BAB 10 - Besok Aku Pakai Hijab

"Lepas sarungnya."

"Jangan!!" teriak Ganeeta menggeleng cepat.

Tangannya yang tadi bersedekap dada seketika beralih menahan pergelangan tangan Faaz.

"Kenapa jangan? Tadi bilangnya aneh Mas pakai sarung."

"Iya, tapi bukan berarti dilepas sekarang juga," cicit Ganeeta dengan gigi yang kemudian bergemelutuk saking kesalnya.

Senyum tipis itu kembali terbit di wajah tampan Faaz. "Terus maunya gimana?"

"Maksudku untuk lain kali pakai outfit yang biasa saja, hari ini sudah telanjur jadi tidak perlu dilepas segala." Tanpa melepaskan pergelangan tangan Faaz, Ganeeta memperjelas maksudnya.

Faaz yang sebenarnya paham maksud Ganeeta hanya mengangguk sebagai tanggapan. Namun, cemasnya Ganeeta justru terkesan lucu hingga membuat Faaz kian tertantang.

Larangan Ganeeta seolah jadi perintah, sekalipun mulutnya sudah berbusa, Faaz tetap melepas sarungnya. Sontak Ganeeta memekik sembari menutup mata dengan kedua telapak tangannya.

"Aarrrrggghhhh benar-benar tidak bisa diajak kerja sama, sudah kubilang jangan dilepas woey lah!!"

Suaranya melengking dan tak memiliki keberanian untuk menatap ke arah Faaz. Tentu saja tingkah Ganeeta semakin membuat pria di sampingnya tergelak.

Beberapa saat sengaja dia diamkan, hingga Faaz meraih tangan Ganeeta agar wanita itu bersedia melihatnya.

"Berlebihan, Mas masih pakai celana santai saja," ucap Faaz terpaksa mengaku demi mengamankan gendang telinga lantaran tak kuasa menahan umpatan yang terlontar dari bibir ranum istrinya.

Perlahan, Ganeeta memberanikan diri untuk menatap sang suami di depan matanya. Memang benar pakai celana selutut yang tampak lebih cocok dengan selera Ganeeta.

Ingin sekali dia puji dan mengakui bahwa menyukai penampilan Faaz andai setiap hari begitu, tanpa baju koko dan peci keramatnya itu tentu saja.

Namun, gelak tawa Faaz yang terdengar menyebalkan di telinga Ganeeta hingga membuatnya murka. Tak mau kalah, Ganeeta bermaksud balas dendam dan tanpa basa-basi membuka kemeja formal yang dia kenakan hingga menyisakan kaus ku-tang berwarna hitam di tubuhnya.

Seketika, gelak tawa Faaz mendadak terhenti dan kini fokus menatap ke depan. Sementara itu, Ganeeta yang telah berhasil membuat pria itu terpaku dan membisu hanya bersedekap dada usai memakai kacamata hitam andalannya.

"Jalan," ucapnya dengan nada angkuh karena telah memenangkan perang ini.

Faaz yang berada di sebelahnya panas dingin. Meski Faaz tahu di luar sana memang banyak remaja yang menjadikan style Ganeeta saat ini sebagai acuan outfit sehari-hari, tetapi jika istrinya tentu saja lain cerita.

Seketika pikiran Faaz mendadak li-ar. Kekhawatiran bahwa Ganeeta juga merupakan bagian dari anak-anak remaja tersebut muncul di benaknya.

"Kamu kenapa jadi ikut-ikutan lepas baju?" tanya Faaz berbasa-basi lebih dulu.

Ganeeta dengan ego setinggi angkasa dan tak mau kalah saing itu menjawab dengan santainya. "Lah, kan tidak harus pakai pakaian yang formal lagi."

"Jadi kamu hanya menggunakan pakaian formal di kampus saja?" tanya Faaz mulai berdebar setelah mendengar fakta ini.

"Hem, kalau di luar aku memang begini ... lebih cantik, simpel dan_"

Chiitt

"Apa?"

"Adoh!! Kenapa pakai ngerem mendadak sih?" kesal Ganeeta sembari mengusap keningnya.

Tak menjawab pertanyaan Ganeeta, Faaz kembali fokus pada tujuan utama. "Serius kamu begini?" tanya Faaz memastikan sekali lagi.

"Iya, memang kenapa sih? Berlebihan banget, aku kan masih pakai baju," ucapnya sengaja membalikkan ucapan Faaz sebelumnya.

Gen keras kepala dan tidak mau kalahnya masih mendominasi, Faaz yang tadinya merasa telah berhasil mengalahkan Ganeeta lagi dan lagi hanya dibuat sakit kepala hingga memijat pangkal hidungnya.

"Astaghfirullah, Ganeeta ...."

"Kenapa?" tanya Ganeeta dengan wajah tanpa dosa.

Sudah jelas salah, dia masih tanya kenapa. Hendak marah, tapi tidak mungkin karena hal semacam ini tidak sepatutnya diselesaikan dengan amarah.

Karena itu, Faaz lebih memilih menarik napas dalam-dalam sebagaimana yang kerap dia lakukan.

"Kedepannya jangan lagi, kecantikanmu tidak akan berkurang sekalipun kamu menggunakan pakaian yang sopan." Begitu cara Faaz mengingatkan.

Meski dia menggunakan kata-kata yang lebih menohok demi membuat mata Ganeeta terbuka, tapi dia enggan melakukan hal tersebut.

"Lebih bagus lagi kalau bisa tertutup," tambahnya lagi dan hal ini hampir sesuai dengan dugaan Ganeeta tadi pagi.

Perintah untuk mengenakan hijab mulai terlihat jelas hilalnya, dan Ganeeta sudah menduga sejak awal tahu akan menjadi istri Faaz.

.

.

"Untuk menggunakan hijab ... aku belum siap," ucap Ganeeta tanpa menatap Faaz di sampingnya.

Sedikit menyesal juga dia ikut-ikutan menantang Faaz dengan cara melepas kemeja dan menyisakan kaus ku-tang itu tadinya.

Salahnya selalu mengedepankan emosi, sama sekali tidak pernah berpikir panjang dalam mengambil setiap tindakan.

"Ehm, kamu tahu tidak? Agama Islam mewajibkan perempuan muslim untuk menggunakan hijab?"

"Tahu, Mami sering bilang gitu, tapi aku belum siap," ucap Ganeeta penuh penekanan, persis seperti yang dia lontarkan tatkala mendapat nasihat dari Mami Ameera.

Faaz mengerti, dia juga paham bahwa sang istri tidak mungkin bisa dipaksa dan tidak punya rencana untuk memaksa. Namun, dia akan menuntun Ganeeta pelan-pelan.

"Ehm kira-kira siapnya kapan?"

"Nanti pokoknya, kan masih banyak waktunya ... masih muda, mungkin pas usia 30 tahun aku pakai hijabnya."

Faaz tersenyum tipis, dia mulai mengerti bahwa Ganeeta memiliki kesamaan prinsip dengan beberapa wanita di luar sana.

Wanita yang kerap membatasi masa nakal dan menjanjikan akan berubah setelah puas dengan kehidupan bebasnya.

"Ganeeta ...."

"Hem," sahut Ganeeta malas-malasan, sedari tadi dia bersandar dan terus menatap jauh ke luar.

Seakan-akan pertanda bahwa dia tidak betah berada di dekat Faaz lantaran topik yang mereka bahas.

"Sedikit banyak pasti kamu tahu, 'kan bahwa jodoh, maut dan rezeki adalah misteri yang hanya diketahui Sang Khalik?" tanya Faaz dan tak mendapat respon sama sekali.

Terserah, sekalipun Ganeeta tidur Faaz akan tetap bicara karena sudah telanjur basah, mumpung ada celahnya.

"Kamu mengatakan usia 30 tahun baru pakai hijab," ucap Faaz sejenak terhenti karena dia merasa harus berhati-hati. "Pertanyaannya, bagaimana kalau usia kamu tidak sampai 30 tahun?"

Gleg

Ganeeta yang tadi seakan tak peduli berbalik menatap Faaz dengan wajah cemasnya.

"Ma-maksudnya? Mas doain aku pendek umur gitu?"

"Bukan begitu, kacamata saja ... sebagai seorang Hamba, kita tidak tahu besok masih bernapas atau tidak. Sebagai contoh, ada seorang pendosa yang begitu santai melakukan maksiat karena sudah berjanji bahwa besok akan bertaubat, tapi tepat di malam harinya malaikat Izrail datang untuk melakukan tugasnya dia bisa apa?"

"Taubat yang tadi dia rencanakan hanya sebatas angan, tinggal penyesalan dan di alam kubur dia akan meraung, meminta dikembalikan ke dun_"

"Iya-iya-iya!!! Besok aku pakai hijabnya!!"

Faaz mengerjap pelan, baru juga berandai-andai dengan tentang penyesalan seorang pendosa yang menyia-nyiakan waktu untuk bertaubat, Ganeeta seketika berubah pikiran.

"Besok?"

"Iya."

"Benar besok?"

"Iya," jawab Ganeeta singkat dan seketika membuat Faaz mengulas senyum penuh makna. "Besok-besok maksudnya."

"Heh?"

.

.

- To Be Continued -

Terpopuler

Comments

Telik sandi Megantara

Telik sandi Megantara

besok kan selasa,
selasa besok kan rabu
dan selanjutnya ya kaaaan

sama aku juga gitu besok diet aaah
faktanyaaaaa.....

2024-11-04

14

Ani Suwarni

Ani Suwarni

besok besoknya masih panjang ya neet.pokoknya besok lagi besok nya lagi.dasar Aneet....🤣🤣🤣

sabar yaa mas Faaz.semua akan indah pada waktunya.siapa tahu besok pagi beneran Aneet mau pakai hijab.kalopun belum,yaa sabar....nunggu besoknya lagi....

dan jangan lupa banyakin istighfar mas.astsghfirullah.....astaghfirulah....astaghfirullah.
😂😂😂🤣🤣🤣

2024-11-04

44

Neng Ima Adhikari

Neng Ima Adhikari

Faaz ini tips menasehati ganeeta, gantung kakinya aja balikin kepalanya di bawah... dengan posisi begitu baru tuh diomongin... kalau masih gk nurut juga,berarti ada yg salah diomongannya...agak bebal sepertinya anaknya papi cakra itu...

tapi ya emang ya, namanya kebiasaan itu kadang syulit banget di rubah... kadang kalau liat para bidadari syurga yg benar-benar menutup auratnya itu ada rasa iri sekali.. sangat iri... mereka mampu menjaga dirinya dengan pakaian... apalagi kalau baca kisah Fatimah Azzahra.. MasyaAllah, nanti akan ada ribuan pengikutnya saat melewati jembatan sirotol mustaqim. dan pengikutnya itu ialah dia wanita yg mampu menutup auratnya dan yang mampu menjaga pandangan nya...
ini mah boro-boro yaoloh, kadang bondol, kadang kudungan, kadang kebarat-baratan, kadang kearab-araban....

2024-11-04

8

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Awal
2 BAB 02 - Perintah, Bukan Penawaran.
3 BAB 03 - Waspada Mode On
4 BAB 04 - Amunisi Pengantin Baru
5 BAB 05 - Mas Faaz ~
6 BAB 06 - Mulai Pagi dengan Istighfar
7 BAB 07 - Malu Semalu-Malunya.
8 BAB 08 - Tanggung Jawab Suamimu
9 BAB 09 - Di Balik Sarung Gus Faaz
10 BAB 10 - Besok Aku Pakai Hijab
11 BAB 11 - Migrain
12 BAB 12 - Menyenangkan Hati Suami
13 BAB 13 - Makasih Saja?
14 BAB 14 - Pacar Semata Wayang
15 BAB 15 - Putuskan Pacarmu!!
16 BAB 16 - Babak Baru, Ujian Lama.
17 BAB 17 - Mumpung LDR
18 BAB 18 - Kita Impas!! - Ganeeta
19 BAB 19 - Bukan Hukuman Biasa
20 BAB 20 - Fitnah Kesekian Kalinya
21 BAB 21 - Cari Uang Ala Ganeeta
22 BAB 22 - Morning Kiss
23 BAB 23 - Aku Sudah Bersuami
24 BAB 24 - Bulan Madu, Yuk
25 BAB 25 - Lagi-Lagi Papi
26 BAB 26 - Tak Ternilai
27 BAB 27 - Mahkota Seorang Wanita
28 BAB 28 - Sambutan Adik Ipar
29 BAB 29 - Kamu Mencintainya? - Faaz
30 BAB 30 - Bukan Salah Takdir
31 BAB 31 - Tidak Seburuk Dugaanmu!!
32 BAB 32 - Kamu Itu Aneh - Faaz
33 BAB 33 - Meresahkan
34 BAB 34 - Orang Sabar Disayang Mertua
35 BAB 35 - Menikahinya Adalah Ibadah - Faaz
36 BAB 36 - Terasa Berbeda
37 BAB 37 - Bukan Salah Jodoh.
38 BAB 38 - Tidak Bisa Ditebak
39 BAB 39 - Haruskah Kurebut?
40 BAB 40 - Seperti Simpanan
41 BAB 41 - Tidak Ada Yang Sempurna
42 BAB 42 - Belum Siap Jadi Oma
43 BAB 43 - Sang Pendusta
44 BAB 44 - Bukan Khayalan
45 BAB 45 - Mendadak Konsultasi
46 BAB 46 - Setua Itu?
47 BAB 47 - Tidak Harus Dia
48 BAB 48 - Janji Ganeeta
49 BAB 49 - Kita Bisa Romantis
50 BAB 50 - Tekad Ganeeta
51 BAB 51 - Di Bawah Selimut
52 BAB 52 - Like A Fireworks
53 BAB 53 - Perang Dunia Ke-3
54 BAB 54 - Sambutan Duka
55 BAB 55 - Terlambat ~
56 BAB 56 - Hanya Rabun
57 BAB 57 - Tidak Sesuci Itu
58 BAB 58 - Bukan Teh Manis Biasa
59 BAB 59 - Seperti Papi
60 BAB 60 - Matanya Jelalatan
61 BAB 61 - Peringatan Faaz
62 BAB 62 - Sangat Peka
63 BAB 63 - Salah Minum Obat?
64 BAB 64 - Menolak Keras LDR
65 BAB 65 - Berakhir di Hotel Bintang Lima
66 BAB 66 - Bukan Sekadar Partner Ranjang
67 BAB 67 - Sad/Happy Ending
68 BAB 68 - Tidak Sebaik Perkiraanmu ~ Faaz
69 BAB 69 - Apa Aku Centil?
70 BAB 70 - Tidak Akan Tinggal Diam
71 BAB 71 - Tarian Pemanggil Suami
72 BAB 72 - Pura-Pura Tidur
73 BAB 73 - Sibuk Jadi Istri
74 BAB 74 - Insting Seorang Lelaki
75 BAB 75 - Tamu Tak diundang
76 BAB 76 - Pemandangan Tak Terduga
77 BAB 77 - Rahasia Besar
78 BAB 78 - Kurang Berbakat
79 BAB 79 - Awal Kehancuran Fandy
80 BAB 80 - Ember
81 BAB 81 - Pantang Dipuji
82 BAB 82 - Takut Ditikung Juga
83 BAB 83 - Akhiri Saja
84 BAB 84 - Dipulangkan Baik-baik
85 BAB 85 - Makan Daging Mauren?
86 Promo Karya Mama Reni - PEMBALASAN ISTRI : AKU YANG DIANGGAP BONEKA
87 BAB 86 - Prahara Apel Bang Mamat
88 BAB 87 - Kejutan Untuk Mami
89 BAB 88 - Misteri Ngidamnya Anet.
90 BAB 89 - Berkah Dari Hongkong!!
91 BAB 90 - Tuhan Maha Tahu
92 BAB 91 - Kalah Saing
93 BAB 92 - Good Job, Mbak Alifah!!
94 BAB 93 - Bukan Santri Biasa
95 BAB 94 - Mendadak Resepsi
96 Promosi Karya Baru - Tawanan Cinta Pria Bayaran (Abimanyu)
97 BAB 95 - Pernikahan Impian
98 BAB 96 - Doa di Ujung Malam
99 BAB 97 - Aku Akan Bertanggung Jawab
100 BAB 98 - Kejutan di Awal Hari
101 BAB 99 - Masih Mau Jadi Istri Mas?
102 BAB 100 - Mas Bukan Pendosa ~ Ganeeta
103 BAB 101 - Aku Percaya ~
104 BAB 102 - Tapi Aku Sakit ~
105 BAB 103 - Mati Rasa?
106 BAB 104 - Dimana Dia?
107 BAB 105 - Deal
108 BAB 106 - Akmal Serius Mode On
109 BAB 107 - Allah Sebaik-baiknya Pelindung
110 BAB 108 - Hidup Segan Mati Tak Mau ~ Ganeeta
111 BAB 109 - Sama Iyanya
112 Visual Cast
113 Promosi Karya Baru
114 BAB 110 - Bukan Pillow Talk Biasa
115 BAB 111 - Kayak Om Faaz
116 BAB 112 - Waktuku Untukmu, Neta.
117 BAB 113 - 99 Persen
118 BAB 114 - Kita, Bukan Mas Saja.
119 BAB 115 - Istri Kecilmu Itu Sudah Dewasa
120 BAB 116 - Tekad Faaz
121 BAB 117 - Tidak Sesabar Itu
122 BAB 118 - Hasil DNA Sebenarnya
123 BAB 119 - Kita Perlu Penjelasan!! ~ Ganeeta
124 BAB 120 - Jangan Gegabah!! ~ Faaz
125 BAB 121 - Dilema Akmal
126 BAB 122 - Mengerti, Tapi Tidak Kumaklumi.
127 BAB 123 - Ada Syaratnya!! ~ Ganeeta
128 BAB 124 - Pulang ke JKT
129 BAB 125 - Tidak Sesederhana Itu
130 BAB 126 - Apapun untuk Anet
131 BAB 127 - Kurang Puas (Sedikit)
132 BAB 128 - I'm Pregnant
133 BAB 129 - Masing-Masing
134 BAB 130 - Pulang ~
135 BAB 131 - Bukan Ngambek Biasa
136 BAB 132 - Hikmah Dibalik Duka
137 BAB 133 - Sentuh Dikit Bereaksi
138 BAB 134 - Astaghfirullah, Istighfar Suamiku.
139 BAB 135 - Tak Terduga
140 BAB 136 - Labil Mode On
141 BAB 137 - TerFaaz-Faaz
142 BAB 138 - Kumat
143 BAB 139 - Tanpa Suami
144 BAB 140 - Takut Karma
145 BAB 141 - Surga yang Kuimpikan (Tamat)
146 BONUS CHAPTER 01
147 Promo Karya Baru - Bukan Pernikahan Biasa (Iqlima)
148 BONUS CHAPTER 02
149 BONUS CHAPTER 03
150 BONUS CHAPTER 04
151 BONUS CHAPTER 05 - Edisi Akmal - Alifah
152 BONUS CHAPTER 06 - Edisi Akmal - Alifah
153 BONUS CHAPTER 07 - Edisi Akmal - Alifah
Episodes

Updated 153 Episodes

1
BAB 01 - Awal
2
BAB 02 - Perintah, Bukan Penawaran.
3
BAB 03 - Waspada Mode On
4
BAB 04 - Amunisi Pengantin Baru
5
BAB 05 - Mas Faaz ~
6
BAB 06 - Mulai Pagi dengan Istighfar
7
BAB 07 - Malu Semalu-Malunya.
8
BAB 08 - Tanggung Jawab Suamimu
9
BAB 09 - Di Balik Sarung Gus Faaz
10
BAB 10 - Besok Aku Pakai Hijab
11
BAB 11 - Migrain
12
BAB 12 - Menyenangkan Hati Suami
13
BAB 13 - Makasih Saja?
14
BAB 14 - Pacar Semata Wayang
15
BAB 15 - Putuskan Pacarmu!!
16
BAB 16 - Babak Baru, Ujian Lama.
17
BAB 17 - Mumpung LDR
18
BAB 18 - Kita Impas!! - Ganeeta
19
BAB 19 - Bukan Hukuman Biasa
20
BAB 20 - Fitnah Kesekian Kalinya
21
BAB 21 - Cari Uang Ala Ganeeta
22
BAB 22 - Morning Kiss
23
BAB 23 - Aku Sudah Bersuami
24
BAB 24 - Bulan Madu, Yuk
25
BAB 25 - Lagi-Lagi Papi
26
BAB 26 - Tak Ternilai
27
BAB 27 - Mahkota Seorang Wanita
28
BAB 28 - Sambutan Adik Ipar
29
BAB 29 - Kamu Mencintainya? - Faaz
30
BAB 30 - Bukan Salah Takdir
31
BAB 31 - Tidak Seburuk Dugaanmu!!
32
BAB 32 - Kamu Itu Aneh - Faaz
33
BAB 33 - Meresahkan
34
BAB 34 - Orang Sabar Disayang Mertua
35
BAB 35 - Menikahinya Adalah Ibadah - Faaz
36
BAB 36 - Terasa Berbeda
37
BAB 37 - Bukan Salah Jodoh.
38
BAB 38 - Tidak Bisa Ditebak
39
BAB 39 - Haruskah Kurebut?
40
BAB 40 - Seperti Simpanan
41
BAB 41 - Tidak Ada Yang Sempurna
42
BAB 42 - Belum Siap Jadi Oma
43
BAB 43 - Sang Pendusta
44
BAB 44 - Bukan Khayalan
45
BAB 45 - Mendadak Konsultasi
46
BAB 46 - Setua Itu?
47
BAB 47 - Tidak Harus Dia
48
BAB 48 - Janji Ganeeta
49
BAB 49 - Kita Bisa Romantis
50
BAB 50 - Tekad Ganeeta
51
BAB 51 - Di Bawah Selimut
52
BAB 52 - Like A Fireworks
53
BAB 53 - Perang Dunia Ke-3
54
BAB 54 - Sambutan Duka
55
BAB 55 - Terlambat ~
56
BAB 56 - Hanya Rabun
57
BAB 57 - Tidak Sesuci Itu
58
BAB 58 - Bukan Teh Manis Biasa
59
BAB 59 - Seperti Papi
60
BAB 60 - Matanya Jelalatan
61
BAB 61 - Peringatan Faaz
62
BAB 62 - Sangat Peka
63
BAB 63 - Salah Minum Obat?
64
BAB 64 - Menolak Keras LDR
65
BAB 65 - Berakhir di Hotel Bintang Lima
66
BAB 66 - Bukan Sekadar Partner Ranjang
67
BAB 67 - Sad/Happy Ending
68
BAB 68 - Tidak Sebaik Perkiraanmu ~ Faaz
69
BAB 69 - Apa Aku Centil?
70
BAB 70 - Tidak Akan Tinggal Diam
71
BAB 71 - Tarian Pemanggil Suami
72
BAB 72 - Pura-Pura Tidur
73
BAB 73 - Sibuk Jadi Istri
74
BAB 74 - Insting Seorang Lelaki
75
BAB 75 - Tamu Tak diundang
76
BAB 76 - Pemandangan Tak Terduga
77
BAB 77 - Rahasia Besar
78
BAB 78 - Kurang Berbakat
79
BAB 79 - Awal Kehancuran Fandy
80
BAB 80 - Ember
81
BAB 81 - Pantang Dipuji
82
BAB 82 - Takut Ditikung Juga
83
BAB 83 - Akhiri Saja
84
BAB 84 - Dipulangkan Baik-baik
85
BAB 85 - Makan Daging Mauren?
86
Promo Karya Mama Reni - PEMBALASAN ISTRI : AKU YANG DIANGGAP BONEKA
87
BAB 86 - Prahara Apel Bang Mamat
88
BAB 87 - Kejutan Untuk Mami
89
BAB 88 - Misteri Ngidamnya Anet.
90
BAB 89 - Berkah Dari Hongkong!!
91
BAB 90 - Tuhan Maha Tahu
92
BAB 91 - Kalah Saing
93
BAB 92 - Good Job, Mbak Alifah!!
94
BAB 93 - Bukan Santri Biasa
95
BAB 94 - Mendadak Resepsi
96
Promosi Karya Baru - Tawanan Cinta Pria Bayaran (Abimanyu)
97
BAB 95 - Pernikahan Impian
98
BAB 96 - Doa di Ujung Malam
99
BAB 97 - Aku Akan Bertanggung Jawab
100
BAB 98 - Kejutan di Awal Hari
101
BAB 99 - Masih Mau Jadi Istri Mas?
102
BAB 100 - Mas Bukan Pendosa ~ Ganeeta
103
BAB 101 - Aku Percaya ~
104
BAB 102 - Tapi Aku Sakit ~
105
BAB 103 - Mati Rasa?
106
BAB 104 - Dimana Dia?
107
BAB 105 - Deal
108
BAB 106 - Akmal Serius Mode On
109
BAB 107 - Allah Sebaik-baiknya Pelindung
110
BAB 108 - Hidup Segan Mati Tak Mau ~ Ganeeta
111
BAB 109 - Sama Iyanya
112
Visual Cast
113
Promosi Karya Baru
114
BAB 110 - Bukan Pillow Talk Biasa
115
BAB 111 - Kayak Om Faaz
116
BAB 112 - Waktuku Untukmu, Neta.
117
BAB 113 - 99 Persen
118
BAB 114 - Kita, Bukan Mas Saja.
119
BAB 115 - Istri Kecilmu Itu Sudah Dewasa
120
BAB 116 - Tekad Faaz
121
BAB 117 - Tidak Sesabar Itu
122
BAB 118 - Hasil DNA Sebenarnya
123
BAB 119 - Kita Perlu Penjelasan!! ~ Ganeeta
124
BAB 120 - Jangan Gegabah!! ~ Faaz
125
BAB 121 - Dilema Akmal
126
BAB 122 - Mengerti, Tapi Tidak Kumaklumi.
127
BAB 123 - Ada Syaratnya!! ~ Ganeeta
128
BAB 124 - Pulang ke JKT
129
BAB 125 - Tidak Sesederhana Itu
130
BAB 126 - Apapun untuk Anet
131
BAB 127 - Kurang Puas (Sedikit)
132
BAB 128 - I'm Pregnant
133
BAB 129 - Masing-Masing
134
BAB 130 - Pulang ~
135
BAB 131 - Bukan Ngambek Biasa
136
BAB 132 - Hikmah Dibalik Duka
137
BAB 133 - Sentuh Dikit Bereaksi
138
BAB 134 - Astaghfirullah, Istighfar Suamiku.
139
BAB 135 - Tak Terduga
140
BAB 136 - Labil Mode On
141
BAB 137 - TerFaaz-Faaz
142
BAB 138 - Kumat
143
BAB 139 - Tanpa Suami
144
BAB 140 - Takut Karma
145
BAB 141 - Surga yang Kuimpikan (Tamat)
146
BONUS CHAPTER 01
147
Promo Karya Baru - Bukan Pernikahan Biasa (Iqlima)
148
BONUS CHAPTER 02
149
BONUS CHAPTER 03
150
BONUS CHAPTER 04
151
BONUS CHAPTER 05 - Edisi Akmal - Alifah
152
BONUS CHAPTER 06 - Edisi Akmal - Alifah
153
BONUS CHAPTER 07 - Edisi Akmal - Alifah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!