi cat warna. Mulut Ganeeta sampai menganga, tak dia duga bahwa Faaz memiliki bakat terpendam yang sedari dahulu benar-benar Ganeeta inginkan.

"Selesai!!" ucap Faaz menyerahkan hasil kerjanya.

"Wah keren, kok bisa semirip itu?" Ganeeta menatap gambaran Faaz penuh kekaguman.

"Suka?"

"Suka, suka sekali!!" jawab Ganeeta seraya mengangguk cepat.

Untuk pertama kalinya, Faaz melihat senyum indah itu terbit di wajah cantik Ganeeta. Terlihat sangat bahagia dan tenang dengan hasil gambarnya, tapi ternyata hanya sesaat karena beberapa detik kemudian dia kembali terdiam.

"Kenapa?"

"Tapi ini kebagusan, nanti ketahuan kalau minta dibuatin," ucap Ganeeta seraya menghela napas panjang.

Diikuti oleh Faaz yang melakukan hal sama, sungguh dia tidak punya tenaga jika harus mengulang.

"Ah tapi biarin, bilang saja mood-nya lagi bagus malam ini," lanjut Ganeeta lagi.

Dia yang bingung, dia juga yang kemudian mendapatkan jawaban atas hal itu. Usai menerima gambarnya, Ganeeta lanjut memberikan keterangan dan penjelasan dari beberapa bagian anatomi tersebut.

Kembali fokus, Ganeeta benar-benar mengejar waktu untuk menyelesaikan tugas tersebut. Kacamata yang bertengger di hidung bangirnya membuat Ganeeta tampak seperti anak baik-baik.

Jika sedang begini, mungkin orang lain tidak akan pernah mengira bahwa Ganeeta senakal dan seli-ar itu di luar sana.

Menurut pengakuan Papi Cakra, meski Ganeeta kehilangan arah, dia masih nekat memiliki cita-cita. IQ-nya tidak begitu rendah, tapi tidak bisa dibilang genius juga.

Standar saja, dia hanya butuh sedikit latihan untuk melatih kemampuannya. Akan tetapi, malam ini Faaz bisa melihat keseriusan Ganeeta dalam memperjuangkan masa depan.

Dan, dari sini juga Faaz bisa menarik kesimpulan bahwa sang istri hanya salah pergaulan. Jika saja dia tidak berteman dengan anak-anak punk itu, tidak akan ada ceritanya Ganeeta berani mabuk bahkan mulai berkenalan dengan obat-obatan terlarang.

"Akhirnya kelar juga, ah pinggangku." Ganeeta menepuk-nepuk pinggangnya lantaran dirasa agak pegal karena fokus menulis tanpa henti.

"Capek?"

Ganeeta mengangguk, lagi dan lagi dia menguap begitu lebar dengan mata yang kini berair hingga Faaz memerintahkannya untuk tidur segera.

Sama seperti sebelumnya, Ganeeta patuh lagi dan segera merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Tugas yang tadi dia kerjakan terpaksa Faaz rapikan karena masih berserakan di atas meja.

Baru setelah semua tuntas, Faaz ikut naik ke atas tempat tidur dengan hati-hati lantaran khawatir yang punya kamar terganggu.

"Mas Faaz makasih ya ...."

"Heum?" Kening Faaz berkerut. Jelas-jelas mata Ganeeta sudah terpejam, tapi barusan dia mendengar suara seraknya.

"Makasih," ulang Ganeeta dan kali ini, Faaz melihat sendiri bibirnya berucap hingga yakin betul bahwa tidak sedang berhalusinasi.

.

.

Faaz kembali tersenyum sebelum benar-benar menutup hari. Ucapan terima kasih tanpa diminta dari sang istri agaknya teramat berarti.

Hingga, tubuhnya yang lelah juga harus diistirahatkan. Masih ada waktu sedikit sebelum fajar menjelang, Faaz harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin karena esok hari dia harus mengantar Ganeeta ke kampus.

Perlahan, mata Faaz terpejam dan mulai tenggelam menyusuri lautan mimpi. Namun, rasanya baru saja mulai menikmati tiba-tiba terhenti tatkala mendengar Isak tangis seorang wanita di sebelahnya.

"Huuuuuuuuaaaaa, Mami!!!"

Tangis itu kian menjadi, dan begitu Faaz mengusap matanya pria itu baru sadar isak tangis yang tadi dia dengar di alam mimpi adalah tangisan Ganeeta.

Waktu masih menunjukkan pukul empat pagi, tapi jeritan tangis Ganeeta sudah mengalahkan kokok ayam saking histerisnya.

Sembari duduk dengan memeluk lutut erat-erat, air mata di pipi terus mengalir dan tentu hal itu membuat Faaz khawatir.

"Ganeeta?"

"Hei, kamu kenap_"

"Jangan sentuh aku!!" teriaknya melengking sembari menepis tangan Faaz yang hendak menyentuhnya.

"Iya-iya, tapi kamu kenapa? Mimpi buruk? Ada yang sakit atau ap_"

"Aku bilang jangan sentuh aku!!"

"Iya tidak, cepat katakan ...."

"Dengar ya, hanya karena kita sudah menikah bukan berarti kamu bisa seenaknya!! Sudah kubilang_ aaarrrrrrgggghhhh!! Menyebalkan, yang aku takutkan terjadi, 'kan," cerocosnya panjang lebar kemudian berlari menuju kamar mandi.

Meninggalkan Faaz yang masih terdiam di atas tempat tidur lantaran bingung salahnya dimana lagi. Hingga, dia segera turun dan bermaksud merapikan tempat tidur.

Saat menyingkap selimut itu pula Faaz mendapati jawaban kenapa istrinya mendadak kerasukan.

"Astaghfirullah ya Allah ... dia yang datang bulan, aku yang gila," ucap Faaz seketika membuang napas kasar sembari terus menatap bercak da-rah di hadapannya.

.

.

- To Be Continued -

Terpopuler

Comments

wibowo andhika

wibowo andhika

untung dapetnya spek bidadara,coba kalo dapetnya yang modelan mas Abim bisa adu mulut mu tiap hari 🙈🤣🤣🤣sabar ya Gus namanya juga bocah labil 😆😆😆😆

2024-11-02

1

Neulis Saja

Neulis Saja

ah kau aneet anak kedokteran begonya ko dipelihara sih masa tdk bisa membedakan haid dgn darah karena hub suami istri

2024-11-02

1

Ani Suwarni

Ani Suwarni

astaghfirullah ya Allah....pasti Aneet kena palang merah dikiranya telah diperko-sa sama mas Faaz nih.

wis dagelan tenan ikih.mosok yoo mas Faaz setega itu sama kamu Neet.mau ditaruh dimana mukamu nanti setelah tau kau baru datang bulan?🤣🤣🤣/Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2024-11-02

28

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Awal
2 BAB 02 - Perintah, Bukan Penawaran.
3 BAB 03 - Waspada Mode On
4 BAB 04 - Amunisi Pengantin Baru
5 BAB 05 - Mas Faaz ~
6 BAB 06 - Mulai Pagi dengan Istighfar
7 BAB 07 - Malu Semalu-Malunya.
8 BAB 08 - Tanggung Jawab Suamimu
9 BAB 09 - Di Balik Sarung Gus Faaz
10 BAB 10 - Besok Aku Pakai Hijab
11 BAB 11 - Migrain
12 BAB 12 - Menyenangkan Hati Suami
13 BAB 13 - Makasih Saja?
14 BAB 14 - Pacar Semata Wayang
15 BAB 15 - Putuskan Pacarmu!!
16 BAB 16 - Babak Baru, Ujian Lama.
17 BAB 17 - Mumpung LDR
18 BAB 18 - Kita Impas!! - Ganeeta
19 BAB 19 - Bukan Hukuman Biasa
20 BAB 20 - Fitnah Kesekian Kalinya
21 BAB 21 - Cari Uang Ala Ganeeta
22 BAB 22 - Morning Kiss
23 BAB 23 - Aku Sudah Bersuami
24 BAB 24 - Bulan Madu, Yuk
25 BAB 25 - Lagi-Lagi Papi
26 BAB 26 - Tak Ternilai
27 BAB 27 - Mahkota Seorang Wanita
28 BAB 28 - Sambutan Adik Ipar
29 BAB 29 - Kamu Mencintainya? - Faaz
30 BAB 30 - Bukan Salah Takdir
31 BAB 31 - Tidak Seburuk Dugaanmu!!
32 BAB 32 - Kamu Itu Aneh - Faaz
33 BAB 33 - Meresahkan
34 BAB 34 - Orang Sabar Disayang Mertua
35 BAB 35 - Menikahinya Adalah Ibadah - Faaz
36 BAB 36 - Terasa Berbeda
37 BAB 37 - Bukan Salah Jodoh.
38 BAB 38 - Tidak Bisa Ditebak
39 BAB 39 - Haruskah Kurebut?
40 BAB 40 - Seperti Simpanan
41 BAB 41 - Tidak Ada Yang Sempurna
42 BAB 42 - Belum Siap Jadi Oma
43 BAB 43 - Sang Pendusta
44 BAB 44 - Bukan Khayalan
45 BAB 45 - Mendadak Konsultasi
46 BAB 46 - Setua Itu?
47 BAB 47 - Tidak Harus Dia
48 BAB 48 - Janji Ganeeta
49 BAB 49 - Kita Bisa Romantis
50 BAB 50 - Tekad Ganeeta
51 BAB 51 - Di Bawah Selimut
52 BAB 52 - Like A Fireworks
53 BAB 53 - Perang Dunia Ke-3
54 BAB 54 - Sambutan Duka
55 BAB 55 - Terlambat ~
56 BAB 56 - Hanya Rabun
57 BAB 57 - Tidak Sesuci Itu
58 BAB 58 - Bukan Teh Manis Biasa
59 BAB 59 - Seperti Papi
60 BAB 60 - Matanya Jelalatan
61 BAB 61 - Peringatan Faaz
62 BAB 62 - Sangat Peka
63 BAB 63 - Salah Minum Obat?
64 BAB 64 - Menolak Keras LDR
65 BAB 65 - Berakhir di Hotel Bintang Lima
66 BAB 66 - Bukan Sekadar Partner Ranjang
67 BAB 67 - Sad/Happy Ending
68 BAB 68 - Tidak Sebaik Perkiraanmu ~ Faaz
69 BAB 69 - Apa Aku Centil?
70 BAB 70 - Tidak Akan Tinggal Diam
71 BAB 71 - Tarian Pemanggil Suami
72 BAB 72 - Pura-Pura Tidur
73 BAB 73 - Sibuk Jadi Istri
74 BAB 74 - Insting Seorang Lelaki
75 BAB 75 - Tamu Tak diundang
76 BAB 76 - Pemandangan Tak Terduga
77 BAB 77 - Rahasia Besar
78 BAB 78 - Kurang Berbakat
79 BAB 79 - Awal Kehancuran Fandy
80 BAB 80 - Ember
81 BAB 81 - Pantang Dipuji
82 BAB 82 - Takut Ditikung Juga
83 BAB 83 - Akhiri Saja
84 BAB 84 - Dipulangkan Baik-baik
85 BAB 85 - Makan Daging Mauren?
86 Promo Karya Mama Reni - PEMBALASAN ISTRI : AKU YANG DIANGGAP BONEKA
87 BAB 86 - Prahara Apel Bang Mamat
88 BAB 87 - Kejutan Untuk Mami
89 BAB 88 - Misteri Ngidamnya Anet.
90 BAB 89 - Berkah Dari Hongkong!!
91 BAB 90 - Tuhan Maha Tahu
92 BAB 91 - Kalah Saing
93 BAB 92 - Good Job, Mbak Alifah!!
94 BAB 93 - Bukan Santri Biasa
95 BAB 94 - Mendadak Resepsi
96 Promosi Karya Baru - Tawanan Cinta Pria Bayaran (Abimanyu)
97 BAB 95 - Pernikahan Impian
98 BAB 96 - Doa di Ujung Malam
99 BAB 97 - Aku Akan Bertanggung Jawab
100 BAB 98 - Kejutan di Awal Hari
101 BAB 99 - Masih Mau Jadi Istri Mas?
102 BAB 100 - Mas Bukan Pendosa ~ Ganeeta
103 BAB 101 - Aku Percaya ~
104 BAB 102 - Tapi Aku Sakit ~
105 BAB 103 - Mati Rasa?
106 BAB 104 - Dimana Dia?
107 BAB 105 - Deal
108 BAB 106 - Akmal Serius Mode On
109 BAB 107 - Allah Sebaik-baiknya Pelindung
110 BAB 108 - Hidup Segan Mati Tak Mau ~ Ganeeta
111 BAB 109 - Sama Iyanya
112 Visual Cast
113 Promosi Karya Baru
114 BAB 110 - Bukan Pillow Talk Biasa
115 BAB 111 - Kayak Om Faaz
116 BAB 112 - Waktuku Untukmu, Neta.
117 BAB 113 - 99 Persen
118 BAB 114 - Kita, Bukan Mas Saja.
119 BAB 115 - Istri Kecilmu Itu Sudah Dewasa
120 BAB 116 - Tekad Faaz
121 BAB 117 - Tidak Sesabar Itu
122 BAB 118 - Hasil DNA Sebenarnya
123 BAB 119 - Kita Perlu Penjelasan!! ~ Ganeeta
124 BAB 120 - Jangan Gegabah!! ~ Faaz
125 BAB 121 - Dilema Akmal
126 BAB 122 - Mengerti, Tapi Tidak Kumaklumi.
127 BAB 123 - Ada Syaratnya!! ~ Ganeeta
128 BAB 124 - Pulang ke JKT
129 BAB 125 - Tidak Sesederhana Itu
130 BAB 126 - Apapun untuk Anet
131 BAB 127 - Kurang Puas (Sedikit)
132 BAB 128 - I'm Pregnant
133 BAB 129 - Masing-Masing
134 BAB 130 - Pulang ~
135 BAB 131 - Bukan Ngambek Biasa
136 BAB 132 - Hikmah Dibalik Duka
137 BAB 133 - Sentuh Dikit Bereaksi
138 BAB 134 - Astaghfirullah, Istighfar Suamiku.
139 BAB 135 - Tak Terduga
140 BAB 136 - Labil Mode On
141 BAB 137 - TerFaaz-Faaz
142 BAB 138 - Kumat
143 BAB 139 - Tanpa Suami
144 BAB 140 - Takut Karma
145 BAB 141 - Surga yang Kuimpikan (Tamat)
146 BONUS CHAPTER 01
147 Promo Karya Baru - Bukan Pernikahan Biasa (Iqlima)
148 BONUS CHAPTER 02
149 BONUS CHAPTER 03
150 BONUS CHAPTER 04
151 BONUS CHAPTER 05 - Edisi Akmal - Alifah
152 BONUS CHAPTER 06 - Edisi Akmal - Alifah
153 BONUS CHAPTER 07 - Edisi Akmal - Alifah
Episodes

Updated 153 Episodes

1
BAB 01 - Awal
2
BAB 02 - Perintah, Bukan Penawaran.
3
BAB 03 - Waspada Mode On
4
BAB 04 - Amunisi Pengantin Baru
5
BAB 05 - Mas Faaz ~
6
BAB 06 - Mulai Pagi dengan Istighfar
7
BAB 07 - Malu Semalu-Malunya.
8
BAB 08 - Tanggung Jawab Suamimu
9
BAB 09 - Di Balik Sarung Gus Faaz
10
BAB 10 - Besok Aku Pakai Hijab
11
BAB 11 - Migrain
12
BAB 12 - Menyenangkan Hati Suami
13
BAB 13 - Makasih Saja?
14
BAB 14 - Pacar Semata Wayang
15
BAB 15 - Putuskan Pacarmu!!
16
BAB 16 - Babak Baru, Ujian Lama.
17
BAB 17 - Mumpung LDR
18
BAB 18 - Kita Impas!! - Ganeeta
19
BAB 19 - Bukan Hukuman Biasa
20
BAB 20 - Fitnah Kesekian Kalinya
21
BAB 21 - Cari Uang Ala Ganeeta
22
BAB 22 - Morning Kiss
23
BAB 23 - Aku Sudah Bersuami
24
BAB 24 - Bulan Madu, Yuk
25
BAB 25 - Lagi-Lagi Papi
26
BAB 26 - Tak Ternilai
27
BAB 27 - Mahkota Seorang Wanita
28
BAB 28 - Sambutan Adik Ipar
29
BAB 29 - Kamu Mencintainya? - Faaz
30
BAB 30 - Bukan Salah Takdir
31
BAB 31 - Tidak Seburuk Dugaanmu!!
32
BAB 32 - Kamu Itu Aneh - Faaz
33
BAB 33 - Meresahkan
34
BAB 34 - Orang Sabar Disayang Mertua
35
BAB 35 - Menikahinya Adalah Ibadah - Faaz
36
BAB 36 - Terasa Berbeda
37
BAB 37 - Bukan Salah Jodoh.
38
BAB 38 - Tidak Bisa Ditebak
39
BAB 39 - Haruskah Kurebut?
40
BAB 40 - Seperti Simpanan
41
BAB 41 - Tidak Ada Yang Sempurna
42
BAB 42 - Belum Siap Jadi Oma
43
BAB 43 - Sang Pendusta
44
BAB 44 - Bukan Khayalan
45
BAB 45 - Mendadak Konsultasi
46
BAB 46 - Setua Itu?
47
BAB 47 - Tidak Harus Dia
48
BAB 48 - Janji Ganeeta
49
BAB 49 - Kita Bisa Romantis
50
BAB 50 - Tekad Ganeeta
51
BAB 51 - Di Bawah Selimut
52
BAB 52 - Like A Fireworks
53
BAB 53 - Perang Dunia Ke-3
54
BAB 54 - Sambutan Duka
55
BAB 55 - Terlambat ~
56
BAB 56 - Hanya Rabun
57
BAB 57 - Tidak Sesuci Itu
58
BAB 58 - Bukan Teh Manis Biasa
59
BAB 59 - Seperti Papi
60
BAB 60 - Matanya Jelalatan
61
BAB 61 - Peringatan Faaz
62
BAB 62 - Sangat Peka
63
BAB 63 - Salah Minum Obat?
64
BAB 64 - Menolak Keras LDR
65
BAB 65 - Berakhir di Hotel Bintang Lima
66
BAB 66 - Bukan Sekadar Partner Ranjang
67
BAB 67 - Sad/Happy Ending
68
BAB 68 - Tidak Sebaik Perkiraanmu ~ Faaz
69
BAB 69 - Apa Aku Centil?
70
BAB 70 - Tidak Akan Tinggal Diam
71
BAB 71 - Tarian Pemanggil Suami
72
BAB 72 - Pura-Pura Tidur
73
BAB 73 - Sibuk Jadi Istri
74
BAB 74 - Insting Seorang Lelaki
75
BAB 75 - Tamu Tak diundang
76
BAB 76 - Pemandangan Tak Terduga
77
BAB 77 - Rahasia Besar
78
BAB 78 - Kurang Berbakat
79
BAB 79 - Awal Kehancuran Fandy
80
BAB 80 - Ember
81
BAB 81 - Pantang Dipuji
82
BAB 82 - Takut Ditikung Juga
83
BAB 83 - Akhiri Saja
84
BAB 84 - Dipulangkan Baik-baik
85
BAB 85 - Makan Daging Mauren?
86
Promo Karya Mama Reni - PEMBALASAN ISTRI : AKU YANG DIANGGAP BONEKA
87
BAB 86 - Prahara Apel Bang Mamat
88
BAB 87 - Kejutan Untuk Mami
89
BAB 88 - Misteri Ngidamnya Anet.
90
BAB 89 - Berkah Dari Hongkong!!
91
BAB 90 - Tuhan Maha Tahu
92
BAB 91 - Kalah Saing
93
BAB 92 - Good Job, Mbak Alifah!!
94
BAB 93 - Bukan Santri Biasa
95
BAB 94 - Mendadak Resepsi
96
Promosi Karya Baru - Tawanan Cinta Pria Bayaran (Abimanyu)
97
BAB 95 - Pernikahan Impian
98
BAB 96 - Doa di Ujung Malam
99
BAB 97 - Aku Akan Bertanggung Jawab
100
BAB 98 - Kejutan di Awal Hari
101
BAB 99 - Masih Mau Jadi Istri Mas?
102
BAB 100 - Mas Bukan Pendosa ~ Ganeeta
103
BAB 101 - Aku Percaya ~
104
BAB 102 - Tapi Aku Sakit ~
105
BAB 103 - Mati Rasa?
106
BAB 104 - Dimana Dia?
107
BAB 105 - Deal
108
BAB 106 - Akmal Serius Mode On
109
BAB 107 - Allah Sebaik-baiknya Pelindung
110
BAB 108 - Hidup Segan Mati Tak Mau ~ Ganeeta
111
BAB 109 - Sama Iyanya
112
Visual Cast
113
Promosi Karya Baru
114
BAB 110 - Bukan Pillow Talk Biasa
115
BAB 111 - Kayak Om Faaz
116
BAB 112 - Waktuku Untukmu, Neta.
117
BAB 113 - 99 Persen
118
BAB 114 - Kita, Bukan Mas Saja.
119
BAB 115 - Istri Kecilmu Itu Sudah Dewasa
120
BAB 116 - Tekad Faaz
121
BAB 117 - Tidak Sesabar Itu
122
BAB 118 - Hasil DNA Sebenarnya
123
BAB 119 - Kita Perlu Penjelasan!! ~ Ganeeta
124
BAB 120 - Jangan Gegabah!! ~ Faaz
125
BAB 121 - Dilema Akmal
126
BAB 122 - Mengerti, Tapi Tidak Kumaklumi.
127
BAB 123 - Ada Syaratnya!! ~ Ganeeta
128
BAB 124 - Pulang ke JKT
129
BAB 125 - Tidak Sesederhana Itu
130
BAB 126 - Apapun untuk Anet
131
BAB 127 - Kurang Puas (Sedikit)
132
BAB 128 - I'm Pregnant
133
BAB 129 - Masing-Masing
134
BAB 130 - Pulang ~
135
BAB 131 - Bukan Ngambek Biasa
136
BAB 132 - Hikmah Dibalik Duka
137
BAB 133 - Sentuh Dikit Bereaksi
138
BAB 134 - Astaghfirullah, Istighfar Suamiku.
139
BAB 135 - Tak Terduga
140
BAB 136 - Labil Mode On
141
BAB 137 - TerFaaz-Faaz
142
BAB 138 - Kumat
143
BAB 139 - Tanpa Suami
144
BAB 140 - Takut Karma
145
BAB 141 - Surga yang Kuimpikan (Tamat)
146
BONUS CHAPTER 01
147
Promo Karya Baru - Bukan Pernikahan Biasa (Iqlima)
148
BONUS CHAPTER 02
149
BONUS CHAPTER 03
150
BONUS CHAPTER 04
151
BONUS CHAPTER 05 - Edisi Akmal - Alifah
152
BONUS CHAPTER 06 - Edisi Akmal - Alifah
153
BONUS CHAPTER 07 - Edisi Akmal - Alifah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!